Leaflet Asam Urat
Leaflet Asam Urat
KEMOTERAPI
Oleh :
07.011.6B.048
UNGARAN
TAHUN 2015
SATUAN ACARA PENGAJARAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit,
mampu mengetahui efek kemoterapi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, peserta
dapat memahami materi tentang tehnik menyusui bayi dengan criteria :
a. Keluarga / pasien Menjelaskan Tentang Pengertian
kemoterapi.
b. Keluarga / pasien Menjelaskan Tentang tujuan pemberian
kemoterapi.
c. Keluarga / pasien Menjelaskan Tentang cara pemberian
kemoterapi.
d. Keluarga / pasien Menjelaskan Tentang prinsip kerja
kemoterapi.
e. Keluarga / pasien menjelaskan tentang efek samping
kemoterapi.
f. Keluarga / pasien menjelaskan syarat pemberian kemoterapi.
I. Kegiatan Pengajaran
IV. Media
1. Leaflet
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Setting Tempat
Keterangan
: Penyaji
: Keluarga / Pasien
VII. Evaluasi
a. Standart Persiapan
a. Menyiapkan materi penyuluhan
b. Menyiapkan tempat penyuluhan
c. Menyiapkan leaflet
b. Standart Proses
a. Membaca buku referensi tentang teknik kemoterapi yang baik dan
benar
b. Memberi penyuluhan teknik kemoterapi yang baik dan benar
c. Evaluasi hasil
a. Ibu mampu mengetahui apakah kemoterapi
b. Ibu mampu mengetahui tujuan pemberian kemoterapi
c. Ibu mampu mengetahui cara pemberian obat kemoterapi
d. Ibu mampu mengetahui tentang bagaimana prinsip kerja
kemoterapi
e. Ibu mampu mengetahui tentang efek samping kemoterapi dan
bagaimana penanganannya
f. Ibu mampu mengetahuisyarat pemberian kemoterapi
VIII. Pustaka
Rasjdi, Imam. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktek Sehari-hari.
Firmanda, Dicky.2017.Keperawatan Kemoterapi.Jakarta: Salemba Medika
IX. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
MATERI :
KEMOTERAPI DALAM GINEKOLOGI
1.1 Gambaran Umum
1.1.1 Definisi
Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel
kanker. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker
atau menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara
sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat kerja sel
(Munir, 2010).
Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada
sejarah awal penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika,
namun dalam perkembangannya kini umumnya dipergunakan kombinasi
sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam usaha untuk
mendapatkan hasiat lebih besar (Admin, 2009).
1.1.2 Tujuan
1) Pengobatan.
2) Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
3) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4) Mengurangi komplikasi akibat metastase.
1.1.3 Manfaat
1) Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu
jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
2) Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3) Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada
penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan
lebih baik serta memperkecil ukurran kanker pada daerah yang
diserang.
3) Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan
pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi.
Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga
operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.
1.5 Cara pemberian obat kemoterapi (Munir, 2010)
1) Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV
pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit,
atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya
lebih akurat tetesannya.
2) Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor
dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi,
tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini
antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4) Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®, Alkeran®,
Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, hydrea®, Tegafur®, Xeloda®,
Gleevec®.
5) Subkutan dan intramuskular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-
Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.
Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian
Bleomycin.
6) Topikal
7) Intra arterial
8) Intracavity
9) Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang
banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian
intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan
sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi
pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.
1.6 Prosedur Tindakan Kemoterapi Pada Pasien (Herdata, 2009)
1) Persiapan Pasien
Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
yang meliputi:
a) Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
b) Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
c) Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serum
creatinin meningkat.
d) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
e) EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
2) Syarat pasien yang layak mendapat tindakan kemoterapi :
Pasien dengan keganasan memiki kondisi dan kelemahan kelemahan,
yang apabila diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect.
Sebelum memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai berikut :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG)
yaitu status penampilan <= 2. Status Penampilan Penderita Ca
(Performance Status) ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana
penyakit kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi penampilan
pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang menentukan
pilihan terapi yang tepat pada pasien dengan sesuai status penampilannya.
Skala status penampilan menurut ECOG ( Eastern Cooperative Oncology
Group) adalah sebagai berikut:
a. Grade 0: masih sepenuhnya aktif, tanpa hambatan untuk mengerjakan
tugas kerja dan pekerjaan sehari-hari.
b. Grade 1: hambatan pada perkerjaan berat, namun masih mampu bekerja
kantor ataupun pekerjaan rumah yang ringan.
c. Grade 2: hambatan melakukan banyak pekerjaan, 50 % waktunya untuk
tiduran dan hanya bisa mengurus perawatan dirinya sendiri, tidak dapat
melakukan pekerjaan lain.
d. Grade 3: Hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, lebih dari
50% waktunya untuk tiduran.
e. Grade 4: Sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, betul-betul
hanya di kursi atau tiduran terus