Abstract
This study aims to determine the effectiveness of health education to the increasing
knowledge about the effects of smoking teen. This research method, Quasi-experimental,
with a pre-post study design with control group test. 74 samples were taken by using Quota
sampling technique. Measuring instrument used was a questionnaire with multiple choice
questions. The analysis used univariate analysis with frequency distribution, and by using a
bivariate dependent T test (paired sample test). The results showed that health education has a
significant effect on the increase in knowledge about the effects of smoking adolescents p
value 0.000. Based on these results suggestions for health workers to conduct health
education in order to improve the knowledge of adolescents.
Tabel 5 Tabel 7
Pengetahuan Remaja Sebelum dan Pengetahuan Remaja Kelas Kontrol
Sesudah Diberikan Pendidikan dan Eksperimen Sesudah Diberikan
Kesehatan pada Kelompok Eksperimen Pendidikan Kesehatan
TingkatPengetahuan
No N P value
Tingkat P Kelompok
No N Mean SD T 1 Eksperimen 37
Pengetahuan value 0.000
1 Sebelum 37 2,51 1,146 2 Kontrol 37
-19,987 0,000 Pada tabel 7 menunjukkan bahwa
2 Sesudah 37 10,95 2,333
pengetahuan remaja kelompok eksperimen
terdapat peningkatan yang signifikan
Pada tabel 5 terlihat bahwa pada dibandingkan dengan pengetahuan remaja
kelompok eksperimen nilai mean kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari
sebelum dan sesudah pendidikan hasil uji stasitik dengan mengunakan
kesehatan meningkat dari 2,51 menjadi independen sample test dengan nilai p <
10,95 atau sebesar 8,44. Sehingga ada 0,05.
PEMBAHASAN meminimalisir pengaruh rokok terhadap
Berdasarkan penelitian yang telah kesehatan remaja.
dilakukan di SMAN 1 Kampar Utara di Salah satu upaya yang dapat
dapat hasil penelitian menunjukkan dilakukan adalah dengan mengubah
sebagian besar remaja yang berumur perilaku sehat remaja dengan
16-18 tahun memiliki kebiasaan memberikan kesempatan untuk
merokok yaitu pada kelompok menambah pengetahuan mereka,
eksperimen yang terbanyak adalah sehingga dapat memutuskan pilihan
responden berumur 18 tahun yaitu yang tepat dalam mengambil keputusan
berjumlah 17 orang (45,9%). Dan pada yang sangat penting bagi kesehatannya
kelompok kontrol terdapat jumlah yang (Green, 1980, dalam Notoatmodjo,
terbanyak pada responden berumur 18 2007). Pendidikan kesehatan pada
tahun yaitu berjumlah 15 orang hakikatnya merupakan suatu kegiatan
(40.5%). Hasil penelitian tersebut atau usaha menyampaikan pesan
sesuai dengan laporan dari Global kesehatan kepada remaja atau
Youth tobacco Survey Indonesia tahun kelompok atau individu dapat
2011 didapat informasi bahwa jumlah memperoleh pengetahuan tentang
perokok per hari sekitar 34,8% dan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan
perokok laki-laki berjumlah 67,0%, tersebut pada akhirnya diharapkan
jumlah perokok perempuan 2,7%. dapat berpengaruh terhadap perilaku.
Angka tertinggi perokok remaja adalah Pendidikan kesehatan tersebut,
pada usia 15-19 tahun. diharapkan dapat membawa akibat
Hasil penelitian menunjukan terhadap perubahan perilaku dari
bahwa pada kelompok eksperimen yang sasaran. Pendidikan kesehatan juga
konsumsi rokok responden 37 orang sebagai suatu proses dimana proses
(16,6%) yang tidak konsumsi rokok tersebut mempunyai masukan (input)
responden 37 orang (72,6%), sedangkan dan keluaran (output). Didalam suatu
distribusi responden pada kelompok proses pendidikan kesehatan yang
kontrol yang konsumsi rokok jumlah menuju tercapainya tujuan promosi
responden 37 orang (20,3%), yang tidak (Notoatmodjo, 2010).
konsumsi rokok jumlah responden 37 Hasil penelitian memperlihatkan
orang (41,8%). peningkatan nilai mean sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan
Kebiasaan merokok bagi remaja meningkat dari 2,51 menjadi 10,95 atau
telah lama diidentifikasi sebagai sebesar 8,44. Pendidikan kesehatan
ancaman serius bagi kesehatan merek. adalah suatu belajar yang berarti di
Penelitian oleh Sarni (2009), dalam pendidikan itu terjadi proses
menemukan bahwa adanya hubungan pertumbuhan, perkembangan atau
antara abdominalis obesity dan perubahan kearah dewasa, lebih baik,
overweight pada masa dewasa dengan lebih matang pada diri individu,
kebiasaan merokok saat remaja. Dalam kelompok atau masyarakat. Seseorang
jangka pendek rokok membuat dapat dikatakan belajar apabila di dalam
terjadinya perubahan warna pada gigi dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu
remaja menjadi kuning, nafas yang menjadi tahu atau dari tidak bisa
pendek, nafas lebih bau dan kerusankan mengerjakan sesuatu menjadi mampu
gusi. Selain itu rokok menyebabkan mengerjakan sesuatu (Fitriani, 2011).
stamina remaja menjadi kurang dengan Menurut Notoatmodjo (2007),
lebih cepat sehingga mempengaruhi pendidikan kesehatan adalah suatu
kemampuan dalam berolah raga dan bentuk intervensi atau upaya yang
beraktifitas. Berbagai upaya untuk ditujukan kepada perilaku, agar perilaku
tersebut kondusif untuk kesehatan. remaja kelompok kontrol. Hal ini
Pendidikan kesehatan mengupayakan ditunjukkan dari hasil uji stasitik
agar perilaku individu, kelompok, atau dengan mengunakan independen
masyarakat mempunyai pengaruh sample test dengan nilai p value 0.000
positif terhadap pemeliharaan dan atau p < 0,05. Demikian dapat
peningkatan kesehatan. dikatakan bahwa pendidikan kesehatan
Secara umum segala upaya yang memiliki efek yang signifikan utuk
direncanakan untuk mempengaruhi merubah tingkat pengetahuan remaja
orang lain, baik individu, kelompok, tentang dampak bahaya rokok.
atau masyarakat sehingga mereka Pendidikan kesehatan pada
melakukan apa yang diharapkan oleh hakikatnya merupakan suatu kegiatan
pelaku pendidik. Prinsip pokok dalam atau usaha menyampaikan pesan
pendidikan kesehatan adalah proses kesehatan kepada remaja. Adanya pesan
belajar. Dalam proses belajar ini tersebut, kelompok atau individu dapat
terdapat 3 persoalan pokok yaitu memperoleh pengetahuan tentang
persoalan masukan (input), persoalan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan
proses, dan persoalan keluaran (output). tersebut pada akhirnya diharapkan
Persoalan masukan (input) yaitu dapat berpengaruh terhadap perilaku.
menyangkut pada sasaran belajar Adanya pendidikan kesehatan tersebut,
(sasaran didik) yaitu individu, diharapkan dapat membawa akibat
kelompok serta masyarakat yang terhadap perubahan perilaku dari
sedang belajar itu sendiri dengan sasaran (Notoatmodjo, 2010).
berbagai latar belakangnya. Persoalan Beberapa penelitian telah
proses yaitu mekanisme dan interaksi dilakukan untuk mengetahui pengaruh
terjadinya perubahan kemampuan pendidikan kesehatan terhadap
(perilaku) pada diri subjek belajar perubahan prilaku remaja merokok.
tersebut. Persoalan keluaran (output) Diantaranya adalah penelitian oleh Nia
merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu (2007), ia menemukan fakta remaja
berupa kemampuan atau perubahan sekolah yang terbiasa berada pada
perilaku dari subjek belajar (Fitriani, kawasan tampa rokok mempunyai
2011). kemungkinan 3,2 kali lebih tinggi untuk
Pada kelompok kontrol terlihat memiliki sikap positif dan 2,6 kali lebih
bahwa terjadinya penurunan nilai mean tinggi untuk berhenti merokok
pada kelompok kontrol sebesar 3,22. dibandingkan remaja sekolah tidak
Pengetahuan seseorang terhadap objek merokok. Dilaporkan juga bahwa salah
mempunyai intensitas atau tingkat yang satu alasan remaja tidak merokok
berbeda-beda, hal ini didasarkan pada menolak untuk merokok adalah karna ia
ingatan (memory) yang berasal dari telah mengetahui bahaya rokok bagi
pengalaman dan kekuatan informasi kesehatan (Sen & Bansu, 2005).
yang didapat. Suatu pengetahuan akan Penelitian tersebut membuktikan bahwa
berkurang intensitasnya akibat dari melalui pemberian informasi dan
aspek-aspek informasi yang tidak pendidikan kesehatan dapat merubah
menarik, membosankan dan paparan pengetahuan, sikap dan prilaku remaja
terhadap fakta-fakta tertentu secara terhadap rokok.
berulang (Notoatmodjo,2005). Menurut Piaget (dalam Wong
Hasil penelitian yang dilakukan di &Perry, 2006), berdasarkan tatanan
SMAN 1 kampar utara di dapat nilai pelaksanaan pendidikan kesehatan
kelompok eksperimen terdapat sebaiknya dilakukan secara terorganisir.
peningkatan yang signifikan Pemilihan metode pembelajaran harus
dibandingkan dengan pengetahuan didasarkan pada kemampuan pelajar
untuk memahami isi dan materi yang berkurang di Indonesia, khususnya
diajarkan, salah satu metode terbaik perokok pada remaja.
