Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Depresi merupakan gangguan psikiatri yang paling banyak ditemukan. Ditiap waktu
tertentu, kira-kira 5-6% populasi dalam keadaan depresi (prevalensi sewaktu) dan
diperkirakan 10% pernah depresi selama kehidupannya (prevalensi sepanjang umur).
Symptom depresi tidak menyolok dan sering tidak diketahui baik oleh pasien ataupun
dokter. Pasien dengan keluhan yang tidak jelas, yang melawan penjelasan sebagai
manifestasi penyakit somatik dan yang mereka sebut “Neurotik” harus dicurigai
sebagai penderita depresi.
Depresi adalah gangguan heterogen yang mempunyai tanda dan klasifikasi. Menurut
american psychiatric assosiaciation diagnostic and statistical manual of mental
disorders ( DSM-IIIR ) edisi 3 (1987) , beberapa diagnostik gangguan afektif dapat
terjadi. Depresi utama dan distimia (minor) adalah syndrom depresi murni sedangkan
gangguan bipolar dan gangguan cyclothymic menunjukkan depresi yang ada
hubungannya dengan mania. Penggolongan sederhana didasarkan pada asal adalah :
1. Depresi “Re-active” atau “sekunder” (paling banyak; diatas 60%). Terjadi sebagai
respon atas rangsangan nyata seperti sedih,sakit. Dll.
2. Depresi “endogen” merupakan gangguan biokimia berdasarkan genetik dengan
tanda tidak mampu menghadapi stress biasa (kira-kira 25%); dan
3. Depresi yang ada hubungan dengan penyakit affektif bipolar (manic-depresif, 10-
15%). Obat yang dibicarakan dalam bab ini terutama dalam pengobatan tipe kedua.

Sebelum ditemukan obat anti depresan, pasien depresi psikiatrik diobati hanya dengan
terapi elektrokonvulsi. Obat-obat ini bukan stimulan SSP dan sesungguhnya
merupakan kontraindikasi untuk depresi organik atau depresi SSP yang disebabkan
obat. Penelitian tentang antidepresi sebagian besar diarahkan pada efeknya pada
berbagai neurotransmitter amin dalam otak.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai obat – obat
antidepresan.

1
2. Tujuan Khusus
- Makalah ini untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata ajar “keperawatan
Jiwa I”
- Makalah ini mampu menjelaskan apa saja obat – obat anti depresan.
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan bagi pembaca mengenai obat – obat anti depresan
2. Mengetahui Indikasi pemberian obat
3. Mengetahui efek samping obat
4. Mengetahui cara kerja obat

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Depresi
Depresi adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaan sedih,
bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial
sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala
Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas
rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola
tidur. Gejalanya tidak disebabkan oleh kondisi medis, efek samping obat, atau aktivitas
kehidupan. Kondisi yang cukup parah menyebabkan gangguan klinis yang signifikan
atau perusakan dalam keadaan sosial, pekerjaan, atau bidang-bidang penting lainnya.
Obat depresi/ antidepresan / anti depresi adalah obat yang digunakan untuk membantu
orang yang mengalami depresi. Banyak orang depresi membaik dengan pengobatan
obat-obat depresi yang ada. Antideprasan merupakan obat-obat yang efektif pada
pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis
yang dibawa sejak lahir.

B. Indikasi Pemberian Obat


Indikasi utama
Depresi mayor Depresi akut, pemeliharaan pengobatan
depresi dan mencegah kekambuhan,
depresi bipolar (ketika digunakan dengan
stabiliastor suasana hati), depresi atipikal
dan gangguan distimik
Gangguan ansietas Gangguan panik, gangguan obsesif –
konvulsi, gangguan ansietas sosial,
gangguan ansietas umum, GSPT
Bukti untuk kategori antidepresan lain
Selective serotonin reuptake inhibitors Indikasi tambahan menurut U.S food and
(SSRIs) drug administration (FDA) : bulinia
nerfosa, gangguan premenstrual disporik

3
(pemberian siklus penuh dan setengah
bukti sedang : obesitas penyalahgunaan
zat, inpulsif dan marah berhubungan
dengan gangguan kepribadian, sindrom
nyeri.
Bukti awal: ganggun dismorfik tubuh
,hipokondriasis, serangan marah
berhubungan dengan depresi, GPPH
Gen antidepresan generasi baru lainnya Indikasi tambahan FDA: Bupropion :
berhenti merokok, gangguan afektif
musiman; duloxsetine :
diebetikneuropati, pibromialgia, nyeri
muskuloskkeletal kronik
Bukti sedang : trazodoni : insomnia,
demensia dengan agitasi, gejala minor
hipnotik – sadatif, bupropion : GPPH,
efek samping seksual antidepresan
Antidepresan trisiklik Bukti kuat : gangguan panik (paling
banyak), OCD (clomipramine), bulimia,
(imipramine, desipramine), enurises
(imipramine), insomnia(doxepin).
Bukti sedang : ansietas perpisahan,
GPPH, fobia, GAD, anoreksia, sakit
kepala, diabetik, neuropati dan sindrom
nyeri lainnya (amitriptyline, dexepin),
apnea tidur (protriptyline),
penyalahgunaan koakin (desipramine)
Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) Bukti kuat : gsnggusn psnik, bulimia
Bukti sedang : gangguan ansietas lain,
anoreksia, gangguan dismorfik tubuh

4
C. Nama – Nama Obat anti depresan
DOSIS HARIAN
NAMA GENERIK CARA PEMBERIAN
DEWASA (mg/hari)
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
Citalopram 20 – 40 PO,L
Escitralopram 10-20 PO,L
Plueksetine 20-60 PO,L
Pluvoksamine 100-200 PO
Pluvoksamine Maleate 100-200 PO
Paroksetine 20-60 PO, CR, L
Sertraline 50-200 PO,L
Obat-Obat Anti Depresan Lainnya
Bupropion 150-450 + PO, SR, XR
Maprotiline 50-200 PO
Mirtazapine 15-45 PO, ODT
Vilazodone 10-40 PO
Serotonin Antagonist
Reuptake Inhibitors
(SARI)
Nefazodone 300-500 PO
Trazodone 150-300 PO
Serotonin – Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)
Desvenlafaksin 50-100 PO
Milnacitran 12-100 PO
Venlafaksine 75-300 PO, XR
Triciclic Antidepressant Drugs (Tca)
Tersier (Orang Tua)
Amitriptyline 150-300 PO, IM
Amoxapine 200-300 PO
Clomipramine 100-250 PO
Doxepin 150-300 PO,L
Imipramine 150-300 PO

5
Trimipramine 150-300 PO
Sekunder (Metabolit)
Desipramine 150-300 PO,L
Notriptyline 50-150 PO,L
Protriptyline 15-60 PO
Tetraciclics
Amoxapin 150-300 PO
Maprotiline 75-200 PO
Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOI)
Isocarboxazid 20-60 PO
Phenelzine 45-90 PO
Selegiline 10-50 PO
Selegiline 6-12 TS
Tranylcypromine 20-60 PO

D. Efek Samping Obat Antidepresan


Antidepresan Reseptor/Neurotransmiter Efek Samping
TCA H1 Mengantuk, Hipotensi,
penambahan BB.
Ach
Pandangan kabur, mulut kering,
konstipasi, takikkardi, retensi urin,
Alfa1 disfungsi kognitif.
Hipotensi postural, pusing,
takikkardi, disfungsi memori.
5-HT2
5-HT Hipotensi, disfungsi ejakulasi.
Gangguan gastrointestinal
NE (mual,diare), disfungsi seksual.
Tremor, takikkardi, disfungsi
MAOI ACh ereksi/ejakulasi
SSRI 5-HT Efek samping antikolinergik
Gangguan gastrointestinal
Antidepresan (mual,diare), disfungsi seksual.
lain
Amoxapine NE
Tremor, takikkardi, disfungsi
5-HT ereksi/ejakulasi
Gangguan gastrointestinal
D2 (mual,diare), disfungsi seksual.

