Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kebidanan Flora

PENGARUH PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN MEMAKAI KASA ALKOHOL


70% DAN KASA KERING TERHADAP WAKTU PUTUSNYA TALI PUSAT
DESA DALUH SEPULUH B KEC. TANJUNG MORAWA

Desi Handayani Lubis, SST.,M.Kes


(Dosen Prodi D3 Kebidanan Flora)

Abstrak
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat
tentang perawatan tali pusat pada bayi. Segala macam bentuk infeksi merupakan hal
yang menakutkan bagi ibu yang memiliki bayi baru lahir. Tali pusat juga tidak luput
menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit. Penyebaran kuman ini bisa disebabkan
oleh gerakan tubuh bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
perawatan tali pusat dengan memakai alkohol 70% dan kasa kering terhadap waktu
putusnya tali pusat. Desain pada penelitian ini adalah quasi- eksperimen yang bersifat
cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 52 bayi baru lahir, yang
terdiri dari 26 bayi baru lahir dilakukan perawatan tali pusat dengan memakai kasa
alkohol 70% dan 26 bayi baru lahir dilakukan perawatan tali pusat dengan memakai
kasa kering. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik accidental sampling. Analisis
yang digunakan uji t.
Berdasarkan hasil uji t- independen rata-rata putusnya tali pusat dengan
perawatan memakai kasa alkohol 70% adalah 5,73 hari dengan standart deviasi 1,402
hari. Rata-rata putusnya tali pusat memakai kasa kering adalah 8,65 hari dengan
standart deviasi 1,056 hari. Dari hasil uji statistik perbandingan waktu putus tali pusat
dengan perawatan memakai kasa alkohol 70% dan perawatan tali pusat dengan
memakai kasa kering diperoleh nilai p = 0,000. Kasa alkohol 70% dapat digunakan bagi
bidan dalam melakukan perawatan tali pusat.
Kata kunci : Perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70% dan kasa
kering

PENDAHULUAN
Latar Belakang

I ndonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni
masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Depkes 2010-2014
adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. (Depkes, 2009, hal. 45).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang
perawatan tali pusat bayi. Dalam melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia
yang mempunyai kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, yaitu dengan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat, sehingga pengetahuan yang
dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap
kesehatan (Mujoko, 2010, ¶ 2).
Selama periode bayi baru lahir kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi, karena pada
masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.

20 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir dilakukan
dengan benar-benar sesuai dengan prosedur kesehatan. ( Musbikin, 2006, hal. 30).
Pada bayi baru lahir, bau tidak sedap merupakan satu indikasi bahwa bayi terinfeksi pada
tali pusatnya. Angka kejadian ini sekitar 2% dari jumlah bayi baru lahir. Kondisi ini bisa jadi
memburuk atau malah sebaliknya, tergantung perawatan yang diberikan setelah ibu dan bayinya
kembali ke rumah (Yusnita, 2010, ¶ 3).
Segala macam bentuk infeksi merupakan hal yang menakutkan bagi ibu yang memiliki
bayi baru lahir. Tali pusat juga tidak luput menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit.
Penyebaran kuman ini disebabkan oleh gerak tubuh bayi. Ada beberapa cara untuk mencegah
terjadinya infeksi pada tali pusat. Yang paling umum dilakukakan adalah tindakan aseptis, yaitu
menggunakan zat antiseptik dan menutup pusar dengan bahan steril (Musbikin, 2006, hal. 25).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 1997), menyatakan bahwa Tetanus
Neonatorum masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. 4% kematian neonatus di
sebabkan oleh Tetanus Neonatorum (Utami, 2002, ¶ 1).
Di Jawa Tengah penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-28 hari tertinggi
adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis, infeksi tali pusat, pneumonia, diare),
kemudian (14,3%) feeding problem (Mujoko, 2010,¶ 4)
Sedangkan rekapitulasi kematian bayi tahun 2006-2008 di Kebupaten Semarang jumlah
bayi yang meninggal usia 0-28 hari adalah 78 bayi, pada tahun 2006 - 2008 berjumlah 5 bayi
meninggal yang disebabkan infeksi tali pusat yang terbagi pada tahun 2006 terdapat 3 orang
bayi yang meninggal di Ambarawa, pada periode 2007-2008 terdapat 2 orang bayi yang juga
meninggal di Ambarawa tepatnya di Kelurahan Kupang (Mujoko, 2010, ¶ 5).
Berdasarkan penelitian Permanasari dan Susyanto (2009), yang bertujuan untuk
membandingkan cepatnya pelepasan tali pusat dengan perawatan kasa alkohol 70%, perawatan
terbuka dan perawatan dengan kasa kering. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah
quasi eksperimen, dengan sampel lima puluh empat neonatus dibagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama menggunakan perawatan tali pusat dengan kasa alkohol 70%, kelompok
kedua dengan perawatan tali pusat terbuka dan kelompok ketiga perawatan tali pusat dengan
kasa kering. Hasil penelitian ini yang paling cepat pelepasan tali pusat adalah perawatan tali
pusat terbuka, kemudian perawatan tali pusat dengan kasa kering dan paling lama adalah
perawatan tali pusat kasa alkohol 70%.
penelitian Wahyono dan Heru (1998), yang bertujuan membandingkan lama pelepasan
tali pusat dengan perawatan Povidone Iodine 10% dan alkohol 70%. Menggunakan metode acak
terkendali pada tujuh puluh neonati yang dibagi dua kelompok, diperoleh hasil bahwa
perawatan tali pusat yang menggunakan Povidone Iodine 10% lebih cepat putusnya dibanding
dengan perawatan menggunakan alkohol 70%.

21 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Dari hasil survey yang dilakukan peneliti di wilayah Tembung dari tiga belas bidan
praktek swasta ada lima bidan praktek swasta yang menggunakan kasa alkohol 70% untuk
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir.
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 14-16 September
2010, dengan mewawancarai tiga belas bidan di wilayah kecamatan Medan Tembung, dimana
delapan bidan mengatakan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering lebih cepat
putusnya, lima bidan mengatakan tali pusat dengan dengan perawatan memakai kasa alkohol
70% lebih cepat putus tali pusat.

TINJUAN PUSTAKA
Tali Pusat
1. Definisi
Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.
Permukaannya berwarna putih kusam, lembab dan tertutup amnion yang ketiga pembuluh darah
umbilikalis dapat terlihat melaluinya. Diameternya antara 1-2,5 cm dengan rata- rata panjang
55cm (Williams, 1991, hal. 130)
2. Fungsi tali pusat
Fungsi tali pusat sebagai sirkulasi darah janin sebelum lahir. Darah arteri dari plasenta
mengalir ke janin melalui vena umbilikalis dan dengan cepat mengalir ke hati kemudian masuk
ke vena kava inferior. Darah mengalir ke foramen ovale dan masuk ke atrium kiri, tidak lama
kemudian, darah muncul di aorta dan arteri di daerah kepala. Sebagian darah mengalir melalui
jalan pintas di hati dan menuju ke duktus venosus. Sebagian besar darah vena dari tungkai
bawah dan kepala masuk ke atrium kanan, ventrikel kanan, dan kemudian menuju arteri
pulmoner desenden dan duktus arteriosus. Dengan demikian, foramen ovale dan duktus
arteriosus berfungsi sebagai bypass, yang memungkinkan sejumlah besar darah campuran yang
di keluarkan jantung kembali ke plasenta tanpa melalui paru- paru. Kira-kira 55% darah
campuran, yang keluar dari ventrikel, mengalir menuju plasenta, 35% darah mengalir ke
jaringan tubuh, dan 10% sisanya mengalir ke paru- paru. Setelah lahir foramen ovale menutup,
duktus arteriosus menutup dan menjadi sebuah ligamen, duktus venosum menutup dan menjadi
ligamen, arteri dan vena umbilikalis menutup dan menjadi ligamen (Bobak, et al. 1996, hal.363)
3. Masalah tali pusat
Masalah-masalah tali pusat meliputi, (a) Insersi tali pusat abnormal adalah insersi korda
velamentosa, (b) Kelainan panjang terjadi apabila panjang tali pusat mencapai 300 cm.
Normalnya panjang tali pusat 50-55 cm, (c) Tali pusat pendek yaitu tali pusat yang sangat
pendek membuat abdomen janin berhubungan dengan plasenta, keadaan ini selalu diikuti
dengan hernia umbilikalis, (d) Tali pusat menumbung dan terkemuka yaitu terjadi apabila tali
pusat teraba di samping atau lebih rendah dari pada bagian depan, sedangkan ketuban sudah
pecah, (e) Prolapsus tali pusat yaitu ketika tali pusat keluar dari uterus mendahului bagian

22 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

presentasi, (f) Torsi tali pusat yaitu terjadi akibat gerakan janin, sehingga tali pusat terpilin, (g)
Striktur tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat yang secara fokal sangat kekurangan jelly
wharton, (h) Hematoma tali pusat yaitu terjadi akibat pecahnya satu variks, biasanya berasal
dari vena umbilikalis, dengan efusi darah ke dalam tali pusat, (i) Kista tali pusat yaitu terjadi
pada tali pusat dan di sebut murni atau palsu, bergantung pada asalnya. Kista murni sangat kecil
dan berasal dari sisa –sisa gelembung umbilikal atau dari allantois, (i) Edema tali pusat terjadi
pada bayi yang mengalami maserasi. (j) Omfalitis yaitu infeksi pada tali pusat adalah tali pusat
basah atau lengket yang disertai bau tidak sedap. (k) Tetanus neonatorum adalah tetanus yang
terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani yang masuk
melalui tali pusat bayi. (Sodikin, et al. 2009, hal. 78).
4. Menjepit dan memotong tali pusat
Tali pusat di potong segera setelah dilahirkan. Tali pusat mula- mula dijepit pada dua
tempat dan kemudian dipotong dengan gunting di antara dua tempat penjepitan tersebut.
Beberapa orang beranggapan bahwa menunda penjepitan tali pusat akan membuat bayi
memperoleh banyak oksigen. Ini tidak benar, karena meskipun darah terus mengalir ke dalam
ataupun keluar antara plasenta dan bayi, darah tidak mengandung oksigen. Jumlah darah yang
dialirkan ke bayi dipengaruhi oleh waktu penjepitan tali pusat dan posisi bayi dalam
hubungannya dengan plasenta. Saat rahim berkontraksi, rahim memeras darah keluar dari
plasenta melalui tali pusat ke dalam tubuh bayi. Bila tali pusat dijepit pada saat ini, bayi akan
mempunyai volume darah yang lebih tinggi. Diantara kontraksi, jantung bayi memompa darah
kembali ke plasenta (denyut jantung bayilah yang menyebabkan tali pusat berdenyut). Jika tali
pusat dijepit diantara waktu kontraksi volume darah bayi akan lebih rendah. Jadi waktu
penjepitan dan pemotongan tali pusat tidak banyak mempengaruhi tingkat oksigen bayi tetapi
mempengaruhi volume darah (Simkin, Whalley & Keppler. 2001, hal. 88).
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat
pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan,
ada berbagai substansi dan ritual yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat. Hanya
beberapa di antaranya yang sudah diteliti. (Simkin, Whalley& Keppler, 2008, hal. 105).

METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, yang bersifat cross
sectional yang bertujuan untuk melihat perbandingan perawatan tali pusat dengan memakai kasa
alkohol 70% dan kasa kering terhadap waktu putusnya tali pusat.
Populasi dan Sampel
1. Populasi

23 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua bayi baru lahir yang berada di Klinik Bersalin Rizky dan Klinik Bersalin Wahyu, dimana
bayi baru lahir di klinik tersebut terhitung dari bulan januari – maret 2011 sebanyak 30 bayi.
2. Sampel
Menentukan sampel dengan menggunakan ketetapan absolute dan menggunakan rumus :

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05)
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :
Diketahui :
N = 30
d = 0,05

n = 26

Sampel yang diperoleh adalah 26 bayi, dimana 26 bayi dilakukan perawatan tali pusat
memakai kasa alkohol 70% dan 26 bayi dilakukan perawatan tali pusat memakai kasa kering.
Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara accidental sampling yaitu
pengambilan sampel secara kebetulan bertemu. Dengan kriteria : bayi baru lahir di Klinik
Bersalin Rizky dan Klinik Bersalin Wahyu
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Rizky alamat Jalan Perjuangan Gang
Perkauman Nomor 8 Medan, dilakukan perawatan tali pusat dengan memakai kasa alkohol 70%
dan Klinik Bersalin Wahyu dengan alamat Jalan Padang Nomor 25 Medan dilakukan perawatan
tali pusat dengan memakai kasa kering. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah peneliti
sebelumnya telah melakukan survey awal dan ditemukan adanya populasi yang mencukupi
untuk dijadikan penelitian.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan sampai dengan bulan Juni .

24 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Ketua STIKes Flora
Medan dan izin dari Pimpinan Klinik Bersalin Rizky Medan dan Pimpinan Klinik Bersalin
Wahyu Medan. Dalam hal ini peneliti ini melaksanakan beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan,
manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Semua responden bersedia untuk diteliti, dengan
menandatangani informed consent. Responden tidak ada yang menolak maupun mengundurkan
diri untuk diteliti. Dalam penelitian ini, responden juga diberi kebebasan dari tindakan yang
dilakukan serta mendapat keadilan atas tindakan dan tanpa adanya diskriminasi dari penelitian.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama
responden di instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data –data yang diperoleh dari responden
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil penelitian pengaruh perawatan tali pusat dengan memakai kasa alkohol 70% dan
perawatan tali pusat dengan memakai kasa kering terhadap waktu putusnya tali pusat yang
dilakukan di Klinik Bersalin Rizky dan Klinik Bersalin Wahyu yang dilakukan. Jumlah bayi
baru lahir yang dilakukan perawatan tali pusat adalah 52 bayi baru lahir, dimana 26 bayi baru
lahir yang berada di klinik bersalin Rizky dilakukan perawatan tali pusat dengan kasa alkohol
70% dan 26 bayi baru baru lahir yang berada di klinik bersalin Wahyu dilakukan perawatan tali
pusat dengan memakai kasa kering.
1 . Univariat
Untuk mendeskripsikan masing- masing variabel yang diteliti digunakan analisis univariat.
Dapat digunakan untuk pengetahui waktu putusnya tali pusat pada perawatan tali pusat
memakai kasa alkohol 70% dan perawatan tali pusat memakai kasa kering setelah
dilakukan tindakan.
2. Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk membandingkan perawatan tali pusat memakai kasa
alkohol 70 % dan perawatan tali pusat memakai kasa kering. Dalam menganalisa data
secara bivariat, pengujian data dilakukan uji t- independent.
Berdasarkan hasil penelitian dari 26 bayi baru lahir di klinik bersalin Rizky dengan
perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70 % diperoleh hasil waktu putus tali pusat yakni
rata – rata 5,73 hari dengan standart deviasi 1,402 hari, nilai minimum 3 hari dan maksimum
9 hari. Hasil perawatan tali pusat bayi dari 26 bayi baru lahir di klinik bersalin Wahyu dengan
perawatan tali pusat memakai kasa kering terhadap waktu putusnya tali rata- rata 8,65 hari
dengan standart deviasi 1,056 hari, nilai minimum = 6 dan maximum 10 dapat dilihat pada
tabel.1

25 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Tabel .1
Distribusi responden berdasarkan waktu putusnya tali pusat dengan perawatan tali pusat
memakai kasa alkohol 70% dan perawatan tali pusat memakai kasa kering di klinik
bersalin
Rizky dan klinik bersalin Wahyu
No Variabel Mean SD Min - Max 95%
1 Waktu putus tali pusat dengan 5,73 hari 1,402 3- 9 5,16-6,30
perawatan memakai kasa
alkohol 70%

2 Waktu putus tali pusat dengan 8,65 hari 1,056 6 - 10 8,23-9,08


perawatan memakai kasa kering

Hasil penelitian diperoleh rata- rata waktu putus tali pusat dengan perawatan tali pusat
memakai kasa alkohol 70% 5,73 hari dan standart deviasi 1,402 hari. Sedangkan pada
perawatan tali pusat memakai kasa kering rata- rata 8,63 hari dan standart deviasi 1,056 hari.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan terhadap waktu putusnya tali pusat dengan perawatan memakai
kasa alkohol 70% dan waktu putusnya tali pusat dengan memakai kasa kering, dapat dilihat
pada tabel . 2
Tabel .2
Perbandingan waktu putus tali pusat dengan perawatan memakai kasa alkohol 70 % dan
perawatan tali pusat dengan memakai kasa kering di Klinik Bersalin
Rizky dan Klinik Bersalin Wahyu
No Variabel Mean Standatr P.Value n
Deviasi
1 Perawatan tali pusat dengan 5,73 hari 1,402 0,000 26
memakai kasa alkohol 70%

2 Perawatan tali pusat dengan 8,63 hari 1,056 26


memakai kasa kering

PEMBAHASAN
1. Interpretasi hasil dan diskusi hasil
Perawatan tali pusat dengan memakai kasa alkohol 70% diperoleh hasil waktu putus tali
pusat yakni rata- rata 5,73 hari dengan standart deviasi 1,402 hari. Nilai minimum 3 hari dan
maximum 9 hari. Perawatan tali pusat dengan memakai kasa kering diperoleh hasil waktu putus
tali pusat yakni rata- rata 8,65 hari dengan standart deviasi 1,056 hari. Nilai minimum 6 hari
dan nilai maksimum 10 hari. Dari hasil uji statistik t- independen diperoleh nilai p = 0,000.
Penelitian ini tidak sesuai dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Permanasari dan Susyanto (2009), yang mengatakan bahwa perawatan tali pusat memakai kasa
kering lebih cepat putusnya tali pusat dibandingkan dengan perawatan tali pusat memakai kasa
alkohol 70%. Alkohol dikatakan anti septik yang paling aman, cara kerjanya adalah denaturasi

26 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

protein. Bersifat bakterisidal dan juga aktif untuk jamur dan virus. Pada konsentrasi 70%
alkohol cepat mengurangi jumlah kuman di kulit (Hayati. N, 2009, ¶ 3).
Dengan merawat tali pusat menggunakan alkohol 70% berarti mengurangi kuman dan
bakteri yang berada disekitar tali pusat, sehingga luka pada pangkal tali pusat akan lebih cepat
kering dan tali pusat pun cepat putusnya.
2. Keterbatasan penelitian
Lokasi rumah orang tua bayi yang berjauhan, membuat peneliti mendapat kesulitan
melihat langsung prosedur perawatan tali pusat bayi, merupakan faktor keterbatasan peneliti.
3. Implikasi untuk asuhan kebidanan
Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa kasa alkohol 70% merupakan perawatan
tali pusat yang baik dan efektif, jadi kasa alkohol 70% dapat digunakan sebagai intervensi
dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Rata-rata waktu putus tali pusat dengan perawatan memakai kasa alkohol 70% 5,73 hari.
Rata-rata waktu putus tali pusat dengan perawatan memakai kasa kering 8,63 hari. Hasil uji t-
independen perbandingan waktu putus tali pusat dengan perawatan tali pusat memakai kasa
alkohol 70% dan kasa kering diperoleh nilai p = 0,000.
Saran
1. Bagi pelayanan kebidanan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa kasa alkohol 70% lebih cepat waktu putusnya
tali pusat dibandingkan dengan kasa kering, maka disarankan bagi pelayanan
kebidanan agar menggunakan kasa alkohol 70% untuk perawatan tali pusat bayi.
2. Bagi pendidikan kebidanan
Perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70% dapat dikembangkan sebagai ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan terutama pada mata kuliah asuhan neonatus.
3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian perawatan tali
pusat dengan menggunakan tiga kelompok intervensi yakni perawatan tali pusat
memakai kasa alkohol 70%, kasa kering dan kasa betadine 10%.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, L.J. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta : ECG.

DepKes. (2009). Indonesia sehat, from Http : // DepKes . RI. go. id.

Din.Kes Provinsi Sul_Sel, (2007). Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi, From http :
//.DinKes_SulSel.co.id.

Gant, P. M. (1991). Obstetri Williams, Edisi 17, Jakarta : EGC.

27 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5
Jurnal Kebidanan Flora

Hayati, N. (2009). Merawat tali pusat, from file:///D:perawatan%20tali%pusat.htm.

Mujoko, (2010). Perawatan Tali Pusat Bayi, from www.rocketflip.com, diperoleh tanggal 20
semtember 2010.

Musbikin, (2006) . Persiapan Menghadapi Persalinan . Edisi 1, Yokyakarta : Mitra pustaka.

Nursalam, (2008) . Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta :
Salemba Medika.

Permanasari, D.K., Susyanto, B.E. (2009). Perawatan Tali Pusat Terbuka, Perawatan Tali Pusat
Tertutup, Lama Waktu Pelepasan. Undergraduate Theses from
YOPTUMYFKPP. 1 (1), 1-2.

__________ . (2002) . Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal .
Jakarta : EGC

Prawiroharjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal Dan Neonatal.
Jakarta : EGC.

Simkin, P., Whalley, J., Keppler, A. (2007) . Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan &
Bayi. Jakarta.: Arcan.

Sodikin. (2009). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta :ECG.

Suyanto., Salamah, U. ( 2009). Risetkebidanan Metodologi & Aplikasi . Jogjakarta : Mitra


Cendikia Press.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK.UI. (1985). Ilmu kesehatan anak, edisi 4, Jakarta : Info
Medika,

Manik, M., Asnah, N., Asiah, N. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Medan: Tidak
dipublikasikan.

Utami, T.W. (2002). Kajian Faktor Resiko Tetanus Neonatorumdi Kabupaten Brebes Tahun
1997-2001, from file:///C:mysql/jurnal%20neonatorum.htm, diperoleh
tanggal 15 september 2010.

Walsh, L.V. (2007). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: ECG

Wahyono, Heru. (1998). Perbandingan Lama Puput Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir Dengan
Povidon Iodine 10% Dan Alkohol 70%. Master thesis, Program
Pascasarjana Universitas diponegoro, 1 (1), 1-2.

Yusnita, ( 2010). Perawatan Tali Pusat, From www.rocketflip.com, diperoleh tanggal 25


September 2010.

28 | V o l u m e V I I I N o . 1 F e b r u a r i 2 0 1 5

Anda mungkin juga menyukai