Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang merupakan gejala alam atau gejala fisika yang dapat ditemui dalam kehidupan
sehari - hari. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan gelombang sebagai usikan yang
merambat. Salah satu contoh bahwa gelombang ada disekitar kita adalah ketika kita berbicara,
ada suara atau bunyi yang kita keluarkan. Sebenarnya suara kita merupakan gelombang yang
dirambatkan melalui udara. Tak hanya itu masih ada banyak contoh lain yang menyatakan bahwa
gelombang itu ada.
Gelombang memiliki banyak manfaat sehingga tak heran gelombang pun banyak
diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperi : militer, teknologi, kedokteran dan lain -
lain. Dalam dunia kedokteran gelombang dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk
mendeteksi penyakit di dalam tubuh manusia, yang dikenal dengan Ultrasonografi.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia dengan gelombang
ultrasonik, yang dinamakan USG. Ultrasonografi merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam
bidang kedokteran. Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat
gelombang yaitu bisa dipantulkan .
Sekalipun gelombang telah dimanfaatkan dalam dunia kedokteran khususnya dalam bidang
diagnosa, namun belum semua orang tahu tentang jenis gelombang apa yang digunakan, apa saja
komponen-komponen USG, manfaat USG bahkan prinsip kerja USG. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mencoba menyajikan materi yang berkaitan dengan hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, dibuat suatu rumusan masalah yaitu “Aplikasi
Ultrasonografi (USG) Dalam Bidang Kesehatan".
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibuat berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu:
 Pengertian Ultrasonografi (USG)
 Jenis gelombang yang digunakan dalam Ultrasonografi (USG)
 Manfaaat Ultrasonografi (USG)
 Komponen Ultrasonografi (USG)
 Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG)
 Kelebihan dan Kekurangan Ultrasonografi (USG)

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya sebagai berikut:
 Menjelaskan tentang Ultrasografi (USG)
 Menjelaskan Manfaat Ultrasonofrafi (USG)
 Menjelaskan Komponen dan Prinsip Kerja Ultrasonografi (USG)

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapakan dari penyusunan makalah ini adalah :
 Dapat memberikan penjelasan tentang aplikasi cara kerja Ultrasonografi (USG) dalam bidang
kesehatan.
 Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber informasi atau bahan belajar tentang aplikasi
cara kerja Ultrasonografi (USG) dalam bidang kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing,
tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan
efek samping (non invasif). Selain itu ultrasonografi relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,
dan persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasonik memiliki
frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran)
gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang
dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 Hz – 20.000 Hz. Gelombang ultrasonik
ini dapat dihasilkan oleh getaran mekanik pada kwarsa yang diberi tegangan listrik bolak-balik
dengan frekuensi ultrasonik.
Salah satu aplikasi gelombang dalam bidang kedokteran adalah dalam ultrasonografi (USG).
Ultrasonografi ini memanfaatkan gelombang ultrasonik yang merupakan gelombang
elektromagnetik, untuk membantu para petugas kesehatan (dokter atau bidan) dalam mendiagnosa
penyakit ataupun mendeteksi yang ada dalam tubuh pasiennya.
Ultrasonografi dalam bidang kesehatan bertujuan untuk pemeriksaan organ-organ tubuh
yang dapat diketahui bentuk, ukuran anatomis, gerakan, serta hubungannya dengan jaringan lain
disekitarnya. Sifat dasar ultrasound :
 Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila melalui media padat.
 Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.
 Apabila melalui suatu media maka akan terjadi atenuasi.

B. Manfaat Ultrasonografi (USG)


Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak, melihat
janin di dalam rahim ibu hamil, melihat pergerakan serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi
perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x,
sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk memonitor laju aliran darah.
Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHz diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever
akan menerima signal hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan bergantung pada
gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi thrombosis (penyempitan pembuluh darah) yang
menyebabkan perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan
menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonik yang digunakan tidak akan
merusak material yang dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup. Karena
ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan ultrasonografi disebut
pengujian tak merusak (non destructive testing) . Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang
kedokteran yang lain adalah penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada hati dan
otak. Selain itu, ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit
melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik.
Adapun manfaat USG pada pemeriksaan kendungan sesuai usia kehamilan :
Trimester I :
 Memastikan hamil atau tidak.
 Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan tanda kehidupannya.
 Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
 Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan
sebagainya.
Trimester II :
 Melakukan penapisan secara menyeluruh.
 Menentukan lokasi plasenta.
 Mengukur panjang serviks.
Trimester III :
 Menilai kesejahteraan janin.
 Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
 Melihat posisi janin dan tali pusat.
 Menilai keadaan plasenta.

C. Komponen dalam Mesin Ultrasonografi (USG)


Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transduser, komponen yang
dipegang dokter atau tenaga medis, berfungsi mengalirkan gelombang suara dan menerima
pantulannya dan mengubah gelombang akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor, berfungsi
memunculkan gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan gelombang
suara menjadi gambar di monitor. Tugasnya mirip dengan central proccesing unit (CPU) pada
komputer personal.
Peralatan Yang Digunakan
1. Transducer

Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada


bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap
pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang yang diterima masih dalam
bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk
mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer
sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.
Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar) sekaligus sebagai
recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai pemancar, transducer merubah energi listrik
menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada transducer
merubah energi mekanik menjadi listrik.
2. Monitor yang digunakan dalam USG

3. Mesin USG

Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya
terdapat komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.

Sonograph

Adapun komponen USG selain tiga komponen di atas yaitu :


 Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang kristal pada
transducer dan membangkitkan pulsa ultrasonik.
 Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada tabung ini
terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
 Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang ditampilkan oleh
tabung sinar katoda.
 Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.

D. Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG)


Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik
yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan
dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan
sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-
macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer
dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian
diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar
monitor.

Diagram Prinsip Dasar USG

E. Jenis Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

1) USG 2 Dimensi

Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan melintang).


Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

2) USG 3 Dimensi

Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang


gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu
benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi
yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3) USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D).
Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar
janinnya dapat “bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin
di dalam rahim.
4) USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat
ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin ini
meliputi:
 Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
 Tonus (gerak janin).
 Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
 Doppler arteri umbilikalis.
 Reaktivitas denyut jantung janin.

F. Kelemahan dan Kelebihan Ultrasonografi (USG)


Berikut adalah kelemahan dan kelebihan Ultrasonografi yaitu:
Kelemahan:
 Dapat ditahan oleh kertas tipis.
 Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik (interface) sehingga bias
terjadi artefak sehingga perlu diberi jelly sebagai penghantar ultrasound.
 Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
 Tidak 100% akurat
Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG tidak 100%, melainkan 80%. Artinya,
kemungkinan ada kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak terdeteksi atau interpretasi
kelamin janin yang tidak tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
o Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.
Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk
pengoperasian alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
o Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga menyulitkan daya jangkau / daya tembus alat
USG. Meski dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun, tetap ada keterbatasan.
o Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat masing-masing keadaan bayi secara
detail.
o Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
o Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
o Air ketuban sedikit.
o Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak
sulit dideteksi.
Kelebihan:
 Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan dan memberi hasil yang cepat.
 Bersifat non invasif (tidak terjadi efek samping) sehingga dapat dilakukan pula pada anak-anak.
Aman untuk pasien dan operator, karena tidak tergantung pada radiasi ionisasi.
 Memberi informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi gambaran anatomis lebih
besar dari informasi fungsi organ.
 Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk, ukuran, posisi, dan ruang
interpasial.
 Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi dengan gelombang suara.
 Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal
 Dapat juga mendeteksi kanker payudara.

BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan :
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing,
tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan
efek samping (non invasif).
Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran) gelombang suara dengan frekuensi 1-10
MHz.
Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG) yaitu :
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa
listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer yang
dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan
bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer
dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian
diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sebagai gambar di layar
monitor.
 Saran :
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Agar
dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebihbaik.

DAFTAR PUSTAKA
 http://www.scribd.com/doc/9642965/Persiapan-dan-Teknik-Pemeriksaan-USG-OBGIN-Dasar-JJE-20080409
 http://planetcopas.blogspot.com/2012/07/prinsip-kerja-mesin-usg-ultrasonografi.html
 http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_ultrasonography
 http://en.wikipedia.org/wiki/Gynecologic_ultrasonography
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2111579-gelombang
elktromagnetik/#ixzz1ro1Y9wRw
 http://rahmawatifattah.blogspot.com/
 http://www.babehedi.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo_4697.html
 http://google.co.id/search-images

1. Bandwidth (Hz)
Bandwidth yaitu rentang frekuensi terendah dan tertinggi suara yang dikeluarkan oleh
tranduser. Semakin kecil bandwidth nilai frekuensi yang dikeluarkan tranduser semakin tepat.
Elemen samping akan meningkatkan nilai bandwith. Semakin pendek pulsa, semakin tinggi
bandwidth. Misal tertulis 3,5 MHz yang dikeluarkan bisa 2-5 MHz.

2. Faktor Q
Faktor Q menunjukan kemampuan tranduser untuk mengeluarkan frekuensi ultrasound yang
bersih/jernih.

3. Panjang pulsa (Pulse Length)


Panjang pulse yang digunakan untuk diagnostik yang paling ideal adalah very short pulse yang
dikeluarkan kristal, dan kristal menunggu waktu yang cukup panjang untuk menerima suara
yang kembali.

4. Resolusi
Resolusi terbagi atas 3 jenis, yaitu :

1. Resolusi spatial.
2. Aksial resolusi
3. Lateral resolusi

Monitor dalam USG


Monitor pada USG digunakan untuk menampilkan hasil dari citra seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Mode tampilan ini akan berpengaruh pada jenis pengukuran yang akan dilakukan. Untuk
pengukuran jarak, mode tampilan yang dapat digunakan antara lain B, BL, BR, B/M. Pada pengukuran
heart rate hanya dapat dilakukan pada mode tampilan M, dan B/M saja. Sama seperti pada
pengukuran jarak, pengukuran area juga dapat dilakukan pada mode tampilan B, BL, BR, atau B/M.
Sedangkan pada pengukuran volume, digunakan mode tampilan B, BL, BR,atau B/M. Mode freeze
untuk membekukan atau memberhentikan sementara hasil tampilan. Dan mode clear berfungsi
untuk menghapus data yang ada pada monitor.

Mode Display
Ada 4 mode display dasar untuk informasi untuk echo yang kembali, yaitu:

1. A Mode
A Mode (A Scan) memberikan display amplitudo modulasi ekshalasi puncak-puncak yang
di display merupakan petunjuk adri kekuatan echo yang kembali. Jarak adri puncak rujukan
ke puncak-puncak liannya di sepanjang garis dasar merupakan petunjuk jarak relatif ke
berbagai reflektor.

2. B Mode
B Mode memberikan display brigthness modulasi dimana terdapat perubahan brightness
titik untuk tiap echo yang diterima oleh tranduser. Pada sistem ultrasound B Mode, echo-
echo yang kembali akhirnya di display pada TV monitor sebagai bayangan abu-abu yang
merupakan tingkat brightness yang terputus-putus. Bayangan abu-abu yang lebih terang
mewakili echo dengan tingkat intensitas yang lebih besar.
3. T / M Mode
T/ M (time Mortion) Mode adalah display B Mode grafik yang merupakan suatu display
waktu satu dimensi yang mewakili gerakan struktur-struktur disepanjang satu garis yang
ditembus oleh satu gelombang ultrasound.
B Scan adalah display B Mode yang memberikan irisan melintang objek melalui bidang-bidang scanning.
Istilah B Scan diterapkan pada sistem lama yang statis dan sistem real time imaging yang lebih baru.

Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG yang berfungsi mengolah data yang diterima dalam
bentuk gelombang dan mengubah gelombang menjadi gambar. Mesin USG merupakan pusat
pengolah data seperti central processor unit (CPU) pada komputer. Mesin USG ini sangat
mempengaruhi hasil pencitraan USG. Semakin baik mesin USG yang digunakan, maka akan semakin
baik pula hasil pencitraan USGnya.

