Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

INSTALASI LABORATORIUM

KOMITE PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA SEJAHTERA
JL. RAYA PURI AGUNG NO. 3 PONDOK MAKMUR, KUTABARU,
KOTABUMI, PASAR KEMIS, TANGERANG
TAHUN 2018
1. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat berkembangnya.
Di US terdapat 18 juta pekerja terlibat didalamnya, dan wanita merupakan 80%
darinya. Bahaya (Hazard) dan insiden yang terlibat dalam aktifitas ini sangat
beragam, seperti needlestick injuries, back injuries, latex allergy, violence, dan stres.
Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi
tetap saja terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan
selama bekerja belum banyak dilakukan.
Menurut WHO, dari 35 juta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya
terpajan oleh bloodborne pathogen, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis
B, dan 170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-
kasus yang non-fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan
sekarang semakin meningkat, berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan
agriculture yang dulu paling tinggi, sekarang sudah sangat menurun.
Selain itu Infeksi nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan
pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat
relevan untuk dilakukan.Karena itu pengembangan program keselamatan dan
kesehatan kerja di sarana kesehatan seperti rumah sakit dan sarana kesehatan
lainnya harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dalam upaya melindungi baik
tenaga kesehatan sendiri maupun pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat
sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan
cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta
metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu
dilaksanakan, seperti misalnya :
• perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non-infeksi,
• penanganan limbah medis,
• penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya.
Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety. Dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa
upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang : mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit
(RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.
Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya
penanganan risiko-risiko di Rumah Sakit.

2. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk merupakan suatu organisasi yang


memberikan layanan kesehatan pada pasien, dalam hal ini adalah memberikan
usaha jasa kesehatan yang akan berhadapan dengan tantangan yang setara antara
pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan risiko, sebab setiap keputusan usaha
yang diambil mengandung elemen risiko didalamnya.
Terdapat risiko yang saling meniadakan satu sama lain, ada juga yang tidak
saling terkait, namun ada yang saling menguatkan. Untuk dapat mengelola risiko
secara efektif, maka kita tidak hanya harus mengenali risiko-risiko yang mendasar,
tetapi juga keterkaitan antar risiko-risiko tersebut. Pada dasarnya risiko (potensi
risiko klinik – non klinik) tidak dapat dihindari dari setiap aktivitas kegiatan
perumahsakitan, oleh karenanya diperlukan suatu manajemen risiko yang cukup
komprehensif untuk mengelolanya karena Rumah Sakit sebagai corporat dan
sebagai pengelola pasien, penuh dengan risiko.
Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk melaksanakan
program manajemen risiko di tiap unit dilingkup rumah sakit melalui tahapan :
Identifikasi Daftar Risiko, Penyusunan Prioritas Risiko, Melakukan Analisis,
pengelolaan risiko unit dan evaluasi, Pengumpulan laporan managemen Risiko unit
ke komite PMKP dan Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai
risiko di rumah sakit.

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
melalui pendekatan proaktif dan pengendalian risiko-risiko yang ada di
lingkungan kerja rumah sakit.
B. Tujuan Khusus
1) Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan identifikasi risiko
unit.
2) Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan analisis risiko
unit.
3) Instalasi Laboratroium Klinik mampu melakukan evaluasi risiko
unit.
4) Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan kelola risiko
unit.
5) Instalasi Laboratorium Klinik mampu melakukan pelaporan
pelaksanaan program manajemen risiko unit ke komite PMKP RSUD
Nganjuk.

4. KEGIATAN
Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai
(risk assesment) dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan
atau meminimalkan dampaknya.
Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat
menyebabkan cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan
membantu langkah-langkah yang akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut.
Identifikasi risiko bisa diperoleh dari :
a. Laporan Kejadian (KTD, KNC, Kejadian Sentinel, dan lain-lain)
b. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa dan
mencari penyimpangan-penyimpangan pada praktik dan prosedur)
c. Pengaduan (Complaint) pelanggan
d. Survey atau Self Assesment, dan lain-lain
Penilaian risiko (Risk Assesment) merupakan proses untuk membantu unit di
rumah sakit menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengontrol
frekuensi dan dampak dari risiko. Semua risiko yang telah diidentifikasi unit-unit
rumah sakit akan dimasukan oleh komite PMKP RS dalam Program Risk
Assessment tahunan, yakni Risk Register:
a. Risiko yang teridentifikasi dalam 1 tahun
b. Informasi Insiden keselamatan Pasien, klaim litigasi dan komplain,
investigasi eksternal dan internal, asesmen eksternal dan Akreditasi
c. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan
RCA&FMEA).
Penilaian risiko dilakukan oleh seluruh unit rumah sakit RSUD Nganjuk.
Aspek yang dinilai meliputi :
1. Operasional/kegiatan unit sehari-hari
2. Finansial
3. Sumber daya manusia
4. Strategik
5. Hukum/Regulasi
6. Teknologi
Setelah tahap penilaian risiko, maka tahap berikutnya adalah menyusun
prioritas risiko dengan menggunakan alat bantu risk matrix grading. Dilakukan
pendekatan dengan menentukan prioritas risiko pada proses-proses risiko tinggi,
mengutamakan keselamatan pasien dan staf untuk kemudian secara proaktif
melakukan analisis risiko dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Dengan mengikuti analisa dan hasil yang didapatkan rumah sakit menentukan
rancang ulang proses atau tindakan yang sama untuk mengurangi risiko dalam
proses tersebut.
Keseluruhan tahapan manajemen risiko ini dilaksanakan paling sedikit satu
kali dalam satu tahun disertai dengan pendokumentasian kegiatan yang baik.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Identifikasi Daftar Risiko
2. Penyusunan Prioritas Risiko
3. Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi
4. Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP
5. Rapat koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 mengenai risiko di
rumah sakit

6. SASARAN DAN TARGET


Sasaran kegiatan program managemen risiko meliputi : seluruh unit di lingkup
RSUD Nganjuk tahun 2016. Tercapainya >80% program managemen risiko
dalam tiap waktu 1 tahun.
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahun 2016
Penanggung
No Kegiatan Bulan
jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Identifikasi Daftar Risiko unit dan koordinasi dengan komite PMKP,
1 Ka.Unit…
PPI dan K3 rumah sakit
Penyusunan Prioritas Risiko unit koordinasi dengan komite PMKP, Ka.Unit….
2
PPI dan K3 rumah sakit
Melakukan Analisis, pengelolaan risiko unit dan evaluasi unit Unit….
3
koordinasi dengan komite PMKP, PPI dan K3 rumah sakit
Pengumpulan laporan managemen Risiko unit ke komite PMKP Unit…
4
8. EVALUASI
Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun dan rapat koordinasi tiap
tribulan dengan komite PMKP rumah sakit

9. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Hasil program dicatat dan hasilnya dilaporkan kepada komite PMKP RSUD
Nganjuk setiap akhir tahun.

Nganjuk, 2 Januari 2016


Kepala Bidang Pelayanan
RSUD Nganjuk Kepala Instalasi/Ruang

……………………………… ______________________
LAMPIRAN 1. RISK REGISTER RUANG ....... TAHUN ...... (CONTOH....)

IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS RISIKO EVALUASI RISIKO KELOLA RISIKO

