Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama di
bidang kesehatan, berhasil meningkatkan kualitas dan umur harapan hidup
sehingga jumlah lanjut usia semakin bertambah cenderung lebih cepat dan
pesat (Nugroho, 2008). Proses penuaan (aging process) bukanlah suatu
penyakit tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses ini
merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah, misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh menurun fungsinya sedikit demi sedikit (Nugroho, 2008).
Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara
anatomis. Selain itu berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang kurang,
polusi, serta radikal bebas sangat mempengaruhi penurunan fungsi organ-
organ tubuh pada lansia. Suatu penelitian di Inggris terhadap 10.255 orang
lansia di atas usia 75 tahun, menunjukkan bahwa pada lansia terdapat
gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf pusat (45%) (Suhartini, 2009).
Dengan menurunnya kemampuan otak tersebut maka perlu diberikan
stimulus atau rangsangan ke otak yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif melalui gerakan-gerakan senam ringan. Salah satu upaya untuk
menghambat kemunduran kognitif akibat penuaan yaitu dengan melakukan
gerakan olahraga atau latihan fisik. Latihan yang dapat meningkatkan potensi
kerja otak yakni meningkatkan kebugaran fisik secara umum dalam bentuk
melakukan brain gym yaitu kegiatan yang merangsang intelektual yang
bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerak
badan (Markam, 2005).
Senam otak atau lebih dikenal dengan brain gym sebenarnya adalah
serangkaian gerakan sederhana yang dilakukan untuk merangsang kerja dan
fungsi otak secara maksimal. Awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak
yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan
depresi. Namun dalam perkembangannya setiap orang bisa memanfaatkannya
untuk beragam kegunaan. Saat ini, di Amerika dan Eropa senam otak sedang
digemari. Banyak orang yang merasa terbantu melepaskan stres,
menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat, dan sebagainya (Gunadi,
2009).
Klien lanjut usia yang tinggal di panti memiliki resiko yang lebih besar
mengalami dimensia disbanding dengan klien lanjut usia yang tinggal di
rumah, klien lanjut usia yang tinggal di panti memiliki support system yang
terbatas yang memungkinkan keterbatasan mereka dalam hal stimulasi
terhadap memori masa lalu, tetapi keadaan ini tidak semuanya sama pada
setiap lansia dan tidak ada jaminan pula bahwa setiap lansia yang tinggal di
rumah memiliki support system yang lebih baik dari klien lansia yang tinggal
di panti. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan
Eropa terhadap klien lanjut usia yang tinggal di rumah perawatan usia lanjut
atau panti didapatkan ada 9% sampai dengan 26% wanita dan 5% sampai
dengan 12% pria mengalami dimensia setiap saat (Kuntjoro, 2006 dalam
Yamin, 2008).
Di Sumatera Selatan jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 7. 222.635
orang, dengan komposisi 3.650.615 orang laki-laki dan 3.572.020 orang
perempuan, diantaranya penduduk yang berusia 60 tahun keatas berjumlah
419.900 orang. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah penduduk yaitu
7.450.394 orang dengan komposisi 3.792.647 orang laki-laki dan 3.657.747
orang perempuan, diantaranya penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
berjumlah 466.033 orang (BPSSumatera Selatan, 2009; 2010).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Melakukan critical review terapi modalitas yaitu pengaruh terapi
Brain Gym Terhadap Tingkat Kognitif Lansia
2. Tujuan khusus
a. Meriview konsep/fenomena masalah Tingkat Kognitif
Lansia
b. Meriview konsep teknik terapi Brain Gym
c. Meriview hasil penelitian pengaruh brain gym terhadap
tingkat kognitif lansia
d. Meriview protokol teknik terapi brain gym dari hasil
penelitian/literature.
BAB II
HASIL REVIEW & PEMBAHASAN
A. Fenomena Permasalahan
1. Brain Gym
Brain Gym pertama kali diciptakan oleh Paul E. Dennison, Ph.D.
Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan
dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiologi (Edu-K)
untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan
keseluruhan otak. Brain Gym bermanfaat pula untuk melatih fungsi
keseimbangan dengan merangsang beberapa bagian otak yang
mengaturnya. Seperti dijelaskan Paul E. Dennison, Ph.D, otak manusia,
seperti halogram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagian bagian yang
saling berhubungan sebagai satu kesatuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Panti Sosial Tresna
Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 2013 dengan menggunakan uji T
Dependen di dapatkan bahwa rata-rata tingkat kognitif sebelum
dilakukannya senam otak (brain gym) dapat dilihat bahwa nilai
sebelum, terdapat 21 responden dengan kategori penurunan kognitif
sedang (65,63%), sedangkan responden dengan kategori penurunan
kognitif ringan sebanyak 11 responden (34,37%). Sedangkan sesudah
terapi terdapat 6 orang (18,75%) dengan kategori normal, 6 orang
(18,75%) dengan kategori ringan sedangkan dengan kategori sedang
sebanyak 20 orang (12.90%).
Terdapat perbedaan nilai antara sebelum dan sesudah dilakukannya
senam otak (brain gym). Hasil uji analisis didapatkan P value = 0,000
(p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna
antara sebelum dan sesudah dilakukannya senam otak (brain gym)
dalam meningkatkan kognitif lansia.
Sesuai dengan teori Dennison bahwa kegiatan senam otak yang
dilakukan secara teratur oleh kelompok usia dewasa menengah dan
lansia dapat mencegah dan memperlambat penurunan daya ingat
sebagai akibat proses menua. Senam otak telah diteliti dapat
meningkatkan aktivitas otak melalui gerakangerakansederhana yang
dirancang untuk mengaktifkan seluruh bagian otak. Di antara gerakan-
gerakan dalam senam otak yang dikreasikan oleh Dennison & Dennison
(2002) yang bermanfaat dalam peningkatan perhatian dan daya ingat
yaitu gerakan menyebrangi garis tengah tubuh (gerakan silang dan
olengan pinggul, pengisi energi) gerakan meningkatkan energi dan
penguatan sikap (gerakan tombol bumi, tombol imbang, saklar otak,
kait relaks, mengaktifkan tangan, luncuran gravitasi).
Hasil ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan di Panti Sosial
Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 2013 dengan menggunakan uji
T Dependen di dapatkan bahwa rata-rata tingkat kognitif sebelum
dilakukannya senam otak (brain gym) dapat dilihat bahwa nilai sebelum,
terdapat 21 responden dengan kategori penurunan kognitif sedang (65,63%),
sedangkan responden dengan kategori penurunan kognitif ringan sebanyak 11
responden (34,37%). Sedangkan sesudah terapi terdapat 6 orang (18,75%)
dengan kategori normal, 6 orang (18,75%) dengan kategori ringan sedangkan
dengan kategori sedang sebanyak 20 orang (12.90%). Terdapat perbedaan
nilai antara sebelum dan sesudah dilakukannya senam otak (brain gym). Hasil
uji analisis didapatkan P value = 0,000 (p<0,05) maka dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah dilakukannya
senam otak (brain gym) dalam meningkatkan kognitif lansia.
Menurut penelitian yang dilakukan Festi ( 2010) dengan uji statistic
McNemar dan Chi-Square dengan taraf signifikansi (α) = 0.05 dengan hasil P
= 0.016 pada uji McNemar dan pada uji Chi Square dengan hasil P = 0,03
didapatkan ada pengaruh brain gym terhadap fungsi kognitif lansia dengan
jumlah sampel sebanyak 20 orang.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kuntarti et al. (2009) Latihan
senam otak yang dilakukan pada sekelompok warga berusia dewasa di RW 06
Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok selama 1 bulan
dapat meningkatkan rerata skor tes daya ingat jangka pendek secara
bermakna. Hasil tes daya ingat jangka pendek sebelum dan sesudah senam
otak pada 27 peserta menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rerata skor
sebesar 7,74 (CI 95%: 3,36-11,8; p<0,05). Peningkatan terbesar terjadi pada
kelompok lansia (60 tahun lebih) dibanding pada kelompok dewasa
menengah (p>0,05).
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat
Kognitif Sebelum Dilakukan Brain Gym di Panti
Sosial TresnaWerdha Warga Tama Indralaya
Tahun 2013
Tingkat Kognitif Jumlah Persentase
Pre-test (F) (%)
Ringan 11 34,37
Sedang 21 65,63
Berat 0 0
Total 32 100
OLENGAN PINGGUL.
Cara Duduk di lantai. Posisi tangan ke belakang, menumpu ke lantai
dengan siku di tekuk. Angkat kaki sedikit lalu oleng-olengkan
pinggul ke kiri dan ke kanan dengan rileks.
Manfaat Mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar, melihat ke kiri dan
ke kanan, kemampuan memperhatikan dan memahami.
PENGISI ENERGI.
Cara Duduk nyaman di kursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakkan
di atas meja. Tangan ditempatkan di depan bahu dengan jari-jari
menghadap sedikit ke dalam. Ketika menarik napas, rasakan nafas
mengalir ke garis tengah seperti pancuran energi, mengangkat dahi,
kemudian tengkuk, dan terakhir punggung atas. Diafragma dan
dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat Mengembalikan vitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang
melelahkan, mengusir stres, meningkatkan konsentrasi dan
perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berpikir
rasional.
MENGUAP BERENERGI
Cara Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot di
sekitar persendian rahang. Lalu menguaplah dengan bersuara untuk
melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi
secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya
penglihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta
meningkatkan kemampuan untuk memilah informasi.
LUNCURAN GRAVITASI
Cara Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan dengan
lengan ke depan bawah. Buang napas ketika turun dan ambil napas
ketika naik. Lakukan dengan posisi kaki berganti-ganti.
Manfaat Mengaktifkan rasa keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.
TOMBOL IMBANG
Cara Sentuhkan dua jari ke belakang telinga, pada lekukan di belakang
telinga sementara tangan satunya lagi menyentuh pusar selama
kurang lebih 30 menit.
TOMBOL BUMI
Cara Ujung salah satu tangan menyentuh bawah bibir, ujung jari lainnya
di pinggir atas tulang kemaluan. Di sentuh selama 30 detik atau 4-6
kali tarikan napas penuh.
Manfaat Meningkatkan koordinasi dan konsentrasi (melihat secara vertikal
dan horizontal sekaligus tanpa keliru, seperti saat membaca kolom
dalam tabel). Mengurangi kelelahan mental (stres),
mengoptimalkan jenis pekerjaan seperti organisasi, perancangan
seni, pembukuan
KAIT RELAKS
Cara Tumpangkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas
tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah. Jemari kedua tangan
saling menggenggam, kemudian tarik tangan ke arah pusar dan
terus ke depan dada. Pejamkan mata dan saat menarik napas, lidah
ditempelkan ke langit-langit mulut dan lepaskan saat
mengembuskan napas. Berikutnya, buka silangan kaki, dan ujung-
ujung jari tangan saling bersentuhan secara halus di dada atau di
pangkuan, sambil mengambil napas dalam 1 menit lagi.
Manfaat Meningkatkan koordinasi motorik halus dan pemikiran logis, dan
pemusatan emosional. Mendengar aktif, berbicara lugas,
menghadapi tes dan bekerja dengan papan ketik, pengendalian diri
dan keseimbangan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Denisson, P. E & Denisson,G. 2002 Buku Panduan Lengkap Brain Gym Senam
Otak. Grasindo, Jakarta
Dorland, W. A. N., 2002 Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta Festi, P., 2010
Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia Dikarang
Werdha Peneleh Surabaya. Jurnal Kesehatan
(Http://www.Fik.Umsurabaya . Ac.Id/diakses 17 November 2012)
Lisnaini, 2012 Senam Vitalitas Otak dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif Dewasa
Muda. from:URL:(http//:www.akfis.uki.ac.id/asset/.
../BRAIN_GYM_FOR_COGNITIVE.pdf/diakses15 November 2012)