Anda di halaman 1dari 11

RESUME KULIAH XIII

STRATEGIG MANAGEMENT

DIGITAL ERA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Strategic Management”

Dosen Pengampu:

Prof Dr. H. Hapzi Ali, M.M., CMA.

Oleh:

Rame Priyanto
NIM 55117120122

Program Studi Magister Manajemen


Universitas Mercu Buana
2018
DIGITAL ERA

Era Informasi (juga dikenal sebagai Zaman Komputer, Zaman Digital, atau Zaman Media
Baru) adalah periode historis pada abad ke-21 yang ditandai dengan transisi cepat dari industri
tradisional yang dibawa oleh revolusi industri melalui industrialisasi, ke teknologi informasi.
ekonomi berbasis. Permulaan zaman informasi dikaitkan dengan revolusi digital, sama seperti
revolusi industri menandai awal zaman industri. Definisi apa artinya digital (atau apa artinya
informasi) terus berubah seiring waktu sebagai teknologi baru, perangkat pengguna, metode
interaksi dengan manusia dan perangkat lain memasuki domain riset pasar, pengembangan,
dan peluncuran. Selama Era Informasi, fenomenanya adalah bahwa industri digital
menciptakan masyarakat berbasis pengetahuan yang dikelilingi oleh ekonomi global
berteknologi tinggi yang memperluas pengaruhnya pada bagaimana manufaktur di seluruh dan
sektor jasa beroperasi dengan cara yang efisien dan nyaman.

a. Definisi Era Digital


Era digital adalah istilah yang di gunakan dalam kemunculan digital, jaringan internet
khususnya teknologi informasi komputer. Media baru era digital sering di gunakan untuk
menggambarkan teknologi digital. Media ini memiliki karakteristik dapat dimanipulasi,
bersifat jaringan atau internet, selain internet seperti media cetak, telivisi, majalah, koran
dan lain-lain bukanlah termasuk dalam kategori media baru. Media massa beralih ke media
baru atau internet karena ada pergeseran budaya dalam sebuah penyampaian informasi.
Kemampuan media era digital ini lebih memudahkan masyarakat dalam menerima
informasi lebih cepat dalam hal ini internet yang membuat media massa berbondong-
bondong pindah haluan.
b. Perkembangan Era Digital di Indonesia
Kemajuan teknologi memaksa media massa di Indonesia harus berubah dalam
menyampaikan informasi. Media online (internet) di era sekarang ini menggeserkan media
massa. Sebenarnya Hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi
teknologi komunikasi khususnya internet. Dengan munculnya budaya digital masyarakat
sangat cepat menerima perkembangan teknologi tersebut.
c. Dampak Positif dan Negatif Era Digital
Dalam perkembangan teknologi era digital ini tentu banyak sekali dampak - dampak yang
akan kita rasakan dalam dunia digital ini, baik dampak postif maupun dampak negatifnya.
1. Dampak Positif Era Digital
Berikut dampak Positif era digital:
 Informasi yang dibutuhkan untuk menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam
mengakses.
 Tumbuhnya inovasi lebih memudahkan proses dalam pekerjaan kita.
 Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai
sumber pengetahuan dan informasi.
 Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
 Dalam dunia pendidikan seperti perpustakaan online, media pembelajaran
online,diskusi online dan lainnya.
 Dalam dunia bisnis seperti toko online dengan menggunakan aplikasi yang
terhubung pada situs toko online tersebut
2. Dampak Negatif Era Digital
Berikut dampak negatif era digital:
 Kemajuan teknologi gital akan semakin memudahkan pelanggaran Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses mudah ke data yang menyebabkan
orang plagiatis akan melakukan kecurangan.
 Salah satu dampak negatif internet adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan
bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (jangka pendek perhatian).
 Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak
pidana.
 Tidak membuat teknologi informasi sebagai media atau sarana hanya dalam
belajar, misalnya, kita tidak hanya men-download, tapi masih membeli buku
cetak, tidak hanya mengunjungi perpustakaan digital, tetapi juga masih
mengunjungi perpustakaan.
d. Tantangan Era Digital Dalam Berbagai Bidang
Penggunaan bermacam teknologi memang sangat memudahkan kehidupan tetapi
tentunya setiap penggunaan mengharuskannya untuk mengontrol serta mengendalikannya.
Karena bila terlalu berlebihan dalam menggunakan teknologi ini kita sendiri yang akan
dirugikan, dan mungkin juga kita tak dapat memaksimalkannya. Berbagai tantangan dari era
digital akan selalu bermunculan. Dalam bidang politik demokratisasi salah satu tujuan utama
dalam penggunaan politik dibantu dengan teknologi informasi adalah adanya peranan besar
masyarakat dalam pengembangan pemerintah. Dengan e-government maka hal ini bisa
tercapai. Selain itu politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya
regionalisme.

Tantangan teknologi era digital untuk mewujudkan politik yang baik seperti :

1) Biaya
Untuk membuat infrastruktur dan teknisi teknologi informasi di bidang politik akan
memiliki biaya yang sangat mahal.
2) Jangkauan akses
Harus diakui tidak semua orang melihat teknologi, terutama orang yang tingal dengan
fasilitas yang terbatas.
3) Transparansi
Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang diterbitkan
oleh negara sendiri. Alasannya karena yang menulis berita itu adalah negara dan penerbitnya
adalah Negara sehingga rentan dengan manipulasi berita.
4) Privasi
Sebuah badan politik seperti negara memerlukan tanggapan dari warganya. Jika negara terus
meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini akhirnya
menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk mengembangkan
kegiatan negara namun di sisi yang lain negara pun harus menjunjung tinggi hak privasi
warganya.

Dalam bidang ekonomi perekonomian suatu negara teknologi digital mulai dirasa
mempunyai peran yang penting dalam perekonomian suatu negara karena dengan
berkembangnya teknologi informasi di era digital, perekonomian suatu negara mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi tantangan era digital tidak bisa
kita pungkiri lagi. Di bidang ekonomi tantangan akan muncul contohnya dalam perindustrian
musik di Indonesia banyak sekali terjadi pembajakan atau plagiat dari berbagai karya yang
original. Tantangan lainnya seperti persaingan dunia kerja yang sangat ketat beberapa
perusahaan tidak banyak memakai karyawan akan tetapi menggunakan mesin-mesin atau alat
elektronik yang berteknologi digital dan masih banyak lagi tantangan ekonomi yang akan
dihadapi di era digital ini.
Era digital juga juga membawa dampak negatif yang menjadikan tantangan untuk
memperbaikinya. Pola interaksi antar manusia berubah kehadiran teknologi era digital seperti
komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola
interaksi keluarga.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan penggunaan teknologi di era digital ini sangat
berperan dalam membantu pertahan dan keamanan nasional. Organisasi militer misalnya,
menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan
persatuan organisasi. Hal ini sejalan dengan kekhasan organisasi militer yang selalu menuntut
kecepatan dan ketepatan informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (perumusan
strategi).

Dalam bidang teknologi informasi tantangan nyata pada era digital semakin kompleks
dari berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh-pengaruh yang bisa membuat perubahan
di setiap sisi. Teknologi informasi meruupakan bidang pengelolaan teknologi dan mencakup
berbagai bidang yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkat
lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data
konstruksi. Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan
dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian
dari TI.

e. Upaya Yang Harus di Lakukan Pada Era Digital

Pada era digital ini kita harus bisa menyikapi dengan baik yakni dengan melakukan upaya-
upaya yang harus kita lakukan agar Era Digital membawa manfaat bagi setiap aspek kehidupan,
beberapa upaya yang harus kita lakukan seperti memberi pendidikan awal dengan benar agar
anak-anak dan remaja mengerti benar apa-apa saja dampak positif dan negatif dari dunia
teknologi digital. Pengenalan tentang pemanfaatan aplikasi aplikasi yang dapat membantu
kerja manusia juga perlu kita ketahui manfaat dan kegunaannya dan jangan sampai penggunaan
aplikasi ini menimbulkan ketergantungan yang mendalam. Dalam berbagai bidang seperti
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta teknologi informasi kita harus
mengetahui berbagai dampak dan manfaatnya sehingga kita tahu apa saja upaya yang akan kita
lakukan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya teknologi di Era digital ini.

f. Hubungan dengan ekonomi


Akhirnya, Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi bagian penting dari ekonomi.
Nicholas Negroponte menangkap esensi dari perubahan ini dalam bukunya 1995, Being
Digital. Bukunya membahas persamaan dan perbedaan antara produk yang terbuat dari atom
dan produk yang terbuat dari bit. Pada dasarnya, salinan produk yang terbuat dari bit dapat
dibuat dengan murah dan cepat, dan dikirim ke seluruh negeri atau internasional dengan cepat
dan dengan biaya yang sangat rendah. Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam
beberapa cara. Ini telah menciptakan situasi di mana pekerja yang melakukan tugas-tugas
otomatis mudah dipaksa untuk mencari pekerjaan yang tidak mudah otomatis. Para pekerja
juga dipaksa berkompetisi di pasar kerja global. Terakhir, pekerja digantikan oleh komputer
yang dapat melakukan pekerjaan mereka lebih cepat dan lebih efektif. Pekerjaan yang secara
tradisional dikaitkan dengan kelas menengah (pekerja lini perakitan, pengolah data, mandor
dan pengawas) mulai menghilang, baik melalui alih daya atau otomatisasi. Individu yang
kehilangan pekerjaan mereka harus naik, bergabung dengan kelompok "pekerja pikiran"
(insinyur, dokter, pengacara, guru, ilmuwan, profesor, eksekutif, jurnalis, konsultan), atau
menerima pekerjaan dengan keterampilan rendah dan rendah upah. Para "pekerja pikiran"
mampu bersaing dengan sukses di pasar dunia dan menerima (relatif) upah tinggi. Sebaliknya,
pekerja produksi dan pekerja layanan di negara industri tidak dapat bersaing dengan pekerja di
negara berkembang dan kehilangan pekerjaan mereka melalui outsourcing atau dipaksa untuk
menerima pemotongan upah.

Selain itu, internet memungkinkan para pekerja di negara-negara berkembang untuk


menyediakan layanan langsung dan bersaing langsung dengan rekan-rekan mereka di negara
lain. Ini memiliki beberapa konsekuensi besar, termasuk peningkatan peluang di negara
berkembang dan globalisasi angkatan kerja. Pekerja dipaksa untuk bersaing di pasar kerja
global, upah tidak terlalu bergantung pada keberhasilan atau kegagalan ekonomi individu.

g. Dampak pada pekerjaan dan distribusi pendapatan

Era Informasi telah mempengaruhi tenaga kerja dalam otomatisasi dan komputerisasi
yang telah menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi ditambah dengan kehilangan
pekerjaan bersih dalam pembuatan. Data telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan,
teknologi menciptakan lebih banyak pekerjaan daripada yang dihancurkan bahkan dalam
jangka pendek. Proses dan otomatisasi alur kerja. Komputer menyederhanakan,
menstandardisasi, dan secara efisien menjalankan tugas-tugas rutin (seperti pengumpulan dan
pemasukan data). Analisis canggih dan otomatisasi keputusan. Teknik dan algoritma statistik
canggih, bersama dengan kecerdasan buatan (termasuk pembelajaran mesin, agen kognitif, dan
robot) membantu manajer mengekstraksi wawasan, membuat prediksi yang lebih baik, dan
memilih intervensi yang lebih bermanfaat. Infrastruktur yang kohesif, tepat waktu, dan
fleksibel.

Lingkungan data yang dimodernisasi, termasuk arsitektur data dan sistem yang
mendasarinya, menjadi fleksibel melalui penggunaan teknik seperti big data, virtualisasi, dan
cloud hybrid. Infrastruktur menghasilkan pengalaman pengguna yang mulus dan konsisten PC,
ponsel, dan tablet. Orang menggabungkan pengetahuan dan pengalaman bisnis dan teknologi
tradisional dengan data modern, analitik, dan keahlian digital. Budaya mendorong pengiriman
yang cepat dan berulang; kemampuan untuk "gagal cepat"; dan kolaborasi yang mendalam.

h. Indonesia dan Era Digital

Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong berbagai kemajuan


Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur kegiatan di dalam internet,
Indonesia sudah siap hidup di era digital. Kesiapan Indonesia dalam koneksi internet yang saat
ini sudah semakin membaik di era 4G dengan Informasi dan Transaksi Eelektronik (ITE).
Payung hukum untuk mengatur segala bentuk aktivitas tersebut seperti Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tahun 2008 terus disempurnakan. Data pribadi
masyarakat perlu diberikan perlindungan di dalam dunia maya, maka pihak seperti Google atau
Facebook yang memiliki data pribadi penggunanya tidak bisa menggunakan big data tersebut
sembarangan.

i. Organisasi Pemerintah di Era Digital

Selama Era Informasi, fenomena industri digital menciptakan masyarakat berbasis


pengetahuan yang dikelilingi oleh ekonomi global berteknologi tinggi yang memperluas
pengaruhnya pada bagaimana manufaktur di seluruh dan sektor jasa beroperasi dengan cara
yang efisien dan nyaman. Dalam masyarakat yang dikomersialkan, industri informasi mampu
memungkinkan individu untuk mengeksplorasi kebutuhan pribadi mereka, sehingga
menyederhanakan prosedur untuk membuat keputusan untuk transaksi dan secara signifikan
mengurangi biaya untuk produsen dan pembeli. Ini sangat diterima oleh para peserta di semua
kegiatan ekonomi untuk tujuan kemanjuran, dan insentif ekonomi baru kemudian akan
didorong secara alami, seperti ekonomi pengetahuan. Era Informasi dibentuk dengan
memanfaatkan kemajuan dalam mikrominiaturisasi komputer. Evolusi teknologi dalam
kehidupan sehari-hari dan organisasi sosial telah memunculkan fakta bahwa modernisasi
proses informasi dan komunikasi telah menjadi kekuatan pendorong evolusi sosial.

Pada era disrupsi teknologi, dunia bisnis dianggap relatif lentur, tanggap dan antisipatif
dalam merespons perkembangan teknologi. Hal tersebut berbeda dengan tingkat responsivitas
sektor publik. Birokrasi cenderung malas, lamban bahkan terseok-seok dalam menghadapi
perubahan yang sesungguhnya tidak lagi linier. Perbedaan tersebut utamanya disebabkan
karakteristik sektor publik yang spesifik terkait dengan kebijakan dan regulasi. Dalam konteks
manajemen keuangan negara, pengaturan proses bisnis diatur rigid (kaku) dalam berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai hierarkinya mulai dari tataran Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan aturan turunan lainnya. Berbagai
perubahan yang diinisiasi untuk mengadopsi teknologi dalam rangka peningkatan efisiensi dan
efektivitas keuangan negara, harus didasarkan pada regulasi. Inilah yang menyebabkan inisiatif
baru kerap terbentur dengan regulasi.

Dalam era disrupsi fungsi IT bergeser dari sekadar pendukung proses bisnis menjadi
suatu fungsi yang dapat mentransformasi proses bisnis. Lazimnya, fungsi IT adalah
mendukung proses bisnis keuangan yang tertuang berbagai peraturan, sehingga pelaksanaan
tugas menjadi lebih sederhana, mudah dan efisien. Pada era disrupsi, teknologi berjalan di
depan, dan “memaksa” terjadinya perubahan proses bisnis keuangan. Logikanya adalah bahwa
IT dan digitalisasi telah membuka ruang untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi
transaksi keuangan negara. Adapun manfaat yang diperoleh masyarakat adalah penghematan
waktu dan kenyamanan dengan mengunakan pelayanan online untuk mengakses pelayanan
publik. Konsekuensinya regulasi dituntut lebih luwes dan fleksibel.

