PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan
berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu , keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara pertolongan maupun secara kelompok dan meminta
pertolongan.
Penyuluhan gizi suatu usaha untuk meningkatkan status gizi, baik
masyarakat, dan anak-anak sekolah dengan cara mengubah perilaku masyarakat
kearah yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi, yaitu meningkatkan kesadaran
melalui peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan.
Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat dan anak-anak
sekolah. Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan
berperilaku positif sehubungan dengan pangan dan gizi. Mengubah perilaku
konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga pada
akhirnya tercapai status gizi yang baik (Supariasa).
Pangan dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat
penting bagi manusia. Peran pokok pangan adalah untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, melindungi dan menjaga kesehatan, serta berguna untuk
mendapat energy yang cukup untuk bekerja secara produktif. Alam ini terdapat
berbagai jenis pangan, baik yang berasal dari tanaman (pangan nabati) mauapun
dari hewan (pangan hewani). Di antara beragam jenis bahan pangan tersebut, ada
yang gaya akan suatu zat gizi, sebaliknya adapula yang kekurangan zat gizi tersebut.
Umumnya tidak ada satu bahan pangan yang mengandung semua zat gizi dalam
jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh. Oleh karena itu manusia memerlukan
berbagai macam bahan pangan untuk menjamin agar semua zat gizi yang
diperlukam tubuh dapat dipenuhi dalam jumlah yang cukup. (Muchtadi, 2009).
Konsumsi pangan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
individu. Faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan kebutuhan adalah :
tahap-tahap perkembangan kehidupan umur, jenis kegiatan yang dilakukan, tinggi
dan berat badan, status kesehatan, keadaan fisiologi tertentu, dan nilai gizi pangan
yang dikonsumsi. Kebijakan pangan merupakan hal yang kompleks, tetapi tujuan
pokoknya sederhana, yaitu menjamin suplai makanan yang aman, menyehatkan dan
bergizi bagi manusia.
B. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan gizi, diharapankan masyarakat mampu
menyelesaikan masalah gizi yang terjadi.
2. Tujuan Khusus
Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
kesehatan dan gizi dalam kehidupan.
Dapat meningkatkan sikap dan ketrampilan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan dan gizi dalam kehidupan.
Meningkatkan strategi promosi kesehatan tentang pentingnya gizi
dalam kehidupan.
Dapat meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan
Merubah prilaku konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat
kebutuhan gizi, agar mencapai status gizi yang baik
C. Manfaat kegiatan penyuluhan
Bagi sasaran
Dengan hasil penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu
memberikan pengetahuan kepada masyarakat lain.
Bagi penyuluh
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
penyuluhan, dapat dijadikan acuan untuk penyuluhan selanjutnya.
Menambah wawasan yang luas, dan meningkatkan pengetahuan gizi.
Bagi institusi pendidikan D-IV Gizi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menanbah
perbendarahaan bacaan bahan bagi mahasiswa/mahasiswi D-IV Gizi
Poltekkes Kemenkes Aceh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil
1. ANEMIA
a. Lokasi penyuluhan
b. Karakteristik sasaran
1. Baik 1 10%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
b. Post test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 9 90%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
2. SARAPAN PAGI
a. Lokasi penyuluhan
SD Tanjung Bungong Di Desa Blang Bungong Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie
b. Karakteristik sasaran
Jenis
No Nama peserta kelamin Umur Pendidikan pekerjaan
h. Tingkat pengetahuan
a. Pre test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 5 50%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
b. Post test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 10 100%
2. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
3. MAKANAN SEHAT UNTUK IBU HAMIL
a. Lokasi penyuluhan
Musalla Desa Blang Bungong Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie
b. Karakteristik sasaran
Jenis
No Nama peserta kelamin Umur Pendidikan pekerjaan
h. Tingkat pengetahuan
a. Pre test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 1 9%
Jumlah 11 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
b. Post test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 10 91%
2. Tidak Baik 1 9%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
4. MAKANAN SEHAT UNTUK ANAK BALITA
a. Lokasi penyuluhan
Musalla Desa Blang Bungong Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie
b. Karakteristik sasaran
Jenis
No Nama peserta kelamin Umur Pendidikan pekerjaan
h. Tingkat pengetahuan
a. Pre test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 1 20%
Jumlah 5 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
b. Post test
No . Tingkat pengetahuan Jumlah ( n) Presentase (%)
1. Baik 4 80%
Jumlah 10 100%
Note :
Baik (>50)
Tidak baik (≤50)
B. PEMBAHASAN
1. Anemia
a. Pre Test
Sebelum dilaksanakan penyuluhan, penyuluh terlebih dahulu membagikan
questioner pre test kepada remaja yang hadir untuk mengikuti penyuluhan yang
berjumlah 10 orang. Di mana questioner ini berisi tentang bahaya anemia bagi
remaja putri. Tujuan diberikan pre test yaitu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan remaja tentang materi yang akan disampaikan. Petugas
memberikan waktu beberapa menit untuk menjawab soal tersebut. Dan hasil
keseluruhan yang di dapat dari soal pre test
Nilai tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu B=Baik dan
T=Tidak Baik, di mana B=Baik apabila nilai>50, dan dikatakan T=Tidak Baik
yaitu ≤50. Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 66.6%
dan katergori tidak baik adalah 33.4%.
b. Post Test
Pada akhir penyuluhan, petugas membagikan lagi questioner yang disebut
dengan Post Test kepada ibu-ibu yang sudah hadir. Di mana quesionernya sama
dengan pre test sebelumnya, hanya nomernya saja yang dibedakan. Tujuan
diberikan post test yaitu untuk melihat kembali bagaimana pemahaman ibu-ibu
tentang materi yang telah penyuluh sampaikan. Petugas memberikan waktu
beberapa menit untuk mengisi soal post test yang sebelumnya telah mengisi
soal pre test. Dan hasil keseluruhan yang di dapat dari soal post test berjumlah
1080 dengan nilai rata-rata 60.
Nilai tersebut dikategorikan dalam bentuk B=Baik dan T=Tidak Baik,
dikatakan kategori baik jika nilai>50 dan tidak baik apabila nilai≤50.
Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 66.6 %, sedangkan
hasil presentase tidak baik adalah 33.4 %
Terjadi peningkatan nilai dari sebelumnya, penyuluh dapat mengetahui
ternyata setelah penyuluhan kemampuan dan pengetahuan ibu-ibu yang
meningkat dan menurun dari hasil data yang di dapat.
2. Keluarga Sadar Gizi
a. Pre Test
Sebelum dilaksanakan penyuluhan, penyuluh terlebih dahulu membagikan
questioner pre test kepada ibu-ibu yang hadir untuk mengikuti penyuluhan
yang berjumlah 13 orang. Di mana questioner ini berisi tentang keluarga sadar
gizi. Tujuan diberikan pre test yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-
ibu tentang materi yang akan disampaikan. Petugas memberikan waktu
beberapa menit untuk menjawab soal tersebut. Dan hasil keseluruhan yang di
dapat dari soal pre test 1 orang mendapat nilai baik dan 9 orang mendapoat
nilai tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu B=Baik dan
T=Tidak Baik, di mana B=Baik apabila nilai>50, dan dikatakan T=Tidak Baik
yaitu ≤50. Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 10% dan
katergori tidak baik adalah 90%.
b. Post Test
Pada akhir penyuluhan, petugas membagikan lagi questioner yang disebut
dengan Post Test kepada ibu-ibu yang sudah hadir. Di mana quesionernya sama
dengan pre test sebelumnya. Tujuan diberikan post test yaitu untuk melihat
kembali bagaimana pemahaman remaja tentang materi yang telah penyuluh
sampaikan. Petugas memberikan waktu beberapa menit untuk mengisi soal
post test yang sebelumnya telah mengisi soal pre test. Dan hasil keseluruhan
yang di dapat dari soal post test 9 orang mendapat nilai baik dan 1 orang
mendapoat nilai tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan dalam bentuk B=Baik dan T=Tidak Baik,
dikatakan kategori baik jika nilai>50 dan tidak baik apabila nilai≤50.
Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 90%, sedangkan
hasil presentase tidak baik adalah 10%
Terjadi peningkatan nilai dari sebelumnya, penyuluh dapat mengetahui
ternyata setelah penyuluhan kemampuan dan pengetahuan remaja yang
meningkat dan menurun dari hasil data yang di dapat.
3. Makanan Sehat Untuk Ibu Hamil
a. Pre Test
Sebelum dilaksanakan penyuluhan, penyuluh terlebih dahulu membagikan
questioner pre test kepada ibu-ibu yang hadir untuk mengikuti penyuluhan
yang berjumlah 11 orang. Di mana questioner ini berisi tentang keluarga sadar
gizi. Tujuan diberikan pre test yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-
ibu tentang materi yang akan disampaikan. Petugas memberikan waktu
beberapa menit untuk menjawab soal tersebut. Dan hasil keseluruhan yang di
dapat dari soal pre test 1 orang mendapat nilai baik dan 10 orang mendapat
nilai tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu B=Baik dan
T=Tidak Baik, di mana B=Baik apabila nilai>50, dan dikatakan T=Tidak Baik
yaitu ≤50. Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 9% dan
katergori tidak baik adalah 91%.
b. Post Test
Pada akhir penyuluhan, petugas membagikan lagi questioner yang disebut
dengan Post Test kepada ibu-ibu yang sudah hadir. Di mana quesionernya sama
dengan pre test sebelumnya. Tujuan diberikan post test yaitu untuk melihat
kembali bagaimana pemahaman ibu tentang materi yang telah penyuluh
sampaikan. Petugas memberikan waktu beberapa menit untuk mengisi soal
post test yang sebelumnya telah mengisi soal pre test. Dan hasil keseluruhan
yang di dapat dari soal post test 10 orang mendapat nilai baik dan 1 orang
mendapat nilai tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan dalam bentuk B=Baik dan T=Tidak Baik,
dikatakan kategori baik jika nilai>50 dan tidak baik apabila nilai≤50.
Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 91%, sedangkan
hasil presentase tidak baik adalah 91%
Terjadi peningkatan nilai dari sebelumnya, penyuluh dapat mengetahui
ternyata setelah penyuluhan kemampuan dan pengetahuan remaja yang
meningkat dan menurun dari hasil data yang di dapat.
4. Makanan Sehat Untuk Anak Balita
a. Pre Test
Sebelum dilaksanakan penyuluhan, penyuluh terlebih dahulu membagikan
questioner pre test kepada ibu-ibu yang hadir untuk mengikuti penyuluhan
yang berjumlah 5 orang. Di mana questioner ini berisi tentang keluarga sadar
gizi. Tujuan diberikan pre test yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-
ibu tentang materi yang akan disampaikan. Petugas memberikan waktu
beberapa menit untuk menjawab soal tersebut. Dan hasil keseluruhan yang di
dapat dari soal pre test 1 orang mendapat nilai baik dan 4 orang mendapat nilai
tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu B=Baik dan
T=Tidak Baik, di mana B=Baik apabila nilai>50, dan dikatakan T=Tidak Baik
yaitu ≤50. Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 20% dan
katergori tidak baik adalah 80%.
b. Post Test
Pada akhir penyuluhan, petugas membagikan lagi questioner yang disebut
dengan Post Test kepada ibu-ibu yang sudah hadir. Di mana quesionernya sama
dengan pre test sebelumnya. Tujuan diberikan post test yaitu untuk melihat
kembali bagaimana pemahaman ibu tentang materi yang telah penyuluh
sampaikan. Petugas memberikan waktu beberapa menit untuk mengisi soal
post test yang sebelumnya telah mengisi soal pre test. Dan hasil keseluruhan
yang di dapat dari soal post test 4 orang mendapat nilai baik dan 1 orang
mendapat nilai tidak baik.
Nilai tersebut dikategorikan dalam bentuk B=Baik dan T=Tidak Baik,
dikatakan kategori baik jika nilai>50 dan tidak baik apabila nilai≤50.
Hasil presentase yang diperoleh untuk kategori baik adalah 80%, sedangkan
hasil presentase tidak baik adalah 20%
Terjadi peningkatan nilai dari sebelumnya, penyuluh dapat mengetahui
ternyata setelah penyuluhan kemampuan dan pengetahuan remaja yang
meningkat dan menurun dari hasil data yang di dapat.
a) Peranan metode penyuluhan
Metode ceramah adalah menyampaikan bahan secara lisan oleh
tenaga penyuluh. Sedangkan peran audien sebagai penerima pesan,
mendengar memperhatikan dan mencatat informasi yang disampaikan
penyuluh.
Dalam pelaksanaan penyuluhan, ceramah merupakan metode yang
dominan atau banyak dipakai oleh para penyuluh, khususnya masyarakat
pedesaan yang perlengkapan penyuluhannya sangat terbatas dan sederhana.
Agar tidak terjadi kejenuhan sasaran, metode ini dapat diselipkan humor
sebagai penyegar suasana dengan harapan dapat menumbuhkan daya ingat
sasaran.
Sedangkan metode tanya jawab dalam pelaksanaan penyuluhan
merupakan salah satu metode penyampaian dengan cara mendorong sasaran
penyuluhan untuk menyatakan pendapat atau masalah yang dirasa belum
dimengerti dan penyuluh sebagai penjawabnya.
Metode ini sebagai feed back atau umpan balik antara sasaran dan
penyuluh, berguna untuk mengurangi kesalahpahaman pendengar,
menjelaskan perbedaan pendapat dan menerangkan hal-hal yang belum
dimengerti. Metode tanya jawab digunakan setelah ceramah atau digabung
dengan metode ceramah.
Semakin banyak yang bertanya semakin hidup suasana, ini berarti
ceramahanya atau masalah yang dibicarakan mendapat perhatian dari
audien, sehingga audien tertarik untuk banyak mengetahui. Metode ini juga
dapat dijadikan bahan evaluasi dan introspeksi bagi penyuluh sampai
dimana daya serap sasaran dan untuk mengetahui sejauh mana hasil
ceramahnya
b) Peranan media penyuluhan
Media penyuluhan adalah upaya untuk menyampaikan informasi
yang ingin disampaikan oleh penyuluh sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapakan dapat merubah prilakunya ke
arah positif terhadap gizi.
Media flipchat dan leaflet merupakan media yang mengutamakan
pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar
atau foto dalam tata warna. Media ini dapat mencakup banyak orang,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah sasaran.
Metode ini dapat mendukung aktifitas penyuluhan yaitu dapat
meningkatkan perhatian sasaran, membantu sasaran mengingat apa saja
yang terlah disampaikan, dan mendukung penyuluhan melalui contoh-
contoh.
Nuraini, Henny. 2007. Memilih & Membuat Jajanan Anak yang Sehat & Halal.
Jakarta: QultumMedia.
http://www.necturajuice.com/pengertian-dan-manfaat-makanan-berserat/
http://infonutrisidankesehatan.blogspot.com/2013/09/serat-larut-dan-serat-
tak-larut-dalam.html
http://jendelaperistiwa.blogspot.com/2012/12/bahaya-obesitas-resiko-
penyakit-akibat.html
http://innahalwaysshereforyou.blodpot.com/2012/05/makalah-anemia.html
Sa https://midwiferyrini93.wordpress.com/2012/06/13/gizi-seimbang-pada-balita/
ntosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.