Anda di halaman 1dari 8

ATRIAL DISTRITMIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Dengan dosen pembimbing Ns. Ginanjar Sasmito Adi, S,Kep. M.Kep

Oleh:
Eva Meiroikhatul Jannah (1611011002)
Firda Devi Candranita (1611011003)
Nira Rahanta Nurul A (1611011021)
Ahmad Ghufron M (1611011036)
Wahyu Komala Isnaini (1611011041)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
Desember, 2017
Atrial Disritmia

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada
iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi
(Hanafi, 1996). Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisis gelombang EKG.
Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal implus dan mekanisme
hantaran yang terlibat. Ada 4 kemungkinan tempat asal disritmia yaitu; nodus sinus, atrial,
nodus Av atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin
terjadi meliputi; bradikardi, takikardi, flutter, fribasi, denyut prematur, dan penyekat jantung.

Atrial Disritmia
Atrial arrhythmias (gangguan irama atrium) merupakan salah satu gangguan irama
yang sering terjadi diakibatkan oleh implus asal yang dihasilkan diluar Sinoatrial (SA) node.
Gangguan irama tersebut dapat mempengaruhi waktu pengisian ventrikel dan mengurangi
kekuaatan kontraksi atrium yang normal-nya dapat mengisi ventrikel dengan darah kira-kira
sebanyak 15% sampai 25%.
Atrial arrhytmias disebabkan oleh tiga mekanisme :
1) peningkatan Automatisasi (kemampuan sel jantung untuk mengawali implus atau
berdenyut secara otomatis) jaringan atrium dapat menjadi pencetus (trigger) implus
abnormal. Penyebab meningkatnya automatisasi jantung meliputi faktor ekstraseluler (diluar
sel jantung) misalnya hipoksia, asidosis, hipokalsemia, keracunan digoxin, dan kondisi
dimana fungsi normal jantung diatur oleh Pace maker, dan peran SA node berkurang.
Contohnya peningkatan irama vagal atau kondisi hipokalemia dapat meningkatkan periode
refactory SA node (waktu istirahat atau pemulihan jantung) sehingga (diambil alih)
membolehkan jaringan atrium menembakan implus sendiri.
2) Reentry (masuk kembali)
Pada kondisi reentry implus gagal untuk mati setelah aktivasi normal jantung dan tetap
kembali merangsang jantung setelah periode refaktori berakhir. meskipun implus melambat
bersama dengan jalan konduksi yang pelan. implus tetap aktif serta cukup untuk
memproduksi implus lainnya selama repolarisasi myocardium. Kondisi Reentry dapat terjadi
pada pasien dengan coronary artery disease, cardiomyopathy, dan myocardial infarction
(MI).
3) Triggered Activity (ativitas pencetus/perangsang)
Sel yang mengalami injuri (rusak) terkadang dapat mengalami repolarisasi sebagian (parsial).
repolarisasi parsial dapat menyebabkan penembakan implus ektopik yang berulang yang
disebut sebagai "Triggered Activity". Depolarisasi yang diakibatkan oleh Triggered Activity
dikenal sebagai afterdepolarization yang dapat menyebabkan atrial atakikardi atau vetrikular
takikardi. Afterdepolarization dapat terjadi pada kondisi sel injuri, keracuanan digoxin, dan
kondisi lainnya.
Gangguan irama atrium (Atrial Arrhytmias) meliputi :
1. Atrial Flutter

Atrial flutter adalah irama ektopik atrial yang cepat dengan frekuensi 250-350
denyut/menit. Aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih sirkuit yang cepat di atrium.
Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur dibandingkan dengan atrial fibrilasi.
Aritmia ini terjadi paling sering pada orang dengan penyakit jantung, dan selama minggu
pertama setelah bedah jantung. Aritmia ini sering berubah menjadi atrial fibrilasi.
Gambaran pola EKG berupa bentuk gigi gergaji (picket fence) dari gelombang P,
kompleks QRS biasanya normal. Penyebab Atrial flutter antara lain gagal jantung,
peningkatan sekresi katekolamin, dan injuri pada SA node.

Site of Origin : Satu sisi atrial


Frekuensi :
a. Frekuensi atrial: 250-350 bpm
b. Frekuensi ventrikular biasanya 60-100 bpm tergantung pada blok.
AV node tidak mampu mengkonduksikan semua impuls atria dan
memblok setiap impuls ke 2, 3, 4.
Irama : Regular atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya
Gelombang P : Tidak tampak, ditempati gelombang flutter yang berbentuk seperti gigi
gergaji di antara QRS kompleks, terjadi karena fokus di atrium yang melepaskan gelombang
dengan cepat. Gelombang ini disebut sebagai gelombang F.
Interval PR : Tidak dapat diukur
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran sama
Penanganan yang sesuai untuk flutter atrium adalah sediaan digitalis. Obat ini akan
menguatkan penyekat nodus AV, sehingga memperlambat frekuensinya. Quinidin juga dapat
diberikan untuk menekan tempat atrium ektopik. Penggunaan digitalis bersama dengan
quinidin buasanya bisa meruba disritmia menjadi irama sinus. Terapi medis lain yang
berguna adalah penyekat kanal kalsium dan penyekat beta adrenergik.
2. Atrial Fibrilasi

Atrial fibrilasi merupakan irama ektopik atrial yang cepat denga frekuensi 400-650
denyut/menit. Merupakan irama jantung tidak teratur yang sering menyebabkan atrium, ruang
atas jantung, berkontraksi secara abnormal (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi dan
tidak terkoordinasi).
Gambaran elektrokardiogram atrial fibrilasi adalah irama yang tidak teratur dengan
frekuensi laju jantung bervariasi (bisa normal/lambat/cepat). Jika laju jantung kurang dari 60
kali permenit disebut atrial fibrilasi dengan respon ventrikel lambat (SVR), jika laju jantung
60-100 kali permenit disebut atrial fibrilasi respon ventrikel normal (NVR) sedangkan jika
laju jantung lebih dari 100 kali permenit disebut atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat
(RVR). Kecepatan QRS biasanya normal atau cepat dengan gelombang P tidak ada atau
jikapun ada menunjukkan depolarisasi cepat dan kecil sehingga bentuknya tidak dapat
didefinisikan
Site of Origin : Atria (lebih dari satu fokus ektopik)
Frekuensi :
a. Frekuensi atrial 400-650 denyut per menit atau lebih
b. Frekuensi ventrikular biasanya 120-200 denyut per menit
Irama : Iregular dan biasanya cepat.
Gelombang P : Tidak tampak/tidak jelas, ditempati oleh gelombang fibrilasi di antara
kompleks QRS
Interval PR : Tidak dapat diukur
Kompleks QRS : < 0,12 detik; bentuk dan ukuran sama
Hantaran : biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respon ventrikel
ireguler, karena nodus AV tidak berespon terhadap frekuensi atrium yang cepat, maka inplus
yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon ireguler.

3. Prematur Atrial Kontraksi


Premature atrial contractions (PAC) berasal dari implus yang ditembakan diluar SA
node biasanya dari jaringan sekitar atrium yang disebut irritabel spot (irritabel focus) yang
mengambil alih fungsi pacemaker (SA node) dalam satu atau lebih denyutan. SA node tetap
menembakan implus tetapi irritabel spot melewatinya dengan menembakan implus yang
dimiliki sebelum SA node dapat menembakan impus lagi.
PAC dapat dikonduksikan (dihantarkan) melalui atrioventricular (AV) node, bergantung
pada tingkat prematuritas dan kondisi sistem konduksi atrioventricular (AV) dan
intraventikular. Bila terjadi blok konduksi pada PAC, tidak tercipta gambaran QRS
komplek pada EKG.
Penyebab
PAC biasa terjadi pada orang sehat (jantung normal), yang dapat dicetuskan oleh
alkohol, nikotin, cemas, lemah, demam, dan penyakit infeksi. Pasien yang sering mengalami
hal tersebut dapat mengontrol aritmia dengan mengeleminasi faktor-faktor tersebut. PAC
juga dapat di-hubung-kan dengan penyakit arteri koroner atau gangguan katup jantung,
Kegagalan pernafasan Akut (acute respiratory failure), hipoksia, penyakit paru, keracunan
digoxin, dan gangguan keseimbangan elektrolit. PAC jarang menyebabkan bahaya pada
pasien yang tidak memiliki penyakit atau gangguan jantung. Faktanya, PAC biasanya tidak
menimbulkan gejala dan biasanya tidak diketahui dalam beberapa tahun.

Hati-hati
Bagaimana pun pada pasien dengan ganguan atau penyakit jantung, PAC dapat
menyebabkan masalah aritmia yang serius, seperti atrial fibrilasi dan atrial flutter. PAC dapat
menjadi tanda awal dari kegagalan jantung dan gangguan keseimbangan elektrolit. PAC
dapat ditimbulkan dari pelepasan neurohormone cetecholamine selama periode nyeri atau
cemas.

Fokus
Karakteristik EKG yang perlu diperhatikan pada kondisi PAC adalah gelombang P
yang prematur dengan bentuk yang abnormal (lebih kecil) bila dibandingkan dengan
gelombang P normal (sinus) pada pasien. PAC biasanya diikuti dengan "pause".
PAC me-depolarisasi SA node lebih awal menyebabkan ganguan pada siklus jantung normal.
selanjutnya denyutan atrium jantung (gelombang P) terjadi lagi lebih cepat dari seharusnya,
menyebabkan P-P interval antara dua denyutan atrium terganggu oleh PAC.
Hilang
Pada saat memeriksa PAC pada EKG, lihat adanya irama atrium yang ireguler dan
irama ventrikel. Biasanya PAC menyebabkan ritme ireguler dan "Pause". Gelombang P
biasanya premature (terlalu awal muncul) dan memiliki bentuk yang abnormal,
dan menghilang setelah gelombang T (sehingga men-distorsi gelombang T sehingga terlihat
lebih besar dan memiliki lengkungan ekstra). Beragam bentuk gelombang P pada EKG dapat
berarti terjadi implus ectopic yang bersumber lebih dari satu titik (pencetus implus). PR
interval dapat tetap normal, memendek, atau sedikit memanjang, bergantung pada sumber
implus ectopic di atrium. jika QRS komplek tidak mengikuti gelombang P premature, berarti
terjadi nonconducted PAC (Blocked PAC).
PAC dapat terjadi dengan bigemini (selang seling, setelah denyutan normal adalah
PAC), trigemini (setiap denyutan ke tiga adalah PAC), atau couplet ( dua PAC dalam satu
baris ). Pasien dapat mengalami irama denyut perifer yang ireguler atau denyut apikal yang
ireguler pada saat PAC terjadi. Pasien mungkin mengeluh mengalami palpitasi, hilangnya
denyutan, atau sensasi berdenyut cepat. Pada pasien dengan gangguan atau penyakit jantung
PAC dapat menyebabkan penurunan curah jantung menyebabkan pasien pusing atau
pingsan.

Anda mungkin juga menyukai