Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Mansjoer, 2010)
Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering
terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur
ini terjadi pada sepertiga tengah atau proksimal klavikula. Tulang
merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang
tubuh tidak akan tegak berdiri.
Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal
maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka
tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh.
Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam
seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah
merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat
penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang
bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah,
sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan.

B. Etiologi
1. Fraktur klavikula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh
simphisis pubis selama proses melahirkan. Fraktur tulang humerus
umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit
ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan
penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran presentasi
kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan keras
dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya
berupa greenstick atau fraktur total. Fraktur terjadi paling sering sekunder
akibat kesulitan pelahiran (misalnya makrosemia dan disproporsi
sefalopelvik, serta malpresentasi).
2. Fraktur klavikula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
3. Fraktur klavikula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama,
misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur klavikula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post
radioterapi, keganasan clan lain-lain.

C. PATOFISIOLOGI
Ketika tulang patah, sel tulang mati. Perdarahan biasanya terjadi di
sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut.
jaringan lunak biasanya mengalami kerusakan akibat cedera. Reaksi
inflamasi yang intens terjadi setelah patah tulang. Sel darah putih dan sel
mast terakumulasi sehingga menyebabkan peningkatan aliran darah ke area
tersebut. fagositosis dan pembersihan sel dan jaringan mati dimulai. Bekuan
fibrin (hematoma fraktur) terbentuk di tempat patah dan berfungsi sebagai
jala untuk melekatnya sel-sel baru. Aktivitas osteoblas akan segera
terstimulasi dan terbentuk tulang baru imatur, disebut kalus. Bekuan fibrin
segera direabsorpsi dan sel tulang baru secara perlahan mengalami
remodeling untuk membentuk tulang sejati. Tulang sejati menggantikan
kalus dan secara perlahan mengalami kalsifikasi. Penyembuhan
memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan (fraktur pada
anak sembuh lebih cepat). Penyembuhan dapat terganggu atau terhambat
apabila hematoma fraktur atau kalus rusak sebelum tulang sejati terbentuk,
atau apabila sel tulang baru rusak selama kalsifikasi dan pengerasan.
(Elizabeth J. Corwin, 2010; 337).

D. Klasifikasi
Fraktur diklasifikasikan dalam beberapa keadaan berikut.
a. Fraktur traumatik
Terjadi karena trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan
yang besar dan tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga
terjadi patah.
b. Fraktur patologis.
Terjadi karena kelemahan tulang tulang sebelumnya akibat kelainan
patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah
tulang yang menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya.
Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas. Penyebab yang paling
sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor, baik tumor primer
maupun metastasis.
c. Fraktur stress
Terjadi karena adanya trauma yang terus-menerus pada suatu tempat
tertentu.
Secara umum, keadaan fraktur secara klinis dapat diklasifikasikan :
a) Fraktur tertutup (simple fraktur). Fraktur tertutup adalah fraktur yang
fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tempat fraktur tidak
tercemar oleh lingkungan/tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar.
b) Fraktur terbuka (compound fraktur). Fraktur terbuka adalah fraktur
yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam), atau from
without (dari luar).
d. Fraktur Klavikula
a. Tipe I: Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)
a) Fraktur pada bagian tengah clavicula.
b) Lokasi yang paling sering terjadi fraktur, paling banyak
ditemui.
c) Terjadi di medial ligament korako-klavikula (antara
medial dan 1/3 lateral)
d) Mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak
langsung (dari lateral bahu)
b. Tipe II : Fraktur 1/3 lateral klavikula
Fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, dapat dibagi:
a) Type 1: undisplaced jika ligament intak
b) Type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.

E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
di imobilisasi spasme tulang yang menyertai fraktur untuk
meminimalkan gerakan antara fragmen tulang.
2. Edema dan kemerahan
Pembengkakan pada area sekitar tulang yang patah dikarenakan
respon inflamasi.
3. Hilangnya fungsi
Setelah terjadi fraktur fungsi akan terganggu tidak sesuai seperti
normal biasanya. Bahu dan lengan terasa lemah.
4. Deformitas
Pergeseran fragmen pada fraktur menyebabkan deformitas.
5. Pemendekan
Dikarenakan oleh konstraksi otot yang melekat di atas dan di bawah
tempat fraktur, posisi lengan akan menjadi lebih dekat dengan tubuh
6. Krepitasi
Akibat gerakan antara fragmen satu dengan lainnya
7. Mati rasa
8. Kesemutan

F. Pemeriksaan Penunjang
1. X-Ray
Untuk melihat gambaran fraktur / deformitas, lokasi, luas, dan jenis
fraktur.
2. Venogam / arteriogram
Menggambarkan status vaskularisasi
3. CT- Scan
Untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks
4. MRI
Menunjukkan fraktur dan identifikasi adanya kerusakan jaringan
lunak
5. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb dan Ht sering rendah akibat perdaharan
b. LED meningkat bila kerusakan jaringan sangat luas
c. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
d. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
e. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase
(LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang
meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
Pemeriksaan lain-lain
a. Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas:
didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.
b. Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan
pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.
c. Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang
diakibatkan fraktur.
d. Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek
karena trauma yang berlebihan.
e. Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi
pada tulang.

G. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
a) Kerusakan pembuluh darah
b) Kompartement Syndrom
Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan interstitial
dalam sebuah ruangan terbatas, Sehingga mengakibatkan
berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan.
Gejala utama adalah rasa sakit yang bertambah parah terutama
pada pergerakan pasifdan nyeri tersebut tidak hilang oleh narkotik.
c) Fat Embolism Syndrom
Terjadi karena sel-sel lemak yang masuk ke aliran darah dan
menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai
dengan gangguan pernafasan, tekanan nadi cepat, hypertensi,
sesak nafas, demam. Serangan biasanya 2-3 hari setelah cedera.
d) Infeksi
Terjadi akibat System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada
jaringan
e) Avaskuler Nekrosis
Terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang
bisa menyebabkan nekrosis tulang
f) Shock
Terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
b. Komplikasi Dalam Waktu Lama
a) Delayed Union dan nonunion :
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang tidak
menyambung kembali.
b) Malunion :
adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam
posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
PRE OPERASI
Keluhan Utama/alasan masuk :
OT mengatakan cemas karena anaknya akan dilakukan tindakan
operasi.
Riwayat Penyakit
Riwayat Operasi/anestesi
Komplikasi operasi/anestesi yang lalu

Riwayat Alergi
Diagnosa Medis
Jenis Operasi
Tanda-tanda Vital
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
1.Status Emosional
2.Data Kecemasan Pasien/Orang Tua terhadap kondisi pasien
3. Tingkat pengetahuan
4. kondisi pasien
5. Pengetahuan tentang penyakit

b. Diagnosa keperawatan
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.
b) Hipotermi berhubungan dengan lingkungan bersuhu
rendah. .
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil intervensi
Keperawatan
Nyeri akut Tujuan : nyeri dapat berkurang 1. Lakukan pendekatan pada klien
berhubungan dengan atau hilang dan keluarga
agen cidera fisik Kriteria hasil : 2. Kaji tingkat intensitas dan
 Nyeri berkurang atau frekwensi nyeri
hilang 3. Jelaskan pada klien penyebab dari
 Klien tampak tenang nyeri

4. Observasi tanda-tanda vital.


5. Melakukan kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian analgesik
Hipotermi Termoregulasi (0800) Perawatan hipotermia (3786)
berhubungan dengan 1. Melaporkan kenyaman 1. Monitor tanda-tanda vital
lingkungan rendah . suhu ditingkatkan dari 2. Tempatkan pasien pada posisi
skala 2 ke skala 5. supine/telentang
2. Hipotermia ditingkatkan 3. Dorong pasien untuk konsumsi
dari skala 2 ke skala 5. cairan hangat
4. Berikan pengobatan dengan hati-
hati.
Resiko jatuh Kontrol resiko (1902) Manajemen lingkungan:
berhubungan dengan 1. (190220) keselamatan ( 6486).
Mengidentifikasi faktor 1. Identifikasi hal-hal yang
periode pasca operasi
resiko ditingkatkan dari membahayakan di lingkungan.
skala 2 ke skala 5. 2. Gunakan peralatan perlindungan
2. (190205) untuk membatasi mobilitas fisik atau
Menyesuaikan strategi akses pada situasi yang
kontrol risiko ditingkan membahayakan.
dari skala 2 ke skala 5. 3. Edukasi individu dan kelompok
3. (190217) Memonitor yang beresiko tinggi terhadap bahan
perubahan skala berbahaya yang ada di lingkungan.
kesehatan ditingkatkan 4. Kolaborasi dengan lembaga lain
dari skala 2 ke skala 5. untuk meningktkan keselamatan
lingkungan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M.; Butcher, Howard K.; Dochterman, Joanne McCloskey.


2015. Nursing Intervention Classification (NIC)(Fifth Edition).
C.Pearce, Evelyn. 2010. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Effendy, Christantie. 2010. Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah :
Preoperatif Nursing, Tidak dipublikasikan, Yogyakarta.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2009. Kiat Sukses menghadapi
Operasi, Sahabat Setia, Yogyakarta.
Gibson, John. 2009. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Heardman, T. Heather (Editor). 2015. NANDA International Nursing Diagnoses :
Definition and Classification 2015 – 2017. Oxford : Wiley-Blackwell.
Moorhead, Sue; Johnson, Marion; Maas, Maridean L.; Swanson, Elizabeth. 2015.
Nursing Outcomes Classification (NOC) (Fourth Edition). United States of
America: Elsevier.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2011. Buku Ajar Keperawatan

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai