ABSTRAK
Lingkungan akan terjadi penururan kualitas bila kadar pencemaran
semakin tinggi dan tidak dilakukan penanganan lebih lanjut. Kadmium merupakan
salah satu parameter pencemaran lingkungan yang memiliki warna putih perak,
termasuk kedalam logam berat karena memiliki molekul yang tinggi. Kadmium
dikatakan dapat mencemari lingkungan karena tergolong limbah b3 (bahan
berbahaya dan beracun) yang dapat merusak lingkungan. Kadmium sering
digunakan dalam industri logam yang apabila limbah kadmiumnya tidak diolah
dan dibuang dengan benar dapat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Kata Kunci : kadmium, pencemaran lingkungan, limbah b3, logam berat.
LATAR BELAKANG
Masalah pencemaran lingkungan semakin marak diperbincangkan karena
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Kadmium merupakan salah satu
parameter pencemaran lingkungan yang permasalahannya sering terjadi pada
lingkungan air.
METODE
Artikel Ilmiah yang ditulis mencakup definisi Kadmium (Cd), baku mutu,
cara pengukuran yan sesuai standar nasional indonesia (SNI), dan hubungan
parameter Cd dengan parameter lain. Sumber referensi artikel ilmiah ini
didapatkan dari buku literatur dan jurnal ilmiah dengan memanfaatkan internet.;
PEMBAHASAN
Prinsip
Contoh uji air dan air limbah ditambahkan asam nitrat kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan yang bertujuan untuk melarutkan analit
kadmium dan menghilangkan zat-zat pengganggu, selanjutnya diukur
serapannya dengan SSA tungku karbon dengan gas argon sebagai gas
pembawa.
Bahan
Larutan induk kadmium 100 mg/L, asam nitrat (HNO3) pekat, air
bebas logam, dan gas argon.
Peralatan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) tungku karbon, alat
pemanas, labu ukur (50 mL, 100 mL dan 1000 mL), gelas piala 100 mL,
pipet volumetrik (1,0 mL; 2,0 mL; 5,0 mL dan 10 mL), kaca arloji
berdiameter 5 cm, gelas ukur 100 mL, pipet ukur 10 mL, alat penyaring
dengan ukuran pori 0,45 pm dilengkapi dengan filter holder dan pompa,
dan kertas saring.
Persiapan pengujian
a. Persiapan contoh uji
1) Homogenkan contoh uji, masukkan 50 mL contoh uji ke dalam
gelas piala 100 mL;
2) Tambahkan 5 mL HNO3 pekat dan panaskan perlahan-lahan
sampai sisa volumenya 15 mL sampai dengan 20 mL;
3) Tambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat, kemudian tutup gelas piala
dengan kaca arloji dan panaskan lagi;
4) Lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam
larut, yang terlihat dari warna endapan dalam contoh uji menjadi
agak putih atau contoh uji menjadi jernih;
5) Tambah lagi 2 mL HNO3 pekat dan panaskan kira-kira 10 menit;
6) Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam gelas piala;
7) Pindahkan contoh uji masing-masing ke dalam labu ukur 50 mL
dan tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera;
8) Contoh uji siap diukur.
b. Pembuatan larutan baku kadmium 10 mg/L
1) Pipet 10 mL larutan induk kadmium 100 mg/L dan masukkan ke
dalam labu ukur 100 mL;
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
c. Pembuatan larutan baku kadmium 1 mg/L
1) Pipet 10 mL larutan baku kadmium 10 mg/L dan masukkan ke
dalam labu ukur 100 mL;
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
Prinsip
Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam
dan menghilangkan zat-zat pengganggu yang terdapat dalam contoh uji
air dan air limbah dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur
dengan SSA menggunakan gas asetilen, C2H2.
Bahan
Air suling, asam nitrat, HNO3, larutan standar kadmium, dan gas
asetilen, C2H2.
Peralatan
SSA, lampu holow katoda Cd, gelas piala 250 mL, pipet ukur (5
mL; 10 mL dan 20 mL), labu ukur 100 mL, corong gelas, pemanas
listrik;, kertas saring whatman 40 dengan ukuran pori θ 0.42 µm, dan
labu semprot.
Persiapan pengujian
a. Persiapan contoh uji
1) Masukkan 100 mL contoh uji yang sudah dikocok sampai homogen
ke dalam gelas piala.
2) Tambahkan 5 mL asam nitrat.
3) Panaskan di pemanas listrik sampai larutan contoh uji hampir
kering.
4) Ditambahkan 50 mL air suling, masukan ke dalam labu ukur 100
mL melalui kertas saring dan ditepatkan 100 mL dengan air suling.
b. Pembuatan larutan baku logam kadmium, Cd 100 mg/L
1) Pipet 10 mL larutan induk logam kadmium, Cd 1000 mg/L ke
dalam labu ukur 100 mL.
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
c. Pembuatan larutan baku logam kadmium, Cd 10 mg/L
1) Pipet 50 mL larutan standar kadmium, Cd 100 mg/L ke dalam labu
ukur 500 mL.
2) Tepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
d. Pembuatan larutan kerja logam kadmium, Cd
1) Pipet 0,0 mL; 0,5 mL; 1 mL; 2 mL; 5 mL; 10 mL dan 20 mL
larutan baku kadmium, Cd 10 mg/L masing-masing ke dalam labu
ukur 100 mL.
2) Tambahkan larutan pengencer sampai tepat tanda tera sehingga
diperoleh konsentrasi logam besi 0,0 mg/L; 0,05 mg/L; 0,5 mg/L;
0,1 mg/L; dan 0,2 mg/L.
Perhitungan
Konsentrasi logam kadmium, Cd dihitung sebagai berikut:
Cd (mg/L) = C x fp
dengan pengertian: C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran
(mg/L); fp adalah faktor pengenceran.
Persen temu balik (% recovery, %)
% R = (A – B x 100 %)/C
dengan pengertian: A adalah kadar contoh uji yang di spike; B adalah
kadar contoh uji yang tidak di spike; dan C adalah kadar standar yang
diperoleh (target value)
KESIMPULAN
Kadmium merupakan hasil sampingan dari pengolahan bijih logam seng
(Zn), yang digunakan sebagai pengganti seng. Unsur ini bersifat lentur, tahan
terhadap tekanan, memiliki titik lebur rendah serta dapat dimanfaatkan untuk
pencampur logam lain seperti nikel, perak, tembaga, dan besi. Senyawa kadmium
juga digunakan bahan kimia, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, cat, karet,
sabun, kembang api, percetakan tekstil dan pigmen untuk gelas dan email gigi.
Standar baku mutu untuk standar air minum yang mengandung logam berat, untuk
kandungan kadmium maksimal 0,003 mg/l. Standar maksimum kadmium yang
terkandung dalam air limbah bagi usaha dan kegiatan industri keramik adalah 0,1
mg/l. Kadar paling tinggi kadmium yang terkandung dalam air limbah bagi usaha
dan kegiatan industri cat adalah 0,1 mg/l dan beban pencemaran paling tinggi
adalah 0,04 gram/m3. Sedangkan konsentrasi paling tinggi kadmium yang
terkandung dalam air limbah bagi usaha dan kegiatan fasilitas pelayanan
kesehatan adalah sebesar 0,05 mg/l. Standar baku kesehatan lingkungan untuk
media air keperluan higene sanitasi, standar baku yang telah ditetapkan adalah
0,005 mg/l. Semakin tinggi pH dan zat padat tersuspensi maka semakin rendah
kadar kadmium, semakin tinggi temperatur dan oksigen terlarut maka semakin
tinggi juga kadar kadmium.
DAFTAR PUSTAKA
Istarani, Festri dan S. Pandebesie, Ellina. 2014. Studi Dampak Arsen (As) dan
Kadmium (Cd) terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik
POMITS. 3(1): 53-58.
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.
Rachmawatie. Hidayah, Zainul. Abida, I.W. 2009. Analisis Konsentrasi Merkuri
(Hg) dan Cadmium (Cd) di Muara Sungai Porong sebagai Area Buangan
Limbah Lumpur Lapindo. Jurnal Kelautan. 2(2): 42-52.