SKIZOFRENIA PARANOID
Disusun Oleh:
Pembimbing:
JAKARTA TIMUR
STATUS PSIKIATRIK
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Sdr. M
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Alamat : Jln.
d. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 23 Juni1992
e. Usia : 26 tahun
f. Status perkawinan : Belum menikah
g. Pendidikan : SMK
h. Pekerjaan : Tidak bekerja
i. Suku bangsa : Betawi
j. Agama : Islam
k. Tanggal masuk RS : 19 Oktober 2018
l. Tanggal wawancara : 22 Oktober 2018
A. Keluhan utama
Autoanamnesis : Pasien datang ke Rumah Sakit Islam Klender diantar oleh
ibunya dan pak RT setempat karena pasien mengancam tetangganya
menggunakan pisau sejak ± 2 jam SMRS.
Alloanamnesis : Ibu pasien mengatakan bahwa sejak berhenti minum obat,
pasien berperilaku aneh, berbicara sendiri, sering marah-marah dan
membanting barang-barang dirumah.
1
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien datang ke Rumah Sakit Islam Klender diantar oleh ibunya
dan pak RT karena pasien mengancam tetangganya menggunakan pisau
sejak ± 2 jam SMRS. Menurut keterangan ibunya, pasien tidak mau
meminum obatnya sejak 2 bulan yang lalu karena pasien mengaku bosan
harus meminum obat terus menerus. Sejak saat itu, perilaku pasien menjadi
aneh, sering marah-marah dan curiga terhadap orang di sekitarnya.
Satu bulan yang lalu, pasien mulai berbicara sendiri namun jika
ditegur oleh ibunya, ia langsung membentak dan berteriak. Pasien lebih
sering menyendiri di dalam kamar dalam keadaan gelap dan ia sering marah
jika ada yang masuk ke dalam kamarnya. Pada saat itu, pasien sempat marah
hingga ingin memukul adiknya hanya karena adiknya ingin meminjam
barangnya.
Dua minggu yang lalu, pasien sempat mengutarakan niatnya kepada
ibunya bahwa ia ingin menikah namun pasien tidak memiliki calon. Sejak
saat itu, perilaku pasien semakin aneh dan pasien semakin emosional.
Pasien mulai membanting barang-barang dirumah bila keinginannya tidak
dituruti. Pasien kerap kali meminta uang untuk membeli rokok dan jika
tidak diberikan, maka ia akan marah dan membanting barang.
Sejak 3 hari yang lalu, pasien seringkali mondar-mandir masuk ke
rumah tetangga tanpa izin dan mengganggu para tetangganya. Jika ditanya
alasannya, pasien mengatakan bahwa tetangganya mempunyai niat jahat
dan ingin mencelakai dirinya sehingga ia harus memata-matai tetangganya
agar ia selamat.
Pagi ini, pasien datang kerumah tetangganya membawa pisau dan
mulai mengancam tetangganya tersebut. Pasien kerap kali berteriak dan
mengatakan bahwa tetangganya ingin menyantet keluarganya. Melihat hal
tersebut, ibu pasien langsung melaporkan kejadian ini kepada pak RT
setempat. Pasien sempat berteriak dan meronta-ronta ketika dibawa ke RSIJ
Klender untuk diamankan. Saat ini pasien mengatakan bahwa ia sering
2
dibisiki oleh seseorang yang tidak terlihat wujudnya. Bisikan tersebut
menyuruh pasien untuk selalu waspada karena banyak orang di sekitar
pasien yang ingin mencelakai pasien. Oleh karena itu, ia merasa bahwa
semua orang disekitarnya mempunyai niat jahat kepada dirinya.
Pasien mengatakan bahwa ia sangat membenci ayahnya karena
berhubungan dengan wanita lain sehingga harus bercerai dengan ibu pasien.
Menurut pengakuan ibunya, ayah pasien kerap kali datang ke rumah untuk
menengok keadaan dirumah namun pasien selalu mengamuk dan berteriak
mengusir ayahnya. Pasien juga merasa tertekan karena teman sebaya dan
sepermainannya sudah bekerja dan menikah, sedangkan pasien menganggur
dan belum menikah.
3
disangkal. Riwayat gangguan kesadaran, HIV, penyakit kelamin jiuga
disangkal.
c. Penggunaan NAPZA
Pasien mengaku bahwa ia pernah mengkonsumsi minuman beralkohol
yaitu intisari sejak kelas 3 SMP. Awalnya pasien diajak oleh teman
tongkrongannya hanya untuk bersenang-senang. Pasien mengkonsumsi
minuman tersebut sekitar 2-3 botol setiap minggunya. Namun setelah
lulus SMK, pasien mengaku sudah jarang mengkonsumsi minuman
tersebut karena tidak punya uang. Pasien juga mengaku bahwa ia sering
merokok yaitu sekitar 3 bungkus / hari. Pasien mengaku tidak pernah
mengkonsumsi ganja maupun narkoba.
D. Riwayat Pramorbid
1. Riwayat prenatal dan perinatal.
Pasien lahir cukup bulan, berat sesuai masa kehamilan dengan kelahiran
normal. Pasien lahir dari pernikahan yang sah. Pasien adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Pasien merupakan seorang anak yang
diharapkan. Selama kehamilan, tidak ada masalah apapun. Tidak ada
penggunaan obat-obatan selama kehamilan.
4
kedua orang tuanya tidak ada masalah. Pasien pernah tidak naik kelas
saat kelas 2 SD sebanyak 1 kali karena belum bisa membaca.
5. Masa dewasa
a) Riwayat pekerjaan
Menurut ibu pasien, pasien sempat bekerja selama 4 bulan di sebuah
kantor pada tahun 2013 namun berhenti karena tidak nyaman dengan
lingkungan kerjanya. Pada tahun 2014, pasien sempat kembali
bekerja di sebuah kantor selama 1 tahun dan memutuskan berhenti
bekerja karena merasa tidak cocok dengan rekan kerjanya sehingga
terlibat perselisihan.
b) Riwayat pernikahan
Pasien belum pernah menikah.
c) Riwayat agama/kehidupan beragama:
Pasien beragama islam sejak kecil sampai dengan sekarang, namun
menurut ibu pasien, pasien jarang shalat atau beribadah yang lain
contohnya mengaji. Pasien tidak pernah masuk suatu kelompok
aliran tertentu.
5
d) Riwayat aktivitas sosial
Saat pasien kecil sampai usia sekolah, pasien memiliki banyak
teman dan dapat berinteraksi sosial dengan baik. Pasien merupakan
pribadi yang supel, ramah dan sering bercanda. Namun semenjak
orang tuanya bercerai, pasien cenderung lebih sering marah-marah
dan bertengkar dengan temannya.
e) Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah dihukum karena perbuatan pasien yang
melanggar hukum.
f) Riwayat psikoseksual
Pasien mengalami pubertas seperti remaja pada umumnya. Pasien
mengaku tertarik dengan lawan jenis dan sangat ingin menikah.
E. Riwayat keluarga
Keterangan :
6
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini pasien tinggal
bersama ibu dan kedua adiknya. Orang tua pasien bercerai pada tahun 2011. Sejak
saat itu, pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan ayahnya. Menurut ibu
pasien, ayah pasien masih sering berkunjung ke rumah untuk menengok anak-
anaknya. Namun, pasien sering menolak kehadiran ayahnya dengan berteriak dan
mengusir ayahnya. Walau begitu, ayah pasien masih mencukupi kebutuhan
keluarga. Ibu pasien bekerja sebagai pedagang. Kedua adik pasien belum menikah.
Kondisi ekonomi keluarga terbilang cukup.
B. Pembicaraan
a. Kuantitas : baik
b. Volume : baik
7
c. Irama : teratur
d. Kelancaran : lancar, artikulasi jelas
e. Kecepatan : normal
f. Gangguan bicara : tidak ada afasia maupun disartria
D. Persepsi
a. Halusinasi
Auditorik : Ada, pasien mendengar ada suara yang tidak terlihat
wujudnya. Bisikan tersebut menyuruh pasien untuk selalu waspada
karena banyak orang di sekitar pasien yang ingin mencelakai pasien.
Selain itu, pasien juga mengatakan bahwa terdapat bisikan yang
mengajak pasien bertengkar dengan orang lain. Saat ini pasien
mengaku sudah jarang mendengar bisikan tersebut.
Visual : Ada, pasien sering melihat bayangan berwarna hitam besar
yang wujudnya tidak jelas. Pasien mengaku masih suka melihat
bayangan tersebut.
E. Pikiran
a. Proses pikir
- Produktivitas
Flight of Ideas : Tidak ada
- Kontinuitas :
8
Blocking : Tidak ada
Sirkumstansial : Tidak ada
Tangensial : Tidak ada
Perseverasi : Tidak ada
- Hendaya bahasa :
Word Salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
b. Isi pikir
- Preokupasi : Pasien ingin segera pulang dan ingin
mencari pekerjaan
- Obsesi : Pasien ingin menikah dan memiliki
pekerjaan seperti teman sebayanya.
- Kompulsif : Tidak ada
- Ide referensi : Tidak ada
- Fobia : Tidak ada
- Waham
Waham bizarre : Tidak ada
Waham nihilistik : Tidak ada
Waham kebesaran : Ada, pasien merasa memiliki
kekuatan yang membuat pasien lebih hebat dibandingkan
orang lain. Pasien mengaku untuk mendapatkan kekuatan
tersebut, pasien harus membaca asmaul husna terlebih
dahulu. Setelah mendapatkan kekuatan tersebut, pasien
mengatakan bahwa ia akan hebat di segala bidang dan
kekuatan tersebut membuat pasien tidak bisa terluka. Pasien
juga merasa mirip dengan Judika dalam segi penampilan dan
suara.
Waham kejar : Ada, pasien seringkali
merasa bahwa orang lain di sekitarnya memiliki niat jahat
yaitu ingin mencelakai pasien. Ia juga sering merasa bahwa
9
tetangganya sering memata-matainya hingga ingin
mengeroyok pasien.
Waham rujukan : Tidak ada
Waham cemburu : Tidak ada
Thought control : Tidak ada
Thought insertion : Tidak ada
Thought broadcasting : Tidak ada
Thought withdrawal : Tidak ada
10
5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda
3 3
di atas
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang
2 2
ditunjukkan ( pensil, arloji)
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata :”
1 1
tanpa kalau dan atau tetapi ”
8 Pasien diminta melakukan perintah:“ Ambil
kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3 3
dua dan letakkan di lantai”.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan
1 1
perintah “Angkatlah tangan kiri anda”
10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat
1 1
(spontan)
11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini:
1 1
Skor Total 30 25
1. Kesadaran:
E4V5M6 Compos Mentis
2. Orientasi dan daya ingat
a. Orientasi
o Waktu : baik, pasien dapat menyebutkan hari, bulan,
dan tahun saat dilakukan wawancara.
o Tempat : baik, pasien mengetahui ia sedang berada di
RSIJ Klender.
b. Daya ingat
11
o Segera : Baik, pasien dapat menyebutkan tiga benda
yang baru saja pemeriksa sebutkan.
o Pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan
tadi pagi.
o Panjang : Baik, pasien dapat mengingat masa kecilnya
dan menceritakan kejadian saat di sekolah dulu.
3. Konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi buruk, saat dilakukan seven serial test oleh pemeriksa
pasien hanya dapat menjawab satu kali. Perhatian buruk, pasien dapat
mengeja kata D-U-N-I-A namun tidak dapat mengeja dari belakang A-
I-N-U-D.
4. Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan membaca pasien baik dan kemampuan menulis baik,
pasien dapat menulis nama lengkap pasien dan dapat membaca tulisan
yang pemeriksa tulis.
5. Kemampuan visuospasial
Baik, pasien dapat menggambar jam berserta angka dan jarumnya.
Pasien juga bisa menggambarkan kembali segi lima dengan sudut yang
berhimpit.
6. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat memberikan arti dari peribahasa air susu dibalas air
tuba, yaitu kebaikan dibalas dengan kejahatan.
7. Kemampuan informasi dan intelegensi
Baik, pasien mengetahui presiden Indonesia sekarang dan ibukota
Indonesia.
G. Pengendalian impuls
Pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
H. Daya nilai
12
o Daya nilai sosial : Baik (pasien mampu bersosialisasi dengan
teman-teman di ruang perawatan).
o Uji daya nilai : Baik, pasien mampu menjawab dengan baik
apabila menemukan dompet di jalan.
J. Tilikan
Derajat 1 (pasien menyangkal total atas penyakitnya)
13
2. Status neurologis
Gangguan rangsang meningeal: tidak ada
Mata
Gerakan : Normal
Bentuk pupil : Isokor
Refleks cahaya : langsung dan tidak langsung +/+
Motorik
Tonus : dalam batas normal
Kekuatan : dalam batas normal
Koordinasi : dalam batas normal
Refleks : dalam batas normal
14
Pasien juga merasa bahwa ia memiliki kekuatan yang membuatnya
lebih hebat dibandingkan dengan orang lain dengan cara membaca asmaul
husna. Setelah mendapatkan kekuatan tersebut, pasien akan hebat disegala
bidang dan kekuatan tersebut membuat pasien tidak bisa terluka. Pasien juga
merasa mirip dengan Judika dalam segi penampilan dan suara.
Selain itu, pasien seringkali merasa bahwa orang lain di sekitarnya
memiliki niat jahat yaitu ingin mencelakai pasien. Ia juga sering merasa
bahwa tetangganya sering memata-matainya hingga ingin mengeroyok
pasien.
Pada bulan Juli 2015, pasien pernah dirawar di RS Jiwa Magelang
selama 8 hari karena pasien sering mendengar suara-suara, tidak nyambung
jika diajak bicara, sering tertawa sendiri dan bicara meracau. Pada bulan Juli
2018, pasien memutuskan untuk berhenti minum obat.
15
- Waham kejar
3. Lingkungan dan faktor sosial
Saat ini pasien kurang bersosialisasi dengan baik, pasien juga memiliki
hubungan kurang baik dengan lingkungan sekitar karena perilakunya.
Pasien selalu merasa curiga dengan orang lain disekitarnya.
AKSIS I
Pasien didapatkan :
Berdasarkan keluhan keluarga pasien didapatkan pasien sering marah-
marah dan curiga terhadap orang di sekitarnya.
Halusinasi auditorik, pasien merasa mendengar bisikan yang menyuruh
pasien untuk selalu waspada karena banyak orang di sekitar pasien yang
ingin mencelakai pasien.
16
Halusinasi visual, pasien melihat bayangan hitam besar yang wujudnya
tidak jelas.
Waham kebesaran yaitu, pasien merasa mendapat kekuatan jika ia
membaca asmaul husna. Kekuatan tersebut membuat pasien hebat di
segala bidang dan membuat pasien tidak bisa terluka. Pasien juga
merasa mirip judika dalam segi penampilan dan suara.
Waham kejar yaitu, pasien seringkali merasa bahwa orang lain di
sekitarnya memiliki niat jahat yaitu ingin mencelakai pasien. Ia juga
sering merasa bahwa tetangganya sering memata-matainya hingga
ingin mengeroyok pasien.
Dari keterangan diatas, pasien ini memenuhi kriteria umum diagnosis F 20.0
Skizofrenia Paranoid
17
c. Halusinasi auditorik
d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu
ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja,
apabila disertai oleh waham ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari Ada
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus
menerus.
b. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak Tidak Ada
relevan, atau neologisme.
c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah, posisi
tubuh tertentu, fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, Tidak ada
dan stupor.
d. Gejala-gejala negatif yang mengakibatkan penarikan diri
dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. Ada
Adanya gejala-gejala tersebut di atas telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Terpenuhi
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna
dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi,
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, Terpenuhi
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan
penarikan diri secara sosial.
18
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengung (humming) atau
bunyi tawa (laughing)
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa
atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan Tidak ada
tubuh; halusinasi visual mungkin ada namun
jarang menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir tiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau Ada
“passivity” (delusion of passivity) dan
keyakinan di kejar-kejar yang beraneka ragam
adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak Tidak Ada
nyata/ tidak menonjol.
19
c. Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan
untuk mengembangkannya. Ada
d. Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan
ambang yang rendah untuk melampiaskan Ada
agresi, termasuk tindakan kekerasan.
e. Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik
manfaat dari pengalaman, khususnya dari Tidak Ada
hukuman.
f. Sangat cenderung menyalahkan orang lain atau
menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, Tidak Ada
untuk perilaku yang membuat pasien konflik
dengan masyarakat.
AKSIS IV
Masalah putus obat yaitu pada saat pengobatan pasca dirawat di RS Jiwa
Magelang, pasien mengaku bosan harus minum obat terus-menerus sehingga
pasien sudah putus obat selama 2 bulan.
20
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
DD : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Aksis II : F60.2 Gangguan Kepribadian Dissosial
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah pasien putus obat
Aksis V : GAF saat diperiksa: (60-51)
GAF satu tahun terakhir: (70-61)
VIII. PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
- Risperidone 3 x 2 mg P.O
- Trihexylphenidyn (THP) 3 x 2 mg P.O
- Sertraline 2 x 50 mg P.O
Nonfarmakoterapi
a. Psikoterapi suportif
- Pasien harus didekati secara baik dengan penuh empati,
membangun hubungan yang nyaman dengan pasien. Lalu,
menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya
b. Psikoterapi edukatif
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang dialami oleh pasien, kemungkinan yang mungkin terjadi,
rencana tatalaksana, pilihan pengobatan dan efek samping yang
mungkin terjadi juga pemeriksa menjelaskan mengenai
pentingnya minum obat dan kontrol yang teratur ke dokter.
IX. PROGNOSIS
Quo ada vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ada sanationam : dubia ad malam
21