PENGO
NTROL P
AN E
DAMPAK FREKUENSI
(SKOR L

RANGKING TRISIKO
N

SKOR RISIKO
X A
O
RISIKO) K
M PENGENDALIAN P
KATEGORI RENCANA TINDAK S

SANGAT JARANG
SANGAT RINGAN

SANGAT SERING
E DAMPAK PENYEBAB YANG TELAH I

AGAK MUDAH
RISIKO LANJUT A

AGAK SULIT
SGT BERAT
R DILAKUKAN C

KADANG
SEDANG

JARANG
RINGAN

SERING

MUDAH
N

BERAT

SULIT
A
A
N

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Komplain  Penurunan citra  prosedur 2 5 10 3 1 1. Menjelaskan 1. Usulan kepada IPS K
keluarga pasien RS perawatan fasilitas 0 kepada pasien RS agar jadwal A J
tentang  Kepercayaan RS yang kurang Ba tentang pemeliharaan R A
pemeliharaan masyarakat turun optimal nd prosedur alat/fasilitas U N
sarana yang ke RS  kurang nya edukasi hija komplain yang dibagikan kepada U
kurang  Tuntutan hukum ke pasien dan u benar unit masing-masing A
ke RS atau keluarga tentang 2. Melaporkan agar permudah RI
petugas fasilitas yang ada di kerusakan evaluasi 2
ruangan alat/fasilitas 2. Usulan kepada 0
kepada unit IPS HUMAS RS agar 1
RS sesuai membuat publikasi 6
prosedur yang melalui banner,
benar pamflet dan
sebagainya tentang
alur komplain di RS

2 Komplain dari  Penurunan  kurang nya 2 4 8 2 2 1. Menjelask 1. Melaporkan


pasien dan citra RS edukasi ke pasien Ba 4 an kepada kejadian kepada
keluarga tentang  Kepercayaan dan keluarga nd pasien tentang bidang pelayanan
dokter yang tidak masyarakat turun tentang kebijakan hija prosedur medis dan F
visite ke RS visite pasien oleh u komplain yang keperawatan E
 Tuntutan dokter benar 2. Usulan B
hukum ke RS 2.Menjelaskan kepada HUMAS RS K R
atau petugas kepada pasien agar membuat A U
tentang SPO publikasi melalui R A
visite dokter banner, pamflet dan U RI
3.Melakukan sebagainya tentang 2
konfirmasi alur komplain di RS 0
kepada dokter 1
yang bertugas 6
sesuai alur yang
berlaku
3 Tertusuk jarum  infeksi silang  petugas tidak 2 2 4 1 3 1. Melakukan 1. Usulan kepada K
petugas dari mematuhi SPO 6 penanganan komite PMKP dan A M
Ba pertama pasca bidang pelayanan R A
pasien pembuangan
nd pajanan sesuai medis dan U R
benda tajam
biru SPO keperawatan E
tatalaksana penggantian jarum T
pasca pajanan infus lama menjadi 2
2. Menjelaskan jarum infus yang 0
ulang kepada safety, sehingga 1
petugas tentang
spo
tidak berisiko
pembuangan
menusuk petugas
BENDA TAJAM
3. Melaporkan setelah digunakan.
2. Sosialisasi ulang
kepada komite
dengan intensif 6
K3RS/PPI RS
tentang SPO
agar dilakukan
tatalaksana sampah
tindaklanjut
tajam, sampah
pemeriksaan
rumahsakit
pasca pajanan
benda tajam
4 Kepatuhan  Peningkatan  Kurangnya 2 5 10 2 4 1. Edukasi ke  Melakukan edukasi
cucitangan 6 infeksi pemahaman ban 0 petugas tentang kepada petugas tiap
langkah dan 5 nosokomial (hais) petugas tentang d cucitangan tiap operan jaga dengan
moment petugas  Lama rawat inap pentingnya Hija rapat ruangan menyebutkan 5
(MRS) pasien cucitangan sesuai u 2. Penyediaan momen cucitangan
memanjang standar sarana dan praktek 6 A
 Cost perawatan  Rendahnya prasarana langkah cucitangan P
meningkat kepatuhan petugas cucitangan  Melakukan audit K
RI
 Penurunan citra dalam melakukan secara lengkap kepatuhan oleh A
L
RS cuci tangan dan kepala ruang atau R
2
berkelanjutan, wakil kepala ruang U
0
meliputi cairan
1
handrub, cairan
6
hand wash, tisu
cuci tangan,
gambar cuci
tangan.

Anda mungkin juga menyukai