6
ACh Gejala ekstrapiramidal,diskinesia
Bupropion H1 tardif (jarang)
DA Efek samping antikolinergik
Desvenlafaxine NE Mengantuk, Hipotensi,
penambahan BB.
NE Aktivasi Psikomotor
Tremor, takikkardi, disfungsi
5-HT ereksi/ejakulasi
Tremor, takikkardi, disfungsi
Duloxetine DA ereksi/ejakulasi
NE Gangguan gastrointestinal
(mual,diare), disfungsi seksual.
5-HT Aktivasi Psikomotor
Tremor, takikkardi, disfungsi
DA ereksi/ejakulasi
Maprotiline NE Gangguan gastrointestinal
(mual,diare), disfungsi seksual.
H1 Aktivasi Psikomotor
ACh Tremor, takikkardi, disfungsi
Mirtazapine H1 ereksi/ejakulasi
ACh Mengantuk, Hipotensi,
penambahan BB.
Efek samping antikolinergik.
Nefazodone 5-HT Mengantuk, Hipotensi,
penambahan BB.
NE Efek samping antikolinergik.

5-HT2
Alpha1 Gangguan gastrointestinal
(mual,diare), disfungsi seksual.
Trazodone 5-HT Tremor, takikkardi, disfungsi
ereksi/ejakulasi
5-HT2 Hipotensi, disfungsi ejakulasi.
H1 Hipotensi postural, pusing,
Alpha1 takikkardi, disfungsi memori.
Gangguan gastrointestinal
Alpha2 (mual,diare), disfungsi seksual.
ACh Hipotensi, disfungsi ejakulasi
Venlafaxine NE Mengantuk, Hipotensi,
penambahan BB.
5-HT Hipotensi postural, pusing,
takikkardi, disfungsi memori.
DA Priapismus
Vilazodone 5-HT Efek samping antikolinergik.
Tremor, takikkardi, disfungsi
ereksi/ejakulasi
Gangguan gastrointestinal
(mual,diare), disfungsi seksual.
Aktivasi Psikomotor

7
Gangguan gastrointestinal
(mual,diare), disfungsi seksual.

Efek samping tambahan dan reaksi berlawanan dari obat-obat


antidepresan masih belum jelas terkait dengan efek
neurotransmiter/reseptor
Antidepresan Efeksamping
TCA Perubahan EKG, pusing/pening
Sindrom putus TCA (rasa tidak nyaman
badan, nyeri otot, menggigil, mual, pusing,
coryza), halusinasi, delusi, aktivasi
skizofrenia atau psikosis manik, keringat
berlebihan.
MAOI Krisis hipertensi, pusing, perasaan
mengantuk, insomnia, penambahan BB,
disfungsi seksual.
SSRI Nervous aktif, sakit kepala, terhambatnya
sitokrom P-50, sindrom serotonin, insomnia.
Venlafaxine Berkeringat, mual, konstipasi, muntah,
somnolem, mulut kering, pusing, ansietas,
pandangan kabur, sakit kepala, hipertensi,
insomnia.

Pertimbangan Perawatan Untuk Efek Samping Obat Antidepresan


Efek Samping Asuhan keperawatan dan pertimbangan pendidikan kesehatan
Efek Samping Sementara: hindari tugas-tugas berbahaya
Antikolinergik, Anjurkan minum, berkumur secara teratur, kunyah permen
pandangan kabur, mulut karet dan permen bebas gula; periksa nyeri pada mulut.
kering.

Konstipasi Tingkatkan asupan cairan, diet tinggi serat dan kasar, olahraga,
monitor kebisaan buang air; gunakan pencahar hanya jika
memang dibutuhkan.
Takikardi Sementara, biasanya tidak signifikan (kecuali dengan penyakit
jantung koroner) tetapi bisa menakutkan, membatasi kafein;
beta blockers bisa membantu; terapi suportif.
Retensi Urin Anjurkan asupan cairan dan pengosongan kandung kemih
secara teratur; awasi pola pengosongan kandung kemih;
berikan bethanicol; kateterisasi.
Disfungsi kognitif Sementara,hindari tugas-tugas berbahaya, sesuaikan gaya
hidup; terapi suportif.
Terhambatnya sitokrom SSRI menghambat isoenzim hati sitokrom p-450, dimana
P-450* berperan penting dalam metabolisme berbagai obat (TCA,
Trazodone, barbiturat, kebanyakan benzodiazepin
carbamazepine, narkotik, neuroleptik, phenytoin, vaiproate,

8
verapamil). Efek ini berisiko mengancam kehidupan karena
meningkatkan konsentrasi serum begitu juga efek terapeutik
dan efek racun dari obat-obat ini

Pusing/ pening Kaki menjuntai; hidrasi yang adekuat, menggunakan stoking


elastis; lindungi dari jatuh.
Perubahan EKG Awasi riwayat jantung; praperawatan EKG untuk klien usia
lebih dari 40 tahun dan anak-anak; depresi segmen ST,
gelombang T datar atau terbalik, perpanjangan QRS; masalah
konduksi intraventrikuler yang memburuk; jangan gunakan
jika ada infark miokard saat ini atau bundie branch block.
Disfungsi Ejakulasi Minum obat setelah melakukan hubungan seksual, tidak segera
sebelumnya.
Konsumsi dengan Konsumsi dengan makanan atau sebelum tidur; sesuaikan diet
makanan atau sebelum jika ada indikasi.
tidur; sesuaikan diet Ganti dengan golongan antidepresan lain; awali dengan
jika ada indikasi. antipsikotik atau stabilisator suasana hati jika sesuai.
Halusinasi,
waham,aktivasi
skizofrenia, atau
psikosis manik.

Krisis hipertensi*
Hipotensi Dapat menyebabkan perdarahan intraserebral dan kematian.
Cek TD Secara teratur; hidrasi; stoking elastis; mungkin perlu
mengganti obat. Untuk hipotensi postural; cek TD saat
berbaring dan berdiri, lakukan perubahan posisi secara
bertahap, hindari agar tidak jatuh.

Insomnia Upayakan mulai tidur secepat yang bisa; pengaturan tidur,


kurangi aktivitas dimalam hari, batasi asupan kafein, teknik
relaksasi
Disfungsi memori Sementara; anjurkan untuk konsentrasi, buat daftar, sediakan
dukungan sosial, sesuaikan gaya hidup.
Keringat berlebihan Ganti pakaian secara teratur, pakaian katun/linen, hygiene
yang baik; tingkatkan asupan cairan.
Priapism Perubahan dosis; perubahan obat.
Aktivasi psikomotor Minum obat dipagi hari daripada siang, sesuaikan gaya hidup.
Sedasi/ mengantuk Berikan obat sebelum tidur; hindari tugas-tugas berbahaya.
Sindrom serotonin SS merupakan kondisi emergensi yang mengancam kehidupan
(SS)* akibat dari kelebihan 5-HT sistem saraf pusat disebabkan oleh
kombinasi 5-HT meningkatkan obat-obatan atau pemberian
SSRI terlalu dekat jaraknya dengan penghentian MAOI.
Disfungsi seksual Diminum setelah melakukan hubungan seksual, gunakan
lubrikasi jika ada tanda kekeringan pada vagina; antidot seperti
sildenafil, bupropion atau bethanecol.
Takikardi Lihat efek samping antikolenergik
Gejala putus TCA Gejala-gejala : malaise, nyeri otot, mengigil, mual, pusing,
coryza; ketika obat dihentikan, turukan dosis obat dalam
beberapa hari atau minggu

9
Tremor Untuk sementara; lakukan penyesuaian hidup jika ada indikasi.
Tingkatkan latihan: kurangi diet kalori jika ada indikasi;
Penambahan BB kemungkinan dibutuhkan mengganti kelas obat .

