Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh


karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan
pasien sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut
diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang
menentukan dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan
oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di
suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut. Pelayanan
keperawatan sebagai bentuk kegiatan utama dari pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat belum dapat diwujudkan sebagai pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Keadaan aktual pelayanan keperawatan menunjukan bahwa banyak tenaga
keperawatan lebih berkonsentrasi dan terlibat dengan tindakan pengobatan dan
penggunaan teknologi yang berorientasi medik untuk mengatasi kompleksitas penyakit
(Sitorus & Panjaitan, 2011).
Pelaksanaan layanan keperawatan tidak terlepas dari fungsi-fungsi manajemen
keperawatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif. Ada lima fungsi manajemen
keperawatan yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), ketenagaan
(staffing), pengarahan (actuating), pengawasan (controling) (Marquis dan Huston 2013).
Masing-masing fungsi manajemen tersebut saling keterkaitan satu sama lain dan dapat
diterapkan baikoleh mamajer tingkat atas, menengeh maupun bawah.

1
Dalam jajaran keperawatan dapat diterapkan mulai dari Kepala bagian keperawatan
sampai kepala ruangan (Swansburg, 2000). Metode penugasan merupakan suatu sistem
yang akan diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan derajat kesehatan pasien
Adapun macam-macam model penugasan asuhan keperawatan antara lain: PN (Primary
Nurse),metode Tim,metode moduler,metode kasus, dan metode fungsional.
Metode fungsional dikembangakan setelah perang dunia kedua, dimana jumlah
pendidikan keperawatan meningkat dan banyak lulusan bekerja di rumah sakit dari
berbagai jenis program pendidikan keperawatan. Agar pemanfaatan yang bervariasi
tenaga keperawatan tersebut dapat dimaksimalisari, maka memunculkan ide untuk
mengembangkan model fungsional dalam pelayanan asuhan keperawatan. Pada model
fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas dan
prosedur keperawatan. Setiap perawat diberikan satu atau beberapa tugas untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Seorang perawat
mungkin bertanggung jawab dalam pemberian obat, mengganti balutan, monitor infus
dan sebagainya.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa memahami metode
penugasan fungsional dalam memberikan asuhan keperawatan.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. METODE PENUGASAN FUNGSIONAL

Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas


dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staf.setiap staf perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal, misalnya
seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan ,seorang yang lain
untuk tindakan perawatan luka , seorang lagi mengatur pemberian intravena , seorang lagi
ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberikan bantuan mandi dan
tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawatan. Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial sedangkan perawat pelaksana pada tindakan
keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada model ini berdasarkan kriteria efisiensi ,
tugas didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat . Kepala
ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesulitan tindakan. selanjutnya
ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksud.
Model fungsional ini merupakan metode praktek keperawatanyang paling tua yang
dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang dunia kedua.Metode
fungsional adalah pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan
kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.

3
Metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut
secara umum, sebagai berikut:
a. Kepala ruangan
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein. membuat
penugasan, melakulan superfisi menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf
Melakukan askep langsung pada pasien,Membantu superfisi askep yang diberikan
oleh pembantu tenaga keperawatan
c. Perawat pelaksana
Melaksanakan askep langsung pada pasien , pasein dalam masa pemulihan kesehatan
dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu perawat
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,menbenahi
tempat tidur dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga administrasi ruangan
Menjawab telpon,menyampaikan pesan, memberi informasi,mengerjakan pekerjaan
administrasi ruangan.mencatat pasien masuk dan pulang. membuat duplikat rostertena
ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan ,persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PENUGASAN FUNGSI


Dalam metode penugasan fungsional terdapat kelebihan dan kekurangan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien antara lain:
a. Kelebihan metode penugasan fungsional
 Manajemen klasik yang menekankan efisien, pembagiian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik.
 Sangat baik untuk rumah sakit yang kurang tenaga
 Perawat senior menyibukan dirinya dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien di serahkan pada perawat junior.

4
 Lebih sedikit membutuh kan perawat.
 Mudah memonitor dan mengkoordinir.
 Tugas cepat selesai.
 Perawat akan terampil pada untuk tugas pekerjaan tertentu.
b. Kelemahan metode penugasan fungsional
 Tidak memberikan kepuasan pada pasien dan perawat.
 Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
 Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
 Komunikasi minimal.
 Perawat cenderung meninggalkan pasiensetelah melakukan pekerjaannya.
 Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.

5
BAB III
ANALISA SITUASI

A. Pengkajian
Ruang Arafah Atas adalah ruang perawatan kelas 1 untuk pasien BPJS
NPBI dan dan kelas 2 untuk pasien pribadi dan asuransi/ jaminan
perusahaan. Ruang Arafah Atas terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas
satu kamar dua tempat tidur, jadi total kapasitas di ruang Arafah Atas
adalah 32 tempat tidur.

B. Metode
1. Wawancara:
Melakukan wawancara dengan kepala ruangan, ketua tim dan
beberapa perawat pelaksana.
2. Observasi:
Observasi dilakukan kelompok pada sift pagi, sore, dan malam, meliputi
observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,
a. Man
Diruangan Arafah Atas terdapat 23 perawat. 1 perawat sebagai kepala
ruangan dengan tingkat pendidikan S1keperawatan profesi Ners, 1 perawat
dengan pendidikan S1 keperawatan profesi Ners,2 perawat dengan
pendidikan S1 keperawatan, 19 perawat denagn pendidikan D3
keperawatan. Sedangkan tenaga non keperawatan ada 5 orang dengan
pendidikan SMA.

6
Pendistribusian tenaga keperawatanyang ada diruangan Arafah Atas:
Dinas pagi = 8 perawat dan 2 petugas administrasi
Dinas sore = 5 perawat dan 1 petugas administrasi
Dinas malam = 5 perawat dan 1 petugas administrasi
Tugas dan tanggung jawab kepala ruangan :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasien. membuat
penugasan, melakukan superfisi menerima instruksi dokter.
Tugas dan tanggung jawab perawat pelaksana:
Perawat pelaksana Melaksanakan askep langsung pada pasien , pasein dalam
masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu
tindakan sederhana (ADL)
Tugas dan tanggung jawab Tenaga administrasi ruangan
Menjawab telpon,menyampaikan pesan, memberi informasi,mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan.mencatat pasien masuk dan pulang. membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan
,persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
Tugas dan Tanggung jawab Tim :
Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan yang ditugas Tim masing-
masing.
b. Metode:
Dari hasil observasi metode asuhan keperawatan yang diterapkan adalah
metode gabungan tim dan metode fungsional. Dalam pendelegasian tugas,
berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan kepala ruangan
dilaksanakan sesuai dengan metode penugasan tim, dimana pendelegasian
dilakukan dari kepala ruangan kepada ketua tim dan selanjutnya ketua tim
mendelegasikan kepada perawat pelaksana, perawat pelaksana mengerjakan
tugas nya sesuai dengan skill nya .

7
c. Materia
Perawatan untuk alat-alat rumah tangga seperti tempat tidur, alat-alat
kesehatan terpelihara dengan baik serta dilakukan pengecekan secara berkala.
d. Money
Ruang Arafah Atas memiliki system budgeting yang diiatur langsung oleh rumah
sakit

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pada ruangan Arafah Atas metode yang
digunakan adalah metode tim yang terdiri dari 2 tim. Tim 1 terdiri dari kamar ganjil
(1,3,5,7,11,13,15) dan tim 2 terdiri dari kamar genap (2,4,6,8,10,12,14) terdapat 1 katim,8 ketua
kelompok, dan 13 perawat pelaksana. Tetapi dalam pelaksanaannya ruangan Arafah Atas
melakukan metode panugasan fungsional terutama pada dinas sore dan malam dimana
ditemukan masih ada perawat pelaksana melakukan tanggung jawabnya seperti menyiapkan obat
dan menyuntikkan obat sesuai dengan timnya,perawat yang lain menulis asuhan
keperawatan,jika ada pasien baru diserahkan pengkajiian pada perawat pelaksana dan untuk
melaporkan atau menghubungi dokter adalah tugas dari ketua tim.

Berdasarkan struktur organisasi Ruang Arafah Atas kepala ruangan bertanggung jawab terhadap
struktur manajerial, ketua tim memberikan tugas pada perawat pelaksana,perawat pelaksana
bertanggung jawab kepada katim,melakukan tindakan kepada pasien. Tugas administrasi
mengerjakan tugas administrasi pasien.Dapat disimpulkan bahwa ruangan Arah Atas
menggunkan metode tim dan metode fungsional dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Model pemberian asuhan keperawatan yang berorientasi pada penyelesaian tugas dan
prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staf.setiap staf perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawatan. Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial sedangkan perawat pelaksana pada
tindakan keperawatan. Model fungsional ini merupakan metode praktek keperawatan
yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada saat perang
dunia kedua. Metode fungsional adalah pengorganisasian tugas pelayanan
keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang
dilakukan.
Adapun kelebihan metode penugasan fungsional adalah: Manajemen klasik yang
menekankan efisien, pembagiian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik, Sangat
baik untuk rumah sakit yang kurang tenaga, Lebih sedikit membutuh kan perawat,
Mudah memonitor dan mengkoordinir, Tugas cepat selesai.
Sedangkan kelemahan metode penugasan fungsional yaitu : Pelayanan keperawatan
terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses keperawatan, komunikasi minimal,
Perawat cenderung meninggalkan pasiensetelah melakukan pekerjaannya,
menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.

10
B. Saran
Semoga metode penugasan fungsional dapat dilaksanakan sesuai dengan asuhan
keperawatan pada pasien, walaupun banyak kelebihan dan kekurangan pada metode
ini.

11

Anda mungkin juga menyukai