Anda di halaman 1dari 3

Model bisnis adalah suatu cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengggambarkan bisinis

yang Anda pikirkan. Biasanya model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana
sebuah perusahaan menciptakan nilai-nilai sosial, ekonomi atau bentuk nilai lainnya.

Model bisnis juga merupakan salah satu inti utama dari perusahaan karena sebuah perusahaan
harus memiliki cara untuk mendapatkan profit yang digunakan untuk bertahan hidup dan juga
dapat digunakan untuk investasi jangka panjang.

Selain itu, kita juga harus paham betul apa masalah yang dihadapi konsumen sehingga model
yang akan dipersiapkan lebih sesuai dengan konsumen serta berjalan lebih baik dibanding
pesaing bisnis kita.

Kesalahan fatal yang biasa dilakukan oleh CEO atau owner adalah membuat model bisnis jenis
baru sedangkan model bisnis yang dipakai untuk mendapatkan uang tersebut belum pernah
diterapkan sebelumnya dan belum terbukti sehingga risiko kerugian lebih besar.

Alangkah baiknya dari pada Anda kembangkan model bisnis baru, pertimbangkan saja jenis-
jenis model bisnis yang sudah teruji dan digunakan untuk banyak bisnis.

1. Marketplace

Market place adalah model bisnis dimana website terkait membantu pelanggan tidak hanya
memfasilitasi transaksi keuangan saja namun juga membantu pedagang untuk mempromosikan
barang dagangannya.
Bisa dibilang bahwa model bisnis ini mempertemukan antara penjual, dan pembeli layaknya
pasar tradisional biasa, bedanya disini pembeli tidak mengeluarkan biaya transportasi namun
diganti dengan biaya ongkos kirim, namun pembeli tidak bisa melihat barang secara langsung
sehingga pembeli tidak bisa mengecek langsung kualitas barang.

2. Layanan mudah dan langsung (on-demand)

Model bisnis on-demand saat ini sudah ramai digunakan di kota-kota besar di Indonesia seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Denpasar karena orang di kota besar cenderung lebih
sibuk dan melekteknologi dibandingkan kota kecil. Sehingga hamper semua penduduknya
memanfaatkan aplikasi ini untuk membantu aktifitas sehari-hari.
Contoh layanan on-demand adalah Grab, GO-JEK,Seekmi dan lain sebagainya.

Karena kebutuhan masyarakat terus meningkat dan juga biaya aplikasi ini lebih efisien, model
bisnis ini akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
3. Berlangganan (Subscription)

Anda sudah pernah mendengar aplikasi JOOX, Spotify , Netflix atau layanan streaming musik
lainnya ? Ya, itu adalah aplikasi berlangganan (subscription) yang digunakan secara terus
menerus oleh konsumen seperti streaming musik, film dan lain sebagainya.
Bagaimana cara kerja model bisnis seperti ini ? Caranya adalah dengan memberlakukan tariff ke
pengguna setiap bulan atau pertahunnya (ada juga dapat bentuk paket) untuk menikmati fasilitas
yang bisnis Anda tawarkan.

Model bisnis ini memiliki pesaing yang cukup berat karena mengutamakan teknologi dan juga
harus menyediakan semua konten secara lengkap hingga tidak ada pertanyaan dari pengguna dan
pengguna tinggal menggunakan aplikasinya saja.

4. Freemium

Berdasarkan kata "Free"yang berarti bebas biaya atau gratis dan juga kata "Premium" adalah
model bisnis yang memberikan layanan dasar secara gratis kepada pengguna namun mengenakan
tariff untuk layanan premium untuk fitur yang lebih ekslusif kepada pengguna yang berbayar.
Bisnis lokal yang menggunakan model bisnis ini adalah Urbanhire. Model bisnis ini memiliki
beberapa kekurangan yaitu pengguna yang merasa puas dengan layanan dasar akan tidak tertarik
untuk menikmati fasilitas premium.

Kesimpulan Dan Saran Tugas Analisis SWOT Pada PT. POS Indonesia

Meyakinkan dan memberikan keamanan informasi produk – produk PT POS


INDONESIA adalah tugas utama agar masyarakat kembali percaya dan tidak takut
tentang hal hack system yang sedang marak belakangan ini.
- Opportunity ( peluang )
Jasa antaran lebih cepat dan terpercaya di dalam negeri atau secara terbatas ke luar
negeri melalui kerja sama dengan pemainpemain besar, seperti yang dilakukan U.S.
Postal Service dengan DHL dan FedEx.
- Threat ( ancaman )
Teknologi informasi memang bisa menjadi enabler bagi kemajuan perusahaan.
Namun, di sisi lain, juga kerap membawa instabilitas terhadap bisnis satu
perusahaan. Maraknya penggunaan Internet dan mobile phone yang mendorong
komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS) yang berdampak
pada bisnis jasa pengiriman pos.
Di luar itu, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu kinerja
perusahaannya. Persepsi sebagai perusahaan negara, diakuinya, membuat SDM
menjadi kurang berjiwa kompetitif. Kemapanan status sebagai pegawai BUMN dan
pemain tunggal di bisnis jasa pengiriman surat dan logistik sangat kuat di benak
karyawan. Citra demikian berdampak negatif terhadap etos kerja karyawan yang
berjumlah hampir 26 ribu orang. Dalam mencari dan menangkap berbagai peluang
bisnis yang bisa menjadi sumber pendapatan perusahaan, karyawan lebih banyak
bersikap menunggu dibandingkan menjemput bola. Tak heran jika
jiwa entrepreneurship di sini tidak berkembang dengan baik. Hal ini membuat PT.
Pos Indonesia menjadi tidak aware dan kurang sigap dalam mengantisipasi
perkembangan dan persaingan di bisnis sejenis.

Anda mungkin juga menyukai