Anda di halaman 1dari 14

DEFINIS TEGANGAN

Apabila suatu gaya di tahan olej penampang batang maka di dalam penampang batang
tersebut akan mengalami adanya tegangan . tegangan adalah reaksi yang timbul di seluruh bagian
specimen dalam rangka menahanbeban yang di berikan .Bila penampangnya kecil itu di jumlah hingga
mencapai penampang spsimen, maka jumlah gaya [er satuan luas yang muncul di dalam bahan itu
haraus menjadi sama dengan beban dari luar .

Satuan yang di gunakan dalam penjabaran tegangan adalah satuan gaya di bagi dengan satuan luas. Pada
satuan SI, gaya di ukur danam Newton (N) dan luas di ukur dalam satuan meter kuadrat (m2).
Biasanya, 1N/m2 di kenl satu pascal (Pa). Apabila di jabarkan dalam rumus adalah sebagai berikut:

σ = F/A

dengan :

σ : Tegangan (N/m2)

F : gaya (Newton)

A : luas (m2)

menurut jenis pembebanan yang diberikan, tegangan diklasifikasikan menjadi:

1. Tegangan Tarik

2. Tegangan geser

3. Tegangan tekan

4. Tegangan puntir

5. Tegangan lengkung/bengkok
A. Tegangan Tarik

Tegangan tarik (tensile strength, ultimate tensile strength) adalah tegangan maksimum yang bisa
ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan
tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat perubahan regangan dan
tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum
(ultimate tensile strength). Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis
bahan.

Dimensi dari kekuatan tarik adalah gaya per satuan luas. Dalam satuan SI, digunakan pascal (Pa) dan
kelipatannya (seperti MPa, megapascal). Pascal ekuivalen dengan Newton per meter persegi (N/m²).
Satuan imperial diantaranya pound-gaya per inci persegi (lbf/in² atau psi), atau kilo-pound per inci
persegi (ksi, kpsi). Contoh: Tegangan tarik yang terjadi pada katrol.
B. Tegangan Tekan

Tegangan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan beban yang akan
mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-
regangan dari data yang didapatkan dari mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan,
beberapa mengalami deformasi yang tidak dapat dikembalikan. Deformasi tertentu dapat dianggap
sebagai batas kekuatan tekan, meski belum patah, terutama pada bahan yang tidak dapat kembali ke
kondisi semula (irreversible). Pengetahuan mengenai kekuatan tekan merupakan kunci dalam mendesain
sebuah struktur. Kekuatan tekan dapat diukur dengan mesin uji universal.

contoh tegangan tekan yang terjadi pada kaki meja


C. Tegangan Geser

Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus
sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi momen.
D. Tegangan Puntir

Tegagan puntir sering terjadi pada poros rodagigi dan batang-batang torsi pada mobil, juga saat
melakukan pengeboran. Jadi, merupakan tegangan trangensial.

Contoh tegangan puntir yang terjadi pada tromol roda sepeda


E. Tegangan Lengkung

Tegangan lengkung adalah tegangan yang diakibatkan karena adanya gaya yang menumpu pada titik
tengah suatu beban sehingga mengakibatkan benda tersebut seakan-akan melengkung.

contoh tegangan lengkung yang terjadi pada siku penyangga.


Tegangan dan Regangan Utama (Principal Stress and Strain) serta Tegangan dan Regangan Geser
Maksimum

Tegangan Utama (Principal Stress) dan Tegangan Geser Maksimum

Tegangan Utama (principal stress) adalah tegangan normal yang terjadi pada set sumbu koordinat
baru setelah transformasi yang menghasilkan tegangan geser nol. Tegangan-tegangan tersebut
ditunjukkan sebagai s1 dan s2 pada Gambar 1.10. Perlu dicatat bahwa s1 selalu diambil lebih besar dari
s2 .Sudut transformasi yang menghasilkan tegangan utama tersebut dengan sudut utama (principal
angle). Secara analitik, besar tegangan utama dan sudut utama dapat diturunkan dari persamaan-
persamaan (gambar 1.5a, b, c). Menurut pengertian tentang tegangan utama, dari persamaan (gambar
1.5c) akan didapat

1. 0=
Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut

Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di atas ke persamaan (1.5a) akan didapat
Sehingga

Substitusi dan penerapan prosedur yang sama terhadap persamaan (1.5b), akan didapat

x x xx yy xx yy xx yy xx yy xy xy xx yy xy ' ' ( ) ( ) s s s s s s s s s t t s s t = + + - - - + + - +2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 }{x


x xx yy xx yy xy xx yy xy' ' . ( ) ( )s s s s s t s s t= + + - + - + 2 1 2 4 4 2 2 2 2 }{x x xx yy xx yy xy' ' . ( )s s s s s t=
+ + - + 2 1 2 4 2 2 }{y y xx yy xx yy xy' ' . ( )s s s s s t= + - - + 2 1 2 4 2 2

Dengan mengingat bahwa secara matematik haruslah s1  s2 , maka kedua persamaan tersebut di atas
dapat dituliskan menjadi satu dengan
Selanjutnya, perhatikan persamaan (1.5c). Untuk suatu titik dan jenis pembebanan tertentu dari suatu
bagian konstruksi, harga-harga sxx , syy dan txy adalah tetap atau konstan, sehingga tx’y’ merupakan
suatu fungsi q, atau tx’y’ = f(q). Harga ekstrim fungsi tersebut akan diperoleh bila turunan pertama fungsi
tersebut terhadap q sama dengan nol. Jadi

}{1 2 2 2 2 1 2 4, . ( )s s s s s t= + ± - + xx yy xx yy xy

atau

(1.10) Dari persamaan di atas dapat


dilukiskan segitiganya sebagai berikut

: x y xx yy xy d d ' ' .sin .cos t q s s q t q= - - + = 2 2 2 0 sin cos tanmax max max 2 2 2 2 q q q s s t = = - -xx
yy xy

Dengan substitusi harga-harga sin 2q dan cos 2q pada gambar di atas ke persamaan (1.5c) akan didapat }
{ x y xx yy xx yy xx yy xy xy xx yy xy xx yy xy xx yy xy ' ' ( ) ( ) ( ) . ( ) ( ) t s s s s s s t t s s t s s t s s t = - - - - - +
+-+=-+-+24241244222222222

 6. Sehingga Persamaan (1.10) juga dipenuhi bila panjang sisi di depan sudut 2q adalah (sxx - syy) dan
panjang sisi di sampingnya adalah -2txy. Kondisi ini akan memberikan }{x y xx yy xy' ' . ( )t s s t= - + 1 2 4 2
2 }{x y xx yy xy' ' . ( )t s s t= - - + 1 2 4 2 2 Dengan demikian kedua persamaan tersebut dapat dituliskan
menjadi satu sebagai (1.11) Regangan Utama dan Regangan Geser Maksimum }{max . ( )t s s t= ± - + 1 2 4
2 2 xx yy xy
 7. Sebagaimana pengertian tentang tegangan utama, maka regangan utama (principal strain) adalah
regangan normal yang terjadi pada set sumbu koordinat baru setelah transformasi yang menghasilkan
setengah regangan geser nol. Regangan-regangan tersebut ditunjukkan sebagai e1 dan e2 pada Gambar
1.11. Demikian juga, e1 selalu diambil lebih besar dari e2 , serta sudut transformasinya juga disebut
sudut utama (principal angle). Secara analitik, dengan penerapan prosedur yang sama dengan yang
diterapkan untuk persamaan-persamaan (1.7a, b, c), maka akan didapat hasil-hasil berikut. (1.12a)
(1.12b) qp = sudut utama e1,2 = regangan-regangan utama gxy = 2exy = regangan geser sin cos tan 2 2 2
p p p xy xx yy q q q g e e = = - }{1 2 2 2 2 1 2 , . ( )e e e e e g= + ± - + xx yy xx yy xy

 8. (1.13a) (1.13b) qmax = sudut regangan geser maksimum gxy = 2exy = regangan geser sin cos tanmax
max max 2 2 2 q q q e e g = = - -xx yy xy }{max . ( ) g e e g 2 1 2 2 2 = ± - +xx yy xy 1.6. Lingkaran Mohr
untuk Tegangan Bidang dan Regangan Bidang Lingkaran Mohr diperkenalkan oleh seorang insinyur
Jerman, Otto Mohr (1835-1913). Lingkaran ini digunakan untuk melukis transformasi tegangan maupun
regangan, baik untuk persoalan-persoalan tiga dimensi maupun dua dimensi. Yang perlu dicatat adalah
bahwa perputaran sumbu elemen sebesar q ditunjukkan oleh perputaran sumbu pada lingkaran Mohr
sebesar 2q, .dan sumbu tegangan geser positif adalah menunjuk ke arah bawah. Pengukuran dimulai dari
titik A, positif bila berlawanan arah jarum jam, dan negatif bila sebaliknya. Pada bagian ini kita hanya
akan membahas lingkaran Mohr untuk tegangan dan regangan dua dimensi.

 9. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang Pada persamaan (1.5a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri
dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat ………(1.14a) Sedangkan pada persamaan
(1.5c), bila dikuadratkan akan didapat ………(1.14b) Penjumlahan persamaan-persamaan (1.14a) dan
(1.14b) menghasilkan (1.15) Persamaan (1.15) merupakan persamaan lingkaran pada bidang st yang
pusatnya di dengan jari-jari . Lingkaran tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.8 di bawah ini, yang dilukis
dengan prosedur sebagai berikut: x ys s+ 2 ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x x y x y xy x y xycos sin' sin coss s s s s q
t q s s t q q- +æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + + - ( )2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x y xy x y x y xycos sin' ' sin cost t q s s q s
s t q q= + -æ è ç ö ø ÷ - - 2 2 2 2 2 2x x y x y x y xy' ' 's s s t s s t- +æ è ç ö ø ÷ + = -æ è ç ö ø ÷ +

 10. 1. Buatlah sumbu sij , horisontal. 2. Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara
matematis lebih kecil. Bila bernilai negatif jadikanlah tegangan tersebut sebagai titik yang mendekati tepi
kiri batas melukis, sedangkan bila positif maka titik yang mendekati batas kiri adalah titik sij = 0. 3.
Periksa harga tegangan normal, sxx atau syy , yang secara matematis lebih besar. Bila bernilai positif
jadikanlah tegangan tersebut sebagai titik yang mendekati tepi kanan batas melukis, sedangkan bila
negatif maka titik yang mendekati batas kanan adalah titik sij = 0. 4. Tentukan skala yang akan digunakan
sehingga tempat melukis bisa memuat kedua titik tersebut dan masih tersisa ruangan di sebelah kiri dan
kanannya. Tentukan titik-titik batas tersebut sesuai dengan skala yang telah ditentukan.

 11. 5. Tentukan letak titik-titik sij = 0 dan sumbu t, serta sij terkecil dan sij terbesar bila belum terlukis
pada sumbu sij . 6. Bagi dua jarak antara tegangan terkecil dan tegangan terbesar sehingga diperoleh
pusat lingkaran, P. 7. Tentukan letak titik A pada koordinat (sij terbesar , txy ). 8. Lukis lingkaran Mohr
dengan pusat P dan jari-jari PA. 9. Tarik garis dari A melalui P sehingga memotong lingkaran Mohr di B.
Maka titik B akan terletak pada koordinat (sij terkecil , txy ). Garis AB menunjukkan sumbu asli, q = 0,
elemen tersebut. Contoh 1.1: Sebuah elemen dari bagian konstruksi yang dibebani, menerima tegangan
tarik pada arah sumbu x sebesar 280 MPa, tegangan tekan pada arah sumbu y sebesar 40 MPa serta
tegangan geser pada bidang tersebut sebesar 120 MPa.
 12. Diminta: a. Lukisan lingkaran Mohr. b. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan
tegangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10). c.
Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11)
dan hasil yang didapat pada b. di atas. d. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan
tegangan geser bernilai nol, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan (1.8). e. Besar
tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan persamaan-
persamaan (1.9) dan dari hasil pada pada d. di atas.

 13. Penyelesaian: a. Lingkaran Mohr: 1) Buat sumbu sij , horisontal. 2) Tegangan normal terkecil, syy =
-40 MPa, negatif, sehingga digunakan sebagai titik di dekat batas kiri. 3) Tegangan normal terbesar sxx =
280 MPa, positif, sehingga digunakan sebagai titik di dekat batas kanan. 4) Diambil skala 1cm = 40 MPa.
Kemudian ditentukan titik syy = - 40 MPa di sebelah kiri, dan sxx = 280 MPa di sebelah kanan yang
berjarak (sxx + syy) dari titik syy di sebelah kiri. 5) Lukis sumbu t yang berjarak 40 MPa di sebelah kanan
titik syy . 6) Dengan membagi dua sama panjang jarak syy ke sxx akan didapat titik P. 7) Menentukan
letak titik A pada koordinat (sxx , txy ) = (280,120). 8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari
sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat dilukis. 9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong
lingkaran Mohr di B, akan didapat kedudukan titik (syy , txy ) = (-40,120).

 14. Gambar 1.8. Lingkaran Mohr untuk Tegangan Bidang b. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut
lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’. Sedangkan
menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qmax = - (280 + 40) / (2 x 120) = - 4/3 2qmax = - 53o 08’ atau
qmax = - 26o 34’

 15. c. Besar tegangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr tmax = 5 x 40 MPa = 200 MPa.
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat d. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut
lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’. Sedangkan menurut
persamaan (1.10) didapat tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4 2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’ e.
Besar tegangan-tegangan utama menurut lingkaran Mohr s1 = 8 x 40 MPa = 320 MPa. s2 = -2 x 40 MPa =
-80 MPa. Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat ( ) ( ) 1 2 2 2 2 2 280 40 2 1 2 280 40 120
320 280 40 2 1 2 280 40 120 80 s s = - + + + = = - - + + = - MPa MPa ( )maxt = ± + + = 1 2 280 40 120 200 2
2 MPa

 16. Lingkaran Mohr untuk Regangan Bidang Pada persamaan (1.7a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri
dan kemudian kedua ruasnya dikuadratkan, maka akan didapat ………(1.16a) Sedangkan pada persamaan
(1.7c), bila dikuadratkan akan didapat ………(1.16b) Penjumlahan persamaan-persamaan (1.16a) dan
(1.16b) menghasilkan xx yye e+ 2 ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2x x xx yy xx yy xy xx yy xy ' ' cos sin sin cose e
e e e q g q e e g q q- +æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ + - æ è ç ö ø ÷ ( ) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 x y
xy xx yy xx yy x y' ' ' ' cos sin sin cos g g q e e q e e g q q æ è ç ç ö ø ÷ ÷ = æ è ç ç ö ø ÷ ÷ + -æ è ç ö ø ÷ - -

 17. (1.17) Persamaan (1.17) merupakan persamaan lingkaran pada bidang yang pusatnya di dengan
jari-jari Lingkaran tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.9 di bawah ini, yang dilukis dengan prosedur
sebagaimana melukis lingkaran Mohr untuk tegangan dengan mengganti sxx , syy dan txy berturut-turut
menjadi exx , eyy dan gxy / 2. Penerapannya, lihat Contoh 1.2 pada halaman 21. 2 2 2 2 2 2 2 2x x xx yy x
y xx yy x y ' ' ' ' ' ' e e e e e e e - +æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ = -æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ e g 2 xx yye e-æ è ç ö
ø ÷ 2 0, 2 2 2 2 xx yy xye e g-æ è ç ö ø ÷ + æ è ç ö ø ÷ 1.7. Hubungan Antara Tegangan Dengan Regangan
Untuk deformasi normal, geser maupun gabungan keduanya, hubungan antara tegangan dan regangan
untuk bahan-bahan isotropis pada pembebanan dalam batas proporsional diberikan oleh hukum Hooke.
Jadi hukum Hooke tidak berlaku untuk pembebanan di luar batas proporsional. Hukum Hooke
diturunkan dengan berdasarkan pada analisis tentang energi regangan spesifik.

 18. Apabila besar tegangan-tegangannya yang diketahui, maka hukum Hooke untuk persoalan-
persoalan tiga dimensi, hubungan antara tegangan normal dengan regangan normal dapat dituliskan
secara matematis sebagai berikut: (1.18) Dengan E dan v berturut-turut adalah modulus alastis atau
modulus Young dan angka perbandingan Poisson. Sedangkan pada deformasi geser untuk G adalah
modulus geser , hubungannya adalah: (1.19) ( ) ( ) ( ) xx xx yy zz yy yy xx zz zz zz xx yy E E E e s ns ns e s ns
ns e s ns ns = - - = - - = - - 1 1 1 ( ) ( ) ( ) xy xy xy xy xz xz xz xz yz yz yz yz G E G E G E e g t n t e g t n t e g t n
t===+===+===+221221221

 19. Sedangkan untuk mencari tegangan normal yang terjadi bila regangan normal dan sifat-sifat
mekanis bahannya diketahui, digunakan persamaan-persamaan: (1.20) Selanjutnya untuk deformasi
geser, bentuk hukum Hooke adalah: (1.21) ( )( ) ( ) ( ){ } ( )( ) ( ) ( ){ } ( )( ) ( ) ( ){ } xx xx yy zz yy yy xx zz zz zz
xx yy E E E s n n n e n e e s n n n e n e e s n n n e n e e = + - - + + = + - - + + = + - - + + 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1
( ) ( ) ( ) xy xy xy xy xz xz xz xz yz yz yz yz E E G E E G E E G t n e n g g t n e n g g t n e n g g = + = + = = + = + =
=+=+=121121121

 20. Persamaan-persamaan (1.18) sampai dengan (1.21) dapat juga diberlakukan untuk persoalan-
persoalan dua dan satu dimensi, yakni dengan memasukkan harga nol untuk besaran-besaran di luar
dimensi yang dimaksud. Contoh 2: Pembebanan seperti pada Contoh 1, untuk bahan dengan sifat-sifat
mekanis: modulus Young, E = 200 GPa dan angka perbanding-an Poisson, n = 0,29. Modulus geser
ditentukan dengan, G = E / 2(1 + n). Diminta: a. Hitunglah regangan-regangan yang terjadi. b. Lukisan
lingkaran Mohr untuk regangan yang terjadi. c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan
regangan geser maksimum, menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dari persamaan (1.10). d.
Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan rumus (1.11)
dan hasil yang didapat pada b. di atas.

 21. e. Besar perputaran mengelilingi sumbu z untuk mendapatkan regangan geser bernilai nol,
menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil ini dengan persamaan (1.8). f. Besar regangan-regangan utama
menurut lingkaran Mohr. Periksa hasil tersebut dengan persamaan- persamaan (1.9) dan dari hasil pada
pada d. di atas. Penyelesaian: a) Dari persamaan (1.18) dan (1.19) akan didapat: b. Lingkaran Mohr: 1)
Buat sumbu eij horisontal. 2) Regangan normal terkecil, eyy = -606me, sehingga merupakan titik di dekat
batas kiri. ( ) ( ) xx yy e me e me = = + - = = - - - = - = - 1 200000 280 0,29.40 0,29.0 0,001458 1458 1
200000 40 0,29.280 0,29.0 0,000606 606 ( ) xy atau xy xye g me g me= = + = = = 2 1 0,29 120 200000
0,000774 774 1548 .

 22. 3) Regangan normal terbesar exx = 1458me, sehingga merupakan titik di dekat batas kanan. 4)
Diambil skala 1cm = 250me. Kemudian ditentukan titik eyy = -606me di sebelah kiri, exx = 1458me di
sebelah kanan dan berjarak (exx + eyy) dari titik eyy di sebelah kiri. 5) Lukis sumbu t yang berjarak
606me di sebelah kanan titik eyy . 6) Dengan membagi dua sama panjang jarak eyy ke exx akan didapat
titik P. 7) Menentukan letak titik A pada koordinat (exx , exy ) = (1458,774). 8) Dengan mengambil titik
pusat di P dan jari-jari sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat di-lukis. 9) Dengan menarik garis dari A lewat
P yang memotong lingkaran Mohr di B, akan di dapat kedudukan titik (eyy , exy ) = (-606,-774).

 23. c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qmax =
0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qmax = - (1458
+ 606) / (2 x 774) = - 4/3 2qmax = - 53o 08’ atau qmax = - 26o 34’ d. Besar regangan geser maksimum
menurut lingkaran Mohr exy-max = 5,2 x 250me = 1300me. Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan
didapat e. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr, dengan mengukur, didapat qp =
0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30’. Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat tan 2qp = (2 x 120) / (280
+ 40) = 3/4 2qp = - 36o 52’ atau qmax = - 18o 26’ max max ( g e me 2 1 2 21458 606) 21548 1290= =- ± +
+ = ±xy

 24. f. Besar regangan-regangan dasar menurut lingkaran Mohr e1 = 6,9 x 250me = 1725me. e2 = -3,5 x
250me = -875me Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat ( ) ( ) 1 2 1458 606 2 1 2 21458 606
21548 1716 1458 606 2 1 2 21458 606 21548 864 e me e me = = - + + + = - - + + = -

Anda mungkin juga menyukai