Anda di halaman 1dari 35

A.

Pantai

1. Definisi Pantai

Definisi atau pengertian Pantai adalah sebuah wilayah yang menjadi batas
antara lautan dan daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses
yang terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan
yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan disekitarnya
yang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk sebuah pantai.

2. Definisi Pesisir

Pengertian Pesisir adalah wilayah antara batas pasang tertinggi hingga batas air
laut yang terendah pada saat surut. Pesisir dipengaruhi oleh gelombang air laut.
Pesisir juga merupakan zona yang menjadi tempat pengendapan hasil pengikisan air
laut dan merupakan bagian dari pantai.

B. Bangunan Pelindung Pantai

Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan


karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
melindungi pantai yaitu :

 memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan


karena serangan gelombang
 mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai
 mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai

Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga


kelompok yaitu:

 Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai


 Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai
 Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kikra-kira sejajar garis pantai

Berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis bangunan pelindung pantai antara
lain :

1. Groin
Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak
lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa
beton), dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir
terperangkap pada “upcurrent side,” sedangkan pada “downcurrent side” terjadi erosi,
karena pergerakan arus pantai yang berlanjut .
Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif.
Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang
terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini
dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu signifikan.

Selain tipe lurus ada juga groin tipe L dan tipe T, yang kesemuanya dibangun
berdasarkan kebutuhan.

2. Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai.
Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara
dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang
sampai ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat
berpengaruh terhedap pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas
didepan muara geelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen
sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak
pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.

Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang
cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir.karena
pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan
terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian diendapkan. endapan yang
sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai. penutupan muara
sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara.

Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi
sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan
kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah
yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.

Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat


fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu dari
bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty panjang
apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah.tipe ini efektif untuk menghalangi
masuknya sedimen kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau
fungsinya hanya untuk penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak
ekonomis. Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat
penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada anatar muka air surut dan lokasi
gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur
diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki
ujung bangunan berada pada permukaan air surut.fungsi utama bnagunan ini adalah
menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang
telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga apada awal musim
penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.

Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang ditempatkan
pada kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak menjorok kelaut.
Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan dimuara, fungsi
bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu mencegah berbeloknya muara sungai
degan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi endapan.

3. Breakwater

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai
terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai,
sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi
transport sedimen sepanjang pantai.

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi


dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua
untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua
tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di
beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan
groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai
lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai
terhadap erosi. pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada
jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang dilindungi,
pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau
suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang
dipisahkan oleh celah.

Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya


dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai. Perlindungan
oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena berkurangnya energi
gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan. Karena pemecah
gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona
gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah gelombang
memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang
dan arus di belakangnya dapat dikurangi.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang


sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi) dan
sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan fluida,
gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang yang
dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang
(periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam gelombang (permukaan
halus dan kasar, lulus air dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam
(kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).

Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi


pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai
yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan. Pantai
di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.

4. Seawall
Seawall hampir serupa dengn revetment (stuktur pelindung pantai yang dibuat
sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu dibuat sejajar pantai
tapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung. Seawall juga dapat
dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap
kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti
beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak
meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall
akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya.

5. Artificial Headland
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang ujung
pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang memungkinkan
proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian depan yang tersisa. Hal ini
secara signifikan lebih murah daripada melindungi seluruh bagian depan dan dapat
memberikan perlindungan sementara atau jangka panjang dengan aktif dari berbagai
macam resiko. Tanjung sementara dapat dibentuk dari gabions atau kantong pasir,
namun umurnya biasanya tidaklah panjang antara 1 sampai 5 tahun

Tanjung buatan berfungsi menstabilkandaerah pesisir pantai, membentuk


garis pantai semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok sehingga energi
gelombang akan hilang pada daerah shoreline dan akhirnya membentuk pesisir
rencana yang lebih stabil dan dapat berkembang. Stabilitas akan tergantung pada
panjang dan jarak dari tanjung. struktur pendek dengan celah panjang akan
memberikan perlindungan lokal tetapi tidak mungkin mengizinkan bentuk rencana
stabil untuk dikembangkan. Jika erosi berlangsung terus-menerus tanjung mungkin
perlu diperpanjang atau dipindahkan untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun
tanjung buatan akan terus memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan
dekat pantai.

6. Beach Nourishment
Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai tetap
stabil.
Kita ketahui erosi dapat terjadi jika di suatu pantai yang ditinjau terdapat
kekurangan suplai pasir. Stabilitasi [antai dapat dilakukan dengan penambahan suplai
pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi terjadi secara terus menerus ,
maka suplai pasir harus dilakukan secara berkala dengan laju sama dengan
kehilangan pasir . Untuk pantai yang cukup panjang maka penambahan pasir dengan
cara pembelian kurang efektif sehingga digunakan alternatif pasir diambil dari hasil
sedimentasi sis lain dari pantai.

7. Terumbu Buatan
Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan Amerika
usaha ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-mula dilakukan
dengan menempatkan material natural berukuran kecil sebagai upaya untuk menarik
dan meningkatkan populasi ikan. Di Indonesia, terumbu buatan mulai disadari
peranan dan kehadirannya oleh masyarakat luas sejak tahun 1980-an, pada saat
dimana Pemda DKI. Jakarta menyelenggarakan program bebas becak, dengan
merazia seluruh becak yang beroperasi di ibu kota dan kemudian mengalami
kesulitan dalam penampungannya, sehingga pada akhirnya bangkai becak tersebut
dibuang ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan bahan
telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas habitat ikan
dan biota laut lainnya.

Saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma rekayasa pantai dari pendekatan
rekayasa secara teknis yang lugas (hard engineering approach) ke arah pendekatan
yang lebih ramah lingkungan (soft engineering approach). Salah satu contoh
misalnya adalah bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang semula
ambangnya selalu terletak di atas muka air laut, kini diturunkan elevasinya hingga
terletak dibawah muka air laut.

C. Penyebab Umum Terjadinya Kerusakan Bangunan Pantai

Kebanyakan kerusakan pada struktur bangunan pantai disebabkan oleh


datangnya gelombang laut yang cukup besar sehingga bangunan pantai tidak dapat
menahan gelombang tersebut.
Kerusakan juga dapat disebabkan oleh semakin lama air laut yang mengenai
bangunan pantai kian membesar dan akhirnya mencapai pada dasar kaki bangunan
tersebut sehingga terjadi rembesan. Pada saat itulah keruntuhan pada bangunan akan
terjadi.

2. Pengertian sungai
Sungai merupakan aliran air tawar yang sumber alamiah yang mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah dan bermuara ke laut, danau atau sungai
yang lebih besar. Arus aliran bagian Hulu sungai memiliki aliran yang lebih deras
dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Seringkali aliran sungai memiliki
bentuk berliku-liku akibat terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di
sepanjang sungai.

Selain dari perairan dari pegununga, air sungai juga berasal dari presipitasi seperti
dari air hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, sedangkan di beberapa negara
air sungai juga berasal dari lelehan es/salju.

Proses Terbentuknya Sungai


Sungai terbentuk dari air yang berada dipermukaan daratan, baik dari air
hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju
tempat yang lebih rendah. Pada mulanya saluran yang dilalui relatif sempit dan
pendek, namun secara proses alamiah aliranini akan mengikis daerah-daerah yang
dilaluinya. Yang akibatnya saluran ini semakin lama akan semakin lebar dan panjang
hingga terbentuklah sungai.
Jenis Jenis Sungai
Sungai dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan klasifikasinya, antara lain:

1. Jenis sungai berdasarkan jumlah airnya

1. Sungai Permanen
Sungai permanen adalah sungai yang airnya terus menerus mengalir
sepanjang tahun,biasanya sungai permanen tidak akan terpengaruh oleh
pergantian musim. Contohnya : sungai musi di Sumatera
2. Sungai Periodik
Sungai periodik adalah sungai yang airnya hanya mengalir ketika musim
hujan saja. Sungai periodik sangat dipengaruhi oleh pergantian musim.
Contoh: sungai bengawan solo.

2. Jenis sungai berdasarkan sumber airnya

1. Sungai hujan
Sungai hujan merupakan sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Di
Indonesia sebagian besar sungainya merupakan sungai hujan karena curah
hujan di Indonesia sangat tinggi.
2. Sungai gletser
Sungai gletser merupakan sungai yang airnya bersumber dari lelehan air
es/salju. Sungai gletser banyak terdapat di daerah kutub.
3. Sungai campuran
Sungai campuran merupakan sungai yang airnya bersumber dari campuran air
hujan dan air salju yang telah mencair.
3. Jenis Sungai berdasarkan pola airnya
1. Pola aliran Radial (menjari)
Pola sungai yang memiliki aliran radial memiliki bentuk seperti jari, dan
dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
2. Pola aliran Dendritik
Pola sungai aliran ini tidak teratur, sungai aliran dendritik biasanya terdapat di
daerah daratan atau daerah pantai.
3. Pola aliran Trelis
Pola sungai aliran ini memiliki bentuk seperi sirip, sungai jenis ini terdapat di
daerah pegunungan lipatan.
4. Pola aliran Rectanguler
Pola sungai aliran ini membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada
batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5. Pola aliran Anular
Pola sungai aliran ini pada mulanya merupakan aliran radial sentrifugal, yang
selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan
resekuen.

Manfaat Sungai
Sungai bermanfaat dan berguna bagi kehidupan seluruh makhluk hidu di bumi.
berikut ini merupakan manfaat dari sungai :

1. Untuk perikanan dan juga tambak air tawar


2. Sarana transportasi air
3. Sebagai sarana tempat rekreasi atau hiburan
4. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
5. Sebagai irigasi untuk pertanian sawah dan sebagainya

Jenis Perlindungan Sungai :

1. Krib

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah,
guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah :

1. Mengatur arah arus sungai,


2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,
3. Mempercepat sedimentasi,
4. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
5. Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
6. Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

Dinding Krib
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan
mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila
krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian
sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan
penelaahan dan penelitian yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib
yang akan di bangun.

Penggunaan krib

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :

 Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat
mengalir dengan cepat dan aman,
 Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan
dan pengangkutan sedimen dengan baik,
 Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,

Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.


Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsor

KLASIFIKASI KRIB
A. Krib Permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan
melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energy yang
terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu
mengndapkan sendimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam
beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid, dan jenis rangka
kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib lolos air adalah krib
yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga
kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi
krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.
B. Krib Impermeable

Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib
tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini
digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan
yang cukup dalam di depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk
mencegah gerusan, di pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi
fleksibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib
padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable misalnya
brojong kawat, matras dan pasangan batu.

krib impermeable

C. Krib Semi Permeable

Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan
krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula
sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable
disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga
dengan Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu
kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.
D. Krib Silang dan Memanjang

Krib yang formasinya tegak lurus atau hamper tegak lrus sungai dapat
merintangi arus dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang formasinya
hamper sejajar arah arus sungai di sebut krib memanjang.

PERENCANAAN KRIB
Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survey mengenai
topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada
disungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan
memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan krib yang hamper sejenis.

Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah
sebagai berikut :

 Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu
diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama
atau hampir sama, kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
 Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka
permukaan air sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan
memperhatikan biaya pelaksanaan dan pemeliharaannya.
 Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai
terhadap pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap
timbulnya pukulan air pada tebing sungai di seberangnya.
 Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alurnya.
 Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air
sungai, perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih
besar atau debit banjir.
Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :

 Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.


 Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya
menyerong ke hulu
 Krib condong kearah hilir.

Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila


evaluasi mercu krib dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan
terhadap gaya yang mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00
meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap
tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh
angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 –
0,30.

Arah aliran dan sudut sumbu krib

Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada
pengamatan data sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai,
kemiringan sungai, debit banjir, kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen
dan kondisi sekeliling sungai. Krib memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir
sejajar dengan arah arus sungai dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing
alur sungai dan mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah berpindah-
pindah.
KONSTRUKSI KRIB
 Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik
untuk krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat
sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok
untuk bagian sungai yang tidak deras arusnya.

Krib tiang pancang

 Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri
dari lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini
mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai
dibandingkan dengan krib tiang pancang.

KRIB RANGKA

 Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet
serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya
deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat
bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta
kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang
sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah
dibangun.
 Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet
serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya
deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat
bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta
kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang
sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah
dibangun.

krib blok beton


krib blok beton

PEMILIHAN TIPE KRIB


Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan
resim sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya,
tingkat kesulitan dan jangka waktu pelaksapannya. Jadi hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk
penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, keeepatan arus baban dasar dan arab
pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidrolika
dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh bangunan
krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.

Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai
berikut :

 Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup


memadai untuk melindungi tebing sungai.
 Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-
sungai kecil
2. Bronjong

Bronjong Kawat Pabrikasi

a) Harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanis tebal, minimum
untuk kawat anyaman harus 0, 26 kg/ m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,
275 kg/ m2, untuk kawat pengikat harus 0, 24 kg/ m2, yang memenuhi BS
1052/ 80 dan BS 443/ 82.
b) Karakteristik Bronjong Kawat Pabrikasi adalah :

Karakteristik
Heavy Galvanized dan Lapis PVC
Tulangan tepi, diameter : 4, 4 mm
Anyaman, diameter : 3, 7 mm
Pengikat, diameter : 3, 0 mm
Kuat Tarik Kawat : 41 – 51 kg/ mm2
Perpanjangan diameter : 12% ( maksimum)

c) Anyaman : Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam


dengan tiga lilitan dengan bukaan lubang kira-kira 80 mm x 110 mm (
toleransi ± 10% ) , dengan kuat tarik anyaman sebesar 42 – 50 kN/ m. Keliling
tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga
sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya
seperti pada badan anyaman.
d) Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang disyaratkan
dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan
sebelum diisi dengan batu.
e) Tiap Bronjong Kawat Pabrikasi harus diberi diaphragma/ sekat setiap jarak 1
meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dililit dengan kawat pengikat
pada bagian dasar bronjong.

Bronjong Angkur

Bronjong Angkur merupakan kombinasi dari system angkur ( tile mesh) dan
facing bronjong. Tinggi facing bronjong untuk setiap unitnya adalah 0, 5 m atau 1, 0
m. Fungsi utama dari Bronjong Angkur adalah sebagai system perkuatan tanah,
karena tile ( angkur) di-desain untuk dapat memotong garis keruntuhan sehingga
tanah menjadi stabil, memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi jalan dan jembatan (
BBA 93/ R075-1998 dan BBA 00/ R119-2000)

Tiap bagian keranjang dari Bronjong Angkur harus diberi diaphragma/ sekat
setiap jarak 1 meter. Sekat ini harus dilekatkan pada bagian dasar bronjong dengan
kawat spiral.

Kawat pengikat adalah kawat yang dipakai untuk merakit Bronjong Angkur,
mengikat antar unit Bronjong Angkur dan digunakan sebagai Bracing untuk
mencegah menggelembungnya keranjang bronjong.

Spasi kawat pengikat tidak boleh lebih dari 150mm. Prosedur untuk
menggunakan kawat pengikat terdiri dari pemotongan kawat dengan panjang
secukupnya dan pelilitan kawat pengikat ke anyaman kawat. Mulai dengan mengikat
dengan dua lilitan atau satu lilitan melalui setiap lubang anyaman dan terakhir,
ikatkan kawat pengikat ke anyaman kawat. Tempatkan diafragma dalam posisi
vertical, dan ikat ke sisi panel dengan cara yang sama.

Semua kawat baja yang dipakai dalam pembuatan Bronjong Angkur harus
sesuai dengan ketentuan dalam BS 1052/ 80, dan BS 443/ 82. Kuat tarik dari kawat
baja = 41 – 51 kg/ mm2.
Lapisan galvanis pada kawat harus tetap melekat meskipun kawat tersebut
dililit melingkar sebanyak 6( enam) kali pada batang uji dan tidak mengelupas atau
retak bila digosok dengan jari-jari telanjang.

Lapisan plastic PVC yang melindungi kawat baja memenuhi syarat ketebalan
lapisan minimal harus 0.5 mm dengan toleransi 0.05mm ( SNI 03-3046-1992 dan
ASTM A-975 – 1997) .

Anyaman kawat harus dibuat dengan mesin penganyam, membentuk segi


enam yang masing-masing sama ukurannya, dengan cara melilitkan setiap pasangan
kawat sebanyak 3( tiga) lilitan ( double twist) , dengan kuat tarik anyaman minimal
sebesar 42 kN/ m.

Semua ujung anyaman yang terpotong kecuali ujung bawah dari penyekat,
harus terikat kuat pada kawat sisi yang mempunyai diameter paling sedikit 0.70 mm
lebih besar dari kawat anyamannya ( = 4, 4 mm) .

Bagian sisi anyaman harus dianyam menyatu dengan keranjang anyaman


sebagaimana dijelaskan di paragraph ( d) di atas, dengan kawat sisi paling sedikit
0.70 mm lebih besar untuk keranjang Bronjong Angkur berlapis PVC.

Bagian atas dan sisi vertical dari ujung panel harus terikat dengan kawat sisi
sedangkan diapraghma/ sekat harus terikat pada semua bidang sisinya sebagaimana
dijelaskan di paragaraph ( e)

Ujung panel harus dipasang dengan melilitkan ujung kawat anyaman pada
kawat sisi bagian bawah keranjang Bronjong Angkur. Dengan cara yang sama,
penyekat harus dililit dengan kawat berlapis galvanis dan PVC pada dasar keranjang
Bronjong Angkur.
Kekuatan yang diperlukan untuk memisahkan panel dari dasarnya harus tidak
boleh kurang dari yang diperlukan untuk memutuskan anyaman kawat pada panelnya.

Panel anyaman angkur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari


keranjang Bronjong Angkur, yaitu panel angkur harus dibentuk dengan anyaman
panel yang tidak terputus, membentuk bagian muka dan atas dari keranjang Bronjong
Angkur.

Kawat pengikat dan penyambung harus juga terbuat dari heavy galvanized
dengan lapisan PVC serta cukup tersedia untuk keranjang-keranjang Bronjong
Angkur, agar perakitan keranjang Bronjong Angkur pada pekerjaan konstruksi bias

Batu

Material batu yang akan dipakai untuk Bronjong Kawat Pabrikasi dan
Bronjong Angkur harus terdiri dari batu yang bersih, keras dan dapat tahan lama,
berbentuk bulat atau persegi.

Ukuran batu yang diijinkan untuk digunakan adalah antara 15 cm – 25 cm (


toleransi 5% ) dan sekurang-kurangnya 85% dari batuan yang digunakan harus
mempunyai ukuran yang sama atau lebih besar dari ukuran tersebut serta tidak boleh
ada batuan yang diijinkan melewati lubang anyaman.

Diameter kawat pengikat harus 3.00 mm dan berlapis PVC.


Material Timbunan

Material tanah timbunan yang digunakan pada pemasangan Bronjong Kawat


Pabrikasi dan Bronjong Angkur harus memenuhi Spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam desain. Idealnya tanah timbunan yang digunakan adalah SIRTU atau dapat
juga menggunakan timbunan pilihan dengan Spesifikasi sebagai berikut :

 Granular dan Porous.


 Persentase material yang ukuran butirannya lebih kecil dari 75 micron,
tidak boleh lebih dari 15%
 Persentase material yang ukuran butirannya lebih kecil dari 100 mm,
minimal harus 90% .
 Pemadatan minimal mencapai 90 % Standar Proctor.
 Mengacu pada parameter tanah timbunan sesuai dengan desain yaitu c =
5 kN/ m2, gdry = 18 kN/ m3, f = 30º dengan deskripsi tanah berupa silty
sand.
Bronjong

3. Revetments

Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada


permukaan suatu lereng guna melindungi suatu tebing aIur sungai atau permukaan
lereng tanggul dan secara keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas allur sungai
atau tubuh tanggul yang dilindunginya. Telah terjadi pengembangan yang sangat
lanjut terhadap konstruksi, salah satu bangunan persungaian yang sangat vital ini dan
pada saat ini telah dimungkinkan memilih salah satu konstruksi, bahan dan
cara pelaksanaan yang paling cocok disesuaikan dengan berbagai kondisi setempat.
Walaupun demikian konstruksi perkuatn lereng secara terus menerus dikembangkan
dan disempurnakan.
Klasifikasi dan Konstruksi Perkuatan Lereng

Klasifikasi perkuatan lereng berdasarkan lokasi, perkuatan lereng terdiri atas 3


jenis yaitu : perkuatan lereng tanggul (levee revetment), perkuatan tebing sungai (low
water revetment) dan perkuatan lereng menerus (high water revetment).

Jenis Perkuatan lereng

(a) Perkuatan lereng tanggul

Dibangun pada permukaan lereng tanggul guna melindungi terhadap gerusan


arus sungai dan konsdtruksi yang kuat perlu dibuat pada tanggul-tanggul yang sangat
dekat dengan tebing alur sungai atau apabila diperkirakan terjadi pukulan air (water
hammer).

(b) Perkuatan tebing sungai

Perkuatan semaeam ini diadakan pada tebing alur sungai, guna melindungi
tebing tersebut terhadap gerusan arus sungai dan meneegah proses meander pada alur
sungai. Selain itu harus diadakan pengamanan-pengamanan terhadap kemungkinan
kerusakan terhadap bangunan semaeam ini, karena disaat terjadinya banjir
bangunan tersebut akan tenggelam seluruhnya.

(c) Perkuatan lereng menerus

Perkuatan lereng menerus dibangun pada lereng tanggul dan tebing sungai
seeara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantarannya). Konstruksi
perkuatan lereng dapat dikombinasi dengan : pelindung lereng, pondasi dan
pelindung kaki, sambungan,konsolidasi, pelindung mercu.

Konstruksi Perkuatan lereng

Perencanaan Perkuatan Lereng

Pada tahapan perencanaan (planing) untuk perkuatan lereng


haruslah dipelajari seeara seksama pengaruh-pengaruh :

a. Proses perubahan alur sungai


b. Gejala meander
e. Hidrolika pada belokan-belokan sungai
d. Rencan trase perkuatan lereng

Dalam merencanakan trase pekuatan lereng hal-hal yang perlu diperhatikan


adalah :

o Penentuan trase perkuatan lereng harns dicocokkan dengan


kondisi lapangan sehingga dapat ditetapkan metode pelaksanaan
yang cocok dengan kondisi setempat.
o Kurva trase perkuatan lereng diusahakan sebesar mungkin supaya arah
trase rencana sesuai dengan arah aliran saat terjadi banjir besar.
o Trase perkuatan lereng ditempatkan sedemikian rupa
dihindarkan sehingga dapat dihindarkan pusaran-pusaran yang tidak
teratur.
o Trase perkuatan tebing alur sungai ditempatkan lebih kebelakang.
o Pemilihan lokasi perkuatan lereng harns dibatasi pada bagian-
bagian sungai yang mudah tergerus saja .
o Panjang perkuatn lereng ditetapkan secara empiris yang didasarkan atas
karakteristik sungai, kondisi setempat, kemiringan sungai dan debit
sungai.
o Tinggi perkuatan lereng bias any a disamakan dengan elevasi permukaan
banjir rencana.

Pemilihan tipe perkuatan lereng.

Pemilihan tipe perkuatan lereng yang cocok untuk suatu sungai haruslah
dipilih dari beberapa tipe yang ada dengan memperbandingkan satu dengan lainnya
serta dengan memperhatikan sulit tidaknya keadaan lapangan ditinjau dari
pelaksanaan.

Tipe perkuatan lereng yagn pernah dibangun dengan hasil yang cukup baik adalah :

a. Tipe pondasi rendah


b. Tipe pondasi tinggi
c. Tipe turap pancang baja
d. Tipe turap papan
e. Tipe turap beton
f. Tipe turap pancang beton
Perkuatan lereng darurat atau sementara

Untuk melindungi lereng tanggul yang kritis akibat gogosan atau lereng
tanggul yang baru setelah dilakukan penutupan bobolan, biasanya perkuatan
lerengnya dilakukan dengan menggunakan bronjong kawat selinder, hamparan
bronjong kawat, atau bobolan ditutup dengan tanah.

Contoh pelindung lereng darurat dan sementara

Pelindung lereng

Beberapa jenis pelindung lereng diantaranya adalah gebalan


rumput, hamparan nayaman berisi batu, bronjong kawat sHinder, blok
beton, pasangan batu, pasangan blok beton, perkerasan dengan beton seperti terlihat
pada gambar sebagai berikut :

Susunan Bronjong Kawat


pelindung lereng blok beton tipe rangkai

Pelindung lereng blok beton type rangkai

Konstruksi pasangan Batu koseng dan pasangan batu.


Perkerasan beton rata

Perkerasan beton berkisi

Pemilihan type pelindung lereng berdasarkan kekuatan konstruksi,


kondisi sungai (kecepatan dan besarnya ombak), kemiringan lereng, umur bangunan
yang direncanakan dan keadaan iklim yang dikaitkan dengan jangka waktu
pelaksanaan. Tipe pelindung lereng biasanya dibuat dengan permukaan rata atau
bertangga.

Anda mungkin juga menyukai