JENANG RAJAKU (CAMILAN MANIS YANG MENYEHATKAN)

Suluh Hidayat1 ,Muhammad Inayatulloh2, Tia Jayanti3

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura

Abstrak

Jenang rajaku adalah inovasi jenang krasikan khas yogyakarta dengan buah
jamblang. Buah jamblang dipilih karena memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan.
Jenang krasikan sebagai pangan lokal, yang keberadaanya mulai tergeser oleh makanan
trend terkini. Salah satu penyebab dari gesernya pola konsumsi terhadap pangan lokal
adalah revolusi industri 4.0. Cepatnya perubahan informasi di internet dan di dukung
perkembangan teknologi yang semakin canggih, memberikan peluang bagi industri
pangan dalam pemenuhan keinginan konsumen yang semakin beragam. Gaya hidup
masyarakat seperti lebih memilih makanan trend terkini mengakibatkan berkurangnya
konsumsi makanan tradisional.
Jenang krasikan ini hampir sama dengan jenang atau dodol pada umumnya
hanya saja yang membedakan teksturnya. Cara pembuatannya hampir sama hanya saja
pada inovasi kali ini di tambahkan buah jamblang untuk menghasilkan cita rasa dan
warna produk yang berbeda.
Produk baru dengan inovasi rasa dan warna serta memperhatikan pengemasan
dan pemasaran yang tepat dinilai bisa memberikan solusi untuk menyelamatkan
kelangkaan pangan lokal di tengah maraknya camilan kekinian yang beredar dipasaran
dan dapat ikut serta dalam membudidayakan buah jamblang sehingga keberadaannya
bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

Kata kunci : jenang krasikan, buah jamblang, rajaku

1. PENDAHULUAN yang semakin beragam. Gaya hidup

Pangan lokal adalah pangan
tradisional yang dihasilkan dari suatu
daerah di indonesia yang terdiri dari
berbagai macam makanan olahan baik
makanan pokok, maupun makanan
tambahan. Pangan lokal dapat dapat
dijadikan sebagai suatu ciri khas dari
suatu daerah. Saat ini di Indonesia
mulai banyak makanan yang berasal
dari luar negeri dan menggeser pola
konsumsi terhadap pangan lokal.
Salah satu penyebab dari gesernya
pola konsumsi terhadap pangan lokal
adalah revolusi industri 4.0. Cepatnya
perubahan informasi di internet dan di
dukung perkembangan teknologi yang
semakin canggih, memberikan
peluang bagi industri pangan dalam
pemenuhan keinginan konsumen
masyarakat seperti lebih memilih
makanan tren terkini mengakibatkan
berkurangnya konsumsi makanan
tradisional.
Membuat inovasi dan terobosan
terhadap pangan lokal sangat di
perlukan untuk mengatasi persoalan
ini, hal ini diperlukan agar pangan
lokal tidak bergeser terlalu jauh dan
kemudian menghilang karena era
revolusi yang dihadapi, sehingga
harapnnya mampu bersaing dengan
pangan kekinian yang saat ini sudah
banyak di jumpai di kalangan
masyarakat.
Sebuah laporan di idntimes.com
menyebutkan bahwa banyak camilan
langka yang sudah jarang ditemukan,
camilan yang dimaksud adalah
camilan panganan lokal atau
panganan tradisional, salah satunya
adalah jenang krasikan. Camilan khas
Yogyakarta, yang di geser oleh
makanan cepat saji yang semakin
merajalela, camilan – camilan yang
dikonsumsi oleh sebagian masyarakat
Indonesia kebanyakan di beli di
swalayan, sehingga camilan – camilan
pangan lokal sudah mulai langka.
Jenang krasikan hampir sama
dengan jenang atau dodol pada
umumnya tetapi krasikan ini memiliki
tekstur agak kasar.
Camilan tradisional, seperti
camilan jenang krasikan ini akan
memperoleh peluang yang sama di
pasaran ketika dipromosikan dengan
baik, dengan mempertimbangan
inovasi pengolahan produk tersebut.
Sebab itulah muncul sebuah gagasan
untuk membuat inovasi jenang
krasikan dengan variasi rasa buah.
Camilan dengan bahan tambahan
buah juwet atau jamblang
memungkinkan bersaing di pasaran,
mengingat khasiat buah juwet itu
sendiri, terutama untuk kesehatan.
Jamblang, atau Syzgium cumini
dalam bahasa latinnya, mengandung
mineral yang bermanfaat kesehatan
bagi tubuh. Tetapi jarang yang
menyadari bahwa jamblang memiliki
banyak khasiat.
Jamblang sendiri tumbuh tanpa
manfaat yang berarti dan buahnya
jatuh berguguran di bawah pohonnya.
Sebuah laporan di portalmadura.com
menyebutkan bahwa buah jamblang
tergolgong tanaman yang sudah
langka, namun di Madura sendiri
tepatnya di Kecamatan Kamal,
jamblang masih banyak di temukan,
hidup berdampingan dengan pohon
jati dilahan kosong dan beberapa
terdapat di pekarangan rumah
masyarakat, namun sayangnya kurang
diminati masyarakat setempat.
Buahnya yang matang di biarkan
begitu saja dan jatuh berguguran.
Laporan yang di lansir di
portalmadura.com juga menyebutkan
bahwa bijinya digunakan untuk
pengobatan kencing manis (diabetes
mellitus), diare, disentri, gangguan
pencernaan seperti kembung, nyeri
lambung, keram perut, keracunan
strychnine (penawar racun yang tidak
spesifik), dan pembesaran limpa.
Daging buah digunakan untuk
pengobatan kencing manis (diabetes
mellitus), batuk kronis, sesak napas
(asma), batuk rejan, batuk pada tb
paru disertai nyeri dada, nyeri
lambung dan diare. Kulit kayu
digunakan untuk pengobatan kencing
manis (diabetes mellitus) diare
sariawan.
Gagasan membuat jenang
krasikan yang di olah dengan bahan
tambahan buah jamblang akan
menghasilkan sebuah produk jenang
dengan rasa dan warna baru
mengingat buah jamblang sendiri
menghasilkan warna ungu alami,
sehingga bisa dijadikan pewarna
alami untuk inovasi produk jenang
krasikan. Hal tersebut tidak lepas dari
keinginan membuka peluang bagi
camilan tradisional yang termasuk
dalam jenis camilan yang kaya
manfaat bagi kesehatan. Sehingga
mampu mendorong inovasi dalam
perkembangan pemasaran camilan
tradisional di era saat ini. Produk
inovasi jenang krasikan dengan
paduan buah jamblang diberi nama
“Jenang Rajaku (Camilan Manis yang
Menyehatkan)“.
2. METODE
Berikut ini adalah cara membuat
jenang rajaku. Bahan-bahan yang
harus disiapkan adalah, (a) buah
jamblang, (b) beras ketan, (c) santan,
(d) gula jawa, (e) kelapa parut, (f) air
kapur sirih, dan (f) air.
Pertama-tama rendam beras ketan
dengan air kapur sirih selama kurang
lebih 1 jam. Sambil menunggu
rendaman pisahkan buah jamblang
dengan bijinya.
Setelah terendam selama kurang
lebih 1 jam, angkat dan tiriskan,
kemudian sangrai beras ketan tersebut
hingga kecokelatan. Setelah proses
sangrai selesai tumbuk sampai halus
dan sisihkan beras ketan tersebut.
Selanjutnay sangrai kelapa parut
hingga kecokelatan. Angkat dan
tumbuk hingga halus dan berminyak,
sisihkan juga.
Setelah proses sangrai selesai,
rebus gula jawa dan santan hingga
mendidih. Saring kemudian masak
lagi. Setelah mendidih masukkan
buah jamblang, kelapa sangrai halus
dan ketan tumbuk, aduk aduk hingga
kering dan mengental. Kemudian
letakkan dalam loyang yang telah
dialasi dengan daun pisang dan
padatkan adonan tersebut, setelah
dingin jenang krasikan siap dipotong
potong.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk yang dihasilkan sendiri
yaitu sebuah jenang krasikan yang
hampir sama dengan jenang atau
dodol pada umumnya tetapi krasikan
ini memiliki tekstur agak kasar, jadi
saat dimakan seperti “kres – kres”1, ini
bukan karena ada batunya melainkan
dari ketan yang mana bahan yang di
gunakan untuk membuat jenang
krasikan tersebut.
Warna dari jenang tersebut coklat
keunguan, hal ini disebabkan karena
dari buah jamblang sendiri karena
memiliki warna ungu pada kulit
buahnya. Hal ini bisa menjadi daya
tarik sendiri, sehingga diminati oleh
konsumen.
Rasa dari jenang sendiri yaitu
manis sedikit masam menyejukan,
1
Suara yang dihasilkan ketika memakan
jenang krasikan dengan tekstur yang sedikit
keras.
khas dari buah jamblang itu sendiri.
Hal ini tergantung buah yang di
campurkan, semakin banyak
campuran buah maka rasanya semakin
kuat.
Pemotongan dan pengemasan
produk sangat menentukan harga jual
dan minat masyarakat, pemotongan
yang menarik serta pengemasan yang
menarik membuat produk inovasi ini
bisa lebih dilirk oleh konsumen,
apalagi dengan harga jual yang tidak
terlalu mahal. Misal dibungkus seperti
bentuk jenang kecil – kecil.
4. SIMPULAN
Pangan lokal camilan tradisional
khas Yogyakarta jenang krasikan ini
dikreasikan dengan buah jomblang,
menghasilkan inovasi rasa serta warna
makanan yang baru dengan
kandungan gizi yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh.
Apabila hal ini di imbangi dengan
kemasan yang menarik, kemudian
dipasarkan dengan promosi yang
menarik dengan memanfaatkan media
sosial dan kerjasama dengan berbagai
macam kolega, seperti para petani
buah, mahasiswa pertanian, dan
lainnya. Maka camilan langka ini akan
terselamatkan dari kelangkaan di
tengah maraknya camilan kekinian
dan dapat ikut serta dalam
membudidayakan buah jamblang
sehingga keberadaannya bisa
dimanfaatkan sebaik mungkin.
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Selama program ini berjalan,
peneliti mendapat banyak bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
terima kasih pun tak luput peneliti
ucapkan kepada : 1) Pihak Sekolah
SDN Pendabah 3 yang telah memberi
kesempatan observasi pohon 2-37207 (diakses pada tanggal
jamblang di lingkungan sekolah untuk 15 September 2018)
melakukan kegiatan ini, 2) Keluarga [2] IDN TIMES. (2017). “Langka! 9
tercinta, yang selalu memberikan doa Camilan Khas Ini Sudah Jarang
dan dukungan, 3) Teman-teman Ditemukan”.
teknik informatika atas bantuan dan https://www.idntimes.com/food
dukungannya, 4) Seluruh pihak terkait /dining-guide/birgitta-angie/9-
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu camilan-langka/full (diakses
per satu yang telah membantu dalam pada tanggal 15 September
pelaksanaan kegiatan ini. 2018)
[3] Portal Madura. (2015). “Manfaat
6. DAFTAR PUSTAKA Buah Dhuwe’ (Anggur
Madura)”.
[1] Portal Madura. (2014). “Manfaat https://portalmadura.com/manfa
Buah Dhuwe’ (Anggur at-buah-dhuwe-anggur-madura-
Madura)”. 2-37207
https://portalmadura.com/manfa (diakses pada tanggal 15
at-buah-dhuwe-anggur-madura- September 2018)