PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan periode kehidupan yang paling penting
untuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, fisik, perkembangan
motorik dan pembelajaran kumulatif seumur hidup. Perkembangan
anak-anak adalah prioritas pertama dalam agenda pembangunan negara,
bukan karena mereka yang paling rentan, tetapi karena mereka adalah
aset tertinggi negara dan juga sumber daya manusia masa depan negara
tersebut. Malnutrisi semakin diakui sebagai masalah kesehatan umum
dan penting dibanyak negara berkembang, karena memiliki
konsekuensi jangka panjang yang serius untuk anak dan pengaruh
negative pada perkembangan mereka. (Sheikh and Taseen, 2016)
“Pada tahun 2017, 51 juta anak di bawah usia lima tahun (7,5%)
mengalami berat badan yang kurang (terlalu ringan untuk tinggi badan
mereka), sementara 38 juta (5,6%) mengalami kelebihan berat badan
(terlalu berat untuk tinggi badan mereka). Pemborosan dan kelebihan
berat badan bisa hidup berdampingan dalam suatu populasi pada tingkat
yang dianggap sedang sampai tinggi ¬ yang disebut beban ganda
malnutrisi”. (WHO, 2018)
Meskipun terjadinya kekurangan gizi anak telah menurun di
Indonesia sejak tahun 1990-an, saat ini prevalensi gizi buruk masih
tinggi dibandingkan dengan di negara-negara tetangga. Indonesia
menempati urutan ke-4 di ASIA dengan presentase wasting 13,5% dan
overweight 11,5%, dan menempati urutan ke-5 di ASIA untuk kematian
balita dengan presentse 26,4%. (WHO, 2018)
Di Papua Nugini (PNG), kekurangan gizi tetap menjadi penyebab
utama morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Menurut Kebijakan dan
Rencana Kesehatan Anak PNG 2009-2020, dua pertiga dari semua
kematian anak di PNG terkait dengan malnutrisi sedang atau berat. Data
terkini tentang pemantauan dan evaluasi status gizi dan kesehatan anak-
anak PNG terbatas. Data yang dipublikasikan tentang prevalensi dan
1
2
5
6
hasil fisik,
psikologis dan
kognitif.
2. Factors Associated with Timor- Penelitian ini Kuantitative cross-sectional 4.514 anak Prevalensi anemia
Haemoglobin Leste dilakukan untuk study (konsentrasi Hb <11.0g
Concentration among menilai prevalensi / dL) adalah 38,2%
Timor-Leste Children dan faktor yang (638 / 1.668) untuk
Aged 6-59 Months terkait dengan anak usia 6-23 bulan
(Agho, Dibley, D’Este, hemoglobin (Hb) dan 22,6% (644/2846)
& Gibberd, 2008) konsentrasi antara untuk anak-anak (p
anak-anak berusia <0,001). Anak
6-59 bulan di perempuan memiliki
Timor-Leste. konsentrasi Hb lebih
tinggi dari anak laki-
laki (11.9g / dL vs
11.7g / dL, p <0,006)
dan anak-anak yang
mengalami diare dalam
dua minggu
sebelumnya memiliki
konsentrasi Hb lebih
rendah dari anak-anak
13
makan anak
5. The Influence of China Tujuan dari Kuantutative cross-sectional 1370 anak Di antara anak-anak
Malnutrition and penelitian ini study 1. Survei dilakukan di berusia 0–35 bulan,
Micronutrient Status on adalah untuk 3 kabupaten miskin prevalensi pengerdilan,
Anemic Risk in memberikan bukti di China yang berat badan rendah dan
Children under 3 Years ilmiah dan dipilih dari proyek pemborosan adalah
Old in Poor Areas in pendekatan yang MDGs 17,5%, 8,6% dan 5,1%,
China (Wang et al., hemat biaya untuk 2. 41 desa dipilih masing-masing, dan
2015) memerangi anemia daiantera 3 25,6% anak-anak
pada populasi kabupaten dipengaruhi oleh
target. 3. Metode sampling anemia, dengan lebih
dengang perkiaan banyak bayi anemia
populasi tahun dan anak-anak yang
2010 lebih muda
4. Menggunakan dibandingkan anak
cluster sampling yang lebih besar (P
untuk pemilihan <0,01). Ada 26,5%,
rumah tangga 12,8%, 14,1% dan
20,0% dari anak-anak
berusia 12-35 bulan
yang terkena defisiensi
besi, defisiensi vitamin
18
D, defisiensi asam
folat, dan defisiensi
vitamin B12, masing-
masing. Untuk anak-
anak berusia 0-11
bulan yang disusui,
status anemia ibu
adalah satu-satunya
faktor yang terkait
dengan anemia anak
(OR = 2,6; 95% CI:
1,2-5,4, P <0,05).
Untuk anak-anak
berusia 12-35 bulan,
regresi logistik
multivariat
menunjukkan bahwa
anemia secara
bermakna dikaitkan
dengan defisiensi zat
besi dan vitamin B12
(OR = 5,3; 95% CI:
1,9-14,5, P <0,01) dan
diet monoton (OR =
19
6. Asymptomatic malaria, Republik Tujuan penelitian Kuantitative cross-sectional 319 anak Usia rata-rata peserta
growth status, Demokratik ini meneliti study (n = 319) berusia 88,3
and anaemia among Rakyat hubungan antara dilakukan di 5 desa di bulan (Standar Deviasi:
children in Lao People’s Laos malaria provinsi Savannakhet: 20.6, berkisar 30-119
Democratic Republic: a asimtomatik, Dong Savanh, Arai bulan), dan 20 peserta
cross-sectional study status Yai, Kalouk Kao, dan (6,3%) memiliki
(Akiyama et al., 2016) pertumbuhan, dan Kalouk Mai di daerah infeksi malaria
prevalensi anemia Seponne, Desember asimtomatik, 92
pada anak-anak 2010 dan Lahanam (28,8%) menderita
berusia 120 bulan pada Maret 2011. anemia, 123 (38,6%)
atau lebih muda di kekurangan berat
desa-desa di Laos. badan, dan 137
(42,9%) yang
terhambat. anak
terhambat lebih
mungkin terinfeksi
dengan [rasio odds
(OR) 3,34, 95%
20
confidence interval
(CI) 1,25-8,93] malaria
asimtomatik, dan
malaria tanpa gejala
dikaitkan dengan
anemia [OR 5.17, 95%
CI 1,99-13,43].
21
Tabel 5
JBI
No JBI (R. et al., (Agho et al., (Thakur et al., (Rohner et al., (Wang et al., (Akiyama et
2011) 2008) 2014) 2013) 2015) al., 2016)
H. Maping Literatur
Berdasarkan 6 artikel yang telah terpilih dan sesuai
dengan kualitas yang baik, selanjutnya dilakukan ekstraksi
data untuk menggolongkan beberapa poin atau bagian dari
artikel seperti tujuan penelitian, desain penelitian, jumlah
sample, dan hasil atau temuan dari penelitian tersebut.
Sejumlah 6 artikel yang terpilih menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-
sectional. Pada artikel yang didapat terdapat 6 artikel dari
negara berkembang yaitu dari China, India, Laos, Timor
Leste dan Philipina.
Artikel
dampak anemia
4
B. Pembahasan
Sesuai dengan hasil yang didapatkan, maka didapatkan jawaban
tentang:
1. Seberapa besar pengaruh malnutrisi pada kejadian anemia
yang terjadi pada anak-anak?
a. Menurut hasil penelitian (Rohner et al., 2013) di Philiphina,
anemia mempengaruhi 41,8% dari anak usia 6-23 bulan
b. Menurut data yang diambil dari (Thakur, et al 2014) Hampir
70% dari
anak-anak (6 - 59 bulan) dengan Malnutrisi Akut Parah
mengalami anemia. Dari jumlah tersebut, 26% mengalami
anemia ringan, 40% memiliki anemia sedang, dan 3%
memiliki anemia berat .
c. Di antara anak-anak berusia 0–35 bulan, prevalensi
pengerdilan, berat badan rendah dan pemborosan adalah
17,5%, 8,6% dan 5,1%, masing-masing, dan 25,6% anak-
anak dipengaruhi oleh anemia, dengan lebih banyak bayi
anemia dan anak-anak yang lebih muda dibandingkan anak
yang lebih besar (P <0,01). Ada 26,5%, 12,8%, 14,1% dan
20,0% dari anak-anak berusia 12-35 bulan yang terkena
defisiensi besi, defisiensi vitamin D, defisiensi asam folat,
dan defisiensi vitamin B12, masing-masing. Untuk anak-
anak berusia 0-11 bulan yang disusui, status anemia ibu
adalah satu-satunya faktor yang terkait dengan anemia anak
(OR = 2,6; 95% CI: 1,2-5,4, P <0,05). Untuk anak-anak
berusia 12-35 bulan, regresi logistik multivariat
menunjukkan bahwa anemia secara bermakna dikaitkan
dengan defisiensi zat besi dan vitamin B12 (OR = 5,3; 95%
CI: 1,9-14,5, P <0,01) dan diet monoton (OR = 2,3; 95%
CI: 1,1-4,7, P <0,05) setelah disesuaikan dengan usia dan
jenis kelamin. (Wang et al., 2015)
d. Usia rata-rata peserta (n = 319) berusia 88,3 bulan (Standar
Deviasi: 20.6, berkisar 30-119 bulan), dan 20 peserta
(6,3%) memiliki infeksi malaria asimtomatik, 92 (28,8%)
29
33
DAFTAR PUSTAKA
Agho, K. E., Dibley, M. J., D’Este, C., & Gibberd, R. (2008). Factors
Associated with Haemoglobin Concentration among Timor-
Leste Children Aged 6-59 Months. Journal of Health,
Population and Nutrition, 26(2), 200–209. Retrieved from
https://search.proquest.com/docview/202995836?accountid=188
397
Akiyama, T., Pongvongsa, T., Phrommala, S., Taniguchi, T., Inamine,
Y., Takeuchi, R., … Kobayashi, J. (2016). Asymptomatic
malaria, growth status, and anaemia among children in Lao
People’s Democratic Republic: a cross-sectional study. Malaria
Journal, 15(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12936-016-1548-3
Berkelanjutan, K., & Lebih, H. (2018). Merck Pediatric Forum 2018 :
Tatalaksana Perawatan Anemia dan Rinitis untuk Peningkatan
Kualitas Hidup Anak dan Keluarga, 1–3.
Bhutta, Z. A., & Salam, R. A. (2012). Global nutrition epidemiology
and trends. Annals of Nutrition and Metabolism, 61(suppl 1), 19–
27. https://doi.org/10.1159/000345167
Goris, J. M., Zomerdijk, N., & Temple, V. J. (2017). Nutritional status
and dietary diversity of Kamea in Gulf Province, Papua New
Guinea. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 26(4), 665–
670. https://doi.org/10.6133/apjcn.052016.09
Khan, J. R., Awan, N., & Misu, F. (2016). Determinants of anemia
among 6-59 months aged children in Bangladesh: Evidence from
nationally representative data. BMC Pediatrics, 16(1), 1–12.
https://doi.org/10.1186/s12887-015-0536-z
Kozakov, A. T., Yares’ko, S. I., Kolesnikov, V. I., & Sidashov, A. V.
(2011). Surface compositions of 9XC and R6M5 tool steels after
laser pulse irradiation according to X-ray photoelectron
spectroscopy data. Journal of Surface Investigation. X-Ray,
Synchrotron and Neutron Techniques, 5(3), 431–439.
https://doi.org/10.1159/000375144
R., L., L., Z., C., L., Q., Z., Y., S., G., M., … R., M. (2011). Anaemia
among students of rural China’s elementary schools: Prevalence
and correlates in Ningxia and Qinghai’s poor counties. Journal
of Health, Population and Nutrition, 29(5), 471–485.
https://doi.org/10.3329/jhpn.v29i5.8901
Rohner, F., Woodruff, B. A., Aaron, G. J., Yakes, E. A., Lebanan, M.
A. O., Rayco-Solon, P., & Saniel, O. P. (2013). Infant and young
child feeding practices in urban Philippines and their associations
with stunting, anemia, and deficiencies of iron and vitamin A.
Food and Nutrition Bulletin, 34(2 Suppl), 17–34.
https://doi.org/10.1177/15648265130342S104
Sheikh and Taseen. (2016). Nutritional Status of Pre School Children,
5(4), 975–979.
Thakur, N., Chandra, J., Pemde, H., & Singh, V. (2014). Anemia in
severe acute malnutrition. Nutrition, 30(4), 440–442.
https://doi.org/10.1016/j.nut.2013.09.011
Wang, J., Wang, H., Chang, S., Zhao, L., Fu, P., Yu, W., … Yin, S.
A. (2015). The influence of malnutrition and micronutrient status
on anemic risk in children under 3 years old in poor areas in
China. PLoS ONE, 10(10), 1–13.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0140840
WHO., 2018