Adapun komponen USG selain tiga komponen di atas yaitu :


Receiver

Suatu receiver digunakan untuk processing awal informasi echo yang diterima. Fungsi
receiver, diantarannya :

1. Amplifikasi adalah memperkuat signal yang kembali dari peningkatan voltse kecil menjadi
tranduser yang kemudian akan diproses voltase besar. TGC ( Time Gain Compensation)
control adalah secara elektronik salah satu kontrol pada receiver yang mempengaruhi
amplifikasi echo.
2. TGC terbagi atas :
1. Near gain, yaitu berfungsi untuk mengatur kuat lemahnya gema yang ada
dipermukaan.
2. Delay, berfungsi untuk mengatur kuat lemahnya gema pada kedalaman berapa TGC
mulai diatur.
3. Slope, artinya perlu penambahan kekeuatan gema di daerah ini.
4. Knee. Pada kedalaman ini dan selanjutnya amplifikasi signal konstant dan
maksimum.
5. Far Gain, berfungsi untuk memperkuat gema yang jauh dari permukaan.
Kompensasi

TGC atau swept gain, yaitu fungsi receiver yang digunakan untuk menyamakan perbedaan
pada amplitudo echo yang diterima disebabkan oleh kedalaman reflektor.

Reject

Reject berfungsi untuk menekan atau menghilangkan signal/gema yang sangat lemah
yang justru menganggu gambaran, yang dikenal juga dengan noise.

Compression

Compression adalah proses untuk megurangi dinamik range. Dinamik range adalah
jumlah total rentang (range) dari signal yang paling lemah hingga signal yang paling kuat (dB).
Suatu dinamic range yang lebar, yang sering dinyatakan dalam desible (dB), dapat memastikan
rentang display gray level yang lebar, sehingga semakin banyak skala abu-abunya.

Kompresi merupakan fungsi untuk mengurangi dinamik range agar selalu dijaga bahwa
energi yang kuat tetap kuat dan signal yang lemah tetap lemah.

Demodulation

Demodulation berfungsi sebagai rectification yang mengubah tegangan negatif ke positif,


dan smooting yang dapat memperhalus tegangan yang telah diperoleh dengan adanya envelope.

Gambar Error! Use the Home tab to apply LABDAS (10) Bab to the text that you want to appear here.-2
Diagram instrumentasi USG

Berdasarkan bagan rangkaian instrumentasi diatas proses dimulai dari perintah yang diberikan oleh
Operation Panel. Perintah diteruskan pada CPU untuk mengontrol transmisi/receive gelombang
ultrasound. Apabila perintah yang diberikan adalah untuk melakukan monitoring, maka Pulse T/R
mengirimkan sinyal transmisi pada probe ultrasound (dalam bentuk sinyal listrik). Sinyal listrik
selanjutnya dikonversikan menjadi sinyal ultrasound oleh transduser pada probe ultrasound sehingga
dapat dipropagasikan pada objek. Gelombang ultrasound dipantulkan kembali oleh objek dan
selanjutnya dikonversikan kembali dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal hasil pantulan ini dikirim kembali ke
Pulse T/R dan dilakukan amplifikasi, kompresi, dan deteksi. Sinyal hasil deteksi merupakan sinyal analog
sehingga selanjutnya dikonversikan menjadi sinyal digital oleh DSC (Digital Scan Converter) sehingga
dapat ditulis pada frame memory. Untuk dapat menampilkan gambar ultrasound pada layar monitor,
sinyal dikonversikan kembali menjadi sinyal analog oleh DSC. Selain itu DSC juga bertanggung jawab
dalam pemrosesan gambar seperti freezing, frame averaging, dan grayscale.
Secara keseluruhan, prinsip kerja USG yaitu pertama, transduser bekerja sebagai transmitter
sekaligus sebagai receiver pada gelombang akustik. Gelombang akuistik ini berupa gelombang
ultrasonic, dimana pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator akan diubah oleh transduser
menjadi gelombang akustik. Gelombang akustik tersebut kemudian dipantulkan melalui transmitter
ke bagian tubuh yang akan dilihat. Pantulan ini akan dipantulkan, namun sebagian lagi akan
menembus jaringan yang nantinya akan timbul berbagai macam echo.
Pantulan yang tidak menembus jaringan akan ditangkap kembali oleh receiver pada transduser
yang kemudian akan diubah kembali menjadi pulsa listrik. Pulsa listrik tersebut kemudian diperkuat
dan kemudian diproses di digital scan processor (DSC), dimana hasil dari DSC tersebut dapat
berupa gambar pada monitor, dan hasilnya kemudian dapat di print-out.

Diagram Alir Pemrograman Pengukuran Jarak, Heart Rate, Perimeter dan Area, Volume dengan
USG

a. Pengukuran Jarak

Prinsip pengukuran jarak dilakukan dengan cara menghitung piksel yang dilalui oleh garis dari titik
awal dan akhir. Setiap piksel dikonversikan menjadi satuan milimeter sehingga dapat diketahui jarak dari
kedua objek. Berikut diagram alir permrogramannya.

Input (titik awal dan


akhir)

Perhitungan jarak dengan


persamaan:
𝐷 = 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑎𝑤𝑎𝑙 . 𝑥
x: konstanta konversi

Output hasil jarak (D)


dalam mm

Gambar 4-3 Diagram pemrograman pengukuran jarak

b. Pengukuran Heart Rate

Pengukuran heart rate pada USG dilakukan dengan mode freeze (diam) dan dilihat pada posisi [M]
ataupun [BM]. Saat akan mengukur akan terlihat gambar gantung yang berdetak, ketika di freeze akan
menghasilkan pola gambar gelap terang yang periodik. Heart rate diukur dengan memberi tanda garis
pada gambar sebesar 1 periode gambar gelap terang. Dengan cara ini kita dapat mengetahui heart rate
karena detak sebanding dengan piksel gambar. Berikut ini diagram pemrogramannya.
Input (titik A dan B)
gambar pola gelap-terang dalam
1 periode

Perhitungan jarak dengan persamaan:


HR= 𝐴 − 𝐵 . 𝑦
y: konstanta konversi

Output hasil heart rate (HR)


dalam detak/menit

Gambar 4-4 Diagram pemrograman pengukuran heart rate

c. Pengukuran Perimeter dan Area

USG dapat digunakan untuk mengukur suatu objek tertentu yang tampak dalam USG. Pada alat ini
luas area yang ingin diukur didekati dengan bentuk elips. Sehingga meskipun bentuk luasan objek yang
ingin diukur bermacam – macam semua dianggap seragam dengan bentuk elips. Begitu juga untuk
keliling dari objek. Berikut diagram alir pemrograman perimeter dan area.

Input (DL dan DS)

Perhitungan luas dengan persamaan:


𝜋
𝐴 = (𝐷𝐿. 𝐷𝑆)
4

Output hasil luas (A)


dalam cms

Gambar 4-5 Diagram pemrograman pengukuran area

Dimana DL adalah diameter aksis mayor dan DS adalah diameter aksis minor dalam mm. Sedangkan
untuk pengukuran keliling (C) menggunakan persamaan berikut.

𝜋 1
𝐶 = 4 [𝐷𝐿 + 𝐷𝑆 + √2 (𝐷𝐿2 + 𝐷𝑆 2 )] (mm)

d. Pengukuran Volume

Seperti yang kita ketahui dasar pengukuran volume adalah kita harus mengetahui minimal 3 buah
jarak pada objek. Pada metode pengukuran yang digunakan pada USG kita harus mengetahui D1, D2,
dan D3 dimana harus diukur dari 2 titik kiri (L) dan kanan (R). D1 dapat diperoleh dari titik L dan D2 dari
titik R, sedangkan D3 (tinggi) dapat diperoleh dari L ataupun R. Berikut ilustrasinya.
Gambar 4-5 Metode pengukuran volume biplanar

Selanjutnya objek pengukuran didekati dengan bentuk telur seperti gambar di atas. Sehingga apapun
bentuk objek yang ingin diukur volumenya akan didekati menjadi bentuk telur. Berikut diagram
pemrogramannya.

Input (D1, D2, dan D3)


dalam mm

Perhitungan volume dengan persamaan:


𝜋
𝑉 = 𝐷1. 𝐷2. 𝐷3 . 10−3
6

Output hasil volume (V)


dalam cm3

Gambar 4-6 Diagram pemrograman pengukuran volume

Analisis Gangguan pada USG

Beberapa gangguan dapat terjadi pada saat pengoperasian USG antara lain bebagai berikut.

a. Menyalakan tombol “power” tetapi lampu indikator “off”.

Hal ini dapat terjadi karena ada masalah pada mesin. Langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan
menekan tombol power lagi. Selain itu kabel VCC atau grounding pada LED indikator tidak terhubung
dengan baik sehingga LED indikator tidak dapat menyala. Langkah yang dapat dilakukan ialah dengan
mengecek sambungan kabel pada LED indikator.

b. Menyalakan tombol “power”, lampu indikator menyala, tidak muncul citra di layar, probe bekerja
(dengan noise kecil).

Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena ada permasalahan pada:

Citra tidak muncul di layar dapat terjadi karena permasalahan pada transmisi dan receive gelombang
ultrasound pada probe, kesalahan pada penempatan probe ke organ yang akan di diagnosis. Misalnya
pada organ belum diberikan atau kurang banyaknya cairan elektrolit atau gel ultrasound yang dipakai
pada objek kurang banyak sehingga sinyal ultrasound tidak tertransimisikan dengan baik yang membuat
tampilan citra tidak muncul. Seperti yang kita ketahui bahwa gel berfungsi sebagai perantara gelombang
suara dari transducer ke permukaan tubuh, gel membuat kontak antara transducer dan permukaan
tubuh menjadi baik atau tidak terhalangi udara karena gelombang USG tidak dapat melalui udara, serta
gel mempermudah pergerakan transducer. Untuk mengatasinya yang dapat kita lakukan adalah dengan
mengganti dengan probe yang laian serta memperbanyak penggunaan gel ultrasound pada kulit.

c. Menyalakan tombol “power” tetapi tampilan citra tidak jernih.

Hal ini mungkin dapat terjadi karena beberapa hal antara lain:

- Permasalahan pada probe

Untuk dapat mengatasi hal ini kita harus mengecek mulai dari sambungan probe, jenis probe yang
digunakan, atau jika perlu mencoba menggunakan probe yang lain.

- Permasalahan pada Pulse T/R dalam rangkaian

Bila hal ini terjadi yang dapat dilakukan adalah dengan membuka rangkaian dan memperbaiki bagian
Pulse T/R atau melakukan penggantian komponen.

- Permasalahan pada DSC dalam rangkaian

Bila terjadi permasalahan ini yang dapat dilakukan adalah membuka rangkaian dan memperbaiki bagian
DSC atau melakukan penggantian komponen DSC.

d. Menyalakan tombol “power”, tampilan citra normal tetapi dengan beberapa interferensi atau
tampilan tidak jelas pada daerah yang dalam.

Hal ini dapat dimungkinkan karena penggunaan probe dengan frekuensi yang tidak sesuai dengan
kedalaman monitoring. Seperti yang kita ketahui probe dengan frekuensi rendah digunakan untuk
memonitoring objek yang letaknya dalam (profundus) dan probe dengan frekuensi lebih tinggi
digunakan untuk memonitoring objek yang lebih luar (superficial)

e. Menyalakan tombol “power”, citra normal, tapi kipas tidak bekerja.

Hal ini mungkin dapat terjadi karena kabel supply untuk kipas tidak terhubung dengan baik sehingga
kipas menjadi tidak bekerja meskipun USG telah dinyalakan. Langkah yang dapat dilakukan adalah
dengan mengecek kabel sambungan pada kipas

Anda mungkin juga menyukai