Pada sektor publik, penyesuaian pola kerja akibat arus teknologi memiliki konsekuensi
bahwa kebijakan dan regulasi harus pula disesuaikan. Menurut organisasi kerjasama
pembangunan ekonomi/OECD (2003) terdapat banyak definisi tentang konsep e-Government
dengan perbedaan definisi tidak hanya terkait dengan permasalahan semantik saja, tetapi juga
mencerminkan prioritas dalam strategi pemerintahan. OECD (2003:63) mendefinisikan e-
Government sebagai “The use of information and communication technologies, and
particularly the Internet, as a tool to achieve better government”. Turban dan Volonino (2011)
memaparkan bahwa E-Government merupakan penggunaan teknologi internet untuk
menyampaikan informasi dan layanan publik kepada warga negara, mitra bisnis, pemasok
lembaga pemerintahan, dan orang-orang yang bekerja pada sektor public. Shahkooh dan
Abdollahi (2007) mengelobarasi definisi E-Goverment sebagai penggunaan TI dalam rangka
menyediakan berbagai layanan online yang lebih cepat dan lebih baik dan informasi kepada
warga negara, mitra bisnis dan para pegawai oleh pemerintah. Gartner, sebagaimana dikutip
Fang (2002) mendefinisikan E-Government sebagai suatu optimasi penyediaan layanan,
partisipasi konstituen, dan tata kelola melalui transformasi hubungan internal dan eksternal
melalui teknologi, internet dan media. Menurut publikasi yang disusun Center for Democracy
and Technology untuk Bank Dunia (2002), E-Government adalah penggunaan TIK dalam
rangka transformasi pemerintah, dengan menjadikan pemerintah dapat lebih mudah
diakses, lebih efektif dan lebih akuntabel. NAZ (2009) dalam riset tentang E-Government
for improved public services delivery in Fiji menyimpulkan bahwa penerapan E-
Government berpotensi memperbaiki penyediaan layanan dan kepuasan pelanggan. Berkaitan
dengan model layanannya, Fang (2002) memaparkan delapan konsep tipe E-Government
yaitu Government-to-Citizen (G2C), Citizen-to-Government (C2G), Government-to-Business
(G2B), Business-to-Government (B2G), Government-to-Government (G2G), Government-to-
Nonprofit (G2N), Nonprofit-o Government (N2G), dan Government-to-Employee (G2E).
Adapun kategori yang lebih ringkas dikemukakan Turban dan Volonino (2011), berupa tiga
kategori utama E-Government berdasarkan transaksi yang terjadi, yaitu G2C, G2B, dan G2G.
Kementerian Komunikasi dan Informatika secara rutin memberikan penilaian dan
memberikan penghargaan juara e-Government Indonesia (PeGI) kepada
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan e-Government.
Kegiatan dilakukan untuk menilai tingkat kematangan implementasi atau adopsi e-Goverment
di institusi pemerintahan yang ada di seluruh wilayah nusantara, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Unsur penilaian mencakup lima dimensi utama penerapan teknologi
informasi:

1. Kebijakan yang mencakup regulasi yang dikeluarkan seperti peraturan dan surat keputusan
menteri, kepala daerah.

2. Kelembagaan yang mencakup landasan hukum lembaga, struktur organisasi, Tupoksi,


SOP, inventaris personil dan keahlian.

3. Infrastruktur yang mencakup inventaris peralatan teknologi informasi, kajian kondisi,


bagan pusat data dan jaringan.
4. Aplikasi yang mencakup inventaris aplikasi, kajian pengembangan aplikasi, rancang
bangun aplikasi dan lainnya.

5. Terakhir, Perencanaan yang mencakup cetak biru pengembangan TIK, rencana


pengembangan, dokumentasi dan bagan mekanisme perencanaan TIK.

Kementerian Keuangan merespon era digital ini dengan melakukan berbagai


penyesuaian, berupa kebijakan maupun proses bisnis. Dalam acara High-Level Conference
(HLC) bertajuk New Growth Model in a Changing Global Landscape pada Selasa, (27/02) di
Hotel Fairmont Jakarta, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan
bahwa reformasi digital akan berpengaruh dalam tata kelola pemerintahan. Menurutnya hal ini
akan bergeser dari konvensional ke digital. Menkeu menjelaskan reformasi digital bukan
sekedar e-government dan tersebarnya jaringan internet, melainkan kemudahan dan
fleksibilitas yang akan menghasilkan produktivitas masyarakat. Selain itu, kemudahan
berinteraksi dan membuat suatu inovasi yang membantu pembuatan cara baru dalam
menjalankan pemerintahan. Dalam perubahan pemerintah dari konvensional menuju digital
juga harus memperhatikan manfaat yang didapatkan oleh semua lapisan masyarakat, artinya
masyarakat dapat merasakan manfaatnya baik di daerah maju sampai daerah terpencil, dari
yang kaya sampai yang miskin tanpa ada perbedaan.

Saat ini berbagai layanan di Kementerian Keuangan telah berbasis teknologi informasi,
baik untuk layanan untuk eksternal maupun layanan internal. Layanan internal misalnya terkait
tata persuratan (aplikasi Nadine), aplikasi e-performance. Sementara layanan eksternal
misalnya aplikasi perpajakan (e-filing, e-faktur, e-SPT, dll), aplikasi perbendaharaan, aplikasi
lelang, dan sebagainya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan kondisi Kementerian


Keuangan (Kemenkeu) dalam 10 tahun ke depan di era digital. Di era sekarang ini, teknologi
digital telah mengalami kemajuan yang pesat dan sudah mengubah gaya hidup masyarakat
khususnya generasi millenial. Menurutnya era digital akan mengubah bisnis proses yang
dijalankan di Kemenkeu. Dalam satu dasawarsa itu pasti akan mengubah titik-titik kritis dalam
sebuah organisasi. Proses pengambilan keputusan, desain organisasi maupun cara kita
berinteraksi harusnya berubah. Konsekuensinya, ungkap dia dengan organisasi yang lebih
landai maka level awal organisasi akan bisa dimampatkan dan grade pegawai bisa lebih
ringkas, mungkin hanya lima saja. Pembagian pekerjaan akan lebih banyak berdasarkan
spesialisasi. Hal ini akan membuat interaksi lebih cair karena adanya debirokratisasi dalam
organisasi

Dafar Referensi:

David, Fred R (2012). Strategic Management Concept and Cases. 14 th Edition. Prentice Hall.
New York.
Hapzi Ali, 2018. Modul Manajeen Strategic, Universitas Mercu Buana Jakarta.
Hitt, M.A et, al. (H), Strategic Management; Competitiveness and Globalization, West
Publishing Company, St. Paul, 2009 4. Thompson, A. A & Strickland, A.J (TS), Strategic
Management; Concepts and Cases, 11th edition, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore,
2008.
Pearce, J. A & Robinson, R.B (PR), Strategic Management; Formulation, Implementation and
Control, Irwin Mc Graw-Hill Inc., Singapore, 2013
Thomas L. Wheelen & J.David Hunger, (2010) Strategy Management and Business Policy,
Twelfth Edition.
Suprayitno. 2017. Rancangan Model E-Government Terintegrasi Untuk Mencegah
Penyimpangan Pada Belanja Perjalanan Dinas. Jurnal BPPK Volume 10 Nomor 1 Tahun
2017 Halaman 62-88

url: https://ekbis.sindonews.com/read/1360091/33/sri-mulyani-menakar-kondisi-kemenkeu-
10-tahun-lagi-di-era-digital-1543936889 diakses 15 Desember 2018.

url: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/reformasi-digital-pemerintahan-bukan
sekedar-e-government/ diakses 15 Desember 2018.

url: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/transformasi-digital-manajemen-
keuangan-negara-pada-era-disrupsi/ diakses 15 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai