Anda di halaman 1dari 26

Struktur Makroskopis Sistem Digestivus

Gambar 14. Anatomi Sistem Pencernaan Manusia

Sumber: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2010/09/pencernaan.jpg

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

a. Mulut

Rongga mulut terbentang mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atap mulut
dibentuk oleh palatum durum dan mole. Di bagian posterior palatum mole berakhir pada uvula.
Lidah membentuk dasar mulut. Pada bagian paling posterior dari rongga mulut terletak tonsil di
antara kolumna anterior dan posterior.3
Palatum durum yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang
maksilaris. Palatum durum adalah suatu struktur tulang berbentuk konkaf. Bagian anteriornya
mempunyai lipatan-lipatan yang menonjo.

Palatum mole terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat
bergerak, terdiri dari jaringan fibrosa dan selaput lendir. Palatum mole adalah suatu daerah
fleksibel muscular di sebelah posterior palatum durum. Tepi posterior berakhir pada uvula.
Uvula membantu menutup nasofaring selama menelan.3

Terdapat dua perangkat gigi-geligi yang tumbuh pada saat yang berbeda-beda dalam
kehidupan, yaitu gigi decidua dan gigi tetap. Gigi decidua berjumlah 20 buah: 4 incivus, 2
caninus, dan 4 molar pada setiap rahang. Gigi tetap berjumlah 32 buah: 4 incivus, 2 caninus, 4
premolar, dan 6 molar pada setiap rahang.

Lidah adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membran mukosa. 2/3 bagian
anteriornya terletak dalam mulut dan 1/3 bagian posteriornya terletak di pharynx. Lidah dibagi
menjadi belahan kiri dan kanan oleh septum fibrosum mediana.4

Kelenjar ludah, terdiri dari:


1. Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara proses mastoid kiri dan
kanan mandibularis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar. Nervus facialis
berjalan melalui kelenjar ini. Kelenjar parotis terletak di belakang tulang rahang bawah di
bawah daun telinga dan mempunyai saluran yang bermuara di depan gigi geraham ke-2
atas.
2. Kelenjar submaksilaris, terletak dibawah fongga mulut bagian belakang.
3. Kelenjar sublingualis, dibawah selaput lendir, bermuara di dasar rongga mulut.3

b. Esophagus

Esofagus merupakan sebuah saluran berupa tabung berotot yang menghubungkan dan
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Dari perjalanannya dari faring menuju
gaster, esofagus melalui tiga kompartemen yaitu pars servikalis, sepanjang 5 cm dan berjalan di
antara trakea dan kolumna vertebralis. Pars thorakalis, setinggi manubrium sterni berada di
mediastinum posterior mulai di belakang lengkung aorta dan bronkus cabang utama kiri, lalu
membelok ke kanan bawah di samping kanan depan aorta thorakalis bawah. Pars abdominalis,
masuk ke rongga perut melalui hiatus esofagus dari diafragma dan berakhir di kardia lambung,
panjang berkisar 2-4 cm.3,4

Pada orang dewasa, panjang esofagus apabila diukur dari incivus superior ke otot
krikofaringeus sekitar 15-20 cm, ke arkus aorta 20-25 cm, ke v. pulmonalis inferior, 30-35 cm,
dan ke kardioesofagus joint kurang lebih 40-45 cm. Bagian atas esofagus yang berada di leher
dan rongga dada mendapat darah dari a. thiroidea inferior beberapa cabang dari arteri bronkialis
dan beberapa arteri kecil dari aorta. Esofagus di hiatus esofagus dan rongga perut mendapat
darah dari a. phrenica inferior sinistra dan cabang a. gastrika sinistra.

Pembuluh vena dimulai sebagai pleksus di submukosal esofagus. Di esofagus bagian atas dan
tengah, aliran vena dari plexus esofagus berjalan melalui vena esofagus ke v. azigos dan v.
hemiazigos untuk kemudian masuk ke vena kava superior. Di esofagus bagian bawah, semua
pembuluh vena masuk ke dalam vena koronaria, yaitu cabang vena porta sehingga terjadi
hubungan langsung antara sirkulasi vena porta dan sirkulasi vena esofagus bagian bawah melalui
vena lambung tersebut.

Esofagus dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis. N. vagus bersifat saraf
parasimpatis bagi esofagus, meskipun di bawah leher n. vagus membawa gabungan saraf
simpatis dan parasimpatis. Esofagus pars servikalis dipersarafi oleh n. laringeus rekuren yang
berasal dari n. vagus. Cabang n.vagus dan n. laringeus rekurens kiri mempersarafi esofagus
thorakalis atas. N. vagus kiri dan kanan berjalinan dengan serabut simpatis membentuk pleksus
esofagus. Persarafan simpatis berasal dari ganglion servikal superior rantai simpatis, n. splanikus
mayor, pleksus aortik thorasikus dan ganglion seliakus.4

c. Lambung

Lambung merupakan suatu organ yang terletak antara esophagus dengan duodenum,
terletak pada region epigastrium dan merupakan organ intraperitonel. Berbentuk menyerupai
huruf J dan terdiri dari fundus, corpus dan pylorus. Memiliki 2 buah permukaan yaitu permukan
anterior dan posterior serta memiliki 2 buah kurvatura yaitu mayor dan minor. Lambung
memiliki dua buah orifisium yaitu orifisium kardia dan pilori.

Permukaan anterior lambung berhubungan dengan diafragma, lobus kiri dari hepar serta
dinding anterior abdomen. Permukaan posterior berbatasan dengan aorta, pancreas, limpa, ginjal
kiri, kelenjar supra renal serta mesokolon transversum. Suplai pembuluh darah berasal dari
beberapa arteri utama yaitu:
1. A.Gastrika kiri, cabang aksis coeliacus berjalan sepanjang kurvatura minor.
2. A.Gastrika kanan, cabang a.hepatica, beranastomose dengan a.gastrika kiri.
3. A.Gastroepiploika kanan, cabang a.gastroduodenal yang merupakan cabang a.hepatica,
memperdarahi lambung yang berjalan pada kurvatura mayor.
4. A.Gastroepiploika kiri, cabang a.lienalis dan beranastomosis dengan a. gastroepploika kanan.
5. Pada fundus terdapat a. gastrika brevis, cabang dari arteri lienalis.3

Aliran vena lambung mengikuti nama dari arteri arteri yang memperdarahi lambung dan
aliran vena lambung akan menuju ke vena porta. Aliran limfe lambung juga mengikuti daerah
daerah yang diperdarahi arteri arteri lambung. Pada daerah yang diperdarahi cabang arteri
lienalis maka aliran limfe akan bermuara ke hilus lienalis, sedangkan pada sepanjang arteri
gastrika kiri akan bermuara ke limfe sekitar aksis coeliakus. Daerah kurvatura mayor akan
bermuara ke limfe nodus subpilorik yang selanjutnya bermuara ke limfe nodus coeliacus.

Lambung mendapatkan innervasi dari nervus vagus, baik nervus vagus anterior dan posterior
masuk kedalam cavum abdominalis melalui hiatus esophagus. Vagus anterior akan
menginervasi bagian lambung di sepanjang kurvatura minor dan permukaan anterior lambung.3

d. Pankreas

Pankreas merupakan organ lunak dengan permukaan berlobus-lobus dengan panjang


sekitar 12 -20 cm, terletak melintang di bagian atas abdomen daerah epigastrium dan
hipokondrium kiri, di belakang gaster dalam ruang retroperitoneal. Di bagi atas, kaput dengan
prosessus uncinatus, kolum, korpus dan kauda. Kaput pankreas terletak setinggi vertebra L2
dekat midline. Sedangkan kauda pankreas terletak setinggi vertebrata L1 bagian atas kaput
pankreas dihubungkan dengan korpus pankreas oleh kolum pankreas yaitu bagian pankreas yang
lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm. Bagian superior pankreas berhubungan dengan foramen
gastroepiploicum yang ditutupi oleh omentum minus dan struktur-struktur yang mengisi di
dalam omentum tersebut. Di bagian anterior, pars superior duodenum menutupi bagian superior
kaput pankreas dan dibawahnya, mesokolon tranversa terletak melintang.4

Pankreas mendapat pendarahan dari trunkus seliakus dan arteri mesenterika superior. Umumnya
(dari 90 % orang), trunkus seliakus mempercabangkan arteri hepatika kommunis, splenika dan
gastrika sinistra. Arteri hepatika kommunis akan mempercabangkan a. gastroduodenalis yang
berikutnya akan mempercabangkan arteri anterior dan posterosuperior pankreatikoduodenalis
dan memperdarahi bagian kaput pankreas. Dan membentuk kolateral dengan arteri anterior dan
posterior inferior pankreatikaduodenale yang berasal dari arteri mesenterika superior. Arteri
dorsalis pankreas yang berasal dari a. splenika akan menyuplai daerah kaput dan a. transversalis
pankreatika akan memperdarahi korpus dan kauda pankreas. Beberapa cabang dari arteri
splenika akan beranastomose dengan arteri tranversalis yang juga mensuplai darah untuk korpus
dan kauda pankreas.3,4

Kaput pankreas dialiri oleh vena yang paralel dengan arterinya yang pada bagian anterior
dari kaput akan bermuara pada mesenterika superior dan bagian posterior bermuara pada vena
porta. Sehingga pada reseksi kaput pankreas, vena-vena tersebut harus diligasi dengan hati-hati,
sedang aliran vena dari korpus dan kauda pankreas akan bermuara langsung pada vena splenika
melalui vena pankreatika inferior ke vena mesenterika inferior dan superior.

Pankreas menerima persarafan dari simpatis melalui nervus splanikus dan parasimpatis
melaui nervus vagus. Umumnya nervus mengikuti perjalanan pembuluh darah dan duktus
pankreas dalam perjalanannya menuju ke sel asini pankreas. Nervus splanikus membawa serat
afferen nyeri visera melalui pleksus dan ganglia seliakus.4
e. Hepar

Hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh yang memiliki berat berkisar 1200 – 1600 gr.
Berat pada laki-laki 1400 – 1600 gr dan pada perempuan 1200 – 1400 gr (1). Berat hepar
tergantung pada berat masing-masing tubuh, yaitu 1,8 % – 3,1 % dari total berat tubuh, pada
infant memiliki berat yang agak lebih yaitu kira-kira 5% sampai 6 % dari total berat tubuh.

Ukuran tranversal dari hepar berkisar 20 cm- 22,5 cm, dan ukuran vertikal berkisar 15 cm
– 17,5 cm, dengan diameter anteroposterior terbesar berkisar 10 cm–12,5 cm. Hepar mempunyai
konsistensi kenyal, berwarna coklat kemerahan. Bentuk hepar adalah piramid , yang puncaknya
dibentuk oleh bagian pada lobus sinistra, sedangkan basisnya pada sisi lateral kanan yang lokasi
pada dinding thorax kanan. Hepar dibungkus peritoneum viseralis kecuali gallbladder bed, porta
hepatis dan di posterior pada daerah yang disebut bare area dari hepar di kanan dari vena cava
inferior. Di bawah peritoneum terdapat kapsula Glisson, yang meliputi seluruh permukaan organ,
kapsula ini pada hilus atau porta hepatis di permukaan inferior, melanjutkan diri ke dalam massa
hati, membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteri hepatika dan saluran empedu.4

Dilihat dari permukaan anterior, hepar terdiri atas Lobus hepatis dextra dan lobus hepatis sinistra
yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme hepatis dan fossa sagitalis sinistra.

1. Lobus Hepatis Dextra


Lobus ini mempunyai ukuran yang lebih besar daripada lobus hepatis sinistra, yaitu kira-
kira 5/6 bagian dari seluruh hepar. Lobus ini terletak di hipokondrium dextra dimana dipisahkan
dengan lobus hepatis sinistra oleh ligamentum falciforme pada facies diafragma, sedangkan pada
facies visceralis dipisahkan oleh fossa sagitalis sinistra (Facies sagitalis sinistra dibentuk oleh
fossa ductus venosi pada bagian dorso cranial dan fossa vena umbilikalis pada bagian ventro
caudal). Pada facies visceralis lobus hepatis dextra terdapat 2 buah fossa yaitu fossa vesica fellea
yang ditempati oleh fundus dari vesica fellea dan fossa vena cava yang ditempati oleh vena cava
inferior. Kedua fossa ini bersama-sama membentuk fossa sagitalis dextra. Diantara kedua fossa
sagitalis sinistra dan dextra terdapat cekungan yang berjalan melintang yang disebut porta
hepatis yang membagi 2 bagian menjadi lobus qudratus dan lobus caudatus.4

2. Lobus Quadratus hepatis


Lobus ini terletak pada facies inferior dari lobus hepatis dextra, dibatasi oleh :
• Anterior oleh margo anterior hepatis.
• Dorsal oleh porta hepatis.
• Sebelah kiri oleh fossa vena umbilicalis.
• Sebelah kanan oleh fossa vessica fellea.

3. Lobus Caudatus hepatis


Lobus caudatus ini terletak di facies posterior lobus hepatis dextra setinggi vertebra thoracal X –
XI, dibatasi :
• Dibagian ventro caudal olehporta hepatis
• Sebelah kanan oleh fossa vena cava
• Sebelah kiri oleh fossa ductus venosi
Lobus ini mempunyai tonjolan yang agak ke antero lateral, yang memisahkan fossa vena cava
dan fossa vesica fellea, yang dinamakan processus caudatus. Disebelah kiri dari processus
caudatus, berbatasan dengan porta hepatis dan fossa ductus venosi, terdapat processus
papillaris.3,4

4. Lobus Hepatis sinistra


Lobus ini bentuknya jauh lebih kecil daripada lobus hepatis dextra, lebih pipih dan hanya
berukuran kira-kira 1/6 dari ukuran hepar keseluruhannya. Lobus hepatis sinistra ini terletak
didalam region epigastrium dan sedikit didalam hypocondrium kiri. Lobus ini terletak disebelah
kiri dari ligamentum falciforme, tidak memiliki subdivisi dan berakhir pada pada bagian apeks
yang tipis pada quadrant kiri atas.

Sirkulasi darah pada hepar dibentuk oleh arteri hepatica, vena porta, dan vena hepatica,
disebut sirkulasi portal. Arteri celiakus yang bercabang berasal dari aorta muncul dari hiatus
diafragma, yang secara karakteristik sangat pendek dan bercabang menjadi arteri gastrika kiri,
arteri lienalis dan arteri hepatika komunis.3
1. Arteri hepatica communis
Merupakan cabang dari arteri coeliaca, berjalan ke ventral agak ke kanan pada margo
superior pancreas, di sebelah dorsal pars superior duodeni. Kemudian arteri itu membelok
dan masuk ke dalam ligamentum hepatoduodenale di bagian caudal foramen epiploicum
Winslowi; berjalan didalam ligamentum itu bersama-sama dengan duktus choledocus, vena
portae, pembuluh limfe, dan serabut saraf menuju porta hepatis. Didalam ligamentum
hepatoduodenale, arteri hepatis comunis berada disebelah anterior agak ke kiri dari duktus
choledocus dan berada disebelah anterior vena porta. Sampai pada porta hepatis, arteri
hepatica communis bercabang menjadi 2 yaitu :

a. Arteri hepatica propria dextra

Berjalan di sebelah ventral vena porta, kemudian menyilang ductus hepaticus communis,
berjalan terus ke kanan dan sebelum masuk ke dalam lobus hepatis dextra memberi cabang
arteri cystica, yang memberi suplai darah kepada vesica fellea.

b. Arteri hepatica propria sinistra

Berjalan ke arah porta hepatis, berada disebelah kiri dari duktus hepaticus dextra dan
sebelum masuk ke dalam lobus hepatis sinistra memberi cabang ke cranial dan caudal, serta
memberi suplai darah untuk capsula hepatis glissoni dan lobus caudatus hepatis.4

2. Vena portae hepatis

Dibentuk oleh gabungan antara vena mesenterica superior dan vena lienalis. Berjalan
disebelah dorsal pars superior duodeni, lalu berjalan ascendens masuk ke dalam ligamentum
hepatoduodenale. Didalam ligamentum hepatoduodenale, vena porta berada disebelah dorsal
dari arteri hepatica communis, sampai pada porta hepatis, vena portae bercabang 2
membentuk ramus dextra dan sinistra, dan bersama-sama dengan arteri hepatica propria
dextra dan sinistra masuk kedalam lobus hepatis dextra dan lobus hepatis sinistra.4
3. Vena Hepatica

Membawa darah dari hepar masuk kedalam vena cava inferior. Terdiri dari :
a. Upper group, terdiri dari 3 vena yang besar
b. Lower group, yang jumlah bervariasi dan ukurannya kebih kecil.

Arteri hepatika komunis, berjalan dalam jarak yang pendek di retroperitoneal kemudian
melewati permukaan suprior dan sisi kiri dari duktus hepatika komunis. Arteri hepatika
komunis mensuplai 25 % aliran darah ke hepar dan vena porta mensuplai sisanya yaitu 75 %.
Dari aksis celiakus, arteri hepatika komunis menuju ke atas dan kelateral berdekatan dengan
duktus biliaris komunis. Arteri gastroduodenal yang mensuplai proksimal duodenum dan
pankreas adalah cabang pertama dari arteri hepatika komunis. Lalu arteri gastrika kanan
sebagai cabangnya yang menuju ke kurvatura minor dalam omentum minus. Kemudian arteri
hepatika melintas menuju hilus dan segera bercabang menjadi arteri hepatika kanan dan kiri.
Arteri hepatika kanan bercabang lebih dulu dari duktus biliaris komunis dan vena porta. 80 %
kasus arteri hepatika kanan berada diposterior duktus hepatika komunis sebelum masuk
parenkim hepar. 20% kasus, arteri hepatika kanan di anterior duktus hepatika komunis.3

Setelah mencapai parenkim hepar arteri hepatika kanan bercabang ke sektor anterior kanan
(segmen V dan VIII) dan posterior kanan (segmen VI dan VII). Cabang ke sektor posterior
awalnya melintas secara horizontal melalui ‘hilar tranverse fissure’ dari Banz yang secara
normal berada pada basis segmen V dan bersebelahan dengan procesus kaudatus. Arteri
hepatika kiri melintas secara vertikal menuju fisura umbilikalis dimana memberi cabang-
cabang kecil (sering disebut middle hepatic artery) ke segmen IV, sebelum meneruskan
mensuplai segmen II dan III. Tambahan cabang-cabang kecil dari arteri hepatika kiri
mensuplai lobus kaudatus (segmen I) walau cabang-cabang arteri kaudatus dapat juga berasal
dari arteri hepatika kanan. Vena porta dan duktus biliaris segmental dan sektoral mengikuti
cabang-cabang arteri hepatica.3,4
f. Kantung Empedu

Kandung empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpukat yang terletak tepat
dibawah lobus kanan hepar. Pada orang dewasa panjangnya sekitar 7-10 cm, yang berfungsi
untuk menyimpan empedu dengan kapasitas ± 45 ml. Empedu yang disekresi secara terus
menerus oleh hati masuk ke saluran empedu yang kecil di dalam hepar. Saluran empedu yang
kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan
bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu membentuk duktus
hepatikus komunis.3

Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus


koledokus. Pada banyak orang, duktus koledokus bersatu dengan duktus pankreatikus
membentuk ampulla Vateri (bagian duktus yang melebar pada tempat menyatu) sebelum
bermuara ke duodenum. Bagian terminal dari kedua saluran dan ampla dikelilingi oleh serabut
otot sirkular, dikenal sebagai sfingter Oddi.

Kandung empedu divaskularisasi oleh arteri sistikus yang merupakan percabangan arteri
hepatik dekstra, sedangkan vena sistikus berasal dari permukaan hati melawati vesika vellea dan
masuk ke lobus quadratus. Sistem persarafan kandung empedu oleh sistem simpatis dan
parasimpatis yang keduanya melalui pleksus seliakus. Saraf simpatis preganglionik berasal dari
level T8 dan T9 sedangkan saraf parasimpatis postganglionik berada pada pleksus seliakus dan
berjalan sepanjang arteri hepatis dan vena porta menuju kandung empedu.3,4

g. Duodenum

 Lokasi dan deskripsi:


Duodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci yang
merupakan organ penghubung gaster dengan jejunum. Duodenum adalah organ penting
karena merupakan tempat muara dari duktus choledochus dan duktus pancreaticus. Satu inci
pertama duodenum menyerupai gaster yang permukaan anterior dan posteriornya diliputi
oleh peritoneum dan mempunyai omentum minus yang melekat pada pinggir atasnya dan
omentum majus yang melekat yang melekat pada pinggir bawahnya. Bursa omentalis
terletak dibelakang segmen yang pendek ini. Sisa duodenum yang lain terletak
retroperitoneal, hanya sebagian saja yang diliputi oleh peritoneum.4
 Pendarahan: Setengah bagian atas duodenum diperdarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis
superior, cabang arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah diperdarahi oleh arteri
pancreaticoduodenalis inferior, cabang arteria mesenterika superior. Vena
pancreaticoduodenalis superior bermuara ke venae portae hepatic; vena
pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterika superior.
 Persarafan: saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis dari plexus mesenterikus
superior.4

h. Usus halus

Intestinum tenue merupakan bagian yang terpajang dari saluran pencernaan dan terbentang
dari pilorus pada gaster sampai juncture ileocaecalis. Sebagian besar pencernaan dan absorpsi
makanan berlangsung didalam intestinum tenue.intestinum tenue terbagi atas tiga bagian :
duodenum, jejunum dan ileum.3
 Lokasi dan deskripsi:
Jejunum dan ileum panjangnya 20 kaki , dua perlima bagian atas merupakan jejunum.
Masing-masing bagian mempunyai gambaran yang berbeda, tetapi terdapat perubahan yang
bertahap dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Jejunum dimulai pada junctura
duodenojejunalis dan ileum berakhir pada juncture ileocaecalis. Lengkung-lengkung jejunum
dan ileum dapat bergerak dengan bebas dan melekat pada dinding posterior abdomen dengan
perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dan dikenal sebagai mesenterium.
Pinggir bebas lipatan yang panjang meliputi usus halus yang bebas bergerak. Pangkal lipatan
pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietale pada dinding posterior abdomen
sepanjang garis yang berjalan kebawah dan ke kanan dari sisi vertebra lumbalis II ke daerah
articulation sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan keluar dan masuknya
cabang-cabang arteria dan mesenterika superior, pembuluh limfe, serat saraf-saraf kedalam
ruangan di antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Pada orang
hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum bedasarkan berikut ini :
1. Lengkung-lengkung jejunum, terletak pada bagian atas cavitas peritonealis di bawah sisi
kiri mesocolon transversum; ileum terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan di
dalam pelvis.
2. Jejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah dibandingkan dengan ileum.
Dinding jejunum terasa lebih tebal; karena lipatan yang lebih permanen pada tunka
mukosa, plica circulars lebih besar, lebih banyak dan tersusun lebih rapat pada jejunum;
sedangkan pada bagian atas ileum plica circulars lebih kecil dan lebih jarang; dan di
bagian bawah ileum tidak ada plica circulars.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen di atas dan kiri aorta,
sedangkan mesenterium ileum melekat di bawah dan kanan aorta.
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua arcade dengan
cabang-cabang panjang dan jarang berjalan ke dinding intestinum tenue. Ileum menerima
banyak pembuluh darah pendek yang berasal dari tiga atau empat atau lebih arcade.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat radix dan jarang ditemukan di
dekat dinding jejunum. Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian
sehingga lemak di temukan mulai dari radix sampai dinding ileum.
6. Kelompok jaringan limfoid terdapat pada tunika mukosa ileum bagian bawah sepanjang
pinggir antimesenterica. Pada orang hidup, lempeng peyer dapat dilihat dari luar pada
dinding ileum.3,4
 Pendarahan: Pembuluh arteri yang mendarahi jejunum dan ileum berasal dari cabang-cabang
arteri mesenterika superior. Cabang-cabang intestinal berasal dari sisi kiri arteri dan berjalan
di mesenterium unutk mencapai usus. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis atu dengan
yang lain untuk membentuk serangkaian arcade. Bagian paling bawah ileum diperdarahi juga
oleh arteri ileocolica. Vena sesuai dengan cabang-cabang arteri mesenterika superior dan
mengalirkan darahnya ke dalam vena mesenterika superior.
 Persarafan: Saraf-saraf berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis (n.vagus) plexus
mesenterikus superior.3

i. Usus Besar

Intesinum crassum terbentang dari ileum sampai anus. Intestinum crassum terbagi
menjadi caecum, appendix, vermiformis, colon ascendens, colon descendens, colon transversum,
colon sigmoideum rectum dan canalis analis. Fungsi utama intestinum crassum adalah
mengabsorbsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat
dikeluarkan dari tubuh sebagai feces.3

1. Colon Ascendens
Panjang kolon asendens sekitar 5 inci (13 cm) dan terletak di kuadran kanan bawah.
Kolon asendens membentang ke atas dari sekum sampai permukaan inferior lobus hepatis
dekstra, lalu kolon asendens membelok ke kiri membentuk leksura koli dekstra, dan melanjutkan
diri sebagai kolon transversus. Peritoneum melputi bagian depan dan samping kolon asendens
dan menghubungkan kolon asendens dengan dinding posterior abdomen.

Arteria ilecoica dan arteria colica dextra yang merupakan cabang arteria mesenterica
superior. Vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke mesenterica superior. Saraf colon
ascendens berasal dari cabang simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus
mensentericus superior.3

2. Colon Transversum
Panjang kolon transversus sekitar 15 inci (38 cm) dan berjalan menyilang abdomen,
menempati region umbilicalis. Kolon transversus mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus
hepatis kanan dan tergantung kebawah oleh mesokolon transversus dan pancreas. Kemudian
kolon transversus berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli
sinistra lebih tinggi daripadaflexura coli dextra dan digantung ke diafragma oleh ligmentum
phrenicocolicum. Mesokolon transversus, menggantungkan kolon transversus dari facies
anterior pancreas. Mesokolon transversus dilekatkan pada pinggir superior kolon transversus,
dan lapisan posterior omentum mayus dilekatkan pada pinggir inferior. Karena mesokolon
transversus sangat panjang, posisi kolon transversus sangat bervariasi dan kadang-kadang dapat
mencapai pelvis.3,4

Dua pertiga proksimal kolon transversus diperdarahi oleh arteria colica media,
cabang arteria mesenterica superior. Sepertiga bagian distal diperdarahi oleh arterica colica
dinistra, cabangarteria mesenterica inferior. Vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke
vena mesenterika superior dan vena mesenterika inferior. Dua pertiga proksimal kolon
transversus dipersarafi oleh saraf simpatis dan nervus vagus melaluiplexus mesentericus
superior, spertiga distal dipersarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis nervi splanchnici
pelvici melalui plexus mesentericus inferior.4

3. Colon Decendens
Panjang kolon descendens sekitar 10 Inci (25 cm) dan terletak di kuadran kiri atas dan
bawah. Kolon ini berjalan kebawah dari flexura koli sinistra sampai pinggir pelvis, disini kolon
transversus melanjutkan diri menjadi kolon sigmoid. Peritoneum meliputi bagian depan dan sisi-
sisinya serta menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen. Pendarahan colon
descendens beasal dari arteri kolika sinistra dan arteri sigmoid merupakan cabang arteri
mesenterika inferior dan vena mengikuti arteri yang sesuai dan bermuara ke vena mesenterika
inferior. Saraf simpatis dan parasimpatis colon descendens adalah nervi splanchnici
pelvic melalui plxus mesentericus inferior.4

Fisiologi Sistem Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan molekul-
molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan energi. Makanan
harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari saluran
pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel.5

Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:

1. Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.
Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang
disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas
pencernaan:
 Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke depan
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.

 Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah
pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke
permukaan penyerapan saluran pencernaan.5

2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-
kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik
spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus).
Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf
dan hormon sesuai.

3. Pencernaan
Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjad struktur
yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga komponen
makanan utama, yaitu:

 Karbohidrat

Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk polisakarida, misalnya
tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat yang paling
sederhana adalah monosakarida seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa.5

 Lemak

Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein akan
diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam saluran
pencernaan.
 Protein

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir pencernaan
lemak adalah monogliserida dan asam lemak. Proses pencernaan dilakukan melalui proses
hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan
ikatan tersebut sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas.5

4. Penyerapan

Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekul-molekul


dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan
ke dalam darah atau limfe. Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan
panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju ke anus.
Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik.5

Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:

1. Fungsi otonom otot polos

2. Pleksus saraf intrinsik

3. Saraf ekstrinsik

4. Hormon saluran pencernaan

Proses Pencernaan

Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi
(mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan
yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah (1) menggiling dan memecah makanan; (2)
mencampur makanan dengan air liur; dan (3) merangsang papil pengecap. Ketika merangsang
papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi
saliva.6
Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi
saliva dalam proses pencernaan adalah:

1. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.

2. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya


mukus sebagai pelumas.

3. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.

4. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.

5. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan
bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.

Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di dorong
oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan yang kemudian
mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara refleks akan
mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan.5,6

Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam
esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.

2. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang
mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk
mencapai ujung esofagus.

Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi proses motilita.
Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:

1. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung
dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter

2. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan
yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap
akan disalurkan dari korpus ke antrum.
3. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab
makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan
retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di
antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.

4. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya
pendorong untuk mengosongkan lambung.6

Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa
sekret lambung diantaranya:

 HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL
dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin
dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot
dan jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam
makanan.

 Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami penguraian oleh
HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan protein untuk
menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein, maka peptin
dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak
mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk.

 Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera
pada mukosa lambung.

 Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin
B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin
B12 tidak dapat diserap.

 Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan
gastrin.5,6

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan
mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat
dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di
lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga segmen, yaitu:

1. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim
pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.

2. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)

3. Ileum (3,6 m/12 kaki)

Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:

1. Segmentasi: merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi
segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke depan karena
frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus. Kecepatan segmentasi di
duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan segmentasi di ileum adalah 9
kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian
akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya,
kimussecara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini
kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang
optimal.

2. Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi akan
berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan “menyapu” bersih usus
diantara waktu makan.6

Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus
enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan
limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan
secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam
keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar
elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di
duodenum dan jejenum.5
Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum,
apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus
setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat
dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk
dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum
defekasi. Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus
internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk
berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas
maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang
air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan
kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup
sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran feses.6

Mekanisme Penceraan Lemak

Lemak sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida) yang tersusun atas molekul
gliserol, dan 3 molekul asam lemak. Sekresi berbagai jenis enzim lipase dan asam empedu untuk:

 Emulsifikasi
 Hidrolisis enzimatik
 Pelarutan (solubilisasi) hasil lipolisis di dalam garam empedu

Pencernaan lemak sudah mulai terjadi di mulut dan lambung oleh enzim lipase ludah dan
lipase lambung. Lipase ludah dihasilkan oleh kelenjar Ebner di pemurkaan dorsal lidah. Lipase
ludah berfungsi untuk hidrolisa asam lemak, proses emulsifikasi dan membantu kerja lipase
pankreas. Lipase lambung berfungsi untuk hidrolisa asam lemak dan gliserol. Namun demikian
proses digesti lemak dalam mulut dan lambung sangat kecil jumlahnya. Tetapi bila pankreas
mengalami gangguan fungsi, aktifitas lipase ludah dan lambung akan meningkat. Digesti lemak
sebagian besar terjadi di usus halus yaitu di duodenum oleh enzim lipase pankreas.Enzim ini
melakukan hidrolisa semua trigliserida hanya dalam waktu beberapa menit. Sel epitel usus halus
juga menghasilkan lipase enterik dalam jumlah kecil. Aktifitas enzim lipase pankreas mencapai
puncaknya pada pH 8.0. pH yang lebih rendah dari 3.0 akan merusak enzim ini.5
Tahap pertama dari digesti lemak ialah memecahkan globulus lemak kedalam ukuran yang
lebih kecil sehingga enzim-enzim lipolitik yang larut dalam air dapat bekerja pada permukaan
globulus. Proses ini disebut sebagai proses emulsifikasi lemak, yang berlangsung di bawah
pengaruh empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan tetapi
mengandung garam empedu dan lesitin-fosfolipid yang sangat penting untuk emulsifikasi lemak.
Bila garam empedu di dalam usus meningkat, lemak dan garam empedu secara spontan
membentuk micelles yang merupakan globulus dengan ukuran 3- 6 nm yang terdiri dari molekul
garam empedu dan molekul lemak yang terutama asam lemak, monogliserida, dan kholesterol.
Pembentukan micelles akan melarutkan lemak yang selanjutnya memungkinkan lemak tersebut
di absorbsi melalui sel epitel usus halus. Setelah melewati epitel usus halus , monogliserida dan
asam lemak akan diproses oleh retikulum endoplasmik halus ,yang kemudiannya akan dirubah
menjadi molekul trigliserida yang baru dan ditransportasi ke dalam limpe chylomicrons dan
mengalir melalui duktus thoracikus limpatikus dan selanjutnya ke sirkulasi darah.5

Enzim- Enzim Pencernaan

Pemecahan makanan secara mekanis, yang terutama berlangsung dalam mulut dan
lambung (tembolok) disertai atau diikuti oleh pemecahan kimiawi nutrien- nutrien oleh katalis-
katalis yang disebut enzim-enzim pencernaan. Enzim-enzim itu terutama terlibat dalam reaksi-
reaksi hidrolisis:

Polisakarida [C6H10O5]x + x(H2O) -> x(C6H12O6)

Protein + H2O -> asam-asam amino

Lipid + H2O -> asam-asam lemak + gliserol

Enzim-enzim yang bekerja dalam pengolahan pati secara tradisional disebut amilase,
walaupun istilah yang lebih luas bagi enzim-enzim bekerja dalam pengolahan polisakarida,
oligosakarida, trisakarida, dan lain-lain disebut karbohidrase. Enzim-enzim yang bekerja dalam
pengolahan protein disebut protease. Hidrolisis protein dikenal sebagai proteolisis. Hidrolisis
lemak-lemak netral (suatu tipe utama lipid yang diambil ke dalam saluran pencernaan) disebut
lipolisis. Pencernaan tidak berlangsung sekaligus. Alih-alih mungkin ada banyak langkah dan
serangkaian enzim yang berperan serta dalam masing-masing degradasi utama.7

Seperti yang ditunjukan dalam Tabel 16.1, kelompok-kelompok enzim pencernaan utama
berasal dari pankreas dan usus halus. Pencernaan mekanis dan penyimpanan makanan terjadi di
mulut dan lambung, namun pencernaan secara kimiawi hanya terjadi sedikit pada organ-organ
tersebut. Pencernaan protein hampir sepenuhnya tergantung pada enzim-enzim proteolitik yang
dihasilkan di pankreas dan dikirim ke duodenum melalui saluran pankreas. Ingatlah bahwa
tripsin dan kimotripsin dibentuk sebagai zimogen-zimogen tak aktif (tripsinogen dan
kimotripsinogen), yang diaktivasi melalui pemotongan sedikit bagian peptida tersebut.
Enterokinase dan tripsin sendiri berperan dalam konversi-konversi tersebut.

Pepsin, suatu enzim proteolitik yang ditemukan dalam lambung, juga disekresikan
sebagai pepsinogen yang tak aktif, dan dikonversi menjadi pepsin aktif oleh pepsin dalam jumlah
kecil yang sudah ada dalam lambung (suatu contoh autokatalisis).7,8

Degadrasi sempurna protein melibatkan interaksi yang luar biasa kompleks dari
berbagai enzim. Pepsin, tripsin, dan kimotripsin merupakan endopeptidase, yaitu enzim-enzim
yang menghidrolisis ikatan-ikatan peptide di bagian interior rantai-rantai polipeptida yang
panjang. Jika bekerja secara individual, produk-produk akhir dari masing-masing enzim adalah
peptida-peptida yang panjangnya sedang; sedangkan bila bekerja bersama-sama, efek enzim-
enzim tersebut menghasilkan oligopeptida (molekul-molekul rantai pendek). Perbedaan antara
ketiga enzim itu adalah dalam hal spesifisitas dan sisi asam amino (karboksil atau amino) yang
dihidrolisis. Tripsin cenderung menyerang ikatan peptida di sisi karboksil asam amino lisin dan
arginin, sedangkan kimotripsin bersifat spesifik bagi ikatan di sisi karboksil tirosin, fenilalanin,
atau triptofan. Pepsin, yang sebagai suatu agen proteolitik tidak seefektif tripsin atau kimotripsin,
bersifat spesifik bagi ikatan di sisi amino tirosin dan fenilalanin. Ketiga endopeptidase yang
berbeda itu mampu menghasilkan fragmen-fragmen peptida yang lebih pendek dari berbagai
polipeptida rantai panjang.8

Eksopeptidase adalah enzim-enzim yang bekerja pada ujung-ujung fragmen peptida


dengan panjang berapa pun. Eksopeptidase memotong asam amino terakhir dengan cara
memutuskan ikatan peptida terminal. Eksopeptidase pada dasarnya terdiri atas dua tipe:
Karboksipeptidase, yang disintesis di pankreas dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida terminal di
ujung karboksil bebas rantai peptida tersebut, dan aminopeptidase, yang disintesis di usus halus
dan bekerja pada ikatan-ikatan peptida di ujung amino bebas rantai peptida.7

Efek dari kedua tipe eksopeptidase itu berlangsung dalam usus halus. Sebagai
tambahan bagi asam-asam amino yang dihasilkan oleh eksopeptidase, asam-asam amino tunggal
juga dihasilkan oleh kerja berbagai dipeptidase, yang menghidrolisis dipeptida-dipeptida yang
terbentuk dalam usus sebagai akibat kerja gabungan endopeptidase-endopeptidase. Terdapat
sejumlah dipeptidase yang berbeda, dan masing-masing memiliki afinitas terhadap dipeptida-
dipeptida tertentu.7

Walaupun pencernaan pati dimulai dengan kerja ptialin dalam saliva, pencernaan
pati dalam jumlah besar berlangsung di usus halus. Amilase pankreas disekresikan ke dalam
duodenum. Di situ, amilase pankreas mendegradasi pati menjadi maltosa disakarida. Gula
rangkap dua itu lalu dihidrolisis menjadi molekul-molekul tunggal glukosa melalui enzim
maltase. Mirip dengan itu, sukrosa dikonversi menjadi monosakarida glukosa dan fruktosa oleh
enzim sukrase, sedangkan laktosa dikonversi menjadi glukosa dan galaktosa oleh laktase.7,8
Agen primer pencernaan lemak adalah enzim lipase, yang disekresikan oleh
pankreas. Lipase memecah molekul-molekul lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak.
Kerjanya dibantu oleh empedu yang mengemulsifikasi (melarutkan) lemak menjadi globula-
globula berukuran lebih kecil, dan karenanya meningkatkan luas permukaan yang dapat diserang
oleh lipase. Empedu juga membantu menetralkan asam hidroklorat yang memasuki usus halus
dari lambung.8

Empedu dibentuk dalam hati sebagai bagian dari pemecahan sel-sel darah merah,
yang mengakhiri hidupnya setelah terbentuk 90-120 hari. Empedu merupakan cairan yang
mengandung garam-garam kompleks, pigmen, dan sejumlah steroid. Walaupun dihasilkan dalam
hati, empedu disimpan dalam kantung empedu. Saat pencernaan, empedu dikeluarkan dari
kantung empedu melalui saluran empedu bersama (common bile duct), yang merupakan
gabungan saluran hepatik dari hati dan saluran sistik kantung empedu, menuju duodenum.8

Enzim dilepaskan hanya bila diperlukan. Koordinasi pelepasan enzim demi efisiensi
pencernaan dikontrol oleh semua saraf otonom dan berbagai hormon yang biasanya dihasilkan
dalam saluran pencernaan. Batang saraf utama yang mempengaruhi respons-respons pencernaan
(kontraksi otot organ-organ pencernaan dan pelepasan enzim) adalah nervus vagus dari sistem
saraf parasimpatik.7
Daftar Pustaka

1. Fawcett, Don W. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC;2002.h.530-620.


2. Eroschenko, V. Di Fiore's atlas of histology with functional correlations. Jakarta:
ECG;2003.p.291-329.
3. Widjaja, Hardi. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2009.h.70-88.

4. Wibowo, Daniel S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Gramedia; 2005.h.80-90.

5. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.h.537-89.

6. Marks, Dawn B. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC;2000.h.481-90.

7. Anonim A. Premedical science in homeostatic setting. Praktikum biokimia


pencernaan, 2nd Ed. Surakarta : UMS;2009.p.176-182.
Kesimpulan

Agar makanan yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di
ubah menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami proses
pencernaan di dalamtubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur
mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses pencernaan pada manusia
dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Saat
kalian mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan
mekanik sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan
makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus.

Pada manusia proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti,
proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi adalah proses
perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan
menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan yang
kita makan. Alat pencernaan makanandapat di bedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan manusia memanjang dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut
(kaum olis), kerongkongan (esofagus), lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar
(kolon), dan anus. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan kimiawi. Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas.

Anda mungkin juga menyukai