Anda di halaman 1dari 4

Fermentasi kapang dan jagung giling

Bahan :

1) Jagung giling berfungsi sebagai substrat olahan.

2) Kapang (Aspergillus nigger) berfungsi sebagai starter.


3) Air berfungsi sebagai bahan pengukus substrat.

Alat :

1) Timbangan berfungsi sebagai alat pengukur berat.

2) Plastik berfungsi sebaagai pembungkus substrat.

3) Baki berfungsi sebagai alat pencampur starter dan substrat.

4) Gelas ukur berfungsi sebagai pengukur pH dan suhu bahan.

5) Termometer berfungsi sebagai alat pengukur temperature.

6) pH mete berfungsi sebagai alat pengukur derajat keasaman dan derajat kebasaan.
7) Pengukus berfungki sebagai alat pengukus bahan olahan.

Prosedur kerja :

1) Siapkan substrat fermentasi sebanyak 100 gram ( Bahan kering 90 %).

2) Masukan substrat ke dalam plastic dan tambahkan air sebanyak 40 % dan BK

substrat.

3) Kukus substrat selama 20 menit.

4) Sementara proses pengukusan berlangsung, siapkan mikroorganisme yang akan

dijadikan starter proses fermentasi/ timbang sesuai dosis (1%, 2%, 3%, 4%, 5%)

5) Setelah proses pengukusan selesai, dinginkan substrat pada baki sampai suhu optimal

pertumbuhan mikroorganisme ± 300 C.

6) Campurkan mikroorgaisme secara merata ke dalam substrat fermentasi.

7) Masukan ke dalam plastik dan ratakan, beri lubang pada plastic untuk menciptakan

kondisi aerob.

8) Ukur suhu dan pH awal, inkubasi substrat selama 3 hari sambal amati suhu dan pH
perhari.
Dedak aromatic

Bahan :

1) Dedak berfungsi sebagai substrat olahan

2) Probiotik cair berfungsi sebagai starter

Alat :

1) Thermometer berfungsi sebagai alat pengukur temperature bahan

2) Tong berfungsi sebagai alat penyimpanan bahan olahan

3) Mixer berfungsi sebagai alat pencampur starter dan substrat

4) Timbangan berfungsi sebagai alat pengukur berat olahan.

5) pH meter berfungsi sebagai alat pengukur derajat keasaman dan kebasaan bahan.
6) Grain moisture meterberfungsi sebagai alat pengukur kadar air bahan.

Prosedure :

1) Timbang bahan sesuai perbandingan/ formulasi

a. Dedak 70 %

b. Probiotik cair 20 %

c. Molas 10 %

2) Ukur pH, suhu dan kadar air probiotik cair.

3) Pencampuran tahap 1.

a. Hidupkan mesin, tunggu hingga stabil.

b. Masukan dedak kedalam mesi.

c. Campurkan hasil pencampuran tahap 1 kedalam mesin yang sudah terisi

dedak.

d. Pencampuran dilakukan selama 5-6 menit.

4) Siapkan tong/drum bersih.

5) Panen dengan membuka katup pada bagian bawah mesin lalu masukan kedalam

drum dan padatkan.

6) Ukur pH, suhu dan kadar air serta aroma hasil campuran.
7) Tutup tong dengan klem.
8) Simpan selama 5-7 hari.
9) Amati perubahan yang terjadi.

Pembahasan Dedak aromatic.

Dedak merupakan bahan pakan yang mengandung serat tinggi sehingga daya cerna

dedak tersebut rendah. Upaya untuk meningkatkan daya cerna dedak adalah menggunaan

teknologi pengolahan bahan pakan secara biologis. Fermentasi bahan pakan merupakan solusi

untuk menurunkan kadar serat tinggi yang berada pada bahan pakan karena pada prinsipnya

proses fermentasi adalah merombak senyawa kimia organic kompleks menjadi senyawa kimia
organic simpleks menggunakan mikroorganisem dengan kondisi aerob ataupun anaerob.

Berdasarkan praktikum tersebut dedak mengalami perubahan pH, dan aroma. Ini

dikarenakan mikroba fermentasi mempunyai kemampuan katabolic terhadap komponen

organic kompleks, dan diubah menjadi komponen sederhana. Proses tersebut timbul karena

adanya aktivitas beberapa enzim yang dihasilkan oleh mikroba. Enzim selulase, yaitu

selobiohidrolase (C1) yang akan menyerang bagian Kristal dari selulosa, endoglukonase (cx)

yang menyerang bagian amorf dari struktur selulosa, dan b-glukidase yang menguraikan
selobiosa menjadi glukosa (Judoamidjojo et al., 1989).

Penurunan pH dalam pembuatan dedak aromatik juga disebabkan reaksi hidrolisis

mikroba yang memecah ikatan glikosida di antara glukosa sehingga proses fermentasi terus

berjalan yang menghasilkan asam-asam organik. Bau buah-buahan yang timbul dari dedak

aromatic disebabkan karena adanya reaksi esterifikasi dalam bahan olahan. Reaksi esterifikasi

dapat berjalan karena asam lemak (free faty acid) dari dedak yang di konversi oleh

mikroorganisme menjadi Fatty Acid Methyl Ester (biodiesel) dengan esterifikasi. Esterifikasi

dari dedak tersebut juga dapat berlangsung karena adanya kandungan alcohol dari hasil

fermentasi gula menjadi alcohol oleh kapang sehingga proses esterifikasi dedak terjadi karena
adanya reaksi alcohol dalam bahan olahan dengan aldehid dari fermentasi dedak oleh bakteri.
Mardiah, Widodo, A. 2006. Pengaruh Asam Lemak dan Konsentrasi Katalis Asam Terhadap

Karakteristik dan Konversi Biodesel pada Transesterifikasi Minyak Mentah Padi. Jurusan
Teknik Kimia Institu Sepuluh November. Surabaya.

Wibawa A.A.P. 2015. Peningkatan Nilai Nutrisi Dedak Padi Sebagai Pakan Itik Melalui
Biofermentasi Dengan Khamir. Jurusan Peternakan Universitas Udaya. Bali.

Anda mungkin juga menyukai