2
Beratnya kerja si insulin
4
Insulin juga bisa ada dalam tubuh, tetapi tidak
cukup atau tidak bisa digunakan secara maksimal
oleh tubuh atau tidak mengalami resistensi
terhadap insulin. Kondisi ini disebut diabetes tipe
2 atau diabetes yang tidak tergantung pada
insulin. Inilah tipe yang paling banyak (85%-90%)
ditemukan di antara semua penyandang diabetes.
Dan biasanya terjadi pada usia dewasa, walaupun
anak - anak juga bisa mengalaminya.
5
GEJALA DIABETES
3. Penglihatan kabur
5. Disfungsi ereksi
menjadi lambat
7. Kerusakan saraf
6
Bisa tanpa gejala
Diabetes akan terjadi bila kadar glukosa
dalam tubuh cukup tinggi (hiperglikemia).
Kapan kadar glukosa dianggap berbahaya?
7
Namun, ada kalanya diabetes akan tidak
menimbulkan gejala-gejala. Sehingga seseorang
tidak menyadari bahwa ia menyandang penyakit
yang juga kerap disebut ‘kencing manis’ ini. Contoh
“Misalnya, kadar gula darah sesudah makan 140.
Beberapa bulan kemudian menjadi 150. Lalu 160.
Jadi, naiknya pelan-pelan. Tentu saja gejalanya tidak
kelihatan atau tidak terasa. Lain halnya kalau dari
140 langsung naik jadi 300. Disinilah akan timbul
gejala. Jadi, itu tergantung progresivitas penyakit.”
8
Penyulit atau komplikasi adalah masalah-masalah
yang bisa timbul kalau diabetes tidak segera ditangani
secara memadai. Gula yang menumpuk bisa
menimbulkan penyakit di dinding pembuluh darah kecil
dan pembuluh darah besar. Pada pembuluh darah kecil
bisa mengakibatkan masalah di mata, ginjal, kaki, dan
saraf. Sedangkan pembuluh darah besar bisa
menimbulkan masalah yang mengarah ke serangan
jantung dan stroke.
pemicunya.
10
Bukan menderita, tetapi …
11
Ada 5 pilar dalam penanganan diabetes, yaitu
edukasi, pengaturan makan, gerakan badan,
pengobatan, dan self-monitoring. Edukasi bisa
diperoleh melalui media atau buku. “Diabetisi harus
mengenal segala sesuatu tentang penyakitnya.
Dengan begitu, ia diharapkan bisa menaklukan
penyakitnya itu.”
13
Respons glikemia ini disebut juga indeks glikemia
(glycaemic index = GI). Makanan yang bisa cepat
meningkatkan kadar glukosa darah dikatakan memiliki GI
tinggi. Sedangkan yang aksinya lambat dikaitkan GI-nya
rendah. Secara umum, semakin rendah milai GI sebuah
makanan, semakin baik kualitas karbohidrat makanan
tersebut. Tentu saja, diabetisi disarankan mengkonsumsi
makanan ber –GI rendah. Biasanya makanan seperti itu
rendah kalori dan lemak serta tinggi serat , zat gizi, dan
antioksidan.
14
Pengaturan pola makan dan rutin
berolahraga memang merupakan aspek
penting dalam penanganan diabetes.
Kalau ini belum berhasil mengendalikan
kadar glukosa darah, diabetisi perlu
diberi obat oral untuk memperbaiki
‘kinerja’ insulin. Kalau masih kurang
ampuh juga, barulah pasien mendapat
suntikan insulin. Itu untuk diabetes tipe
2. Sedangkan bagi pasien diabetes tipe
1, insulin dibutuhkan seumur hidup.
Tentu saja semua pengobatan tersebut
dikombinasikan dengan perubahan gaya
hidup.
15
Gaya hidup sudah diubah menjadi lebih
sehat, obat pengendali glukosa sudah diminum,
insulin sudah diberikan. Semestinya itu semua
bisa mengendalikan diabetes anda. Tetapi, dokter
atau rumah sakit tentunya tidak bisa mengawasi
anda terus-menerus samala 24 jam. Nah, di
sinilah perlunya pilar kelima yaitu self-
monitoring. Untuk keperluan itu, dokter akan
mengajarkan cara mengukur sendiri kadar gula
darah seperti yang disarankan atau dibutuhkan
dan menyuntikan sendiri insulin.
16
“Tujuan penanganan diabetes adalah menurunkan
kadar gula darah. Kalau kadar gula darah turun,
kemungkinan terjadinya komplikasi akan berkurang.
Dan kalau komplikasi berkurang, kualitas hidup pasien
menjadi lebih baik, usai harapan hidupnya pun
menjadi panjang”.
17
18