Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Perumusan Judul

1.1.1 Judul

Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta Dengan Pendekatan

Konsep ‘High Tech Architecture’

1.1.2 Pengertian Judul

 Pusat

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka tahun

1982, pusat merupakan inti dari segala hal, sentral dari kegiatan, tempat

kelompok. Sementara itu, pusat menurut Kamus Besar bahasa Indonesia

edisi kedua Balai Pustaka Jakarta, merupakan tempat yang menjadi

kedudukan atau tempat berkumpul, tempat pokok, pangkal atau yang

menjadi himpunan berbagai hal. Dalam hal ini pusat memiliki arti sebuah

tempat sentral, tempat berkumpul, dan tempat pokok kegiatan pagelaran

musik modern di Yogyakarta.

 Pagelaran Musik

Pagelaran berasal dari kata gelar yang mengandung pengertian

mempertunjukkan suatu seni. Kata pagelaran merupakan penghalus kata

dari pada kata pertunjukan. (sumber; Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat)

Selanjutnya pengertian Pagelaran Musik adalah pertunjukan atau

pementasan musik.

1
 Musik

Musik adalah ilmu / seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi

dan hubungan temporak untuk menghasilkan komposisi (suara) yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan; nada / suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan

(terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-

bunyi). (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat)

 Musik Modern

Musik Modern (musik diatonis) adalah musik yang tidak lahir dari tradisi

suatu masyarakat tertentu, melainkan dibangun berdasarkan suatu aturan

komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangga nada, dsb. Selain itu

musik modern bersifat terbuka, artinya komposisi dan gaya musik ini

sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari

suatu masa. (sumber: http://guruseni.wordpress.com/2010/07/20/39/ )

 Yogyakarta

Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia

meliputi Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman, terletak di

bagian selatan Pulau Jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi

Jawa Tengah dan Samudera Hindia. (sumber : www.wikipedia.com)

 Konsep High Tech Architecture

Suatu cara yang dipakai dalam perancangan wadah fasilitas dimana

rancang bangunnya menggunakan prinsip-prinsip High Tech Architecture.

Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta Dengan Pendekatan

Konsep ‘High Tech Architecture’ adalah suatu wadah atau tempat untuk

2
memfasilitasi segala kegiatan pementasan/pertunjukan musik modern yang

ditunjang dengan fasilitas-fasilitas penunjang terkait bagi masyarakat

Yogyakarta dan sekitarnya dengan pendekatan konsep high tech architecture

pada fisik bangunannya.

1.2 Latar Belakang

1.2.1 Musik Dalam Kehidupan Manusia

Disadari atau tidak musik sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia

sehari-hari. Musik adalah bahasa manusia, karena dengan musik kita dapat

mengekspresikan kemauan, perasaan, atau isi hati kita tanpa harus mengerti

dahulu bahasa yang dipakai oleh mereka yang mendengarkan musik kita.

Musik bisa menjadi hiburan di saat kita butuh refreshing. Musik juga bisa

meningkatkan kecerdasan dan juga kreatifitas. Cara menikmati musik pun

sekarang bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, bisa sebagai pendengar

maupun sebagai musisi. Musisi dan para pendengarnya saling berinteraksi

melalui sebuah pertunjukan atau pagelaran musik. Musisi yang ingin

mengapresiasikan karya dan bakatnya dan para penonton yang ingin menikmati

musik yang dibawakan oleh sang musisi.

Berbagai macam jenis kegiatan sehari-hari selalu diikuti dengan musik.

Handphone, televisi, radio, dan komputer adalah sebagian dari media yang

sangat erat dengan musik. Perkembangan musik sendiri di dunia mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat. Gejala ini dapat diamati dari banyaknya

variasi jenis musik yang terus muncul baik dari media visual maupun audio.

3
1.2.2 Perkembangan Musik Modern di Indonesia

Dengan semakin majunya tingkat kehidupan masyarakat, berarti semakin

besar pula tuntutan terhadap pemenuhan fasilitas untuk kehidupan sehari-hari.

Sehingga secara otomatis fasilitas hiburan dan rekreasi akan semakin

dibutuhkan sebagai penetralisir kehidupan di kota, di samping sebagai sarana

yang harus ada bagi sekelompok profesi tertentu, salah satunya adalah

penyediaan ruang (fasilitas) bagi para penikmat ataupun musisi musik.

Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas dan kuantitas dari

sebuah fasilitas pertunjukan musik mengindikasikan adanya suatu kemajuan

dan perhatian yang semakin ‘peka’ dari masyarakat terhadap lingkungan yang

berbudaya.

Perkembangan zaman telah membuat musik mengalami evolusi yang

beragam mulai dari jenis, bunyi, alat, teknik, maupun cara pertunjukannya.

Mulai sejak zaman pra sejarah hingga sekarang musik sudah mengalami

perkembangan yang sangat pesat dan luas..

Pertunjukan musik yang dulunya hanya bersifat sekadarnya sekarang

telah berubah mcnjadi suatu pertunjukan hiburan yang dikemas secara menarik

serta mempunyai unsur bisnis yang menguntungkan baik secara

regional, maupun internasional.

Mulai era tahun 1960-1980 di Indonesia sudah mulai muncul penyanyi

atau musisi dijalur musik modern khususnya musik pop, seperti Koes

bersaudara, Hetty Koes Endang, Chrisye, Iwan Fals, dll. Pada tahun 1990-an

penyanyi dan musisi yang bermunculan semakin banyak tidak hanya musik

pop, tetapi genre musik modern yang lain seperti Jazz, Rock, RnB, dan lainnya

4
pun juga ikut berkembang, seperti Krisdayanti, Agnes monica, Syahrini, Triad,

Changcuters, Noah, dll.

Kondisi permusikan Indonesia dewasa ini sedang mengalami

perkembangan yang pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya penyanyi dan

group band baru dengan ciri khas yang dibawakan masing-masing. Ditambah

lagi sekarang dunia pertelevisian Indonesia saling berlomba-lomba menyiarkan

acara musik, seperti: Dahsyat (RCTI), Inbox (SCTV), Klik (Antv), Mantap

(Global TV), dll. Tidak ketinggalan juga ajang-ajang pencarian bakat khusunya

di bidang musik dan vokal, seperti: Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat,

AFI (Akademi Fantasi Indosiar), Kondang-In (Kontes Dangdut Indonesia),

Idola Cilik, dll. Hal ini bertujuan untuk menggali potensi bermusik masyarakat

Indonesia. Sehingga otomatis kehadiran mereka semakin menyemarakkan

industri musik di Indonesia.

Melihat perkembangan pasar musik di Indonesia yang cukup pesat, maka

Indonesia dijadikan sasaran pemasaran bagi produk-produk musik yang cukup

besar di wilayah Asia dan juga dunia internasional. Banyak musik-musik dari

luar yang masuk dan menyebar di Indonesia, seperti musik-musik Barat, dan

sekarang yang sedang populer adalah musik-musik Korea dan Jepang. Musisi

dari wilayah Asia Tenggara pun tidak ketinggalan memasarkan produk-produk

musik mereka di Indonesia, seperti halnya para musisi Filipina, Malaysia,

Thailand, dll. Musik-musik luar yang diterima di Indonesia membuat para

musisi dunia tidak hanya memasarkan produk-produk mereka saja, melainkan

juga menggelar konser sebagai media promosi dan mendekatkan diri kepada

para penggemarnya.

5
1.2.3 Kondisi dan Potensi Musik Modern di Yogyakarta

Selama ini Jogja memang dikenal sebagai kota seni. Namun, untuk urusan

musik, pamor kota ini masih berada di bawah bayang-bayang Jakarta,

Bandung, atau Surabaya. Inilah yang membuat musisi Jogja berbenah untuk

turut ambil bagian dalam gegap-gempita permusikan di Indonesia. Sejumlah

duta musik dari Jogja pun kemudian mencuat, sebut saja Sheila On 7, Jikustik,

Letto, Endank Soekamti, Shaggy Dog, dan lainnya.

Di jalur musik indie, produk Jogja ternyata lebih menggairahkan, bahkan

sudah menjadi perbincangan publik internasional. Komunitas musik Jogja

semacam Melancholic Bitch, Frau, Airport Radio, Jogja Hip Hop Foundation,

dan lain sebagainya, mulai menarik perhatian dunia. Ketertarikan publik itu

disebabkan karena musisi Jogja punya sesuatu yang unik dan berbeda, serta

berani melawan mainstream.

Menurut pengamat musik, Denny Sakrie, musisi Jogja sangat eksploratif

dan mampu melakukan sesuatu yang out the box. Selain itu, idealisme tinggi

yang masih dipegang teguh oleh para musisi Jogja memantik daya tarik

tersendiri bagi masyarakat musik internasional.

(sumber: http://sidomi.com/38695/musik-jogja-menarik-perhatian-dunia/)

Selain itu itu band-band indie dari kalangan pelajar juga mulai menjamur,

hal ini bisa dilihat ketika diadakannya kompetisi-kompetisi band tingkat pelajar

yang tak jarang diselenggarakan di Yogyakarta.

Perkembangan musik di Yogyakarta sudah sangat pesat, hal ini tidak

terlepas dari peran publikasi media cetak maupun elektronik (stasiun radio

maupun stasiun TV) yang akhir-akhir ini semakin banyak berkembang. Sebut

6
saja stasiun-stasiun radio di Yogyakarta seperti Prambors FM, Unisi FM,

Swaragama FM, dan lain-lain turut serta dalam perkembangan musik di

Yogyakarta. Yogyakarta juga merupakan salah satu kota yang disinggahi

ketika acara-acara pencarian bakat atau kompetisi-kompetisi yang berhubungan

dengan musik yang diselenggarakan oleh stasiun-stasiun TV nasional.

Di Yogyakarta sendiri banyak wadah atau tempat pendidikan musik yang

formal maupun informal, seperti ISI Yogyakarta, Ahmad Dhani School of

Rock, Sriwijaya, Sekolah Musik Indonesia dan lain-lain.

Apresiasi musik masyarakat Yogyakarta dalam hal pagelaran musik juga

cukup berpotensi. Hal ini terlihat ketika adanya ajang kompetisi-kompetisi

maupun festival-festival yang diselenggarakan oleh stasiun-stasiun TV

nasional. Dari kegiatan tersebut tidak jarang Yogyakarta meretas penyanyi-

penyanyi maupun band-band baru yang turut serta meramaikan permusikan

Indonesia.

Sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi di Yogyakarta saat ini tiap

tahunnya rutin mengadakan acara yang di dalamnya pasti ada pertunjukan

musik. Selain itu, di Yogyakarta juga sering mengadakan acara-acara

pertunjukan musik baik yang rutin setiap tahun seperti Ngayogjazz, maupun

yang tidak rutin seperti konser-konser musisi dalam negeri maupun luar negeri,

misalnya Secondhand Serenade, Indra Lesmana, Tompi, Noah dan lain-lain.

Hal ini semakin membuktikan bahwa musik masih menjadi hiburan yang

diminati olah masyarakat Yogyakarta.

1.2.4 Kebutuhan Perwadahan Musik Modern di Yogyakarta

7
Bila kita melihat kondisi sarana dan pra sarana yang ada saat ini di

Yogyakarta ternyata belum tersedia suatu gedung yang secara khusus

dirancang untuk pertunjukan musik. Selama ini pertunjukan musik sering

diselenggarakan di Stadion Kridosono, parkiran Stadion Mandala Krida, alun-

alun, hotel-hotel auditorium-auditorium, kafe-kafe, dan club-club. Padahal

gedung-gedung tersebut tidak dirancang secara khusus untuk pertunjukan

musik, sehingga dari segi kualitas yang mencakup tata visual dan akustik ruang

kurang memenuhi persyaratan. Kenyamanan dan keamanan penonton pun

kurang mendapat perhatian. Selain itu, penempatan kawasan yang digunakan

sebagai tempat konser berada di tengah kota dan pusat keramaian. Hal ini

sangat rawan menimbulkan kemacetan yang akhirnya dapat merugikan orang

lain pula.

Memahami kondisi diatas maka perlu adanya sarana bermusik yang

berupaya untuk menyalurkan atau mengembangkan kesempatan bermain musik

yang berkualitas bagi para musisi dan kenyamanan menonton bagi para

penikmat musik di Yogyakarta. Dengan adanya Pusat Pagelaran Musik Modern

ini diharapkan dapat menyelenggarakan pertunjukan/pementasan musik baik

dari musisi mancanegara ataupun musisi dari negeri sendiri, sehingga

menunjang perkembangan dunia seni musik di Indonesia khususnya

Yogyakarta dan dapat menumbuhkan apresiasi masyarakat.

1.2.5 Pendekatan high tech architecture Sebagai Arah Pendekatan Desain Pusat

Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta

High tech merupakan buah pemikiran modern yang mempopulerkan

pengunaan material industri, seperti yang terlihat pada kebanyakan arsitektur

8
karya Renzo piano dan Richer rogers yang memperlihatkan penggunaan

material-material kaca dan logam dengan mengekspose secara transparan

bentuk-bentuk jaringan dalam bangunan serta ornament-ornamen diluar

gedung.

Berdasarkan sejarahnya high-tech disimpulkan sebagai teknologi canggih

saat ini (teknologi kekinian) yang diambil dari pen-generalisasian periode

perkembangan teknologi dimana disepakati bahwa perkembangan teknologi

yang dimulai pada tahun 1970 dikategorikan sebagai high-tech (teknologi

tinggi), dan pernyataan yang paling baru (2006) semua penemuan teknologi

dari tahun 2000 hingga kedepan dapat dianggap sebagai hightech (teknologi

tinggi). Secara implisit high-tech mengungkapkan beberapa istilah antara lain,

masalah produksi massal, struktur dan teknologi, ruang dan fleksibilitas. Untuk

sekarang hanya bisa disimpulkan karakter material yang digunakan adalah baja

dan kaca.

Untuk menunjang keberadaan Pusat Pagelaran Musik Modern sebagai

wadah ekspresi bermusik masyarakat, perlu adanya penampilan bangunan yang

mampu menarik pengunjung. Tampilan bangunan ini merupakan cerminan

musik yang atraktif, yang diharapkan mampu mencerminkan kegiatan yang ada

di dalamnya. High Tech Architecture diharapkan mampu memberi solusi akan

kebutuhuan bentang lebar pada ruang pertunjukan dan menjawab kebutuhan

untuk penampilan dan inovasi yang diperlukan pada bangunan.

1.3 Permasalahan dan Persoalan

1.3.1 Permasalahan

9
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka akan didapatkan

permasalahan konsep perencanaan dan perancangan sebagai dasar untuk

merancang suatu wadah yang memfasilitasi segala kegiatan pagelaran musik

yang mampu memenuhi tuntutan dan persyaratan sebuah pusat pagelaran

musik dari segi kualitas (khususnya audio dan visual) guna memberikan

kenyamanan bagi penonton. Ditunjang pula dengan keberadaan fasilitas

penunjang yang mendukung eksistensinya di Yogyakarta sebagai media bagi

para seniman musik dalam meningkatkan apresiasi dan kreatifitas dalam

bermusik.

Bagaimana konsep high tech architecture pada desain bangunan mampu

memberikan solusi bentang lebar untuk kenyamanan penonton dan menjawab

kebutuhan untuk penampilan dan inovasi yang diperlukan pada bangunan

sebagai cerminan dari musik modern yang atraktif.

1.3.2 Persoalan

Berdasarkan permasalahan yang ada muncul beberapa persoalan sebagai

berikut :

1. Bagaimana konsep kegiatan yang akan diwadahi dalam Pusat Pagelaran

Musik Modern di Yogyakarta;

2. Bagaimana konsep program ruang yang mampu mewadahi kegiatan dan

memenuhi tuntutan mutu pertunjukan yang baik, juga pola pewadahan

yang fungsional, sehingga mempunyai nilai penggunaan ruang yang

optimal dalam Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta;

3. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dan penentuan site berdasarkan

tuntutan kebutuhan, karakter kegiatan dan peraturan yang berlaku,

10
sehingga dapat mendukung pencapaian, sirkulasi dan keberadaan dari

Pusat Pagelaran Musik Modern itu sendiri;

4. Bagaimana konsep bentuk dan tampilan bangunan yang sesuai kebutuhan

dan dengan pertimbangan konsep high tech architecture;

5. Bagaimana konsep ruang pagelaran dan studio musik yang sesuai

persyaratan dan kenyamanan bagi pengguna;

6. Bagaimana konsep struktur dan utilitas bangunan yang mendukung Pusat

Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta.

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan sebagai dasar untuk

merancang suatu wadah yang memfasilitasi segala kegiatan pagelaran musik

modern yang mampu memenuhi tuntutan dan persyaratan sebuah ruang

pagelaran musik dari segi kualitas (khususnya audio dan visual) guna

memberikan kenyamanan bagi penonton. Ditunjang pula dengan keberadaan

fasilitas penunjang yang mendukung eksistensinya di Yogyakarta sebagai

media bagi para seniman musik dalam meningkatkan apresiasi dan kreatifitas

dalam bermusik.

1.4.2 Sasaran

Menentukan hasil dari konsep perencanaan dan perancangan bangunan

Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta dengan konsep high tech

architecture yang menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan :

1. Konsep kegiatan yang akan diwadahi dalam Pusat Pagelaran Musik

Modern di Yogyakarta;
11
2. Konsep program ruang yang mampu mewadahi kegiatan dan memenuhi

tuntutan mutu pertunjukan yang baik, juga pola pewadahan yang

fungsional, sehingga mempunyai nilai penggunaan ruang yang optimal

dalam Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta;

3. Konsep pemilihan lokasi dan penentuan site berdasarkan tuntutan

kebutuhan, karakter kegiatan dan peraturan yang berlaku, sehingga dapat

mendukung pencapaian, sirkulasi dan keberadaan dari Pusat Pagelaran

Musik Modern itu sendiri;

4. Konsep bentuk dan tampilan bangunan yang sesuai kebutuhan dan

dengan pertimbangan konsep high tech architecture;

5. Konsep ruang pagelaran dan studio musik yang sesuai persyaratan dan

kenyamanan bagi pengguna;

6. konsep struktur dan utilitas bangunan yang mendukung Pusat Pagelaran

Musik Modern di Yogyakarta.

1.5 Lingkup dan Batasan Pembahasan

1.5.1 Lingkup Pembahasan

1. Pembahasan nantinya akan mengarah pada bangunan Pusat Pagelaran

Musik Modern di Yogyakarta serta fasilitas-fasilitas penunjang pada

bangunan tersebut;

2. Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur terutama high tech

architecture dan pembahasan teoritis sesuai dengan tujuan dan sasaran;

3. Hal-hal diluar arsitektur dalam perencanaan bangunan Pusat Pagelaran

Musik Modern di Yogyakarta seperti : kondisi permusikan di

Yogyakarta, apresiasi masyarakat Yogyakarta terhadap musik modern,

12
ketersediaan fasilitas pagelaran musik, dan sebagaimana akan menjadi

pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat

Yogyakarta akan Pusat Pagelaran Musik Modern yang selanjutnya

menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan;

4. Status keberadaan Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta adalah

sebagai lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang musik dan

dikelola oleh pihak swasta. Dana dan perizinan dianggap sudah tersedia;

5. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa

yang akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah.

1.5.2 Batasan Pembahasan

Pembahasan disesuaikan dengan materi data yang diperoleh dan hal ini

menjadi syarat-syarat rancang bangun yang sesuai dengan syarat-syarat sebuah

bangunan pagelaran musik yang dikaitkan dengan prinsip-prinsip high tech

architecture dalam menentukan konsep bentuk fisik bangunan.

Merupakan usaha swasta yang bersifat profit, dalam arti terbuka untuk

umum, menarik, baik secara fisik maupun kenyamanan dalam fasilitas,

sehingga masyarakat tertarik untuk datang, dengan sasaran masyarakat

golongan menengah ke atas.

Kegiatan pada bangunan ini meliputi kegiatan pagelaran, pendidikan,

hiburan serta promosi dan penjualan produk musik.

1.6 Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam konsep perencanaan dan perancangan Pusat

Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta ini antara lain :

1.6.1 Pengumpulan Data


13
Dalam merencanakan dan merancang sebuah bangunan dibutuhkan

bermacam-macam data yang relevan. Data-data yang dibutuhkan dibedakan

menjadi :

1. Data primer

Merupakan data pokok yang dijadikan bahan dasar dalam perencanaan

dan perancangan Pusat Pagelaran Musik Modern.

2. Data sekunder

Merupakan data tambahan yang digunakan sebagai pendukung.

Pada proses ini, pengumpulan data-data tersebut hal-hal yang dilakukan

adalah:

a. Survey dan observasi

Metode survey bersifat kemandirian penulis yang bertujuan untuk

mendapatkan data-data yang kami butuhkan di lapangan. dengan

melihat secara langsung objek yang menjadi panutan atau

gambaran yang dibutuhkan untuk merancang bangunan ini

sehingga didapatkan data-data yang dibutuhkan.

b. Studi literatur

Pada proses ini, penulis mencoba mencari data melalui buku-buku

referensi dan situs-situs internet yang terkait dengan judul yang

diajukan. Dengan mempelajari buku-buku mengenai musik, konsep

akustik ruang, serta sejarah arsitektur Indonesia dan juga buku-

buku yang mempunyai kaitan dengan judul, sehingga penulis

mendapatkan data-data yang dibutuhkan.

14
1.6.2 Analisa Data

Dalam proses perencanaan dan perancangan Pusat Pagelaran Musik

Modern ini, pada tahapan analisa akan dilakukan pengolahan data-data yang

telah terkumpul dan dikelompokkan berdasarkan pemrograman fungsional,

performansi, dan arsitektural.

1. Analisa Fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan sebuah

kawasan, termasuk kegiatan pengguna, kebutuhan dan aktivitas di dalam

kawasan tersebut.

2. Analisa Performansi membahas tentang persyaratan atau kriteria

persyaratan dan program ruang dalam bangunan Pusat Pagelaran Musik

Modern.

3. Analisa Arsitektural merupakan tahap penggabungan dari hasil

identifikasi kedua hasil analisa sebelumnya (fungsional dan performansi).

Dalam proses ini akan menganalisa masalah massa, ruang, tampilan,

pengolahan site, utilitas, dan struktur bangunan yang menyatukan antara

tuntutan kebutuhan pengguna dengan persyaratan yang ada.

1.6.3 Pendekatan Konsep

 Penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan pengalaman

empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan

dan perancangan.

 Penggabungan dari data yang didapatkan di lapangan, literatur,

pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap penguraian dan

pengkajian, kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan

perancangan.

15
1.7 Sistematika pembahasan

TAHAP I

Pembahasan mengenai pendahuluan meliputi perumusan judul, latar belakang,

perumusan permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan

batasan pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

TAHAP II

Pengungkapan dan pembahasan mengenai aspek-aspek yang diperlukan dalam

perancangan pagelaran musik modern, dan tinjauan mengenai teori-teori high

tech architecture yang menjadi landasan dari perancangan.

TAHAP III

Memaparkan tinjauan studi kasus potensi dari Kota Yogyakarta dan

mengungkapkan hasil studi literatur berupa kondisi geografis Kota

Yogyakarta yang menjadi pemilihan site dan lokasi pada khususnya.

TAHAP IV

Tinjauan khusus Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta sebagai obyek

yang direncanakan meliputi bentuk pewadahannya, identifikasi jenis kegiatan ,

dan karakter Pusat Pagelaran Musik Modern di Yogyakarta.

TAHAP V

Mengadakan analisis kearah konsep perancangan Pusat Pagelaran Musik

Modern di Yogyakarta dengan menekankan prioritas program perencanaan.

Menganalisa lokasi, program kegiatan dan program ruang, melalui analisa

kegiatan sehingga dapat ditentukan konsep kebutuhan ruang, analisa

hubungan dan organisasi ruang, analisa besaran ruang sehingga dapat

ditentukan konsep besaran ruang, kemudian menganalisa pengolahan site dan

16
massa, desain bentuk serta tampilan, sistem bangunan serta fasilitas yang

menunjang sebuah wadah pagelaran musik modern sesuai dengan konsep high

tech architecture.

TAHAP VI

Mensintesakan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil

akhir dari analisis yang selanjutnya ditransformasikan dalam wujud desain

fisik bangunan.

17

Anda mungkin juga menyukai