Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG DAMPAK MEROKOK

Salman Alfarisy 1, Agrina2 , Widia Lestari3

Prongram Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: salmanalfarisy05@gmail.com

Abstract
This study aims to determine the effectiveness of health education to the increasing
knowledge about the effects of smoking teen. This research method, Quasi-experimental,
with a pre-post study design with control group test. 74 samples were taken by using Quota
sampling technique. Measuring instrument used was a questionnaire with multiple choice
questions. The analysis used univariate analysis with frequency distribution, and by using a
bivariate dependent T test (paired sample test). The results showed that health education has a
significant effect on the increase in knowledge about the effects of smoking adolescents p
value 0.000. Based on these results suggestions for health workers to conduct health
education in order to improve the knowledge of adolescents.

Keywords : health education, level of knowledge, adolescent, cigarettes.

PENDAHULUAN yang telah memasuki pendidikan di


bangku sekolah menengah tingkat pertama
Masa remaja adalah masa transisi (SLTP), sedangkan masa remaja tengah,
(adolescence) yaitu masa peralihan dari individu yang sudah duduk di sekolah
masa kanak-kanak menuju masa dewasa menengah atas (SMA), kemudian yang
yang ditandai dengan adanya perubahan tergolong remaja akhir umumnya sudah
aspek fisik, psikis, dan fisikologis memasuki dunia perguruan tinggi atau
(Hurlock, 2008). Remaja merupakan masa- lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.
masa transisi dari anak-anak menuju Kelompok remaja usia sekolah merupakan
dewasa, ditandai dengan perubahan kelompok yang memiliki risiko tinggi
hormonal serta pencarian jati diri. Remaja terhadap pengaruh buruk dari luar karena
telah mampu berpikir secara abstrak dan belum memiliki kematangan emosional
mampu memberi alasan secara rasional. yang stabil. Kebiasaan buruk seperti
Mereka juga mampu memahami konsep- merokok pada remaja disebabkan oleh
konsep, mengerti sebab-sebab masalah, stres, dukungan teman, dan dukungan
dapat berdebat atas berbagai sudut iklan. Pada tahap inilah remaja rentan
pandang dan berespon secara tepat untuk memulai mengkonsumsi rokok
berbagai langkah (Bastable, 2006). (Kusdwiratri, 2009).
Penggolongan remaja terbagi Rokok adalah silinder dari kertas
menjadi tiga tahap yaitu, remaja awal (usia berukuran panjang antara 70 hingga 120
13-14 tahun), remaja tengah (usia 15-17 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
tahun), remaja akhir (usia 18-21 tahun). diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
Masa remaja awal, umumnya individu daun tembakau yang telah di cacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan berupa penurunan kadar oksigen dalam
dibiarkan membara agar asapnya dapat darah, peningkatan kadar monoksida, asam
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. lemak, glukosa dan hormon lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkus Sedangkan akibat kronik dari pengunaan
berbentuk kotak atau kemasan kertas yang nikotin adalah ketergantungan terhadap
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam rokok. Sekali seorang menjadi perokok
kantong (Firdaus, 2010). maka akan sulit mengakhiri kebiasaan itu
Merokok telah menjadi suatu baik secara fisik atau psikologis (Monique,
kebiasaan remaja, bahkan telah menjadi 2004).
suatu kebutuhan tersendiri. Namun secara Penelitian Ulfa (2012) dengan
perlahan dan pasti, racun rokok akan judul faktor-faktor yang mempengaruhi
mengakibatkan penyakit jantung, kanker, remaja laki-laki menjadi perokok,
trombosis koroner, bronkhitis dan lain menunjukan bahwa remaja yang
sebagainya (Muchtar, 2009). Menurut data melakukan merokok berusia 17 tahun
Tobacco Free Initiative (TFI), WHO (32,0%). Pada masa SMP berjumlah
Regional Asia Tenggara melakukan survey (44,3%), dan ditinjau dari segi
pemakai rokok di Indonesia tahun 2011, pengetahuan remaja memiliki pengetahuan
didapat informasi bahwa jumlah perokok tinggi tentang rokok (60,7%) dari segi tipe
per hari sekitar 34,8% dan perokok laki- kepribadian remaja merupakan tipe
laki berjumlah 67,0%, jumlah perokok kepribadian extrovert (53,3%), dari segi
perempuan 2,7%. Angka tertinggi perokok sikap terhadap kesehatan remaja memiliki
remaja adalah pada usia 15-19 tahun. sikap terhadap kesehatan yang baik
Bahaya yang ditimbulkan bagi (78,8%), dari segi pengaruh keluarga
tubuh manusia setiap kali menghisap untuk merokok remaja mendapat
sebatang rokok, beresiko terpapar 45 jenis dukungan dari pengaruh keluarga untuk
bahan kimia beracun. Beberapa senyawa merokok (55,7%), dari segi pengaruh
penting namun berbahaya adalah lutidin, teman terhadap perilaku merokok remaja
rubidin, formaldehide, asam karbolik, mendapat dukungan teman terhadap
metalimin, akreolit, colidi, viridin, arsenik, perilaku merokok (62,3%), dan dari segi
asamformik, nikotin, hidrogen sulfida, daya tarik iklan rokok remaja mendapat
pirel, furpurol, benzoiren, metil alkohol, dukungan dari pengaruh daya tarik iklan
asam hidrosianik, korodin, amonia, rokok (72,9%).
metena, karbon monoksida dan peridin. Penelitian yang dilakukan oleh
Colidin menyebabkan kelumpuhan dan Darmawati (2010) yang meneliti tingkat
lambat laun mengakibatkan kematian. pengetahuan remaja SLTPN terhadap
Asam carbolik dan asam hidrosianik bahaya radikal bebas yang terkandung
keduanya merupakan racun yang dalam rokok. Dari 86 sampel yang telah
berbahaya. Setiap isap rokok mengandung bersedia di teliti didapat tingkat
radikal bebas dan oksidan yang semuanya pengetahuan remaja dengan kategori tinggi
tentu akan masuk terisap kedalam paru- sebanyak 47 orang (54,7 %), kategori
paru. Bahaya rokok bagi kesehatan sudah sedang 38 orang (44,2 %) dan katagori
banyak diketahui masyarakat (Firdaus, rendah sebanyak 1 orang (1,1 %), maka
2010). dapat disimpulkan bahwa tingkat
Merokok mempunyai pengaruh pengetahuan remaja SLTPN terhadap
yang besar terhadap kesehatan seseorang. radikal bebas yang terkandung dalam
Siswa yang merokok mulai dari usia rokok pada tahun 2010 berada dalam
remaja dan terus merokok meninggal pada katagori tinggi.
usia setegah baya karena penyakit yang Salah satu upaya yang dapat
berkaitan dengan tembakau. Faktor resiko dilakukan adalah dengan mengubah
dari merokok terhadap kesehatan dapat perilaku sehat remaja dengan memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan merokok. Pendidikan kesehatan tentang
mereka, sehingga dapat memutuskan rokok belum pernah dilakukan di sekolah
pilihan yang tepat dalam mengambil tersebut, dari penjelasan yang telah
keputusan yang sangat penting bagi dikemukakan peneliti sangat tertarik untuk
kesehatannya (Green, 1980, dalam melakukan penelitian tentang efektifitas
Notoatmodjo, 2007). Pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan terhadap
pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan peningkatan pengetahuan tentang dampak
atau usaha menyampaikan pesan kesehatan merokok di SMAN 1 Kampar Utara.
kepada remaja. Dengan harapan bahwa
dengan adanya pesan tersebut, kelompok
atau individu dapat memperoleh A. Rumusan Masalah
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih Remaja merupakan masa-masa
baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya transisi dari anak-anak menuju dewasa,
diharapkan dapat berpengaruh terhadap ditandai dengan perubahan hormonal serta
perilaku. Dengan kata lain dengan adanya pencarian jati diri. Usia ini telah mampu
promosi kesehatan tersebut, diharapkan berpikir secara abstrak dan mampu
dapat membawa akibat terhadap perubahan memberi alasan secara rasional, Setiap
perilaku dari sasaran. Promosi kesehatan perilaku dan kebiasaan yang terlihat saat
juga sebagai suatu proses dimana proses dewasa biasanya dimulai pada usia ini.
tersebut mempunyai masukan (input) dan Salah satu perilaku tersebut adalah
keluaran (output). Didalam suatu proses merokok. Perilaku merokok telah
pendidikan kesehatan yang menuju diketahui dapat membahayakan kesehatan
tercapainya tujuan promosi (Notoatmodjo, manusia, diantaranya dapat menyebabkan
2010). penyakit jantung, kanker, bahkan
Beberapa penelitian telah kematian. Dengan demikian diperlukan
dilakukan untuk mengetahui pengaruh berbagai langkah untuk mengurangi
pendidikan kesehatan terhadap perubahan merokok, terutama pada remaja. Salah satu
perilaku remaja merokok. Diantaranya upaya yang dilakukan untuk merubah
adalah penelitian oleh Nia (2007), ia perilaku merokok pada remaja adalah
menemukan fakta remaja sekolah yang dengan memberikan informasi dan
terbiasa berada pada kawasan tampa rokok pengetahuan tentang dampak yang
mempunyai kemungkinan 3.2 kali lebih ditimbulkan oleh rokok. Berdasarkan
tinggi untuk memiliki sikap positif dan 2,6 fenomena diatas, maka rumusan masalah
kali lebih tinggi untuk berhenti merokok pada penelitian ini adalah ”Apakah
dibandingkan remaja sekolah tidak pemberian pendidikan kesehatan mengenai
merokok. Dilaporkan juga bahwa salah dampak yang ditimbulkan rokok efektif
satu alasan remaja tidak merokok menolak terhadap peningkatan pengetahuan remaja
untuk merokok adalah karena ia telah tentang merokok ?”
mengetahui bahaya rokok bagi kesehatan
(Sen & Bansu, 2005). Penelitian tersebut
membuktikan bahwa melalui pemberian
informasi dan pendidikan kesehatan dapat
merubah pengetahuan, sikap dan perilaku B. Tujuan penelitian
remaja terhadap rokok. 1. Tujuan Umum
Berdasarkan hasil survei dan Untuk mengetahui
wawancara yang dilakukan peneliti di efektifitas pendidikan
SMAN 1 Kampar Utara, pada tanggal 17 kesehatan terhadap peningkatan
Juni tahun 2013 terhadap 10 orang pengetahuan remaja tentang
responden, dimana 8 orang siswa laki-laki dampak merokok sebelum dan
merokok dan 2 orang siswa laki-laki tidak
sesudah memperoleh promosi Desain penelitian yang digunakan
kesehatan. dalam penelitian ini adalah Quasy
2. Tujuan Khusus Experiment dengan rancangan penelitian
1. Mengidentifikasi tingkat pre-post test with control group. Dalam
pengetahuan remaja rancangan ini dilakukan randomisasi,
sebelum diberikan artinya pengelompokkan anggota-anggota
pendidikan kesehatan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
tentang dampak bahaya dilakukan berdasarkan acak atau random.
merokok. Kemudian dilakukan pre-test pada kedua
2. Mengidentifikasi tingkat kelompok tersebut, dan diikuti intervensi
pengetahuan remaja pada kelompok eksperimen. Setelah
sesudah diberikan beberapa waktu dilakukan post-test pada
pendidikan kesehatan kedua kelompok tersebut
tentang dampak bahaya
merokok. HASIL PENELITIAN
3. Mengetahui efektifitas Berdasarkan kuisioner yang telah
pemberian pendidikan disebarkan kepada 74 responden, diperoleh
kesehatan terhadap data tentang karakteristik remaja
peningkatan pengetahuan berdasarkan kelompok umur, jenis
remaja sebelum dan kelamin, dan kebiasaan merokok.
sesudah di berikan
Tabel 4
pendidikan kesehatan
Distribusi Responden Berdasarkan
tentang dampak bahaya
Umur, Jenis Kelamin, Konsumsi Rokok
merokok.
di SMAN 1 Kampar Utara tahun 2014
C. Manfaat Penelitian Variabel Eksperimen Kontrol
1. Bagi Institusi Pendidikan No
Umur n % n %
Sebagai bahan acuan bagi 1 15 9 24,3 10 27,0
institusi dalam menetapkan 2 17 11 29,7 12 32,4
program pencegahan dan 3 18 17 45,9 15 40,5
Jumlah 37 100 37 100
penanggulangan kebiasaan
Jenis
merkok di sekolah. kelamin
2. Bagi Responden 1 Laki – laki 25 67,5 23 62,1
Sebagai bahan informasi untuk 2 Perempuan 12 32,4 14 37,8
menambah pengetahuan dan Jumlah 37 100 37 100
memberi motivasi remaja Konsumsi
rokok
menjauhi perilaku merokok.
1 Ya 37 16,6 37 20,3
3. Bagi penelitian lain 2 Tidak 37 72,6 37 41,8
Sebagai bahan rujukan bagi
penelitian lain yang ingin
melihat efektifitas pendidikan Pada tebel 4 diatas terlihat bahwa
kesehatan bagi remaja. responden pada kelompok eksperimen
4. Bagi ilmu keperawatan distribusi hampir merata pada tiap
Dapat menjadi masukan untuk umur, namun kelompok ekperimen
pengembangan ilmu yang terbanyak adalah responden
keperawatan tentang berumur 18 tahun yaitu berjumlah 17
pendidikan kesehatan dampak orang (45,9%), sedangkan yang
merokok bagi kesehatan. terendah adalah responden berumur 16
tahun yaitu berjumlah 9 orang (24.3%),
METODOLOGI PENELITIAN Distribusi responden pada kelompok
kontrol terdapat jumlah yang terbanyak peningkatan pengetahuan antara
pada responden berumur 18 tahun sebelum dan sesudah diberikan
yaitu berjumlah 15 orang (40.5%), pendidikan kesehatan pada kelompok
sedangkan yang terendah adalah eksperimen. Setelah dilakukan uji T
respoden berumur 16 tahun yaitu dependen, didapat nilai probalitas
berjumlah 10 orang (27,0). Responden kelompok eksperimen sebesar 0,000
pada kelompok eksperimen distribusi atau p < 0,05, maka Ho di tolak, dengan
jumlah laki-laki 25 orang (67,5%), demikian dapat disimpulkan bahwa
Sedangkan yang perempuan berjumlah pendidikan kesehatan memiliki efek
12 orang (32,4%), Distribusi responden yang signifikan terhadap perubahan
pada kelompok kontrol jumlah laki-laki tingkat pengetahuan remaja tentang
23 orang (62,1%), sedangkan yang dampak bahaya rokok.
perempuan berjumlah 14 orang
(37,8%). Pada kelompok eksperimen Tabel 6
yang konsumsi rokok responden 37 Pengetahuan Remaja Sebelum dan
Sesudah Diberikan Pendidikan
orang (16,6%) yang tidak konsumsi Kesehatan pada Kelompok Kontrol
rokok responden 37 orang (72,6%),
Tingkat
sedangkan distribusi responden pada No
Pengetahuan
N Mean SD T P value
kelompok kontrol yang konsumsi rokok 1 Sebelum 37 3,05 1.682 -
0,000
jumlah responden 37 orang (20,3%), 2 Sesudah 37 6,27 2.281 8.555
yang tidak konsumsi rokok jumlah
responden 37 orang (41,8%). Pada kelompok kontrol dilakukan
pengujian dengan kuisioner yang sama
B. Analisis Bivariat tampa diberikan intervensi. Pada tabel 8
Pada kelompok eksperimen dan terlihat bahwa terjadi nya penurunan nilai
kelompok kontrol dilakukan uji untuk mean pada kelompok kontrol sebesar 3,22.
melihat nilai mean pre test dan post test. Dari tabel terlihat nilai probabilitas
Kemudian dilakukan uji T dependen kelompok kontrol sebesar 0,000 atau p <
dengan mengunakan uji paired sample 0,05, maka Ho di tolak. Dari hasil
T test. Dalam penelitian ini penelitian diketahui bahwa ada
pengetahuan sampel diukur sebelum peningkatan pengetahuan pada remaja
dan sesudah diberikan pendidikan tanpa diberikan pendidikan kesehatan pada
kesehatan kelompok kontrol.

Tabel 5 Tabel 7
Pengetahuan Remaja Sebelum dan Pengetahuan Remaja Kelas Kontrol
Sesudah Diberikan Pendidikan dan Eksperimen Sesudah Diberikan
Kesehatan pada Kelompok Eksperimen Pendidikan Kesehatan
TingkatPengetahuan
No N P value
Tingkat P Kelompok
No N Mean SD T 1 Eksperimen 37
Pengetahuan value 0.000
1 Sebelum 37 2,51 1,146 2 Kontrol 37
-19,987 0,000 Pada tabel 7 menunjukkan bahwa
2 Sesudah 37 10,95 2,333
pengetahuan remaja kelompok eksperimen
terdapat peningkatan yang signifikan
Pada tabel 5 terlihat bahwa pada dibandingkan dengan pengetahuan remaja
kelompok eksperimen nilai mean kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari
sebelum dan sesudah pendidikan hasil uji stasitik dengan mengunakan
kesehatan meningkat dari 2,51 menjadi independen sample test dengan nilai p <
10,95 atau sebesar 8,44. Sehingga ada 0,05.
PEMBAHASAN meminimalisir pengaruh rokok terhadap
Berdasarkan penelitian yang telah kesehatan remaja.
dilakukan di SMAN 1 Kampar Utara di Salah satu upaya yang dapat
dapat hasil penelitian menunjukkan dilakukan adalah dengan mengubah
sebagian besar remaja yang berumur perilaku sehat remaja dengan
16-18 tahun memiliki kebiasaan memberikan kesempatan untuk
merokok yaitu pada kelompok menambah pengetahuan mereka,
eksperimen yang terbanyak adalah sehingga dapat memutuskan pilihan
responden berumur 18 tahun yaitu yang tepat dalam mengambil keputusan
berjumlah 17 orang (45,9%). Dan pada yang sangat penting bagi kesehatannya
kelompok kontrol terdapat jumlah yang (Green, 1980, dalam Notoatmodjo,
terbanyak pada responden berumur 18 2007). Pendidikan kesehatan pada
tahun yaitu berjumlah 15 orang hakikatnya merupakan suatu kegiatan
(40.5%). Hasil penelitian tersebut atau usaha menyampaikan pesan
sesuai dengan laporan dari Global kesehatan kepada remaja atau
Youth tobacco Survey Indonesia tahun kelompok atau individu dapat
2011 didapat informasi bahwa jumlah memperoleh pengetahuan tentang
perokok per hari sekitar 34,8% dan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan
perokok laki-laki berjumlah 67,0%, tersebut pada akhirnya diharapkan
jumlah perokok perempuan 2,7%. dapat berpengaruh terhadap perilaku.
Angka tertinggi perokok remaja adalah Pendidikan kesehatan tersebut,
pada usia 15-19 tahun. diharapkan dapat membawa akibat
Hasil penelitian menunjukan terhadap perubahan perilaku dari
bahwa pada kelompok eksperimen yang sasaran. Pendidikan kesehatan juga
konsumsi rokok responden 37 orang sebagai suatu proses dimana proses
(16,6%) yang tidak konsumsi rokok tersebut mempunyai masukan (input)
responden 37 orang (72,6%), sedangkan dan keluaran (output). Didalam suatu
distribusi responden pada kelompok proses pendidikan kesehatan yang
kontrol yang konsumsi rokok jumlah menuju tercapainya tujuan promosi
responden 37 orang (20,3%), yang tidak (Notoatmodjo, 2010).
konsumsi rokok jumlah responden 37 Hasil penelitian memperlihatkan
orang (41,8%). peningkatan nilai mean sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan
Kebiasaan merokok bagi remaja meningkat dari 2,51 menjadi 10,95 atau
telah lama diidentifikasi sebagai sebesar 8,44. Pendidikan kesehatan
ancaman serius bagi kesehatan merek. adalah suatu belajar yang berarti di
Penelitian oleh Sarni (2009), dalam pendidikan itu terjadi proses
menemukan bahwa adanya hubungan pertumbuhan, perkembangan atau
antara abdominalis obesity dan perubahan kearah dewasa, lebih baik,
overweight pada masa dewasa dengan lebih matang pada diri individu,
kebiasaan merokok saat remaja. Dalam kelompok atau masyarakat. Seseorang
jangka pendek rokok membuat dapat dikatakan belajar apabila di dalam
terjadinya perubahan warna pada gigi dirinya terjadi perubahan dari tidak tahu
remaja menjadi kuning, nafas yang menjadi tahu atau dari tidak bisa
pendek, nafas lebih bau dan kerusankan mengerjakan sesuatu menjadi mampu
gusi. Selain itu rokok menyebabkan mengerjakan sesuatu (Fitriani, 2011).
stamina remaja menjadi kurang dengan Menurut Notoatmodjo (2007),
lebih cepat sehingga mempengaruhi pendidikan kesehatan adalah suatu
kemampuan dalam berolah raga dan bentuk intervensi atau upaya yang
beraktifitas. Berbagai upaya untuk ditujukan kepada perilaku, agar perilaku
tersebut kondusif untuk kesehatan. remaja kelompok kontrol. Hal ini
Pendidikan kesehatan mengupayakan ditunjukkan dari hasil uji stasitik
agar perilaku individu, kelompok, atau dengan mengunakan independen
masyarakat mempunyai pengaruh sample test dengan nilai p value 0.000
positif terhadap pemeliharaan dan atau p < 0,05. Demikian dapat
peningkatan kesehatan. dikatakan bahwa pendidikan kesehatan
Secara umum segala upaya yang memiliki efek yang signifikan utuk
direncanakan untuk mempengaruhi merubah tingkat pengetahuan remaja
orang lain, baik individu, kelompok, tentang dampak bahaya rokok.
atau masyarakat sehingga mereka Pendidikan kesehatan pada
melakukan apa yang diharapkan oleh hakikatnya merupakan suatu kegiatan
pelaku pendidik. Prinsip pokok dalam atau usaha menyampaikan pesan
pendidikan kesehatan adalah proses kesehatan kepada remaja. Adanya pesan
belajar. Dalam proses belajar ini tersebut, kelompok atau individu dapat
terdapat 3 persoalan pokok yaitu memperoleh pengetahuan tentang
persoalan masukan (input), persoalan kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan
proses, dan persoalan keluaran (output). tersebut pada akhirnya diharapkan
Persoalan masukan (input) yaitu dapat berpengaruh terhadap perilaku.
menyangkut pada sasaran belajar Adanya pendidikan kesehatan tersebut,
(sasaran didik) yaitu individu, diharapkan dapat membawa akibat
kelompok serta masyarakat yang terhadap perubahan perilaku dari
sedang belajar itu sendiri dengan sasaran (Notoatmodjo, 2010).
berbagai latar belakangnya. Persoalan Beberapa penelitian telah
proses yaitu mekanisme dan interaksi dilakukan untuk mengetahui pengaruh
terjadinya perubahan kemampuan pendidikan kesehatan terhadap
(perilaku) pada diri subjek belajar perubahan prilaku remaja merokok.
tersebut. Persoalan keluaran (output) Diantaranya adalah penelitian oleh Nia
merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu (2007), ia menemukan fakta remaja
berupa kemampuan atau perubahan sekolah yang terbiasa berada pada
perilaku dari subjek belajar (Fitriani, kawasan tampa rokok mempunyai
2011). kemungkinan 3,2 kali lebih tinggi untuk
Pada kelompok kontrol terlihat memiliki sikap positif dan 2,6 kali lebih
bahwa terjadinya penurunan nilai mean tinggi untuk berhenti merokok
pada kelompok kontrol sebesar 3,22. dibandingkan remaja sekolah tidak
Pengetahuan seseorang terhadap objek merokok. Dilaporkan juga bahwa salah
mempunyai intensitas atau tingkat yang satu alasan remaja tidak merokok
berbeda-beda, hal ini didasarkan pada menolak untuk merokok adalah karna ia
ingatan (memory) yang berasal dari telah mengetahui bahaya rokok bagi
pengalaman dan kekuatan informasi kesehatan (Sen & Bansu, 2005).
yang didapat. Suatu pengetahuan akan Penelitian tersebut membuktikan bahwa
berkurang intensitasnya akibat dari melalui pemberian informasi dan
aspek-aspek informasi yang tidak pendidikan kesehatan dapat merubah
menarik, membosankan dan paparan pengetahuan, sikap dan prilaku remaja
terhadap fakta-fakta tertentu secara terhadap rokok.
berulang (Notoatmodjo,2005). Menurut Piaget (dalam Wong
Hasil penelitian yang dilakukan di &Perry, 2006), berdasarkan tatanan
SMAN 1 kampar utara di dapat nilai pelaksanaan pendidikan kesehatan
kelompok eksperimen terdapat sebaiknya dilakukan secara terorganisir.
peningkatan yang signifikan Pemilihan metode pembelajaran harus
dibandingkan dengan pengetahuan didasarkan pada kemampuan pelajar
untuk memahami isi dan materi yang berkurang di Indonesia, khususnya
diajarkan, salah satu metode terbaik perokok pada remaja.
adalah metode ceramah karna 2. Bagi pihak sekolah
membantu remaja untuk mendapatkan Agar lebih sering
kan pengetahuan dan meningkatkan melakukan razia siswa yang
pemahaman. Selain memperhatikan merokok dan memberikan
metode yang digunakan dalam hukuman yang setimpal agar
pendidikan kesehatan, perlu juga perilaku merokok tidak dilakukan
diperhatikan strategi pengajaran yang disekolah oleh para siswa
tepat. Pesan-pesan kesehatan akan 3. Bagi pihak keluarga
efektif jika disampaikan dalam pormat Bagi orang tua diharap
yang sederhana, mengunakan bahasa untuk tidak menjadi percontohan
dan budaya setempat, dan ilustrasi yang yang buruk sebagai perokok
dapat mendukung daya belajar. sehingga anak-anak tidak
Hasil penelitian menunjukkan mengikuti perbuatan orang tua utuk
efektifitas pendidikan kesehatan merokok juga. Selain itu orang tua
terhadap peningkatan pengetahuan yang juga diharap untuk lebih
signifikan terhadap perubahan tingkat memperhatikan pergaulan anak-
pengetahuan remaja. Diharap dengan anak nya dengan kawan-kawannya
diberikannya pengetahuan tentang sehingga anak tidak terjerumus
dampak bahaya rokok siswa SMAN 1 untuk merokok.
Kampar Utara memahami bahaya rokok 4. Bagi peneliti lain
bagi kesehatan, maupun membuat Hasil penelitian ini
keputusan dan merubah perilaku untuk menjadi dasar bagi peneliti
tidak memulai kebiasaan merokok. selanjutnya, sehingga diharap
adanya penelaian lanjutan dengan
KESIMPULAN sampel yang lebih besar dengan
Hasil penelitian didapat gambaran alat ukur yang lebih acceptable dan
karekteristik responden yang terbanyak lebih dapat merefleksikan
pada kedua kelompok adalah responden karakteristik responden yang
berumur 18 tahun. Hasil penelitian, sesungguhnya.
diketahui adanya peningkatan
pengetahuan remaja sebelum dan DAFTAR PUSTAKA
sesudah diberikan pendidikan Bastable, S.B (2006). Essentials of patient
kesehatan, dengan selisih nilai mean education. Jakarta: Jones and
sebesar 8,44. Hasil uji statistik yang Bartlett Publishers.
dilakukan dengan mengunakan uji T Firdaus. (2010). Dilemanya sebuah rokok.
kelompok eksperimen sebesar 0,000 Bekasi: CV.Rafa Aksara.
atau p < 0,05, maka Ho di tolak. Dapat Fitriani, M. (2011). promosi kesehatan,
disimpulkan bahwa pendidikan Graha Ilmu. Yogyakarta.
kesehatan memiliki efek yang Gats, (2011). Global adult tobacco survey
signifikan terhadap perubahan tingkat indonesia report 2011. WHO
pengetahuan remaja tentang dampak library cataloguing-in publication
bahaya rokok. data.
Hurlock (2008). Hubungan pendidikan
SARAN dan pengetahuan diperoleh taggal
12 juli 2013 dari
1. Bagi pemerintah
http://lontar.ui.ac.id
Diharap lebih tegas dalam
menjalan kan peraturan larangan
merokok agar jumlah perokok
Kusdwiatri. (2009). Psikologi Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
perkembangan. Widia penelitian kesehatan, Jakarta:
padjadjaran. Rineka Cipta,
Monique. (2004) A.S. Menghindari Sarni, S.E. et al. (2009). Association of
merokok . jakarta: PT Balai smoking in adolecence with
Pustaka. abdominalis obesity in adulthood:
Muchtar, A. (2009). Siapa bilang merokok A Follow-Up study of 5 birth
makruh. Jakarta: PT Bhuana Ilmu cohort of finnish twins. Diperoleh
Populer. 22 Januari 2014 dari
Nia, Nurkania. (2007). Pengaruh http://www.ajph.org/cgi/
penerapan kawasan tampa rokok content/full/99/2/384
disekolah terhadap sikap dan Sen, B.(2005). Analysis of influencing an
prilaku berhenti merkok adolescent,s intention to be a non-
dikalangan siswa SMA di Kota smoker. Diperoleh pada tanggal 15
Bogor. Diperoleh tanggal 15 januari 2014 dari
Januari 2014 dari http://clinmed.netprints.org/cgi/con
http://puspasca.ugm.ac.id/files/Ab ten/full/2000050006v1
st_(2863-H-2007).pdf Susanti, K. (2007). Menuju keluarga sehat.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Jakarta : PT Sunda Kelapa pustaka.
kesehatan dan Ilmu keperawatan,
Jakarta: Rineka Cipta, Ulfa, S (2011). Faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja laki-laki
menjadi perokok. Pekanbaru: PSIK
UR.

Anda mungkin juga menyukai