STRATEGIG MANAGEMENT
DIGITAL ERA
Dosen Pengampu:
Oleh:
Rame Priyanto
NIM 55117120122
Era Informasi (juga dikenal sebagai Zaman Komputer, Zaman Digital, atau Zaman Media
Baru) adalah periode historis pada abad ke-21 yang ditandai dengan transisi cepat dari industri
tradisional yang dibawa oleh revolusi industri melalui industrialisasi, ke teknologi informasi.
ekonomi berbasis. Permulaan zaman informasi dikaitkan dengan revolusi digital, sama seperti
revolusi industri menandai awal zaman industri. Definisi apa artinya digital (atau apa artinya
informasi) terus berubah seiring waktu sebagai teknologi baru, perangkat pengguna, metode
interaksi dengan manusia dan perangkat lain memasuki domain riset pasar, pengembangan,
dan peluncuran. Selama Era Informasi, fenomenanya adalah bahwa industri digital
menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan yang dikelilingi oleh ekonomi global
berteknologi tinggi yang memperluas pengaruhnya pada bagaimana manufaktur di seluruh dan
sektor jasa beroperasi dengan cara yang efisien dan nyaman.
Tantangan teknologi era digital untuk mewujudkan politik yang baik seperti :
1) Biaya
Untuk membuat infrastruktur dan teknisi teknologi informasi di bidang politik akan
memiliki biaya yang sangat mahal.
2) Jangkauan akses
Harus diakui tidak semua orang melihat teknologi, terutama orang yang tingal dengan
fasilitas yang terbatas.
3) Transparansi
Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang diterbitkan
oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu adalah negara dan penerbitnya
adalah Negara sehingga rentan dengan manipulasi berita.
4) Privasi
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara terus
meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini akhirnya
menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk mengembangkan
kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung tinggi hak privasi
warganya.
Dalam bidang ekonomi perekonomian suatu negara teknologi digital mulai dirasa
mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu negara karena dengan
berkembangnya teknologi informasi di era digital, perekonomian suatu negara mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi tantangan era digital tidak bisa
kita pungkiri lagi. Di bidang ekonomi tantangan akan muncul contohnya dalam perindustrian
musik di Indonesia banyak sekali terjadi pembajakan atau plagiat dari berbagai karya yang
original. Tantangan lainnya seperti persaingan dunia kerja yang sangat ketat beberapa
perusahaan tidak banyak memakai karyawan akan tetapi menggunakan mesin-mesin atau alat
elektronik yang berteknologi digital dan masih banyak lagi tantangan ekonomi yang akan
dihadapi di era digital ini.
Era digital juga juga membawa dampak negatif yang menjadikan tantangan untuk
memperbaikinya. Pola interaksi antar manusia berubah kehadiran teknologi era digital seperti
komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan penggunaan teknologi di era digital ini sangat
berperan dalam membantu pertahan dan keamanan nasional. Organisasi militer misalnya,
menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan
persatuan organisasi. Hal ini sejalan dengan kekhasan organisasi militer yang selalu menuntut
kecepatan dan ketepatan informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (perumusan
strategi).
Dalam bidang teknologi informasi tantangan nyata pada era digital semakin kompleks
dari berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh-pengaruh yang bisa membuat perubahan
di setiap sisi. Teknologi informasi meruupakan bidang pengelolaan teknologi dan mencakup
berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat
lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data
konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan
dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian
dari TI.
Pada era digital ini kita harus bisa menyikapi dengan baik yakni dengan melakukan upaya-
upaya yang harus kita lakukan agar Era Digital membawa manfaat bagi setiap aspek kehidupan,
beberapa upaya yang harus kita lakukan seperti memberi pendidikan awal dengan benar agar
anak-anak dan remaja mengerti benar apa-apa saja dampak positif dan negatif dari dunia
teknologi digital. Pengenalan tentang pemanfaatan aplikasi aplikasi yang dapat membantu
kerja manusia juga perlu kita ketahui manfaat dan kegunaannya dan jangan sampai penggunaan
aplikasi ini menimbulkan ketergantungan yang mendalam. Dalam berbagai bidang seperti
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta teknologi informasi kita harus
mengetahui berbagai dampak dan manfaatnya sehingga kita tahu apa saja upaya yang akan kita
lakukan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya teknologi di Era digital ini.
Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam otomatisasi dan komputerisasi
yang telah menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi ditambah dengan kehilangan
pekerjaan bersih dalam pembuatan. Data telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan,
teknologi menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang dihancurkan bahkan dalam
jangka pendek. Proses dan otomatisasi alur kerja. Komputer menyederhanakan,
menstandardisasi, dan secara efisien menjalankan tugas-tugas rutin (seperti pengumpulan dan
pemasukan data). Analisis canggih dan otomatisasi keputusan. Teknik dan algoritma statistik
canggih, bersama dengan kecerdasan buatan (termasuk pembelajaran mesin, agen kognitif, dan
robot) membantu manajer mengekstraksi wawasan, membuat prediksi yang lebih baik, dan
memilih intervensi yang lebih bermanfaat. Infrastruktur yang kohesif, tepat waktu, dan
fleksibel.
Lingkungan data yang dimodernisasi, termasuk arsitektur data dan sistem yang
mendasarinya, menjadi fleksibel melalui penggunaan teknik seperti big data, virtualisasi, dan
cloud hybrid. Infrastruktur menghasilkan pengalaman pengguna yang mulus dan konsisten PC,
ponsel, dan tablet. Orang menggabungkan pengetahuan dan pengalaman bisnis dan teknologi
tradisional dengan data modern, analitik, dan keahlian digital. Budaya mendorong pengiriman
yang cepat dan berulang; kemampuan untuk "gagal cepat"; dan kolaborasi yang mendalam.
Pada era disrupsi teknologi, dunia bisnis dianggap relatif lentur, tanggap dan antisipatif
dalam merespons perkembangan teknologi. Hal tersebut berbeda dengan tingkat responsivitas
sektor publik. Birokrasi cenderung malas, lamban bahkan terseok-seok dalam menghadapi
perubahan yang sesungguhnya tidak lagi linier. Perbedaan tersebut utamanya disebabkan
karakteristik sektor publik yang spesifik terkait dengan kebijakan dan regulasi. Dalam konteks
manajemen keuangan negara, pengaturan proses bisnis diatur rigid (kaku) dalam berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai hierarkinya mulai dari tataran Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan aturan turunan lainnya. Berbagai
perubahan yang diinisiasi untuk mengadopsi teknologi dalam rangka peningkatan efisiensi dan
efektivitas keuangan negara, harus didasarkan pada regulasi. Inilah yang menyebabkan inisiatif
baru kerap terbentur dengan regulasi.
Dalam era disrupsi fungsi IT bergeser dari sekadar pendukung proses bisnis menjadi
suatu fungsi yang dapat mentransformasi proses bisnis. Lazimnya, fungsi IT adalah
mendukung proses bisnis keuangan yang tertuang berbagai peraturan, sehingga pelaksanaan
tugas menjadi lebih sederhana, mudah dan efisien. Pada era disrupsi, teknologi berjalan di
depan, dan “memaksa” terjadinya perubahan proses bisnis keuangan. Logikanya adalah bahwa
IT dan digitalisasi telah membuka ruang untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi
transaksi keuangan negara. Adapun manfaat yang diperoleh masyarakat adalah penghematan
waktu dan kenyamanan dengan mengunakan pelayanan online untuk mengakses pelayanan
publik. Konsekuensinya regulasi dituntut lebih luwes dan fleksibel.
Pada sektor publik, penyesuaian pola kerja akibat arus teknologi memiliki konsekuensi
bahwa kebijakan dan regulasi harus pula disesuaikan. Menurut organisasi kerjasama
pembangunan ekonomi/OECD (2003) terdapat banyak definisi tentang konsep e-Government
dengan perbedaan definisi tidak hanya terkait dengan permasalahan semantik saja, tetapi juga
mencerminkan prioritas dalam strategi pemerintahan. OECD (2003:63) mendefinisikan e-
Government sebagai “The use of information and communication technologies, and
particularly the Internet, as a tool to achieve better government”. Turban dan Volonino (2011)
memaparkan bahwa E-Government merupakan penggunaan teknologi internet untuk
menyampaikan informasi dan layanan publik kepada warga negara, mitra bisnis, pemasok
lembaga pemerintahan, dan orang-orang yang bekerja pada sektor public. Shahkooh dan
Abdollahi (2007) mengelobarasi definisi E-Goverment sebagai penggunaan TI dalam rangka
menyediakan berbagai layanan online yang lebih cepat dan lebih baik dan informasi kepada
warga negara, mitra bisnis dan para pegawai oleh pemerintah. Gartner, sebagaimana dikutip
Fang (2002) mendefinisikan E-Government sebagai suatu optimasi penyediaan layanan,
partisipasi konstituen, dan tata kelola melalui transformasi hubungan internal dan eksternal
melalui teknologi, internet dan media. Menurut publikasi yang disusun Center for Democracy
and Technology untuk Bank Dunia (2002), E-Government adalah penggunaan TIK dalam
rangka transformasi pemerintah, dengan menjadikan pemerintah dapat lebih mudah
diakses, lebih efektif dan lebih akuntabel. NAZ (2009) dalam riset tentang E-Government
for improved public services delivery in Fiji menyimpulkan bahwa penerapan E-
Government berpotensi memperbaiki penyediaan layanan dan kepuasan pelanggan. Berkaitan
dengan model layanannya, Fang (2002) memaparkan delapan konsep tipe E-Government
yaitu Government-to-Citizen (G2C), Citizen-to-Government (C2G), Government-to-Business
(G2B), Business-to-Government (B2G), Government-to-Government (G2G), Government-to-
Nonprofit (G2N), Nonprofit-o Government (N2G), dan Government-to-Employee (G2E).
Adapun kategori yang lebih ringkas dikemukakan Turban dan Volonino (2011), berupa tiga
kategori utama E-Government berdasarkan transaksi yang terjadi, yaitu G2C, G2B, dan G2G.
Kementerian Komunikasi dan Informatika secara rutin memberikan penilaian dan
memberikan penghargaan juara e-Government Indonesia (PeGI) kepada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan e-Government.
Kegiatan dilakukan untuk menilai tingkat kematangan implementasi atau adopsi e-Goverment
di institusi pemerintahan yang ada di seluruh wilayah nusantara, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Unsur penilaian mencakup lima dimensi utama penerapan teknologi
informasi:
1. Kebijakan yang mencakup regulasi yang dikeluarkan seperti peraturan dan surat keputusan
menteri, kepala daerah.
Saat ini berbagai layanan di Kementerian Keuangan telah berbasis teknologi informasi,
baik untuk layanan untuk eksternal maupun layanan internal. Layanan internal misalnya terkait
tata persuratan (aplikasi Nadine), aplikasi e-performance. Sementara layanan eksternal
misalnya aplikasi perpajakan (e-filing, e-faktur, e-SPT, dll), aplikasi perbendaharaan, aplikasi
lelang, dan sebagainya.
Dafar Referensi:
David, Fred R (2012). Strategic Management Concept and Cases. 14 th Edition. Prentice Hall.
New York.
Hapzi Ali, 2018. Modul Manajeen Strategic, Universitas Mercu Buana Jakarta.
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management; Competitiveness and Globalization, West
Publishing Company, St. Paul, 2009 4. Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS), Strategic
Management; Concepts and Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore,
2008.
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and
Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013
Thomas L. Wheelen & J.David Hunger, (2010) Strategy Management and Business Policy,
Twelfth Edition.
Suprayitno. 2017. Rancangan Model E-Government Terintegrasi Untuk Mencegah
Penyimpangan Pada Belanja Perjalanan Dinas. Jurnal BPPK Volume 10 Nomor 1 Tahun
2017 Halaman 62-88
url: https://ekbis.sindonews.com/read/1360091/33/sri-mulyani-menakar-kondisi-kemenkeu-
10-tahun-lagi-di-era-digital-1543936889 diakses 15 Desember 2018.
url: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/reformasi-digital-pemerintahan-bukan
sekedar-e-government/ diakses 15 Desember 2018.
url: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/transformasi-digital-manajemen-
keuangan-negara-pada-era-disrupsi/ diakses 15 Desember 2018.