PENDAHULUAN
1.2.2.3 Kopresipitasi
Proses dimana suatu zat yang biasanya dapat larut, terbawa
mengendap selama pengendapan suatu endapan yang diinginkan,
disebut pengendapan – ikutan atau kopresipitasi. Kopresipitasi dapat
terjadi oleh pembentukan kristal campur atau oleh adsorpsi ion – ion
selama proses pengendapan. Dalam kasus pertama, yang hanya
kadang – kadang terjadi, ketidakmurnian itu sebenarnya memasuki
kisi kristal endapan. Dalam kasus kedua, ion – ion yang teradsorpsi
di tarik kebawah bersama – sama endapan selama proses koagulasi
(Underwood, 1996).
Salah satu cara yang di gunakan adalah cara fajang. Cara ini
adalah cara penitaran pengendapan dengan menggunakan indicator
adsorbs untuk mengendapakan AgCl. Suatu senyawa organik berwarna
diabsorbsi pada permukaan suatu endapan dan mengubah atau dapat
terjadi modifikasi struktur organiknya. Warna itu dapat menjadi lebih tua
ini digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam
perak. Senyawa organik ini disebut indicator adsorbsi.
Bila AgNO3 ditambahkan NaCl, partikel AgCl yang halus itu
cenderung memegangi pada permukaannya sejumlah ion klorida berlebih
yang ada dalam larutan itu. Ion –ion klorida ini dikatakan membentuk
lapisan teradsorpsi primer dan dengan demikian menyebabkan pertikel
AgCl bermuatan negatif. Pertikel negative ini kemudian cenderung
menarik ion – ion positif dari dalam larutan untuk membentuk lapisan
adsorpsi sekunder yang terikat lebih longgar.
(AgCl).Cl- │ M+ Klorida berlebih
Lapisan primer │ lapisan sekunder
Jika perak nitrat terus – menerus ditambahkan sampai ion
peraknya berlebih, ion-ion inilah yang akan menggantikan ion Cl-
dalam lapisan primer, maka partikel – partikel menjadi bermuatan
positif, dan anion dalam anion ditarik untuk membentuk lapisan
sekunder.
(AgCl).Ag+ │ X- Perak klorida
Lapisan primer │ lapisan sekunder
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙 =
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑙
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑖𝑑𝑎 = 𝑥100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
2.1 Alat
Buret Hot plate
Bulp Neraca digital
Spatula Kertas saring watchman no.42
Batang Pengaduk Oven
Corong Statif dan klem
Kaca arloji Desikator
Erlenmeyer 250 ml Botol semprot
Gelas kimia 100 ml Pipet ukur 10 ml
Magnetic stirrer
2.2 Bahan
Larutan HNO3 6 N
Padatan NaCl (sampel garam dapur)
Larutan AgNO3 0,1 N
Aquadest
- Ditimbang 150 mg
- Diencerkan dengan 100 ml aquades
- Diaduk dengan magnetic stirrer
- Ditambahkan dengan 1 ml HNO3 6 N
- Dititrasi dengan AgNO3 0,1 N
- Dipanaskan dan diaduk selama 5 menit
- Didiamkan dan ditetesi 3 tetes AgNO3 0,1 N
- Disaring dengan kertas saring
- Dicuci dengan HNO3 6 N dan aquades
- Ddipanaskan di oven pada suhu 110oC selama 1 jam
Hasil Pengamatan
BAB III
PENGOLAHAN DATA
80,08 % 48,49 %
I
80,49 % 48,85 %
II
3.3 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip analisa gravimetri serta
dapat melakukan penentuan kadar klorida dalam sampel dengan metode
gravimetri. Metode gravimetri yaitu metode analisa kuantitatif yang tahap
utamanya dengan penimbangan. Langkah pengukuran yang dilakukan pada
analisa gravimetri yaitu pengukuran berat analit yang secara fisik sudah
dipisahkan dari semua komponen lain dengan teknik pengendapan. Sampel yang
digunakan dalam percobaan ini adalah garam dapur yang ada di pasaran.
Pada percobaan ini, hal pertama yang dilakukan yaitu menimbang sampel
garam dapur (NaCl). Sampel garam dilarutkan dengan aquades dan
menambahkan HNO3 6 N sambil dilakukan pengadukan dengan magnetic stirrer.
Kemudian menambahkan AgNO3 0.1 N sampai tetesan tidak menimbulkan
endapan lagi. Endapan yang terbentuk dalam campuran ini yaitu endapan AgCl
yang dihasilkan dari reaksi antara AgNO3 dengan sampel garam dapur (NaCl).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
NaCl + AgNO3 AgCl ↓+ NaNO3
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Analisa gravimetri merupakan metode analisa kualitatif yang tahapan
utamanya dengan penimbangan.
2. Kadar klorida yang terdapat dalam garam dapur sebesar 48,49 – 48,85 %
dengan % recovery sebesar 80,08 – 80,49 % .
4.2 Saran
1. Lebih berhati-hati ketika mencuci endapan agar tidak ada endapan AgCl yang
tertinggal pada corong buchener.
2. Penimbangan sebaiknya dilakukan dengan interval waktu yang tidak terlalu
lama untuk memastikan massa endapan dan kertas saring telah konstan.
Karena dalam praktikum ini praktikan menggunakan interval waktu 15 menit,
praktikan menyarankan agar pada praktikum yang akan datang menggunakan
interval waktu 10 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Underwood, A.L., dan Day, R.A. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Percobaan I
𝑚 150,1 𝑚𝑔
m NaCl = 150,1 mg 𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝐵𝑀 = 58,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 2,56 𝑚𝑜𝑙
V AgNO3 = 26,6 ml
N AgNO3 = 0,1 N 𝑛 AgNO3 = 𝑉𝑥𝑀 = 26,6 𝑚𝑙(1𝑥0,1𝑁) = 2,66 𝑚𝑜𝑙
Teoritis :
Praktek :
m.AgCl praktek = (masaa endapan AgCl +kertas saring )–(massa kertas saring kosong)
= (0,885 – 0,5908) g
= 0,2942 gram = 294,2 mg
𝐵𝐴 𝐶𝑙 35,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚 𝐶𝑙 = 𝑥𝑚 𝐴𝑔𝐶𝑙 = 𝑥294,2 𝑚𝑔 = 72,78 𝑚𝑔
𝐵𝑀 𝐴𝑔𝐶𝑙 143,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙
2. Percobaan II
𝑚 150,9 𝑚𝑔
m NaCl = 150,9 mg 𝑛 𝑁𝑎𝐶𝑙 = 𝐵𝑀 = 58,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙 = 2,58 𝑚𝑜𝑙
V AgNO3 = 26,6 ml
N AgNO3 = 0,1 N 𝑛 AgNO3 = 𝑉𝑥𝑀 = 26,6 𝑚𝑙(1𝑥0,1𝑁) = 2,66 𝑚𝑜𝑙
Teoritis :
Praktek :
m.AgCl praktek = (masaa endapan AgCl +kertas saring )–(massa kertas saring kosong)
= (0,8862 – 0,5882) g
= 0,298 gram = 298 mg
𝐵𝐴 𝐶𝑙 35,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚 𝐶𝑙 = 𝑥𝑚 𝐴𝑔𝐶𝑙 = 𝑥298 𝑚𝑔 = 73,72 𝑚𝑔
𝐵𝑀 𝐴𝑔𝐶𝑙 143,5 𝑚𝑔/𝑚𝑜𝑙
𝑚 𝐶𝑙 73,72 𝑚𝑔
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑙 = 𝑥100% = 𝑥100% = 48,85 %
𝑚 𝑁𝑎𝐶𝑙 150,9 𝑚𝑔
GAMBAR ALAT
LAMPIRAN 2
Erlenmeyer
Desikator Botol Semprot