Anda di halaman 1dari 21

ABORTUS IMINENTS

A. DEFINISI

Abortus adalah pengeluaran buah kehamilan sebelum janin dapat hidup di


luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram. Menurut WHO >22 minggu.

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan


abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut abortus
provokatus. Abortus provokatus ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus
provokatus medisinalis (karena indikasi medik) dan abortus provokatus
kriminalis.

Berdasarkan jenisnya, abortus juga dibagi menjadi abortus imminens, abortus


insipien, abortus inkompletus, abortus kompletus dan missed abortion.

B. ETIOLOGI

Abortus yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan umumnya


disebabkan oleh faktor ovofetal, pada minggu-minggu berikutnya (11 – 12
minggu), abortus yang terjadi disebabkan oleh factor-faktor ovofetal :

Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa


pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau
terjadi malformasi pada tubuh janin. Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar
belakang kejadian abortus adalah kelainan chromosomal. Pada 20% kasus,
terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi dengan
adekuat.

Faktor maternal :

Sebanyak 2% peristiwa abortus disebabkan oleh adanya penyakit sistemik


maternal (systemic lupus erythematosis) dan infeksi sistemik maternal tertentu
lainnya. 8% peristiwa abortus berkaitan dengan abnormalitas uterus ( kelainan
uterus kongenital, mioma uteri submukosa, inkompetensia servik). Terdapat
dugaan bahwa masalah psikologis memiliki peranan pula dengan kejadian
abortus meskipun sulit untuk dibuktikan atau dilakukan penilaian lanjutan.

Penyebab abortus dapat dibagi menjadi 3 faktor yaitu:

1. Faktor janin

Faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetik, dan ini terjadi pada 50%-
60% kasus keguguran.

2. Faktor ibu:

a. Kelainan endokrin (hormonal) misalnya kekurangan tiroid, kencing manis.

b. Faktor kekebalan (imunologi), misalnya pada penyakit lupus, Anti phospholipid


syndrome.

c. Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman, toksoplasma
, herpes, klamidia.

d. Kelemahan otot leher rahim

e. Kelainan bentuk rahim.

3. Faktor Ayah:

kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.

Selain 3 faktor di atas, faktor penyebab lain dari kehamilan abortus adalah:

1. Faktor genetik

Sekitar 50 % abortus terjadi karena faktor genetik. Paling sering ditemukannya


kromosom trisomi dengan trisomi 16. Penyebab yang paling sering menimbulkan
abortus spontan adalah abnormalitas kromosom pada janin. Lebih dari 60% abortus
spontan yang terjadi pada trimester pertama menunjukkan beberapa tipe abnormalitas
genetik. Abnormalitas genetik yang paling sering terjadi adalah aneuploidi
(abnormalitas komposisi kromosom) contohnya trisomi autosom yang menyebabkan
lebih dari 50% abortus spontan. Poliploidi menyebabkan sekitar 22% dari abortus
spontan yang terjadi akibat kelainan kromosom. Sekitar 3-5% pasangan yang
memiliki riwayat abortus spontan yang berulang salah satu dari pasangan tersebut
membawa sifat kromosom yang abnormal. Identifikasi dapat dilakukan dengan
pemeriksaan kariotipe dimana bahan pemeriksaan diambil dari darah tepi pasangan
tersebut. Tetapi tentunya pemeriksaan ini belum berkembang di Indonesia dan
biayanya cukup tinggi.

2. Faktor anatomi

Faktor anatomi kogenital dan didapat pernah dilaporkan timbul pada 10-15 % wanita
dengan abortus spontan yang rekuren.

1) Lesi anatomi kogenital yaitu kelainan duktus Mullerian (uterus bersepta). Duktus
mullerian biasanya ditemukan pada keguguran trimester kedua.

2) Kelainan kogenital arteri uterina yang membahayakan aliran darah endometrium.

3) Kelainan yang didapat misalnya adhesi intrauterin (synechia), leimioma, dan endo
metriosis.

Abnormalitas anatomi maternal yang dihubungkan dengan kejadian abortus spontan


yang berulang termasuk inkompetensi serviks, kongenital dan defek uterus yang
didapatkan (acquired). Malformasi kongenital termasuk fusi duktus Mulleri yang
inkomplit yang dapat menyebabkan uterus unikornus, bikornus atau uterus ganda.
Defek pada uterus yang acquired yang sering dihubungkan dengan kejadian abortus
spontan berulang termasuk perlengketan uterus atau sinekia dan leiomioma. Adanya
kelainan anatomis ini dapat diketahui dari pemeriksaan ultrasonografi (USG),
histerosalfingografi (HSG), histeroskopi dan laparoskopi (prosedur diagnostik).
Pemeriksaan yang dapat dianjurkan kepada pasien ini adalah pemeriksaan USG dan
HSG. Dari pemeriksaan USG sekaligus juga dapat mengetahui adanya suatu mioma
terutama jenis submukosa. Mioma submukosa merupakan salah satu faktor mekanik
yang dapat mengganggu implantasi hasil konsepsi. Jika terbukti adanya mioma pada
pasien ini maka perlu dieksplorasi lebih jauh mengenai keluhan dan harus dipastikan
apakah mioma ini berhubungan langsung dengan adanya ROB pada pasien ini. Hal ini
penting karena mioma yang mengganggu mutlak dilakukan operasi.

3. Faktor endokrin:

a. Faktor endokrin berpotensial menyebabkan aborsi pada sekitar 10-20 % kasus.

b. Insufisiensi fase luteal ( fungsi corpus luteum yang abnormal dengan tidak
cukupnya produksi progesteron).

c. Hipotiroidisme, hipoprolaktinemia, diabetes dan sindrom po likistik ovarium


merupakan faktor kontribusi pada keguguran.

Kenaikan insiden abortus bisa disebabkan oleh hipertiroidismus, diabetes melitus dan
defisisensi progesteron. Hipotiroidismus tampaknya tidak berkaitan dengan kenaikan
insiden abortus (Sutherland dkk, 1981). Pengendalian glukosa yang tidak adekuat
dapat menaikkan insiden abortus (Sutherland dan Pritchard, 1986). Defisiensi
progesteron karena kurangnya sekresi hormon tersebut dari korpus luteum atau
plasenta, mempunyai kaitan dengan kenaikan insiden abortus. Karena progesteron
berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan
mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian turut berperan dalam
peristiwa kematiannya.

4. Faktor infeksi

Infeksi termasuk infeksi yang diakibatkan oleh TORC (Toksoplasma, Rubella,


Cytomegalovirus) dan malaria. Infeksi intrauterin sering dihubungkan dengan abortus
spontan berulang. Organisme-organisme yang sering diduga sebagai penyebab antara
lain Chlamydia, Ureaplasma, Mycoplasma, Cytomegalovirus, Listeria monocytogenes
dan Toxoplasma gondii. Infeksi aktif yang menyebabkan abortus spontan berulang
masih belum dapat dibuktikan. Namun untuk lebih memastikan penyebab, dapat
dilakukan pemeriksaan kultur yang bahannya diambil dari cairan pada servikal dan
endometrial.

5. Faktor imunologi

Terdapat antibodikardiolipid yang mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-


ari sehingga mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah dari ari-ari
tersebut. Faktor imunologis yang telah terbukti signifikan dapat menyebabkan abortus
spontan yang berulang antara lain: antibodi antinuklear, antikoagulan lupus dan
antibodi cardiolipin. Adanya penanda ini meskipun gejala klinis tidak tampak dapat
menyebabkan abortus spontan yang berulang. Inkompatibilitas golongan darah A, B,
O, dengan reaksi antigen antibodi dapat menyebabkan abortus berulang, karena
pelepasan histamin mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan fragilitas kapiler.

6. Penyakit-penyakit kronis yang melemahkan

Pada awal kehamilan, penyakit-penyakit kronis yang melemahkan keadaan ibu,


misalnya penyakit tuberkulosis atau karsinomatosis jarang menyebabkan abortus;
sebaliknya pasien penyakit tersebut sering meninggal dunia tanpa melahirkan. Adanya
penyakit kronis (diabetes melitus, hipertensi kronis, penyakit liver/ ginjal kronis)
dapat diketahui lebih mendalam melalui anamnesa yang baik. Penting juga diketahui
bagaimana perjalanan penyakitnya jika memang pernah menderita infeksi berat,
seperti apakah telah diterapi dengan tepat dan adekuat. Untuk eksplorasi kausa, dapat
dikerjakan beberapa pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan gula darah, tes
fungsi hati dan tes fungsi ginjal untuk menilai apakah ada gangguan fungsi hepar dan
ginjal atau diabetes melitus yang kemudian dapat menimbulkan gangguan pada
kehamilan seperti persalinan prematur.

7. Faktor Nutrisi

Malnutrisi umum yang sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi
predisposisi abortus. Meskipun demikian, belum ditemukan bukti yang menyatakan
bahwa defisisensi salah satu/ semua nutrien dalam makanan merupakan suatu
penyebab abortus yang penting.

8. Obat-obat rekreasional dan toksin lingkungan.

Peranan penggunaan obat-obatan rekreasional tertentu yang dianggap teratogenik


harus dicari dari anamnesa seperti tembakau dan alkohol, yang berperan karena jika
ada mungkin hal ini merupakan salah satu yang berperan.

9. Faktor psikologis.

Dibuktikan bahwa ada hubungan antara abortus yang berulang dengan keadaan
mental akan tetapi belum dapat dijelaskan sebabnya. Yang peka terhadap terjadinya
abortus ialah wanita yang belum matang secara emosional dan sangat penting dalam
menyelamatkan kehamilan. Usaha-usaha dokter untuk mendapat kepercayaan pasien,
dan menerangkan segala sesuatu kepadanya, sangat membantu. Pada penderita ini,
penyebab yang menetap pada terjadinya abortus spontan yang berulang masih belum
dapat dipastikan. Akan lebih baik bagi penderita untuk melakukan pemeriksaan
lengkap dalam usaha mencari kelainan yang mungkin menyebabkan abortus yang
berulang tersebut, sebelum penderita hamil guna mempersiapkan kehamilan yang
berikutnya

C. Mekanisme Abortus

Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya sebagian atau seluruh bagian
embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua. Kegagalan fungsi plasenta
yang terjadi akibat perdarahan subdesidua tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi
uterus dan mengawali proses abortus. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, embrio
rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis
cenderung dikeluarkan secara in toto , meskipun sebagian dari hasil konsepsi masih
tertahan dalam cavum uteri atau di canalis servicalis. Perdarahan pervaginam terjadi
saat proses pengeluaran hasil konsepsi. Pada kehamilan 8 – 14 minggu, mekanisme
diatas juga terjadi atau diawali dengan pecahnya selaput ketuban lebih dulu dan
diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam
cavum uteri. Plasenta mungkin sudah berada dalam kanalis servikalis atau masih
melekat pada dinding cavum uteri. Jenis ini sering menyebabkan perdarahan
pervaginam yang banyak. Pada kehamilan minggu ke 14 – 22, Janin biasanya sudah
dikeluarkan dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat kemudian. Kadang-
kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menyebabkan gangguan
kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam yang banyak. Perdarahan
umumnya tidak terlalu banyak namun rasa nyeri lebih menonjol. Dari penjelasan di
atas jelas bahwa abortus ditandai dengan adanya perdarahan uterus dan nyeri dengan

intensitas beragam

D. MACAM- MACAM ABORTUS

Spontan

1. Abortus Iminens

Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus,


ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.

Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan


pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita
mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali
perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih tertutup besarnya uterus masih
sesuai dengan umur kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif. Untuk
menentukan prognosis abortus imminent dapat dilakukan dengan melihat
kadar hCG pada urin tanpa pengenceran dan pengenceran 1/10. Jika tes masih
positif keduanya berarti kandungan masih baik. Pemeriksaan dengan USG
diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin dan keadaan plasenta
apakah sudah lepas atau tidak. Diperhatikan ukuran biometri janin/ kantong
gestasi apakah sesuai dengan umur kehamilan. Denyut jantung juga dinilai
dan diperhatikan apakah ada hematoma retroplasenta atau pembukaan kanalis
servikalis.
2.Abortus Insipien

Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah


mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih
dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.

Penderita akan merasa mulas karena kontraksi yang sering dan kuat,
perdarahanya bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan umur
kehamilan. Besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan dan tes
urin kehamilan masih positif. Pada pemeriksaan USG akan didapati
pembesaran uterus yang masih sesuai dengan umur kehamilan, gerak janin
dan gerak jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak
normal, biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.
Perhatikan pula ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus.

Pengelolaan penderita ini harus memperhatikan keadaan umum dan


perubahan keadaan hemodinamik yang terjadi dan segera dilakukan tindakan
evakuasi/ pengeluaran hasil konsepsi disusul dengan kuretase bila perdarahan
banyak.

3.Abortus Inkompletus

Sebagian buah kehamilan telah keluar dari kavum uteri dan masih ada
yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada umur kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Sebagian
jaringan buah kehamilan masih tertinggal didalam uterus dimana pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
dalam cavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksterna. Perdarahan
biasanya masih terjadi jumlahnya pun bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian plasenta site masih
terbuka sehingga perdarahan berjalan terus. Pasien dapat terjatuh dalam
keadaan anemia atau syok hemoragik sebelum sisa jaringan konsepsi
dikeluarkan. Pengelolaan pasien diawali dengan perhatian terhadap keadaan
umum dan mengatasi gangguan pada hemodinamik yang terjadi kemudian
disiapkan tindakan kuretase. Pemeriksaan USG hanya dilakukan bila ragu
dengan diagnosis klinis. Besarnya uterus sudah lebih kecil dari umur
kehamilan dan kantung gestasi sudah sulit dikenali, dicavum uteri tampak
masa hiperekoik yang bentuknya tidak beraturan.

Bila terjadi perdarahan hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluaran


sisa buah kehamilan secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya
kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus dapat berlangsung baik
dan perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase. Pasca
tindakan perlu diberikan uterotonika parenteral ataupun peroral dan
antibiotika

4.Abortus Kompletus

Seluruh buah kehamilan telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Ostium uteri
telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan sedikit. Besarnya
uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan. Pemeriksaan USG tidak perlu
dilakukan bila pemeriksaan secara klinis sudah memadai. Pada pemeriksaan
urin tes biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus. Pengelolaan
penderita tidak memerlukan tindakan khusus ataupun pengobatan. Biasanya
hanya diberi roboransia bila keadaan pasien memerlukan, uterotonika tidak
perlu diberikan.

5.Missed Abortion

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan buah kehamilan seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan.
Penderita missed abortion biasanya tidak merasakan keluhan apapun
kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang diharapkan.
Bila kehamilan diatas 14 minggu sampai 20 minggu penderitas justru
merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan
sekunder pada payudara mulai menghilang. Kadangkala missed abortion juga
diawali dengan abortus iminens yang kemudian merasa sembuh, tetapi
pertumbuhan janin terhenti. Pada pemeriksaan tes urin kehamilan biasanya
negatif setalah 1 minggu dari terhentinya pertumbuhan kehamilan. Pada
pemeriksaan USG akan didapatkan uterus yang mengecil, kantung gestasi
yang mengecil dan bentuknya tidak beraturan disertai gambaran fetus yang
tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Pada umur kehamilan kurang dari 12 minggu tindakan evakuasi dapat


dilakukan secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase bila
serviks uterus memungkinkan. Bila umur kehamilan diatas 12 minggu atau
kurang dari 20 minggu dengan keadaan serviks uterus yang masih kaku
dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih dahulu untuk mengeluarkan
janin atau mematangkan kanalis servikalis.

6.Abortus habitualis

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturutturut tiga kali atau


lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu. Bishop melaporkan frekuensi
0,41% abortus habitualis pada semua kehamilan. Menurut Malpas dan
Eastman kemungkinan terjadi abortus lagi pada seorang wanita
mengalami abortus habitualis ialah 73% dan 83,6%. Sebaliknya, Warton
dan Fraser dan Llwellyn-Jones memberi prognosis lebih baik, yaitu 25,9%
dan 39% (Sarwono,2008).

Abortus Provokatorius

Abortus ini terbagi lagi menjadi:


a) Abortus therapeutic (Abortus medisinalis) Abortus karena tindakan kita
sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan
jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat
persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

b) Abortus kriminalis

Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau
tidak berdasarkan indikasi medis

E. PATOGENESIS

Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang


kemudian diikuti dengan perdarahan ke dalam desidua basalis, lalu terjadi
perubahan-perubahan, nekrotik pada daerah implantasi, infiltrasi sel-sel
peradangan akut, dan akhirnya perdarahan per vaginam. Buah kehamilan terlepas
seluruhnya atau sebagian yang diinterpretasikan sebagai benda asing dalam
rongga rahim. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus dimulai, dan segera setelah
itu terjadi pendorongan benda asing itu keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu
ditekankan bahwa pada abortus spontan, kematian embrio biasanya terjadi paling
lama 2 minggu sebelum perdarahan.

F. MANIFESTASI KLINIK ABORTUS IMINENTS


- perdarahan pervaginam,
- ostium uteri masih tertutup
- hasil konsepsi masih baik dalam kandungan. (TFU sesuai, DJJ (+),
Plasenta tidak lepas)
- hCG masih tinggi

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup bahkan 2-
3 hari setelah abortus. Tes kehamilan dengan pengenceran urin 1/10, jika
masih (+) masih baik.
2) Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

H. PENATALAKSANAAN
- Pertahankan kehamilan
- Bedrest total
- Progesterone atau derivatnya
- Tidak melakukan hubungan sex
- Jika perdarahan berhenti cek keadaan ibu dan janin tiap pada pemeriksan
antenatal termasuk Hb dan USG panggul tiap 4 minggu
- Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kesejahteraan janin dengan USG cari
penyebab lain.

I. KOMPLIKASI
- Abortus spontan
- Infeksi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2015

A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. IY
2. Umur : 26 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : D3
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Status : Menikah
8. Alamat : Patar RT02/06, Sidorejo Sayung, Demak
9. Tanggal Masuk : 13 Februari 2015
10. Masuk Jam : 14.15 WIB
11. Ruang : Baitunnissa
12. Kelas : III

B. ANAMNESA
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 14 Februari 2015
pukul WIB.

1. Keluhan Utama :
Keluar flek- flek coklat hilang timbul,
Anamnesis :
Pasien datang dengan keluhan keluar flek dari jalan lahir sejak 2 hari yang
lalu. Flek berwarna coklat, tidak ada prongkolan, tidak ada keputihan.
Pasien tidak mengeluh badan lemas, tidak demam, batuk , pilek.
BAB dan BAK normal.

2. Riwayat Kehamilan
G2P0A0 Hamil 19 minggu
HPHT : 2-10-2014
HPL : 9-07-2015

3. Riwayat ANC
ANC baru dilakukan 1 kali di bidan setelah pasien dinyatakan hamil. Saat
periksa ke bidan, pasien mendapat multivitamin dan penambah darah.

4. Riwayat Obstetri
G2P0A0
G1 : laki laki, 3200g , spontan, sehat , 3 tahun
5. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 11 tahun
- Siklus haid : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Dismenore : (-)
- HPHT : 2-10-2014
6. Riwayat KB
-

7. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang.
Usia pernikahan 4 tahun

8. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal
9. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
- Riwayat Penyakit Paru : disangkal
- Riwayat DM : disangkal

10. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, suami pasien bekerja


wiraswasta. Kesan ekonomi cukup, biaya pengobatan ditanggung
BPJS.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign :

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit TB : 160 cm

RR : 18 x/menit BB : 60 Kg

Suhu : 36,8 0C

b. Status Internus

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)


- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)
- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
- Mamae : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi
areola (+), puting menonjol (+), besar cukup, kencang.
- Paru :
 Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris
 Palpasi : Stem fremitus dextra dan sinistra sama,
nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
- Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Redup
 Auskultasi : Suara jantung I dan II murni, reguler, suara
tambahan (-)
- Abdomen :
 Inspeksi : cembung , striae gravidarum (+)
 Palpasi : Nyeri tekan (+) perut bawah
 Perkusi : Timpani (+)
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal
- Extremitas :
Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Varises -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

c. Status Obstetri

- Abdomen
 Inspeksi : Perut datar, striae gravidarum (+)
 Palpasi : Nyeri tekan (+), TFU setinggi pusar, ballotement
(+)
 Perkusi : Timpani (+)
 Aukultasi : DJJ 12-11-11
- Genitalia
 Externa : fluksus (+) warna coklat
 Interna :
VT : Inspeksi : fluksus (+) warna coklat
Palpasi : Vagina : licin
Portio : lembut, menutup, tidak teraba KK/ jaringan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium Darah (tanggal 13 Februari 2015)
a. Pemeriksaan Hematologi
Darah Rutin
Hb : 13,6 g/dL

Hematokrit : 41,5 %

Leukosit : 6,4 /uL

Trombosit : 150.000 /uL

Golongan Darah  AB, Rhesus (+)

Tes kehamilan (+)

b. Pemeriksaan imunoserologis : HbsAg (+)

E. RESUME
Pasien G2P0A0 hamil 19 minggu, datang dengan keluhan keluar flek darah
berwarna kecoklatan hilang timbul dari jalan lahir kadang disertai kram perut
pada tanggal 13 Februari 2015
Riwayat Kehamilan

HPHT : 2/10/2014

Tanggal kedatangan ke RS : 9/07/2015

Umur Kehamilan : 19 minggu

Status Present :

Mamae : I : Simetris, benjolan abnormal (-), hiperpigmentasi areola (+), puting


menonjol (+), besar cukup, kencang.

• Abdomen

• Abdomen
• Inspeksi : Perut cembung, striae gravidarum (+)
• Palpasi : Nyeri tekan (+), TFU setinggi pusar, ballotement
(+)
• Perkusi : Timpani (+)
• Aukultasi : DJJ 12-11-11

• Genitalia
• Externa : Darah segar (+)
 Interna :
VT : Inspeksi : fluksus (+) warna coklat
Palpasi : Vagina : licin
Portio : lembut, menutup, tidak teraba KK/ jaringan

F. DIAGNOSA AWAL
Pasien G2P0A0, usia 26 tahun, hamil 19 minggu curiga abortus imminent
DD : Abortus Insipiens

G. SIKAP
1. Pasien rawat inap
2. Pengawasan: KU, Vital Sign, Hb, PPV, USG
3. Terapi medicamentosa
 Infuse RL / D5 + diazepam 1 Amp 32 tpm
 Cygest 400 1x1 / vagina/ rectal
 Kalnex 2 x 1
 Inj. Kalnex 1 amp. Extra
4. Bedrest total

H. PROGNOSA
Kehamilan : dubia ad bonam

I. EDUKASI
1. Memberi tahu kondisi ibu dan janin pada keluarga
2. Memberi tahu tujuan terapi dan tindakan (bedrest total) yang akan
dilakukan serta kemungkinan terjadinya komplikasi setelah tindakan.
3. Memberi tahu untuk control satu minggu setelah keluar dari RS
REFKAS
Abortus Iminents
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan

Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Pembimbing :
dr. F.X. Sunarto, Sp.OG

Disusun oleh :

Mikael Brilianta YP

012106218

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


SEMARANG

2014

Anda mungkin juga menyukai