30 128 1 PB PDF
30 128 1 PB PDF
Abstrak
Manajemen penyimpanan obat di rumah sakit haruslah baik dan benar
supaya ketersediaan perbekalan farmasi selalu terjamin sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses penyimpanan
obat di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono
Selong sudah baik dan benar serta mengetahui bagaimana manajemen penyimpanan
obat-obatan di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Soedjono Selong. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi.Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi disertai wawancara yang
disesuaikan dengan standar parameter penyimpanan obat yang baik dan benar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan obat-obatan di gudang obat
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soedjono Selong sudah baik
dan benar berdasarkan 5 indikator pengelolaan obat pada tahap distribusi yaitu :
ketepatan data jumlah obat pada kartu stok, sistem penataan gudang, persentase
nilai obat yang kadaluarsa, persentase stok mati dan tingkat ketersediaan obat, serta
berdasarkan standar nilai penyimpanan obat yang memiliki 3 kategori yaitu:
kategori manajemen stok tergolong “baik” dengan nilai 14, kategori Stock control
tergolong “baik” dengan nilai sebesar 16 dan kategori kondisi penyimpanan
tergolong “baik” dengan nilai 16.
Abstract
The storage management of drugs in hospitals must be good and true that
the availability of pharmaceuticals is guaranteed in accordance with the needs of
the hospital. This study aims to determine whether the drug storage in warehouses
medicine is good and right and knowing how storage management of drugs in
pharmaceutical warehouse Pharmacy Installation District General Hospital dr. R.
Soedjono Selong. This is description research. Data collection using observational
methods tailored to the interview with the standard parameter storage management
medicine is good and right. The results showed that storage of medicines in
pharmaceutical warehouse Pharmacy Installation District General Hospital
dr.R.Soedjono Selong already well and truly based on five indicators of drug
management at the stage of distribution, namely: the accuracy of data on the
number of drugs on the card stock, the system arrangement of the warehouse, the
percentage the value of the drug expired or damaged, the percentage of stock die
and availability of drugs, as well as standards-based storage value of drugs that
have three categories: category management stock classified as "good" with a
value of 14, the category stock control classified as "good" with a value of 16 and
category storage conditions classified as "good" with a value of 16.
PENDAHULUAN
Instalasi farmasi Rumah Sakit Penyimpanan obat merupakan
(IFRS) merupakan suatu bagian di proses sejak dari penerimaan obat,
rumah sakit yang menyelenggarakan penyimpanan obat dan mengirimkan
semua kegiatan kefarmasian untuk obat ke unit pelayanan di rumah sakit.
keperluan rumah sakit itu sendiri. Tujuan utama penyimpanan obat
Instalasi farmasi rumah sakit adalah mempertahankan mutu obat
bertanggung jawab dalam dari kerusakan akibat peyimpanan
penggunaan obat yang aman dan yang tidak baik serta untuk
efektif di rumah sakit secara memudahkan pencarian dan
keseluruhan. Tanggung jawab ini pengawasan obat-obatan. Untuk
termasuk seleksi, pengadaan, memantau dan mengevaluasi hasil
penyimpanan dan penyiapan obat yang telah dicapai dari sistem
untuk konsumsi serta distribusi obat pengelolaan obat diperlukan suatu
ke unit perawatan penderita (Siregar, indikator. Hasil pengujian dapat
2003). digunakan untuk meninjau kembali
strategi atau sasaran yang lebih tepat soedjono. Data sekunder diperoleh
(Azis, dkk., 2005). dari kartu stok, buku masuk dan
Demi tercapainya efektifitas keluar obat, serta pengamatan
terapi dan tujuan kesehatan, langsung dari cara penyimpanan obat
diperlukan stabilitas obat yang di instalasi farmasi rumah sakit
menunjang pada kondisi tersebut. Populasi penelitian yaitu
penyimpanan dan pendistribusian. semua semua jenis sediaan obat-
Untuk mengetahui kondisi yang obatan di gudang obat Instalasi
sesungguhnya, maka peneliti Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
melakukan penelitian tentang dr. R. Soedjono Selong. Sampel
penyimpanan obat-obatan di gudang penelitian yaitu bagian dari jumlah
obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit populasi obat-obatan. Jumlah sampel
Umum Daerah dr. R. Soedjono penelitian ini adalah 30 sampel
Selong dengan salah satu indikator
METODE PENELITIAN penilaiannya yaitu kartu stok yang
Penelitian ini merupakan dicocokkan dengan jumlah atau bukti
penelitian deskripsi dengan tujuan fisik obat. Subyek dari penelitian
utama untuk membuat gambaran yaitu orang yang berhubungan
tentang suatu keadaan secara obyektif langsung dengan penyimpanan obat
(Masyhuri, 2008). Pengumpulan data di gudang farmasi seperti petugas
dilakukan dengan metode observasi gudang IFRS baik Kepala Instalasi
disertai wawancara sesuai standar maupun karyawan IFRS.