E. Mekanisme obat-obat antidepresan


Sebagian besar obat depresan yang berguna dalam klinis memotensiasi baik secara
langsung maupun tidak langsung, kerja norepinefrin dan serotonin dalam otak bukti ini
bersama bukti lainnya menghasilkan teori, aminabiogenik yang mengemukakan
bahawa defresi disebabkan oleh defisiensi monoamina seperti norepinefrin dan
serotonin pada area-area kunci tertentu dalam otak. Sebaliknya, teori tersebut
menafsirkan bahwa mania disebabkan oleh produksi neurotransmiter tesebut terjadi
berlebih. Namun, teori amina depresi dan mania tersebut terlalu sederhana. Teori ini
gagal menjelaskan alasan efek farmakologi setiap obat anti depresan dan antimania
pada neurotransmisi segera terjadi, sedangkan waktu perjalanan respons terapeutik
terjadi selama beberapa minggu. Lagi pula, potensi obat-obat antidepresan dalam
penghambatan ambilan neurotransmiter seringkali tidak berkaitan dengan efek anti
depresan yang diamati secra klinis. Teori ini menyatakan bahwa penurunan ambilan
neurotransmiter hanya merupakan efek awal obat, yang tidak dapat langsung
menyebabkan efek antidepresan. Keberadaan penurunan densitas reseptor penghambat
prasinaps dalam otak yang berlangsung setelah 2 – 4 minggu penggunaan obat
antidepresan telah diungkapkan. Regulasi – turun ( down regulation ) reseptor
inhibitorik memungkinkan sintesis dan pelepasan neurotransmiter yang lebih hebat
untuk memasuki celah sinaps dan meningkatkan pembentukan signal pada neuron
pascasinaps, yang rupanya menyebabkan respons terapeutik.
F. Gejala Target Untuk Obat Antidepresan
1. Insomnia menengah dan lanjut
2. Gangguan selera makan
3. Ansietas dan gangguan ansietas
4. Kelelahan
5. Kurang motivasi
6. Keluhan somatik
7. Agitasi
8. Retardasi motorik
9. Suasana hati disforik

10
10. Secara subjektif mengungkapkan depresi (anhedonia, harga diri rendah,
pesimis, keputusasaan, mencela diri, perasaan bersalah, ketidakberdayaan,
kesedihan)
11. Pikiran bunuh diri

G. Aktivitas Sinaptik Obat Antidepresan


OBAT ANTI DEPRESAN AKTIVITAS SINAPTIK UTAMA
Seluruh TCA Blokade reseptor : H1, ACH, alpha,5-HT2
Golongan amine tersier utama Inhibisi reuptake : 5-HT
Golongan amine sekunder utama Inhibisi reuptake : NE
MAOI Blokade reseptor : Ach
Inhibisi enzimatik : MAO
SSRI Inhibisi reuptake : 5-HT
Antidepresan lain
Amoxapine Inhibisi reuptake : 50HT, NE
Blokade reseptor : D2 Ach, H1
Atomoxetine Inhibisi reuptake : NE
Bupropion Inhibisi reuptake : NE, DA
Duloxetine Inhibisi reuptake : 5-HT, NE, DA
Maprotiline Inhibisi reuptake : NE
Blokade reseptor :H1,Ach
Mirtazapine Inhibasi presinap autoreseptor : alpha2
Receptor blockade : 5-HT2, alpha1
Nefazodone Inhibisi reuptake : 5-HT, NE
Blokade reseptor : 5-HT2, alpha1
Trazodone Inhibisi reuptake : 5-HT
Blokade reseptor : 5-HT2, H1, alpha2,
alpha1
Inhibisi reuptake : 5-HT, NE, DA
Venlafaxine Inhibisi reuptake : 5-HT, NE, DA
Vilazodone Inhibisi reuptake : 5HT
Partial agonis : 5-HT1

11
H. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOI)
MAOI adalah antidepresan yang sangat efektif untuk obat antipanik dan antifobia dan
antidepresan yang efektif secara klinis ditemukan pertama kali pada tahun 1950-an.
Penggunaan MAOI untuk mengobati depresi.
MAOI menghambat kedua jenis enzim (MAO A dan MAO B) yang memetabolisme
serotonin dan norepinefrin. Kondisi ini bersifat menetap; bertahan sampai tubuh
mampumemproduksi MAO baru setelah obat dihentikan dan berkaitan dengan kontrol
tekanan darah karena menghambat norepinefrin.
I. Antidepresan Trisiklik (TCA)
Meskipun TCA sebagai sebuah kelas mencakup beberapa obat yang secara struktural
berbeda, namun efek klinis yang dihasilkan sangat mirip. Dalam berbagai tingkatan,
TCA secara keseluruhan meiliki tindakan primer yang sama, seperti serotonin dan
inhibisi reuptake noreoinefrin (efek terapeutik ), serta menghambat tig reseptor yang
tidak terlibat dalam depresi : reseptor kolinergik muskarinik (efek samping
antikolinergik), reseptor histamin H1 (sedasi, kenaikan berat badan), dan reseptor
alpha1-noradrenergik (hipotensi ortostatik, pusing ).
TCA dapat menimbulkan efek samping berbahaya pada jantung. Pemeriksaan EKG
perlu dilakukan pada dewasa berusia di atas 40 tahun, seluruh klien anak dan remaja
serta klien dengan masalah konduksi jantung sebelum diresepkan TCA.
TCA juga bersifat mematikan jika overdosis sehingga perlu penilaian dasar yang
seksama dan pengkajian keinginan bunuh diri sebelum obat digunakan sebagai terapi.
Klien lanjut usia dan klien dengan yang lebih rendah dibandingkan dewasa yang sehat.
Pengkajian seksama harus dilakukan terhadap efek samping saat klien akan
mengonsumsi obat tersebut.
TCA (kecuali amoxapine dan trimipramine) memiliki kadar darah yang relevan secara
klinis, membuat pemantauan dosis terapeutik yang lebih tepat jika diperlukan. TCA
efektif sebagai obat golongan terbaru dan karena telah tersidia dipasaran selama
beberapa dekade, membuat harganya lebih murah dibandingkan kebanyakan obat
lainnya yang digunakan untuk mengobati depresi dan ansietas sehingga menjadi pilihan
yang baik bagi beberapa klien.
Antidepresan trisiklikn ( tricyclik antidepressant/TCA ) menghambat ambilan-kembali
norepinefrin dan serotonin menuju neuron sehingga, seandainya baru ditemukan hari
ini, TCA mungkin akan dimasukan dalam SNRI, kecuali perbedaan dalam efek
samping yang terkait kelas antidepresan yang lebih baru tersebut. TCA meliputi amina

12
tersier intipramine (merupakan obat prototipe), antitriplyline, domipramine, doxepin
dan trimipramine. TCA juga meliputi amina sekunder desipramine dan nortriptyline
(metabolit N-dimetilasi dari imipramine dan amitriplyline), serta protriptyline.
Maprotyline dan amarapine berhubungan dengan agen antidepresan “ tetrasiklik” dan
secara umum, dimasukan dalam kelas TCA. Semua obat ini memiliki manfaat trapeutik
yang mirip dan pilihan obat mungkin tergantung pada masalah, seperti toleransi pasien
terhadap efek samping, respons sebelumnya, kondisi media yang ada sebelumnya dan
durasi kerja.
1. Mekanisme kerja
Penghambatan ambilan-kembali neurotransmiter, TCA dan amoxapine merupakan
penghambatan kuat ambilan-kembali norepinefrin dan serotinin yang memasuki
ujung sarap prasinaps. Pada konsentrasi terapeutik, TCA tidak menghambat
pengangkut dopamin. Dengan menyekat/menghambat rute utama pengeluaran
neurotransmiter, TCA meningkatkan konsentrasi monoamina pada celah sinaps, dan
akhirnya, menyebabkan efek antidepresan. Maprotiline dan desipramine merupkan
penghambatan selektif ambilan-kembali norepinefrin.
Penghambatan reseptor : TCA juga menghambat reseptor serotonergik,
adrenergik, histamik dan muskarinik. Masih belum diketahui kemungkinan
manfaat terapeutik dari salah satu kerja ini. Namun, kerja pada reseptor-
reseptor ini mungkin bertanggung jawab terhadap efek-efek yang tidak
diinginkan dari TCA. Amoxapine juga menghambat reseptor.
2. Kerja
TCA meningkatkan mood, memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan
aktivitas fisik dan menurunkan pra-okupasi morbid pada 50-70 persen penderita
depresi mayor. Awitan peningkatan mood ini berlangsung lambat, memerlukan 2
minggu atau lebih . Obat-obat ini tidak menyebabkan stimulasi SSP atau
peningkatan mood pada orang normal. Ketergantungan fisis dan psikologis jarang
dilaporkan, tetapi keadaan ini perlu diputus secara lambat untuk mengurangi risiko
sindrom penghentian zat dan efek rebound kolinergik.
Keguanaan terapeutik TCA efektif dalam mengobati depresi mayor sedang hingga
berat. Beberapa pasien dengan gangguan panik juga berespons terhadap TCA,
imipramine telah digunankan pada anak yang mengompol (lebih dari 6 tahun)
dengan cara menyebabkan kontraksi sfingter interna kandung kemih. Saat ini, TCA
digunakan secara hati-hati karena dapat menginduksi aritmia jantung dan masalah

13
kardiovaskuler serius lainnya. TCA, terutama amitriptyline, digunakan untuk
mengobati nyeri kepala migrain dan sindroma keadaan dengan penyebab nyeri yang
tidak jelas.
J. Antidepresan Atipikal
Antidepresan atipikal adalah kelompok obat yang bekerja pada beberapa lokasi yang
Berbeda , kelompok ini meliputi burpropion, mirtazapine , nefazodone, dan trazodone.
Obat – obat tidak lagi lebih efektif di bandingkan antidepresan trisiklik atau SSRI ,
tetapi profil Efek samping obat – obat ini berbeda .
 Bupropion
Obat ini bekerja sebagai penghambat ambilan – kembali dopamin dan
norepinefrin yang lemah untuk meringankan gejala depresi. Waktu paruh obat
ini yang pendek. Memungkinkan untuk memerlukan pemberian dosis lebih dari
sekali sehari atau pemberian formulasi lepas – lambat. Burpropion bersifat unik
karena obat ini membantu mengurangi keinginan yang kuat ( craving ) dan
meringankan gejala Putus nikotin pada pengguna tembakau yang sedang
berusaha berhenti merokok. Efek samping dapat mencakup mulut kering ,
berkeringat , gelisah , tremor , disfungsiseksual meskipun sangat jarang , dan
peningkatan risiko kejang pada dosis tinggi . burpropion di metabolisme oleh
jaras CYP2D6 dan dianggap memiliki risiko interaksi antar – obat yang relative
rendah.
 Mirtazapine
Obat ini meningkatkan neurotransmisi serotonin dan nonepinefrin melalui
mekanisme yang terkait pada kemampuannya untuk menghambat reseptor a₂
prasinaps. Selain itu, obat ini dapat menghambat reseptor 5-HT2. Mirtrazapine
bersifat sedatif karena aktivitas antihistaminnya yang kuat, tetapi obat ini tidak
menyebabkan efek samping antimuskarinik, seperti pada antidepresan trisiklik,
atau mengganggu fingsi seksual, seperti yang dilakukan SSRI. Peningkatan
nafsu makan dan berat badan sering terjadi. Mirtazapine sangat bersifat sedatif
sehingga dapat digunakan pada pasien depresi yang mengalami kesulitan tidur
 Nefazodone dan trazodone
Obat-obat ini merupakan penghambat lemah ambilan-kembali serotonin.
Manfaat terapeutik obat-obat ini tampaknya berkaitan dengan kemampuan obat-
obat ini untuk mneghambat reseptor 5-HT2A pascasinaps. Pada penggunaan

14
kronis, obat-obat ini dapat mendesensitisasi otoreseptor 5-HT2A pascasinaps
sehingga meningkatkan pelepasan serotonin. Nefazodone dan trazodone bersifat
sedatif, mungkin karena aktivitas penghambatan-H1 obat-obat ini yang kuat.
Trazodone menyebabkan priapismus dan nefrazodone berisiko hepatotoksisitas.

1. Farmakokinetik
Anti depresan tersiklik diabsoprsi dengan baik pada pemberian peroral.Oleh karena
itu sifat liofiliknya ,obat ini didistribusi secara luas dan mudah di masuki
SSP.kelarutan lemak nya juga menyebabkan obat obatan ini memiliki berbagai
waktu aruh misalnya,4-17 jam untuk imipramine. Sebagai akibat variasi
metabolisme lintas-pertamanya dalam hepar,TCA bioavailbilitas yang rendah dan
tidak konsisten. Oleh sebab itu respon pasien dan kadar dalam plasma dapat di
gunakan untuk menyesuaikan dosis. Riode terapi awal biasanya berlangsung 4-8
miggu. Dosis ini dapat di turunkan secara bertahap untuk memperbaiki toleransi,
kecuali jika terjadi relaps. Obat obat ini dimetabolisme oleh system mikrosom heatik
( sehingga dapat sensitive terhadap agen-agen penginduksi atau penghambatan
isoenzim CYP450 ) dan terkonjugasi dengan glucuronicaid. Akhirnya, TCA
diekresikan sebagai metabolit inaktif melaluai ginjal.
2. Efek samping
Hambatan reseptor muskarinik menyebabkan penglihatan buram, xerostomia (
mulut kering ), retensi urin, konstipasi, dan glukoma sudut terbuka yang sulit di
sembuhkan. Obat-obatan ini dapat memicu aritmia yang mengancam jiwa ketika
digunakan secara overdosis. TCA juga menghambat reseptor adrenergic
menyebabkan hipertensi otostatik, pusing dan takikarsi refleksi. Dalam praktik
kelinis , hal ini menjadi masalah paling serius pada orang lanjut usia imipramine
adalah TCA paling banyak yang menyebabkan hipotensi otostatik, sedangkan
nortriptyline adalah terkecil. Efek sedasi dapat menonjol , terutama selama beberapa
mienggu pertama penobatan, dan terkait dengan kemampuan obat ini untuk
menghambat resetor histamine H peningkatan berat badan merupakan efek
samping yang lazim pada TCA. Disfungsi seksual, seperti yang terlihat sebagai
bentuk disfungsi ereksi pada laki-laki dananorgasmia pada perempuan, terjadi pada
sebagian kecil pasian, tetapi angka kejadiannya masih di angga rendah di
bandingkan angka kejadian disfungsi seksual SSRI.

15
perhatian : TCA (seperti semua anti depresan) digunakan secara hati-hati pada
pasien yang diketahui mengalami manikdepresif, bahkan selama status depresi
mereka , karena anti depresan dapat enyebabkan perubahan menjadi perilaku manik.
TCA memiliki indeksi terapetik yang sempit, misalnya, lima higga enam kali dosis
haruian maksimum imipramine dapat mematikan. Pemberian obat ini pada pasien
depresi yang memiliki ide bunuh diri harus diberikan dalam jumlah sedikit dan di
pantau secara ketat. Interaksi obat dengan TCA diperlihatkan dalam bambar 12.8.
TCA dapat mengakseserbasi kondisi medis tertentu, seperti angina tidak setabil ,
hyperplasia prostat benigna, epilepsi, dan pasien yang sudah memiliki aritmia
sebelumnya . perhatian harus di berikan mengenai penggunaan nya pada pasien
yang sangat muda dan sangat tua

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antideprasan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi,
meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak
lahir. Antidepressan bekerja dengan memperlambat pembuangan suatu zat-zat
kimia (neurotransmitter) di dalam otak. Antidepresan digolongkan berdasarkan zat
kimia di otak yang dipengaruhinya

17

Anda mungkin juga menyukai