adalah metode ceramah karna 2. Bagi pihak sekolah
membantu remaja untuk mendapatkan Agar lebih sering
kan pengetahuan dan meningkatkan melakukan razia siswa yang
pemahaman. Selain memperhatikan merokok dan memberikan
metode yang digunakan dalam hukuman yang setimpal agar
pendidikan kesehatan, perlu juga perilaku merokok tidak dilakukan
diperhatikan strategi pengajaran yang disekolah oleh para siswa
tepat. Pesan-pesan kesehatan akan 3. Bagi pihak keluarga
efektif jika disampaikan dalam pormat Bagi orang tua diharap
yang sederhana, mengunakan bahasa untuk tidak menjadi percontohan
dan budaya setempat, dan ilustrasi yang yang buruk sebagai perokok
dapat mendukung daya belajar. sehingga anak-anak tidak
Hasil penelitian menunjukkan mengikuti perbuatan orang tua utuk
efektifitas pendidikan kesehatan merokok juga. Selain itu orang tua
terhadap peningkatan pengetahuan yang juga diharap untuk lebih
signifikan terhadap perubahan tingkat memperhatikan pergaulan anak-
pengetahuan remaja. Diharap dengan anak nya dengan kawan-kawannya
diberikannya pengetahuan tentang sehingga anak tidak terjerumus
dampak bahaya rokok siswa SMAN 1 untuk merokok.
Kampar Utara memahami bahaya rokok 4. Bagi peneliti lain
bagi kesehatan, maupun membuat Hasil penelitian ini
keputusan dan merubah perilaku untuk menjadi dasar bagi peneliti
tidak memulai kebiasaan merokok. selanjutnya, sehingga diharap
adanya penelaian lanjutan dengan
KESIMPULAN sampel yang lebih besar dengan
Hasil penelitian didapat gambaran alat ukur yang lebih acceptable dan
karekteristik responden yang terbanyak lebih dapat merefleksikan
pada kedua kelompok adalah responden karakteristik responden yang
berumur 18 tahun. Hasil penelitian, sesungguhnya.
diketahui adanya peningkatan
pengetahuan remaja sebelum dan DAFTAR PUSTAKA
sesudah diberikan pendidikan Bastable, S.B (2006). Essentials of patient
kesehatan, dengan selisih nilai mean education. Jakarta: Jones and
sebesar 8,44. Hasil uji statistik yang Bartlett Publishers.
dilakukan dengan mengunakan uji T Firdaus. (2010). Dilemanya sebuah rokok.
kelompok eksperimen sebesar 0,000 Bekasi: CV.Rafa Aksara.
atau p < 0,05, maka Ho di tolak. Dapat Fitriani, M. (2011). promosi kesehatan,
disimpulkan bahwa pendidikan Graha Ilmu. Yogyakarta.
kesehatan memiliki efek yang Gats, (2011). Global adult tobacco survey
signifikan terhadap perubahan tingkat indonesia report 2011. WHO
pengetahuan remaja tentang dampak library cataloguing-in publication
bahaya rokok. data.
Hurlock (2008). Hubungan pendidikan
SARAN dan pengetahuan diperoleh taggal
12 juli 2013 dari
1. Bagi pemerintah
http://lontar.ui.ac.id
Diharap lebih tegas dalam
menjalan kan peraturan larangan
merokok agar jumlah perokok
Kusdwiatri. (2009). Psikologi Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
perkembangan. Widia penelitian kesehatan, Jakarta:
padjadjaran. Rineka Cipta,
Monique. (2004) A.S. Menghindari Sarni, S.E. et al. (2009). Association of
merokok . jakarta: PT Balai smoking in adolecence with
Pustaka. abdominalis obesity in adulthood:
Muchtar, A. (2009). Siapa bilang merokok A Follow-Up study of 5 birth
makruh. Jakarta: PT Bhuana Ilmu cohort of finnish twins. Diperoleh
Populer. 22 Januari 2014 dari
Nia, Nurkania. (2007). Pengaruh http://www.ajph.org/cgi/
penerapan kawasan tampa rokok content/full/99/2/384
disekolah terhadap sikap dan Sen, B.(2005). Analysis of influencing an
prilaku berhenti merkok adolescent,s intention to be a non-
dikalangan siswa SMA di Kota smoker. Diperoleh pada tanggal 15
Bogor. Diperoleh tanggal 15 januari 2014 dari
Januari 2014 dari http://clinmed.netprints.org/cgi/con
http://puspasca.ugm.ac.id/files/Ab ten/full/2000050006v1
st_(2863-H-2007).pdf Susanti, K. (2007). Menuju keluarga sehat.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Jakarta : PT Sunda Kelapa pustaka.
kesehatan dan Ilmu keperawatan,
Jakarta: Rineka Cipta, Ulfa, S (2011). Faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja laki-laki
menjadi perokok. Pekanbaru: PSIK
UR.