PERCOBAAN I
OLEH:
NAMA : WAHYUNINGSIH
KELOMPOK : X (SEPULUH)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan sebagai tempat pembuangan akhir berbagai jenis limbah, baik limbah
industri maupun limbah rumah tangga. Limbah yang masuk ke laut tersebut
mengandung berbagai macam polutan termasuk logam berat seperti timbal (Pb),
besi (Fe), kromium (Cr), kadmium (Cd) dan lain-lain. Logam ini pada mulanya
berada dalam konsentrasi kecil namun apabila limbah yang masuk semakin
fungsi fisiologis dari logam itu terhadap mahluk hidup. Hal ini terjadi karena
logam berat mempunyai sifat komulatif, akibatnya dapat berada dalam mahluk
Kadar besi dalam sampel air dapat ditentukan dengan beberapa teknik,
teknik untuk mengukur serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
B. Rumusan Masalah
spektrofotometer UV-Vis?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan Penentuan Kadar Besi (Fe)
untuk menentukan kadar Fe(II) dalam sampel air sumur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam
spektrofotometer UV-Vis.
II. TINJAUAN PUSTAKA
pengukuran jumlah radiasi ultraviolet atau cahaya tampak yang diserap oleh zat
dalam larutan. Instrumen yang mengukur rasio, atau fungsi rasio, dari intensitas
cukup spesifik dan berlaku untuk sejumlah kecil senyawa. Hukum dasar yang
(satuan kurang, biasanya dilihat sebagai satuan arb. atau unit arbitrary), adalah
absorptivitas molar senyawa atau molekul dalam larutan (M-1cm-1), b adalah
panjang lintasan kuvet atau pemegang sampel (biasanya 1 cm), dan c adalah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah berlebih
kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, radang sendi, cacat
lahir, gusi berdarah, kanker, sirosis ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing,
tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat
tidak berubah dalam waktu tertentu. Warna merah jingga dari kompleks yang
dihasilkan ini stabil pada kisaran pH 2-9. Oleh karena itu penelitian dapat
dilakukan pada range pH asam maupun basa. Warna merah jingga terjadi pada
Kompleks logam adalah struktur yang terdiri dari atom pusat atau ion (logam)
dalam kimia redoks biologis dan memainkan peran yang berpengaruh dalam dosis
Percobaan Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam Sampel Air Limbah dengan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam Sampel
UV-Vis, labu takar (25 mL dan 100 mL), gelas kimia 100 mL, botol semprot,
spatula, corong (Jasco V-630), labu takar (50 ml dan 100 mL), corong, gelas
kimia 100 mL, pipet ukur (1 mL, 5 mL dan 10 mL), pipet tetes dan batang
pengaduk.
2. Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada percobaan Penentuan Kadar Besi (Fe)
larutan fenontralin 0,1%, natrium asetat (CH3COONa) 5%, akuades (H2O), asam
Garam Fe (NH4OH)2(SO4).6H2O
Larutan Fe 100 mL
Larutan Fe 100 mL
Larutan Fe 100 mL
Larutan Fe 100 mL
Larutan Fe 100 mL
- dipepet sebanyak 5 mL
- dimasukkan dalam labu takar 25 mL
- ditambahkan 1 mL larutan hidroksilamin-
HCl 5%, 8 mL larutan Natrium Asetat 5%
dan 5 mL larutan 1,10-fenantrolin 0,1%
- ditambahkan aquades hingga tanda
tera
- dihomogenkan
Larutan sampel
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Grafik
0.5
y = 0,067x + 0,107
Absorbans (Abs)
0.4 R² = 0,940
0.3
0.2 Absorbans
Linear (Absorbans)
0.1
0
0 2 4 6
Konsentrasi (ppm)
3. Analisis Data
sebagai berikut :
Sampel air sumur
y = 0,067x + 0,107v
y = ax +b
y = 0,067x + 0,107
y-b
x=
a
0,355 - 0,107
x=
0,067
x = 3,701 ppm
Jadi, kadar besi dalam larutan sampel air sumur adalah 3,701 ppm.
B. Pembahasan
jumlah radiasi cahaya Tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap
atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
Fe(II) dalam sampel air sumur dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Syarat
untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil
dibandingkan besi Fe3+. Selain itu, syarat analisis dengan spektofotometer Uv-Vis
adalah larutan yang digunakan harus larutan berwarna agar absorbansinya dapat
diukur.
Tahap awal dari percobaan ini adalah mengukur absorbansi dari larutan
besi (II) yang direaksikan dengan larutan fenantrolin dan natrium asetat. Larutan
besi dibuat dengan konsentrasi yang berbeda-beda yakni larutan besi (II) dengan
kosentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Larutan tersebut divariasikan
Larutan besi ditambahkan fenantrolin sebab dalam keadan dasar larutan besi tidak
dengan larutan blanko. Larutan blanko yang digunakan adalah akuades yang
yang terukur nantinya hanya absorbansi atau penyerapan zat yang diinginkan.
Dari hasil pengukuran absorbansi larutan besi (II) dengan konsentrasi yang
berbeda pada panjang gelombang 400 nm diperoleh absorbansi larutan besi (II)
untuk masing-masing konsentrasi dari 1 ppm hingga 5 ppm yaitu 0,142 A, 0,282
A, 0,314 A, 0,378 A dan 0,431 A. Setelah diketahui absorbansi dan panjang
absorbansi larutan sampel sebesar 0,355 A. Untuk mengetahui kadar besi dalam
sampel dapat dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara absorbansi dan
konsetrasi dari larutan standar. Dari grafik yang dibuat didapatkan persamaan
garis y = 0,067x + 0,107 dari persamaan garis tersebut dapat dihitung kadar Fe
dalam sampel. Berdasarkan analisis data diperoleh kadar besi dalam sampel
tersebut sebanyak 3,071 ppm. Standar atau kadar besi maksimum yang
diperbolehkan dalam air minum adalah 0,3 ppm. Sementara kadar besi sampel
yang diuji mengandung logam besi sebesar 3,701 ppm. Hal ini menunjukkan
bahwa air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi karena kadar besinya terlalu
besar.
V. KESIMPULAN
konsentrasi besi dalam air dapat ditentukan dengan mengukur spektrum serapan
konsentrsi besinya. Kadar besi dalam sampel adalah 3,701 ppm yang berarti air
Baile, M.B., Kolhe, N.S., Deotarse, P.P., Jain A.S., and Kulkarni, A.A., 2015,
Metal Ion Complex Potential Anticancer Drug a Review, International
Journal of Pharma, 4(8).
Behera, S., Subhajit G., Fahad A., Saayak S. and Sritoma B., 2012, UV-Visible
Spectrophotometric Method Development and Validation of Assay of
Paracetamol Tablet Formulation, Journal of Analytical & Bioanalytical
Techniques, 3(6).
Dianawati S. dan Djarot K.S., 2013, Studi Gangguan Ag(I) dalam Analisa Besi
dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin pada pH 4,5 secara
Spektrofotometri UV-Vis, Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 2(2).
Shah, R.S., Rajashri B.P., and Pranit P.P., 2015, International Journal of
Institutional Pharmacy and Life Sciences, International Journal of
Institutional Pharmacy and Life Sciences, 5(5).
Supriyantini, E. dan Hadi E., 2015, Kandungan Logam Berat Besi (Fe) pada Air,
Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna viridis) Di Perairan Tanjung Emas
Semarang, Jurnal Kelautan Tropis, 18(1).