Anda di halaman 1dari 6

DOPS

PARTUS SPONTAN

Penguji : dr. F.X Sunarto, Sp.OG

Disusun oleh :
Mikael Brilianta Yoga Prasetya
01.210.6218

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
Laporan Partus Spontan

Kala II
1. Melihat tanda dan gejala kala II
Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a. Ibu ingin mengejan
b. Vulva membuka
c. Perineum menonjol
d. Anus terbuka
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosisn 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai dalam partus set.
b. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih
c. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai
d. Memakai sarung tangan steril
e. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakannya kembali di
partus set
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap atau
belum
Jika kulit ketuban belum pecah, sedangkan sudah pembukaan lengkap lakukan
amniotomi
b. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk memastikan DJJ
dalam batas normal
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan mengejan
a. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
b. Menunggu hingga ibu ingin mengejan
c. Melakukan pimpinan mengejan saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk
mengejan
5. Persiapan pertolongan bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva, meletakkan menyiapkan kain bersih dilipat
1/3 bagian, dibawah bokong ibu
b. Membuka partus set
6. Menolong kelahiran bayi
LAHIRNYA KEPALA
a. Saat kepala bayi membuka vulva, lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi
kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan lembut dan
tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
b. Menganjurkan ibu untuk mengejan perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala
lahir
c. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih
d. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi.
e. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
LAHIRNYA BAHU
a. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan arah luar
hingga bahu anterior muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan lembut
menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
a. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan
posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi
saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh
bayi saat dilahirkan.
b. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari penggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki
lahir.
7. Penanganan bayi baru lahir
a. Menilai dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu dnegan posisi
kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya
b. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali tali pusat
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem pada kedua 2 cm
dari klem pertama (ke arah ibu)
d. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bari dari gunting dan
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
e. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya
dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki.

Kala III dan Kala IV


1. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
a. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi
kedua
b. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c. Segera setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 Unit IM atau
IV.
2. Peregangan tali pusat terkendali
a. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva
b. Meletakkan tangan kiri diatas kain yang ada di perut ibu, dan menggunakan
tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan kanan
c. Menunggu uterus kontraksi dan kemuadian melakukan penegangan ke arah
bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan penekatan berlawanan arah
pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikutnya mulai.
3. Mengeluarkan plasenta
a. Setelah plasenta terlepas, menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke
arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan
arah pada uterus.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5 – 10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit :
o Ulangi pemberian oksitosin
o Menilai kandung kemih, jika penuh di kateterisasi dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu
o Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
o Lakukan manual plasenta jika dalam 30 menit plasenta tidak
lahir sejak kelahiran bayi
b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua tangan
dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan
lembut dan perlahan-lahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
4. Rangsangan taktil (Pemijatan) uterus
Segera setelah plasenta dan plasenta lahir, melakukan massage uterus dengan
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massage dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)

5. Menilai perdarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh.
6. Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum.
Jika ditemukan laserasi vagina dan perineum, lakukan penjahitan dengan anastesi
lokal.
7. Evaluasi
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan
b. Mengevaluasi kehilangan darah
c. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kencing setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini coass Ilmu Kandungan & Kebidanan periode 29
Desember-28 Februari 2015
Nama : Mikael Brilianta Yoga Prasetya
NIM : 01.210.6218
Dengan ini, telah melakukan tugas DOPS partus spontan pada tanggal 20 Januari 2015 pada
pasien:
Nama : Ny. Neti Hirawati
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl. Kebonharjo RT 10/05 Tanjungmas Semarang Utara
Tanggal masuk : 19 Januari 2015
Diagnosa :G2 P1 A0, usia 31 tahun, hamil 36 minggu, IUFD , letak kepala,
U Hodge 3, Puki, Inpartu kala 2.

Semarang, 12 Februari 2015

Mengetahui,
Coass Bidan

Mikael Brilianta YP Khoirul Ummah, Amd.Keb.

Pembimbing

dr. F.X. Sunarto, Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai