Job 23 Pengujian Kuat Tekan1
Job 23 Pengujian Kuat Tekan1
JOB XXIII
ABSTRAK
Kekuatan tekan beton adalah salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kekuatan atau kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun
dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan
didukung oleh beton tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-
39 atau kubus dengan prosedur BS-1881 Part 115; Part 116 pada umur 28 hari. Menurut
BS.1881, rasio kubus terhadap silinder untuk semua kelas adalah 1,25, sedangkan menurut
K.W. Day (Cincrete Mix Design. Quality Control and Specification) E & FN SPON, London,
1995, kekuatan tekan kubus jika dibandingkan dengan silinder dinyatakan dalam persamaan
1.1 dan 1.2 dengan nilai kuat tekan kubus dan silinder dinyatakan dalam MPa atau N/mm 2.
Pada pengujian kuat tekan menggunakan bahan sesuai dengan yang terdaftar
pada JOB XIX, yang telah mengalami perendaman selama 3 hari sampai dengan
28 hari melalui proses Curing.
a. Menyiapkan benda uji yang telah melalui proses Curing sampai pada umur
tertentu dan menimbang masing-masing berat benda uji.
b. Memasukkan benda uji kedalam mesin uji tekan, dengan sisi yang diberi
tanda berada diatas lalu menutup bagian depan mesin agar pecahan beton
tidak keluar.
c. Memeriksa terlebih dahulu jarum penunjuk angka pada posisi nol dan
membuka masing-masing pengunci katub angin dengan oli.
e. Mengamati pergerakan dan penunjukan jarum hitam, jika jarum hitam sudah
turun maka mematikan mesin dan membaca penunjukan pada jarum merah
sebagai baban hancur (P).
f. Melonggarkan semua kunci katub pada mesin lalu mengeluarkan benda uji
dari mesin.
h. Melakukan pengolahan data yang telah diambil dari uji tekan tiap-tiap benda
uji.
Diperoleh :
Silinder 2
P
fc =
A
P = 16890 Kg
A = ¼ πd2
= ¼ x 3.14 x (15)2
= 176,625 cm2
P
fc =
A
Silinder 3
P
fc =
A
P = 25300 Kg
A = ¼ πd2
= ¼ x 3.14 x (15)2
= 176,625 cm2
P
fc =
A
25300
=
176,625
= 𝟏𝟒𝟑, 𝟐𝟒𝟏 𝐊𝐠/𝐜𝐦𝟐
= 𝟏𝟒, 𝟑𝟐𝟒 𝐌𝐩𝐚
Silinder 4
P
fc =
A
P = 34200 Kg
A = ¼ πd2
= ¼ x 3.14 x (15)2
= 176,625 cm2
P
fc =
A
34200
=
176,625
= 𝟏𝟗𝟑, 𝟔𝟑𝟎 𝐊𝐠/𝐜𝐦𝟐
= 𝟏𝟗, 𝟑𝟔𝟑 𝐌𝐩𝐚
2
∑nt=1(fc − ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
fc ′ rata − rata)
Sd = √
n−1
1230,185
=√
2
= √615,093
= 𝟐𝟒, 𝟖𝟎𝟏 𝐌𝐏𝐚 < 𝟐𝟓 𝐌𝐏𝐚
𝐟𝐜 ′ = 𝐟𝐜 ′ 𝐫 − 𝐊 𝐱 𝐒𝐝
Dimana,
fc’ = Kuat tekan beton
fc’r = Kuat tekan beton rata-rata
K = Tetapan statistik yang nialainya tergantung pada
presentase kegagalan hasil uji sebesar maksimum 5% (1,64)
fc ′ = fc ′ r − K x Sd
= 54,06 − (1,64 x 24,801)
= 54,06 − 40,67
= 𝟏𝟑, 𝟑𝟗 𝐌𝐏𝐚
K 30 MPa
5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pemeriksaan ini, yaitu:
a. Diperoleh nilai dari kuat tekan rata-rata (fc’r) = 5,406 Mpa nilai standar
deviasi (Sd) = Sd hasil 24,801 MPa < Sd rencana 25 MPa dan kuat tekan
yang diisyaratkan sebesar K 30 MPa.
b. Mutu beton yang diperoleh K 13,39 MPa < mutu beton yang direncanakan
K 30 MPa yang berarti hasil perbandingan Mix Design tidak dapat
digunakan.
c. Mahasiswa telah mampu melakukan pemeriksaan/pengujian kuat tekan
beton segar.
6. SARAN
Dari pemeriksaan ini, diharapkan:
a. Ketelitian praktikum
b. Kekompakan dalam satu kelompok
c. Bertanggung jawab terhadap pemakaian alat
7. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pemeriksaan ini, yaitu :
a. SNI.03-4804-1998. Merode Pengujian Bobot Isi dan Rongga Udara dalam
Agregat
b. Kardiyono T. Buku Ajar Teknologi Beton. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
c. Tri Mulyono. Teknologi Beton: Andi, Yogyakarta.