parameter penyimpanan obat yang Analisis data dengan
baik dan benar secara prospektif dan membandingkan indikator
retrospektif. Penelitian dilakukan di pengelolaan obat dengan keadaan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum sebenarnya. Data yang didapat
Daerah dr. R. Soedjono Selong dianalisa secara deskriptif dengan
selama bulan April 2015. melihat keadaan Instalasi Perbekalan
Data primer diperoleh dari Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
hasil wawancara pegawai di bagian dr. R. Soedjono Selong dan disajikan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. R.
di gudang obat. Obat yang sudah Sumber data : data sekunder yang diolah
diterima dicatat dalam buku Hasil penelitian menunjukkan
dengan kepala instalasi dan petugas obat sebenarnya adalah 100 %. Hal ini
Sakit Umum daerah dr. R. Soedjono Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
obat di Rumah sakit Umum daerah dr. dan disiplin dalam mencatat jumlah
sistem First In First Out (FIFO) dan pengeluaran dan pemasukan obat. Hal
First Expired First Out (FEFO) dan ini sesuai dengan hasil penelitian
indikator pada tahap distribusi adalah penyimpanan obat pada indikator ini
kurang baiknya sistem distribusi dan penyimpanan obat pada indikator ini
perubahan pola penyakit atau pola dapat dikatakan “baik”.
peresepan dokter. Kerugian yang A. Standar nilai penyimpanan
disebabkan akibat adanya stok mati Selain menggunakan indikator
ini adalah perputaran uang yang tidak pada tahap distribusi, peneliti juga
lancar dan kerusakan obat akibat menggunakan standar nilai
terlalu lama disimpan sehingga penyimpanan yang berisi check list
menyebabkan obat kadaluarsa. data sebagai salah satu instrument
Penyimpanan obat pada indikator ini penelitian untuk memperkuat hasil
dapat dikatakan “tidak baik” karena dari indikator pada tahap distribusi.
persentase stok matinya lebih besar Pengamatan dilakukan secara
dari hasil penelitian Pudjaningsih langsung di gudang obat Instalasi
(1996) yang memberikan persentase Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
0% yaitu 1,62%. dr. R. Soedjono Selong dengan
5. Tingkat Ketersediaan Obat menggunakan standar nilai
Tabel 5. Tingkat ketersediaan obat di penyimpanann yang memiliki range
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soedjono penilaian sebagai berikut.
Selong
Keterangan Nilai Standar 1. Manajemen Stok
Rata-rata 12 Minimal
tingkat bulan sejumlah Tabel 6. Manajemen Stok
ketersediaan safety stock Kriteria Y Ti Kate
obat (bulan) 12 bulan a dak gori
Sumber data : data sekunder yang diolah MANAJEMEN
STOK
Dari data diatas menunjukkan 1. Pengelompokan 6
Sediaan
bahwa rata-rata tingkat ketersediaan
2. Sistem stok 2
obat di gudang obat Instalasi Farmasi kontrol
3. Metode deteksi 2 0
Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. obat kadaluarsa
BAI
Soedjono Selong sudah mencukupi 4. Sistem pengadaan 2 0 K
kebutuhan Rumah sakit yaitu 12
5. Pengembangan 2
bulan. Hal ini sesuai dengan hasil SDM
JUMLAH 1 0
penelitian Pudjaningsih (1996) yang 4
disimpulkan bahwa jumlah nilai ‘Ya’ “baik” karna nilai yang diperoleh
yang diperoleh yaitu sebanyak 14. sesuai dengan range penilaian yang
Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada.
manajemen stok di gudang obat 6. Kondisi Penyimpanan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tabel 9. Kondisi Penyimpanan
Kriteria Ya Tidak Kategori
Daerah dr. R. Soedjono Selong KONDISI PENYIMPANAN
dikatakan “baik” karena nilai yang 1. Ketepatan penyimpanan 4 0
DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan dan Pembiayaan
Anief, Moh. 1995. Manajemen
Obat, Majalah Ilmu Kefarmasian,
Farmasi. Yogyakarta: Gadjah
Vol. II, No.2, Agustus 2005,24.
Mada University Press.
[Depkes] Departemen
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik
Kesehatan.1987. Keputusan
Obat, Teori dan Praktik.
Menteri Kesehatan RI Nomor:
Yogyakarta: Gadjah Mada
806b/Menkes/SK/I/1987
University Press.
Tentang Kalsifikasi Rumah Sakit
Anonim.2011.http://sites.google.com
Umum Swasta.
/site/hisfarma/Home/pengelolaan
[Depkes] Departemen
obat/pengelolaan-obat-halm-11.
Kesehatan.1992. Keputusan
Di akses tanggal 09-12-2011.
Menteri Kesehatan RI Nomor:
Anshari, M. 2009. Aplikasi
983/Menkes/SK/XI/1992
Manajemen Pengelolaan Obat
Tentang Pedoman Organisasi
dan Makanan.
Rumah Sakit.
Jogyakarta : Nuha Medika.
[Depkes] Departemen Kesehatan.
Azis, S., Herman, M. J., dan Mun’im,
2004. Keputusan Menteri
A. 2005, Kemampuan Petugas
Kesehatan Ri Nomor
Menggunakan Pedoman Evaluasi
68 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam