Anda di halaman 1dari 2

Krawang-Bekasi, Apakah Plagiat?

Sastra bandingan adalah kajian secara sistematik sastra-sastra antar negara, maksudnya karya sastra
yang diperbandingkan haruslah karya sastra yang sama genre dan tipenya. Tujuan sastra bandingan
adalah membandingkan dua karya sastra yang dianggap serupa untuk mengetahui isi masing-masing
karya sastra sehingga dapat diketahui apakah karya sastra yang satu dengan lainnya mempunyai
hubungan atau tidak.
Karya Sastra yang sering dibandingkan diantaranya adalah Karya Chairil Anwar yang salahsatunya
dianggap Plagiat. Chairil Anwar sendiri adalah tokoh yang unik dalam sejarah sastra di Indonesia. Ia
dianggap pelopor suatu pembaharuan sastra sekaligus dituduh penyair yang suka mencuri karya sastra
asing. Tuduhan plagiarisme yang dilayangkan kepada Chairil Anwar berkaitan dengan salah satu
Puisinya yang berjudul Krawang-Bekasi. Oleh beberapa pengamat sastra, puisi itu dianggap plagiat dari
puisi Archibald Macleish yang berjudul The Young Soldiers karena tidak mencantumkan
nama Archibald Macleish.
Untuk melihat apakah Karya tersebut benar Palgiat atau bukan mari kita bandingkan.
A. The young dead soldier do not speak. Kami yang kini terbaring antara
Nevertheless they are heard in the still Karawang-Bekasi
houses. Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat
(Who has not heard them?) senjata lagi
They have a silence that speaks for them at Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar
night deru kami,
And when the clock counts Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di
malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetak

B. They say, We were young. We have died. Kami mati muda. Yang tinggal tulang
Remember us. diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami
.
C. They say, We have done what we could but Kami sudah coba apa yang kami bisa
until it is finished it is not done Tapi kerja belum selesai,

D. They say, Whether our lives and our deaths Atau tidak untuk apa-apa,
were for peace and a new hope or for Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa
nothing we cannot say: it is you who must berkata
say this. Kaulah sekarang yang berkata
Dalam perbandingan tersebut mungkin terlihat ada beberapa kata atau kalimat yang hampir sama. Maka
ada kemungkinan jika ini disebut Saduran, Karena meskipun dibeberapa kalimat terdapat kesamaan
redaksi akan tetapi, Chairil memberikan sentuhan budaya serta realitas sosial yang terdapat didalam
karya tersebut. seperti mencantumkan nama kota yaitu Krawang dan Bekasi juga mencantumkan para
pahlawan Indonesia seperti Sukarno, Hatta, dan Syahrir. Istilah saduran sendiri memiliki arti
pengalihbahasaan dari bentuk tulisan yang disajikan dalam suatu bahasa tertentu ke dalam bahasa lain.
Saduran dan terjemahan memiliki persamaan dan mengalihbahasakannya. Hanya saja, perbedaannya
terletak pada kebebasan si penulis di dalam menuangkan reproduksi tulisannya dalam bentuk bahasa
kedua. Dalam melakukan penerjemahan, si penerjemah terikat oleh keharusan mengalihbahasakan
kalimat per kalimat, tidak menambah-nambahi atau mengurangi arti dan maksud dari teks semula. Lain
halnya dengan isi saduran, si penyadur memiliki kebebasan untuk memodifikasi atau mengubah hal-hal
yang dipandang perlu guna mencapai kebermaknaan dan daya informasi bagi sasaran pembacanya.

Untuk itu, Jassin (1983:106) memberikan komentar tentang apa itu "saduran" seperti pernyataannya
berikut ini. “Suatu saduran disebut orang karangan yang diambil jalan cerita dan bahannya dari sesuatu
karangan lain, misalnya dari luar negeri, dengan mengubah dan menyesuaikan nama-nama dan suasana
serta kejadian- kejadian di negeri asing itu dengan keadaan di negeri sendiri." Berdasarkan penjelasan di
atas, jelaslah bahwa menyadur jauh lebih memiliki kebebasan daripada menerjemahkan. Bagi penyadur,
teks semula (asli) hanyalah ikan sumber utama yang mendasari dan mengilhami tulisan reproduksinya
(sadurannya). Oleh karena itu, dia bebas melakukan penyesuaian-penyesuaian (nama, suasana,
peristiwa, dan lain-lain) guna mencapai keadaan sebagaimana yang sesungguhnya pada masyarakat
pemakai bahasa saduran itu.

Daftar Pustaka

Mulyati, Yetti. Modul 1 Reproduksi Tulisan. http://repository.ut.ac.id/4835/1/PBIN4433-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai