2. Etiologi
Kurang/tidak adanya surfaktan dalam paru-paru Unsur utama surfaktan adalah
dipalmitilfosfatidilkolin (lesitin), fosfatidilgliserol, apoprotein (protein surfaktan = ps A, B, C,
D) dan kholesterol.
Faktor predisposisi :
a. Bayi dari ibu diabetes
b. Persalinan sebelum umur kehamilan 37 minggu
c. Kehamilan multijanin
d. Persalinan SC
e. Persalinan cepat
f. Asfiksia
g. Stress dingin
h. Riwayat bayi sebelumnya terkena RDS
3. Patofisiologi
Tidak adanya surfaktan berperan dalam kegagalan mengembangkan kapasitas
residu fungsional (Functional Residual Capasity) dan kecenderungan paru-paru terkena
atelektasis serta mempunyai korelasi dengan tegangan permukaan alveolar yang tinggi.
Sintesis surfaktan sebagian bergantung pada pH, suhu dan perfusi normal. Sintesis dapat
ditekan juga dalam keadaan asfiksia, hipoksemia, hipotensi maupun jejas akibat kadar
oksigen yang turun pada alveolar
Definisi sintesis atau pelepasan surfaktan bersama dengan unit saluran
pernafasana dan dinding dada yang lemah, menghasilkan atelektasis, mengakibatkan
adanya perfusi pada alveolus tetapi tidak ada ventilasi dan menyebabjan hipoksia.
4. Manifestasi klinis
Menurut Martin, 2010 manifestasi klinis antara lain :
a. Kesulitan dalam memulai respirasi normal
b. Dengkingan (grunting) pada saat ekspirasi, diamati pada saat bayi tidak dalam
keadaan menangis (disebabkan oleh penutupan glotis) merupakan tanda/indikasi awal
penyakit, berkurangnya dengkingan mungkin merupakan tanda pertama perbaikan.
c. Refraksi sternum dan interkosta
d. Nafas cuping hidung
e. Sianosis pada udara kamar
f. Respiarasi cepat atau kadang lambat jika sakit parah
g. Auskultasi; udara yang masuk berkurang
h. Edema ekstremitas
i. Pada foto rontgen ditemukan retikulogranular, gambaran bulat-bulat kecil dengan
corakan bronkogram udara.
Kelainan-kelainan fisiologis:
5. Komplikasi
Menurut Nelson, 2010 komplikasi yang dapat terjadi adalah :
a. Acidosis, baik respiratorik atau metabolic
b. Displasia bronchopulmonal
c. Apnoe
d. Merupakan penyabab kematian utama BBL dengan angka 30 % dari semua kematian
neonatus oleh RDS atau komplikasinya.
6. Penatalaksanaan
Perawatan suportif awal bayi terutama penanganan hipoksia, hipotermia, sangat
mengurangi tingkat keparahan RDS :
a. Bayi ditempatkan didalam inkubator dengan suhu didalamnya dipertahankan 35-36 C.
b. Kalori dan cairan diberikan glukosa 10 % dengan kecepatan 65-75 ml/kg/24 jam
c. Oksugen yang hangat dan dilembabkan dengan kadar yang cukup
d. Bayi dengan RDS yang berat dan apnoe memerlukan bantuan ventilasi mekanis (pH
arteri <7,20; pCO2 60 mmHg atau lebih; pO2 darah arteri 50 mmHg atau kurang pada
kadar O2 70-100 %)
e. Pemasukan surfaktan eksogen kedalam endotrakea bayi dan ventilasi mekanis untuk
pengobatan (rescue terapi) dapat memperbaiki ketahanan hidup dan mengurangi
incidens kebocoran udara paru (Survanta adalah surfaktan eksogen yang dpersiapkan
dari paru sapi yang dicincang halus dengan ekstra lipid ditambahkan fosfatidilkolin,
asam palmitat dan trigliserida; sedangkan eksosurf adalah surfaktan sintesis yang
mengandung dipalmitiodilfosfatidilkolin, heksadekanol dan tiloksapol
Tindakan –tindakan pencegaha umum
Usaha pokok penanganan penyakit ini harus selalu dipusatkan pada usaha pencegahan.
Sejumlah besar penelitian menunjukkan tingginya insiden kelainan tanpa alasan setelah
persalinan sesar yang tidak disertai dokumentasi memadai maturitas pulmonal
berdasarkan tes cairan amnion. Memperpanjang umur kehamilan dengan tirah baring dan
atau obat-obat yang menghambat persalinan prematur (misal agen tokolitik) dan induksi
surfaktan pulmonal dengan cara pemberian steroid melalui ibu, memainkan peran penting
untuk mengurangi insiden penyakit ini.
Sedangkan menurut Martin, 1999 perawatan pendukung bayi dengan RDS adalah :
a. Tenaga
Perawat terlatih (rasio 1:1 atau 1:2) dan alat pemantau
Dokter terlatih tersedia
b. Pengawasan suhu dengan teliti untuk mempertahankan bayi pada suhu netral
c. Monitoring tanda vital :
Pengukuran pH, Pa CO 2, Pa O 2 dan HCO 3 tiap 4 jam
Pertahnkan Pa O2 sebesar 50-80 mmHg, kontinu optimal
Pantau tekanan dara
Usahakan memeprrtahankan pH
Batasi pemberian Na HCO3 sebesar 8 meq/kg/hari
d. Terapi surfaktan (membutuhkan pipa endotrakeal)
Glukosa IV sebesar 60 ml/kg pada hari pertama, 80-100 ml/kg pada hari kedua
dengan penentuan berat badan bagi bayi-bayi kecil untuk menghitung jika H2O
dibutuhkan lebih banyak.
Pemberian O2 diawasi, dihangatkan dan dilembabkan mengguanakan kap (hood)
e. Terus menerus memantau pernafasan, frekuensi denyut jantung dan suhu
f. Pengukuran kadar gula darah dan hematokrit sering dilakukan (Na, K, Cl tiap 12-24
jam)
g. Lakukan tranfusi jika hematokrit sentral awal < 40 atau jika hematokrit < 40 selama
fase akut penyakit
h. Catat semua hasil pengamatan dalam satu formulir
i. Lakukan kultur darah dan mengurangi prosedur rutin sepereti pengisapan,
pemegangan dan auskultasi.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian :
a. Identitas : lengkap, termasuk orang tua bayi
b. Riwayat kesehatan :
Keluahan utama, terutama sistem pernafasan : cyanosis, grunting , RR, cuping
hidung
Riwayat kesehatan : terutama umur kehamilan dan proses persalinan
c. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : kesadaran, vital sign
Pemeriksaan persistem : terutama pada sistem yang terlibat langsung
Sistem pernafasan : kesulitan dalam respirasi normal. Refraksi strenum
dan interkosta, nafas cuping hidung, cyanosis pada udara kamar,
grunting, respirasi cepat atau lambat
Sistem kardiovaskulaer : takikardia, nadi lemah/cepat, akral dingin/hangat,
cyanosis perifer
d. Sistem gastrointestinal : muntah, kembung, peristaltik menurun/meningkat
e. Sistem perkemihan : keluaran urine, warna
2. Diagnose keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis (defisiensi surfaktan
dan ketidakstabilan alveolar)
b. Hipotermia berhubungan dengan berada di lingkungan yang dingin
c. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolar
d. Resiko infeksi
3. Rencana Keperawatan
No Diagnose Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Kerusakan Setelah dilakukan Monitor Respirasi (3350) :
pertukaran gas b.d asuhan keperawatan 1. Monitor rata-rata irama, kedalaman dan
perubahan mem- selama 5x 24 jam, usaha untuk bernafas.
bran kapiler-alveoli pertukaran gas pasien2. Catat gerakan dada, lihat kesimetrisan,
menjadi efektif, dengan penggunaan otot bantu dan retraksi dinding
Batasan kriteria : dada.
karakteristik : 3. Monitor suara nafas, saturasi oksigen,
- Takikardia Status Respirasi : sianosis
- Hiperkapnea Ventilasi (0403) : 4. Monitor kelemahan otot diafragma
- Iritabilitas - Pasien 5. Catat onset, karakteristik dan durasi batuk
- Dispnea menunjukkan 6. Catat hasil foto rontgen
- Sianosis peningkatan ventilasai
- Hipoksemia dan oksigenasi Terapi Oksigen (3320) :
- Hiperkarbia adequat berdasarkan 1. Kelola humidifikasi oksigen sesuai peralatan
- Abnormal frek, nilai AGD sesuai 2. Siapkan peralatan oksigenasi
irama, kedalaman parameter normel 3. Kelola O2 sesuai indikasi
nafas pasien 4. Monitor terapi O2 dan observasi tanda
- Nafas cuping - Menunjukkan fungsi keracunan O2
hidung paru yang normal dan Manajemen Jalan Nafas (3140) :
bebas dari tanda-tanda1. Bersihkan saluran nafas dan pastikan airway
distres pernafasan paten
2. Monitor perilaku dan status mental pasien,
kelemahan , agitasi dan konfusi
3. Posisikan klien dgn elevasi tempat tidur
4. Bila klien mengalami unilateral penyakit paru,
berikan posisi semi fowlers dengan posisi lateral
10-15 derajat / sesuai tole-ransi
5. Monitor efek sedasi dan analgetik pada pola
nafas klien
Manajemen Asam Basa (1910) :
1. Kelola pemeriksaan laboratorium
2. Monitor nilai AGD dan saturasi oksigen
dalam batas normal
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas (3140) :
efektif b.d tindakan keperawatan1. Bebaskan jalan nafas dengan posisi leher
imaturitas selama …..x 24 jam ektensi jika memungkinkan.
(defisiensi diharapkan pola nafas2. Posisikan klien untuk memaksimalkan
surfaktan dan efektif denga kriteria ventilasi dan mengurangi dispnea
ketidak-stabilan hasil : 3. Auskultasi suara nafas
alveolar). 4. Monitor respirasi dan status oksigen
Status Respirasi :
Batasan Ventilasi (0403) : Monitor Respirasi (3350) :
karakteristik : - Pernapasan pasien1. Monitoring kecepatan, irama, kedalaman dan
- Bernafas 30-60X/menit. upaya nafas.
mengguna-kan - Pengembangan 2. Monitor pergerakan, kesimetrisan dada,
otot pernafasan dada simetris. retraksi dada dan alat bantu pernafasan
tambahan - Irama pernapasan 3. Monitor adanya cuping hidung
- Dispnea teratur 4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea,
- Nafas pendek - Tidak ada retraksi hiperventilasi, respirasi kusmaul, apnea
- Pernafasan dada saat bernapas 5. Monitor adanya lelemahan otot diafragma
rata-rata < 25 atau- Inspirasi dalam 6. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan
> 60 kali permenit tidak ditemukan dan ketidak adanya ventilasi dan bunyi nafas
- Saat bernapas tidak
memakai otot napas
tambahan
- Bernapas mudah
- Tidak ada suara
napas tambahan