Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Agama Islam, pada semester I, tahun ajaran 2015, dengan judul Aborsi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alquran telah menggambarkan suatu kisah yang menakjubkan tentang proses
penciptaan manusia. Dalam banyak ayatnya, Alquran menandaskan bahwa manusia
pertama-tama diciptakan berasal dari tanah liat. Pada penciptaan berikutnya, anak
keturunan manusia diciptakan secara bertahap. Penciptaan tersebut bermula dari tahap al-
nutfah, kemudian ‘alaqah, kemudian al-mud}ghah, hingga berbentuk lebih sempurna
sebagai calon bayi yang lalu berkembang menjadi “makhluk lain” (khalqan ākhar), yaitu
makhluk manusia yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan insaniyah. Namun,
banyak manusia yang mengingkari proses penciptaan ini dengan melakukan aborsi.
Saat ini aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya
angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri, angka
pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. Angka yang tidak sedikit mengingat
besarnya tingkat kehamilan di Indonesia. Aborsi dianggap oleh sebagian besar masyarakat
sebagai tindakan pembunuhan, karena janin yang ada di dalam kandungan seorang ibu
berhak untuk hidup, dan di dalam agama manapun juga tidak diperbolehkan seorang
wanita yang sedang hamil menghentikan kehamilannya dengan alasan apapun. Selain itu
banyak juga dijumpai di dalam masyarakat, berita yang mengungkap kasus aborsi. Berita
tersebut memuat kasus aborsi baik yang tertangkap pelakunya maupun yang hanya
mendapatkan janin yang terbuang saja, antara lain janin yang ditinggal begitu saja setelah
selesai diaborsi, dan ada juga janin yang sengaja ditinggal di depan rumah penduduk atau
di depan Yayasan pengurus bayi.
Aborsi akan memberikan dampak yang sangat serius pada masyarakat yaitu
menimbulkan kesakitan dan kematian pada ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama
kematian ibu hamil dan melahirkan adalah pendarahan, dan infeksi. Aborsi biasanya
dilakukan oleh seorang wanita hamil, baik yang telah menikah maupun yang belum
menikah dengan berbagai alasan. Alasan yang paling utama aborsi adalah alasan yang
non-medis di antaranya tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir,
sekolah atau tanggung jawab lain, tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak, dan
tidak ingin melahirkan anak tanpa ayah. Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih
terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), dan bisa menjadikan aib bagi
keluarga. Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang
mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada di dalam kandungannya
adalah diperbolehkan dan dibenarkan. Alasan-alasan tersebut hanya menunjukkan
ketidakpedulian seorang wanita, yang mementingkan kepentingannya sendiri tanpa
memikirkan kehidupan janin yang dikandungnya.
Pengguguran kandungan juga sering dilakukan oleh para wanita yang menjadi
korban perkosaan. Alasan yang sering diberikan oleh para wanita yang diperkosa adalah
bahwa mengandung anak hasil perkosaan itu akan menambah derita batinnya karena
melihat anak itu akan selalu mengingatkannya akan peristiwa buruk tersebut. Tidak
selamanya kejadian-kejadian seperti sudah terlalu banyak anak, kehamilan di luar nikah,
dan korban perkosaan tersebut membuat seorang wanita memilih untuk menggugurkan
kandungannya. Di sisi lain ada yang tetap mempertahankan kandungannya dengan alasan
bahwa menggugurkan kandungan tersebut merupakan perbuatan dosa sehingga dia
memilih untuk tetap mempertahankan kandungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi aborsi?
2. Bagaimana aborsi menurut pandangan agama islam?
3. Bagaimana aborsi menurut perundang-undangan?
4. Bagaimana resiko yang muncul setelah melakukan aborsi?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi aborsi.
2. Mengetahui hukum aborsi menurut pandangan islam.
3. Mengetahui hokum aborsi menurut perundang-undangan.
4. Mengetahui berbagai resiko yang muncul setelah melakukan aborsi.

BAB II

ISI

A. Definisi Aborsi
Kata aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion dan bahasa Latin abortus.
Secara etimologis berarti gugur kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab, aborsi
disebut dengan al-ijhadh atau isqath al-haml. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
aborsi berasal dari kata ‘abortus’ yang dialih bahasakan sebagai pengguguran. Aborsi adalah
terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan ke 4 dari
kehamilan); keguguran; keluron; keadaan terhentinya pertumbuhan yang normal (tentang
makhluk hidup) dan gugurnya janin.

Pengertian terminologis aborsi adalah pengguguran janin yang dikandung perempuan


dengan tindakan tertentu sebelum sempurna masa kehamilannya, baik dalam keadaan hidup
atau mati sebelum si janin bisa hidup diluar kandungan namun telah terbentuk sebagian
anggota tubuhnya.

Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan kandungan,


yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. World Health Organization (WHO) memberikan definisi
bahwa aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat
janin kurang dari 1000 gram. Aborsi juga diartikan mengeluarkaan atau membuang baik
embrio atau fetus secara prematur (sebelum waktunya). Istilah Aborsi disebut juga Abortus
Provokatus. Sebuah tindakan abortus yang dilakukan secara sengaja.
Secara garis besar Aborsi dapat kita bagi menjadi dua bagian; yakni Aborsi Spontan
(Spontaneous Abortion) dan Abortus Provokatus (Provocation Abortion). Aborsi Spontan
yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran). Aborsi Spontan ini masih terdiri dari
berbagai macam tahap yakni:
1. Abortus Iminen. Dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan Threaten Abortion,
terancam keguguran (bukan keguguran). Di sini keguguran belum terjadi, tetapi ada
tanda-tanda yang menunjukkan ancaman bakal terjadi keguguran.
2. Abortus Inkomplitus. Secara sederhana bisa disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah
terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.
3. Abortus Komplitus. Yang satu ini Aborsi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan
sudah lengkap, sudah seluruhnya keluar.
4. Abortus Insipien, buah kehamilan mati di dalam kandungan-lepas dari tempatnya-
tetapi belum dikeluarkan. Hampir serupa dengan itu, ada yang dikenal Missed
Abortion, yakni buah kehamilan mati di dalam kandungan tetapi belum ada tanda-
tanda dikeluarkan.
Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni
Abortus Provokatus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Kita hanya
khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri dari:
1. Dilatation dan Curettage
Jenis ini dilakukan dengan cara memasukkan semacam pacul kecil ke dalam
rahim, kemudian janin yang hidup itu dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding
rahim dan dibuang keluar. Umumnya akan terjadi banyak pendarahan, cara ini
dilakukan terhadap kehamilan yang berusia 12-13 minggu.
2. Suction (Sedot)
Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu dimasukkan sebuah tabung
ke dalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehinggi bayi
dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke
dalam sebuah sebuah botol.
3. Peracunan dengan garam
Jenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16 minggu, ketika sudah
cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan
garam yang pekat dimasukkan ke dalam kandungan itu.
4. Histeromi atau bedah Caesar
Jenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi
terhadap kandungan.
5. Prostaglandin
Jenis ini dilakukan dengan cara memakai bahan-bahan kimia yang dikembangkan
Upjohn Pharmaccutical Co. Bahan-bahan kimia ini mengakibatkan rahim ibu
mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar.

B. Aborsi Menurut Pandangan Al-Quran dan Aborsi Menurut Hukum Islam (Sunah)

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Hal ini
dibuktikan dengan sejumlah ayat-ayat dalam al-Qur’an yang bersaksi terhadap hal tersebut.
Dalam Ketentuan-ketentuan dapat kita lihat dalam Q.S. al-Mukminun (5) ayat (23), yang
artinya:
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab
yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena membuat kerusuhan di muka
bumi, maka seakan- akan telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah ia telah
memelihara keselamatan seluruh manusia semuanya”
Dalam surah al-Isra’ ayat 31-33

