Analisis kualitas air baku adalah penentuan kebutuhan air baku pada suatu
bangunan pengolahan air minum. Analisis ini dilakukan untuk menentukan dimensi
unit pengolahan. Fluktuasi debit dan debit harian air baku pada perencanaan ini dapat
pagi dan pukul 3 siang hingga 6 sore seiring meningkatnya aktivitas penggunaan air
seperti mandi, mencuci, dan aktivitas lain yang menggunakan air karena pada jam
tersebut adalah jam pulang kerja . Sedangkan debit minimum terjadi pada pukul 12
malam hingga pukul 4 pagi dimana hampir tidak ada aktivitas penggunaan air yang
dilakukan di karenakan aktifitas penduduk rata rata adalah istirahat untuk kegiatan
pada pagi hari. Berdasarkan data tersebut kemudian didapatkan beberapa nilai debit
Debit Jam
Qmin 0,009 23-24
Qmax 0,9 06-08
Qave 0,287875
Qtot 6,909
1.2 Analisis Kualitas Air Baku
Analisis kualitas air baku adalah menentukan kandungan apa sajakan yang ada
pada air baku yang akan di olah. Analisis ini dilakukan untuk menentukan unit
pengolahan yang sesuai dengan karakteristik air baku. Kualitas air baku yang akan di
uji dengan baku mutu kelas I di Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dengan hasil yang dapat
memiliki nilai parameter yang melebihi baku mutu. Empat dari parameter tersebut
diantaranya COD, DO, TSS,pH dan total P. Parameter total N dan suhu masih berada
di dalam rentang normal atau sesuai dengan baku mutu yang di tentukan.
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara
biologis maupun yang sukar didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O.
Keberadaan bahan organik dapat berasal dari alam ataupun aktivitas rumah tangga
dan industri. Perairan dengan COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan
pengolahan air minum. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya
kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200
Oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer,
arus atau aliran air melalui air hujan serta aktivitas fotosinstesis oleh tumbuhan air
dan fitoplankton. Oksigen diperlukan oleh organisme air untuk menghasilkan energi
yang sangat penting bagi pencernaan dan asimilasi makanan, pemeliharaan makanan,
berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan karena adanya zat-zat
pencemar yang berasal dari bahan-bahan organik maupun anorganik seperti kotoran
hewan dan manusia, sampah organik, serta bahan-bahan buangan dari industri dan
menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih
kecil dari sedimen seperti bahan-bahan organik tertentu, tanah liat dan lain lain. Air
permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk tersuspensi. Padatan terendap dan
padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga
1.2.4 Total N
Nutrien adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme
dari dua golongan yang berbeda bentuknya yaitu nitrogen organik dan nitrogen
N-NH3 yang bersifat larut; dan N organik berupa partikulat yang tidak larut dalam air.
Nitrogen tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik dan harus
mengalami fiksasi terlebih dahulu menjadi amonia (NH3), amonium (NH4+) dan nitrat
1.2.5 Total P
Fosfor merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat penting dalam
ekosistem akuatik. Fosfor tidak terdapat secara bebas di alam. Fosfor ditemukan
sebagai fosfat dalam beberapa mineral, tanaman dan merupakan unsur pokok dari
protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai ortofosfat. Sumber fosfor alami dalam
Fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4- , HPO42-, dan PO43-. Fosfat
umumnya diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer H 2PO4- atau
ortofosfat sekunder HPO42- sedangkan PO43- lebih sulit diserap oleh tanaman. Bentuk
yang paling dominan dari ketiga fosfat tersebut dalam air bergantung pada pH air.
Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion ortofosfat primer, dan
pada pH yang lebih tinggi ion ortofosfat sekunder yang lebih banyak diserap oleh
NO
. PARAMETER ALTERNATIF PENGOLAHAN
1. Temperatur Aerasi
2. Warna Karbon aktif
Koagulasi dan sedimentasi
Filtrasi
3. Bau dan Rasa Preklorinasi
Ozonisasi
Karbon aktif
Ionosasi
Slow sand filter
4. Kekeruhan Koagulasi dan flokulasi
Sedimentasi
5. pH Netralisasi
6. Zat Padat Prasedimentasi
Sedimentasi
Filtrasi
7. Zat Organik Sedimentasi
Koagulasi dan flokulasi
Filtrasi
8. CO2 Agresif Aerasi
Penambahan kapur
9. Kesadahan Penambahan kapur, lime, soda
* Sementara Sedimentasi
* Tetap Filtrasi
10. Besi dan Mangan Preklorinasi
Aerasi
Rapid sand filter
11. Tembaga Penambahan kapur
Kalium hidroksida
12. Seng Ion exchange
13. Chlorida Ion exchange
Aerasi
Karbon aktif
14. Sulfat Ion exchange
15. Sulfida Ion exchange
Aerasi
16. Fluorida Penambahan kapur / alum
Adsorbsi
17. Amoniak (NH4) Ion exchange
Klorinasi
18. Nitrat (NO3) Adsorbsi
Klorinasi
19. Nitrit (NO2) Slow sand filter
20. Phenol Koagulasi dan sedimentasi
Rapid sand filter
Klorinasi
Karbon aktif
21. Arsenit Koagulasi dan flokulasi
Sedimentasi
22. Timbal Penambahan kapur
Ion exchange
Koagulasi
Sedimentasi
Penambahan kapur
23. Kromium Ion exchange
Karbon aktif
24. Sianida Klorinasi
Ozonisasi
25. Kadmium Ion exchange
Sedimentasi
Badan air
Reservoir Filter Sedimentasi
Disinfeksi (UV)
2. Alternatif Pengolahan 2
Screen Koagulan
Badan air
Disinfeksi Gas
Chlor
Pada alternatif pengolahan di bandingan pada unit desinfeksi dengan UltraViolet dan
gas chlor. UltraViolet ( UV) adalah sebagai desinfektan yang berada sebelum air
didistribusikan ke seluruh water tap. Radiasi UV dapat mempengaruhi
mikroorganisme dengan mengubah DNA dalam sel. UV melepaskan proton yang
akan diserap oleh DNA mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA
sehingga proses replikasi DNA akan terhambat.Hal ini mengakibatkan terputusnya
rantai hidrogen yang menghubungkan antara thymine dan cytosine sehingga
mengakibatkan kerusakan DNA.
UV Gas Chlor
Kelebihan
Tidak ada zat kimia yang dilarutkan Memiliki sifat bakterisidal dan
dalam air sehingga kualitas air tidak germisidal
terpengaruh
Tidak menimbulkan efek pada kapasitas Dapat mengoksidasi zat besi, mangan,
disinfeksi dan hydrogen sulfide
Pada plan yang akan di rencanakan menggunakan desinfektan gas chlor karena di
tinjau dari segi ekonomi lebih murah dan tidak membutuhkan daya serta biaya
perawatan yang besar.
2.1.1 Intake
Intake adalah bangunan yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya
untuk keperluan pengolahan dan suplai. Intake dibuat pada lokasi yang mudah
dijangkau degan kuantitas air yang stabil. Intake dipilih sebagai satu-satunya unit
yang efektif untuk mengambil air baku untuk masuk ke dalam unit pengolahan dari
Kriteria yang harus dipenuhi dalam pembuatan intake adalah tertutup untuk
mikroorganisme hidup, tanah lokasi intake harus stabil, posisi intake harus dekat
dengan permukaan air untuk mencegah masuknya suspended solid dan inlet jauh di
atas intake, dan harus kedap air sehingga tidak terjadi kebocoran.
salah satu unit yang cukup penting karena berperan dalam menyeragamkan debit air
penyeimbang berbentuk persegi dengan elevasi yang sama dengan elevasi intake.
seperti lempung, pasir, dan zat padat lainnya (memiliki spesific gravity ≥1,2 dan
diameter ≤0,05 mm) yang mengendap secara gravitasi. Partikel diskrit adalah
partikel yang selama proses pengendapannya tidak berubah ukuran, bentuk, dan
Zona inlet sebagai tempat memperkecil pengaruh transisi aliran dari influen ke aliran
steady yang terjadi di settling zone. Fungsi dari inlet zone ini agar proses
settling zone.
Zona outlet tempat memperkecil pengaruh transisi aliran dari settling zone ke aliran
effluen.
2.1.1 Aerator
Aerator berfungsi untuk menambah DO, mengurangi bau dan rasa, serta
diperlukan karena DO air baku yang direncanakan cukup kecil, sehingga adanya unit
waterfall aerator, diffusion aerator, aerator mekanik, dan pressure aerator (AWWA,
2005).
2.1.2 Koagulasi
partikel yang sulit diendapkan secara gravitasi. Secara umum koagulasi adalah proses
dimana ion-ion dengan muatan yang berlawanan dengan koloid dimasukkan ke dalam
yang berasal dari kumpulan agregat koloid. Koagulasi dikenal sebagai proses
bagian air baku. Koagulan yang umum dipakai dalam proses ini yaitu alumunium
2.1.3 Flokulasi
secara teknis dapat diendapkan. Berbeda dengan proses koagulasi dimana faktor
kecepatan tidak menjadi kendala, pada flokulator terdapat batas maksimum kecepatan
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama
flokulasi dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis. Tingkat keselesaian dari
proses flokulasi bergantung pada kemudahan dan kecepatan mikroflok kecil bersatu
menjadi flok yang lebih besar dan jumlah total terjadinya tumbukan partikel selama
flokulasi.
2.1.4 Sedimentasi
flok-flok yang terbentuk pada proses flokulasi. Untuk memperbaiki kinerja dari
bak sedimentasi dapat digunakan tube settler ataupun plate settler. Tube settler
tersedia dalam 2 konfigurasi dasar, yaitu horizontal tubes dan steeply inclined.
mengikuti unit sedimentasi. Tube-tube tersebut akan terisi zat padat dan
pada instalasi dengan kapasitas kecil (3,785 m3/hari). Steeply inclined tube
settlers membersihkan lumpur secara kontinu melalui pola aliran yang dibuat.
Karena kedalaman yang dangkal dari steeply inclined tube settlers dan
2.1.5 Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan solid dari cairan dimana cairan (air)
dilewatkan melalui suatu media yang berongga atau materi berongga lainnya untuk
2.1.6 Desinfeksi
Desinfeksi air minum bertujuan untuk membunuh bakteri patogen yang ada
dalam air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu pemanasan,
penyinaran antara lain dengan sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan
silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan chlorinasi (Narita dkk, 2012).
2.1.7 Reservoir
menampung air minum (air olahan) setelah melewati media filter. Reservoir berfungsi
untuk menampung air bersih yang telah disaring melalui filter dan juga berfungsi
Tabel 2.1 menunjukkan efisiensi removal dari setiap unit pengolahan air
minum.
Desinfeksi - - > 50 - -
Sumber: Degreemont (1991)
1. Bar Screen
TSS
2. Prasedimentasi
TSS
TN
TP
3. Koagulasi – Flokulasi
TSS
COD
4. Sedimentasi
TSS
COD
TN
TP
5. Filtrasi
TSS
COD