Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Osteosarkoma merupakan keganasan primer pada tulang yang paling sering dijumpai
dan ditandai dengan adanya sel- sel mesenkim ganas yang memproduksi steoid atau sel
tulang imature. Insidens osteosarkoma diperkirakan sekitar 2-3 per 1 juta per tahun, pada
remaja lebih tinggi yaitu 8-11 per satu juta per tahun, laki-laki 1,4 kali lebih sering
mengalami osteosarcoma dibanding perempuan (Sihombing, et al; 2003). Di Indonesia,
berdasarkan Riset Dasar Kesehatan 2013 didapatkan prevalensi penyakit kanker sebesar 1,4
per mil (‰). Berdasarkan data WHO, osteosarkoma adalah tumor tulang primer paling
umum dengan estimasi insiden 4- 5/1.000.000 per tahun. Di Eropa, didapatkan insiden 0,2-
3/100.000 per tahun dalam kelompok usia 15-19 tahun. Angka 2-year survival rate di
Taiwan didapatkan sebesar 46,9%, dengan 5-year survival rate sebesar 37,5% (Mahyudin et
al; 2018).
Osteosarkoma biasanya terdapat pada metafisis tulang panjang di mana lempeng
pertumbuhannya (epiphyseal growth plate) yang sangat aktif yaitu pada distal femur,
proksimal tibia dan fibula, proksimal humerus dan pelvis. Osteosarkoma adalah tumor
tulang dengan angka kematian 80% setelah lima tahun didiagnosis. Penyebab osteosarkoma
masih belum jelas diketahui. Adanya hubungan kekeluargaan menjadi suatu predisposisi.
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang memunculkan
perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma. Mulai tumbuhnya kanker bisa
di dalam tulang atau pada permukaan tulang dan berlanjut sampai pada jaringan lunak
sekitar tulang. Epifisis dan tulang rawan sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor
ke dalam sendi (Kawiyana, 2010).

Anda mungkin juga menyukai