a. Kepemimpinan(X1)
Correlations
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
N 74 74 74 74 74 74
• Dari output SPSS diperoleh nilai korelasi yang diinginkan pada kolom Corrected Item
– Total Correlation dan dibandingkan dengan titik kritis table yaitu 0,2287(untuk
N=74 dengan = 5%) sehingga semua item valid
• Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil pada
output SPSS yaitu korelasi 0,860 yang lebih besar dari titik kritis 0,2287 (untuk
tingkat signifikansi 5 % dan n=74) sehingga data sudah reliabel.
b. Motivasi(X2)
• Dari output SPSS diperoleh nilai korelasi yang diinginkan pada kolom Corrected Item
– Total Correlation dan dibandingkan dengan titik kritis table yaitu 0,2287 (untuk
N=74 dengan = 5%) sehingga item nomor 1 saja yang tidak valid.
• Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil pada
output SPSS yaitu korelasi 0,682 yang lebih besar dari titik kritis 0,2287 (untuk
tingkat signifikansi 5 % dan n=74) sehingga data sudah reliabel.
c. Sikap rekan kerja(X3)
• Dari output SPSS diperoleh nilai korelasi yang diinginkan pada kolom Corrected Item
– Total Correlation dan dibandingkan dengan titik kritis table yaitu 0,2287 (untuk
N=74 dengan = 5%) sehingga semua item valid.
• Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil pada
output SPSS yaitu korelasi 0,662 yang lebih besar dari titik kritis 0,2287 (untuk
tingkat signifikansi 5 % dan n=74) sehingga data sudah reliabel.
d. Kinerja Pegawai (Y)
• Dari output SPSS diperoleh nilai korelasi yang diinginkan pada kolom Corrected Item
– Total Correlation dan dibandingkan dengan titik kritis table yaitu 0,2287 (untuk
N=74 dengan = 5%) sehingga semua item valid
• Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil pada
output SPSS yaitu korelasi 0,831 yang lebih besar dari titik kritis 0,2287 (untuk
tingkat signifikansi 5 % dan n=74) sehingga data sudah reliabel.
UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas
Dari hasil uji SPSS yang ditunjukkan oleh dua grafik diatas menunjukkan semua data hasil
kuesioner masih menunjukkan dalam distribusi normal, tidak ada data yang menyimpang
terlalu jauh dari range.
b. Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 74
Positive .109
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z .935
Dari hasil uji SPSS yang ditunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) (0,346) lebih tinggi dari nilai
alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan nilai residual terstandardisasi dikatakan menyebar secara normal.
c. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada terdapat gejala heteroskedastisitas pada
Variabel Motivasi karena nilai sig. < 0,05 (0,24)
d. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Sikap rekan
.393 .166 .330 2.375 .020 .526 1.901
kerja
Berdasarkan output SPSS pada tabel diatas, dapat dikatakan tidak terjadi multikoliner
karena semua nilai VIF < 10
e. Uji Autocorrelation
Model Summaryb
Tabel Keputusan
Nilai kritis α = 5% untuk pengujian autokorelasi ini adalah (n = 74 dan k = 3)
DW Kesimpulan
< dl Ada autokorelasi (+)
dl s.d. du Tanpa kesimpulan
du s.d. 4 - du Tidak ada autokorelasi
4- du s.d 4- dl Tanpa kesimpulan
> 4 - dl Ada autokorelasi (-)
Analisis:
Tidak ada auto korelasi
dl du 2 4-du 4-dl
Apabila kita lihat tabel durbin watson dengan n = 74, k = 3, maka akan diperoleh nilai dl =
1,5397 dan du = 1,7079, sehingga nilai 4 - du sebesar: 4 – 1,5397 = 2,4603 sedangkan 4
- dl = 4 – 1,7079= 2,2921 . Hasil dari uji SPSS sebesar 1,682 , masuk range antara dl dan d ,
Sehingga dapat dikatakan tidak dapat disimpulkan untuk auto korelasi pada data yang
diuji, karena berada di kurva daerah keragu-raguan
UJI REGRESI
a. Uji linieritas
1. Kepemimpinan
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
14.044 4 3.511 .960 .435
Linearity
Total 262.878 73
Analisa :
Hasil SPSS pada kolom Deviation from Linearity diatas > 0,05 (0,435) , maka dapat
disimpulkan ada hubungan linier antara variabel kepemimpinan dan Kinerja pegawai.
2. Motivasi
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
11.845 5 2.369 .830 .533
Linearity
Total 262.878 73
Analisa :
Hasil SPSS pada kolom Deviation from Linearity diatas > 0,05 (0,533) , maka dapat
disimpulkan ada hubungan linier antara variabel Motivasi dan Kinerja pegawai.
3. Sikap Kerja
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Deviation from
5.609 4 1.402 .463 .762
Linearity
Total 262.878 73
Analisa :
Hasil SPSS pada kolom Deviation from Linearity diatas > 0,05 (0,762) , maka dapat
disimpulkan ada hubungan linier antara variabel Sikap Kerja dan Kinerja pegawai.
b. Uji Regresi Hipotesis
Model Summary
ANOVAb
Total 262.878 73
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Sikap Rekan
.393 .166 .330 2.375 .020
Kerja
Analisis :
maka secara parsial Kepemimpinan (X1), tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Kinerja Pegawai, sementara Motivasi (X2) dan Sikap Rekan Kerja (X3) berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Pegawai
EX2 = (Koefisien regresi X2) X (Rata-Rata X2) : (Rata-Rata Y) = 0,343 X 17,96 / 17,04 =
0,3615
EX3 = (Koefisien regresi X3) X (Rata-Rata X3) : (Rata-Rata Y) = 0,393 X 17,76 /17,04 =
0,41
“Karena elastisitas regresi Sikap Rekan Kerja mempunyai nilai yang paling besar, maka
kesimpulannya, Sikap rekan Kerja memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Kinerja
Pegawai”.