‫( كوكل تكطقكرهبيوُاً اًلززكنياً إبننييهه ككياًكن‬۳۱) ً‫ق نكطحهن نكطرهزقهههطم كوإبنياًهكطم إبنن قكطتلكههييطم ككياًكن بخططئريياً ككببيِييررا‬ ‫كوكل تكطقتههلوُاً أكطوكلكدهكطم كخ ط‬
‫شيِكةك إبطمكل ق‬
‫طاًرناً فككل‬ ‫ق كوكمطن قهتبكل كمطظهلوُرماً فكقكطد كجكعطلكناً لبكوُلبيِزبه ه‬
‫سييطل ك‬ ‫اه إبنل بباًطلكح ز‬
‫س اًلنبتيِ كحنركم ن‬ ‫( كوكل تكطقتههلوُاً اًلننطف ك‬۳۲) ‫سببيِرل‬ ‫ساًكء ك‬ ‫شةر كو ك‬ ‫كفاًبح ك‬
‫ف بفيِ اًطلقكطتبل إبننهه ككاًكن كمطن ه‬
﴾ ۳۳ – ۳۱ : ‫( ﴿ سوُرة اًلسراًء‬۳۳) ً‫صوُررا‬ ‫سبر ط‬
‫يه ط‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.


Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. Dan janganlah kamu mendekati
zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk. Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, melainkan
dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka
sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah
ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang
yang mendapat pertolongan”. (Q.S. al-Isra’ : 31-33)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, Islam memberikan landasan hukum yang jelas bahwa
kehidupan manusia itu suci sehingga haruslah dipelihara dan tidak boleh dihancurkan
(diakhiri) kecuali dilakukan untuk suatu sebab atau alasan yang benar, seperti dalam eksekusi
hukuman mati atau dalam perang, atau dalam pembelaaan diri yang dibenarkan. Allah
berfirman:

‫ساًرناً كوكل تكطقتههلوُاً أكطوكلكدهكطم بمطن إبطمكل ق‬


‫ق نكطحهن نكطرهزقههكييطم كوإبينيياًههطم‬ ‫شطيِرئاً كوبباًطلكوُاًلبكدطيبن إبطح ك‬ ‫قهطل تككعاًلكطوُاً أكطتهل كماً كحنركم كرببهكطم كعلكطيِهكطم أكنل ته ط‬
‫شبرهكوُاً بببه ك‬
‫صاًهكطم بببه لككعلنهكطم تكطعقبهلوُكن ﴿سوُرة‬ ‫ك‬
‫ق ذلبهكطم كو ن‬ ‫ط‬
‫اه إبنل بباًلكح ز‬ ‫س اًلنبتيِ كحنركم ن‬ ‫ش كماً ظككهكر بمطنكهاً كوكماً بكطكن كوكل تكطقتههلوُاً اًلننف ك‬
‫ط‬ ‫ك‬ ‫كوكل تكطقكرهبوُاً اًطلفككوُاًبح ك‬
﴾۱٥۱ : ‫اًلنعاًم‬

Artinya: “Katakanlah: ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak
kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang
nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang
benar’. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahami (nya)”. (Q.S. al-An’am : 151)

Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh
dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa
janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa
hukuman bagi orang-orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
Nabi SAW sendiri dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Muslim dari Abi
Abdurahman bin Mas’ud bersabda:
“Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam perut ibunya,
selama 40 hari sebagai nutfah. Kemudian (nutfah ini) menjadi segumpal darah
dengan waktu yang sama, kemudian menjadi mudghah dengan waktu yang sama,
kemudian Allah mengirim seorang malaikat meniupkan roh kepadanya.”
Pendapat para ulama mengenai aborsi.
1. Sebelum ditiupkannya ruh
Para ulama memberikan pendapat yang berbeda terhadap tindakan aborsi yang
dilakukan sebelum janin diberi nyawa. Ulama Mazhab al-Zhāhirī, sebagaimana dikemukakan
ulama al-Azhar mengharamkan aborsi sebelum ditiupkan ruh pada setiap tahap pertumbuhan
janin (al-nuṭfah, al-muḍghah dan al- ‘alaqah). Menurut Ulama Mazhab al-Mālikī makruh
hukumnya menggugurkan kandungan pada tahap al-nuṭfah, sedangkan pada tahap al-‘alaqah
dan al-muḍghah hukumnya haram.
Ada pula golongan yang membolehkan aborsi pada setiap tahap kejadian manusia
sebelum pemberian ruh. Pendapat ini antara lain dikemukakan oleh Ibn Hazm, ulama Mazhab
al-Zaydī dan sebagian ulama Mazhab al-Hanafī. Mereka berpendapat bahwa menggugurkan
kandungan sebelum janin diberi nyawa diperbolehkan dan janin dipandang bernyawa apabila
telah melalui proses pertumbuhan selama 120 hari. Akan tetapi sebagian ulama al-Hanafī
lainnya memandang bahwa menggugurkan kandungan sebelum berumur 120 hari hukumnya
makruh jika tidak ada uzur. Kondisi seperti ini, menurut sebagian ulama al-Hanafī tersebut,
membolehkan seseorang melakukan aborsi.
2. Setelah ditiupkannya ruh
Para ulama sepakat untuk mengharamkan aborsi yang dilakukan pada waktu janin
telah diberi nyawa, yaitu setelah janin melalui proses pertumbuhan selama empat bulan atau
120 hari. Menggugurkan kandungan setelah janin diberi nyawa tanpa ada alasan atau indikasi
medis yang dibenarkan dalam agama, dipandang sebagai tindakan pidana yang disamakan
dengan pembunuhan terhadap manusia yang telah sempurna wujudnya.37 Inilah tindakan
pengguguran yang dikenal dengan istilah abortus provocatus criminalis
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005 tentang Aborsi:
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding Rahim ibu
(nidasi)
2. Aborsi dibolehkan karena ada uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
a. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi
adalah:
1) Perempuan hamil menderita sakit fisik berat
2) Dalam keadaan dimana kehamilan mengancam nyawa si ibu
b. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi
adalah:
1) Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak
sulit disembuhkan.
2) Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh tim yang berwenang yang di
dalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama
c. Kebolehan aborsi seagama dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin
berusia 40 hari.
3. Aborsi yang dibolehkan karena uzur sebagaimana dimaksud pada angka 2 hanya boleh
dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
C. Hukum Aborsi menurut Peraturan Perundang- undangan yang Berlaku
Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “ Abortus Provocatus Criminalis ”. Orang-
orang yang akan mendapatkan hukumannya adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah:


1. Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
2. Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat tahun.
3. Pasal 347
a. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun.
4. Pasal 348
a. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang
wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun enam bulan.
b. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.

5. Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan
yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal
itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan
pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

Ada 3 aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini yaitu,
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi adalah tindakan melanggar
hukum. Sampai saat ini masih diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang menuliskan dalam
kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu (aborsi).
D. Resiko Yang Muncul Setelah Melakukan Aborsi
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko
yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of
Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya
d. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
e. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
f. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
g. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease
2. Resiko kesehatan mental
Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review
(1994). Dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal
seperti berikut ini:
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51%)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aborsi merupakan pengguguran janin yang dikandung perempuan dengan tindakan
tertentu yang kedudukannya dalam hukum islam adalah haram bagi siapapun yang
melakukannya jika dilakukan tanpa suatu alasan yang mendesak. Tindakan aborsi dapat
dilakukan jika memenuhi persyaratan tertentu dan mengikuti prosedur yang ada.

B. Saran
Penulis memberikan saran kepada pembaca agar tidak selamanya menganggap bahwa
tindakan aborsi bermakna negatif. Penilaian terhadap tindakan aborsi harus ditinjau dari
berbagai aspek. Mulai dari sebab dilakukan, hingga prosedur yang dilalui.

DAFTAR PUSTAKA

Asmarawati, Tina. 2013. Hukum dan Abortus. Yogyakarta: Deepublish

Setiawan, Joko.2011. Aborsi di Kalangan Remaja Indonesia.Bandung: STKS.

Alwi, Zulfahmi, 2013. Abortus Dalam Pandangan Hukum Islam. Jurnal islami (versi
elektronik), Vol. 10, No. 2, Diunduh dari http:// www.oaji.netarticles20141163-
1408352385.pdf, pada tanggal 4 Desember 2015, Pukul 10.00 WIB

Diunduh dari http://fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/ABORSI-AKIBAT-


PEMERKOSAAN-DI-TINJAU-DARI-HUKUM-ISLAM-KUHP-DAN-UNDANG
UNDANG-NO-36-TAHUN-2009-TENTANG-KESEHATAN1.pdf, Pada tanggal 4
Desember 2015, Pukul 11.24 WIB.

Diunduh dari http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/, pada tanggal 4 Desember

2015, Pukul 12.45 WIB.

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ABORSI
OLEH

Wahyu Nugroho (1531

Fita Fitriana (15312241043)

Ria Widyastuti(15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Anda mungkin juga menyukai