TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Riski Handoko
3211001058
TUGAS AKHIR
Oleh :
Riski Handoko
NIM : 3211001058
Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya (A.Md.)
Di Politeknik Negeri Batam
Oleh
Riski Handoko
3211001058
Tanggal sidang: 17 Desember 2014
Disetuji oleh:
Dosen penguji : Dosen pembimbing:
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT atas berkat, rahmat,
taufik dan hidayah-Nya penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Buck Boost Converter
Trainer Kit” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan Tugas Akhir ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan
berkah dari ALLah SWT sehingga kendala-kendala yang yang dihadapi tersebut dapat
diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya dan dengan
sepenuh hati kepada :
1. Bapak dan Ibu selaku orang tua yang telah merawat dan memberikan segala sesuatu
yang tidak terhingga dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bapak Didi Istardi, M.Sc selaku pembimbing I dan wali kelas yang selalu memberi
semangat dalam perkulihan dan memberi bimbingan moral kepada setiap
mahasiswa.
3. Bapak M. Syafei Gozali, MT selaku pembimbing II senantiasa hadir, memberikan
arahan dan saran-saran dalam pembuatan Tugas Akhir.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Elektonika yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
5. Rekan-rekan yang selalu membantu dalam memberikan masukan kepada penulis
baik selama mengikuti perkulihan maupun dalam pemBuatan Tugas Akhir ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan , sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik bersifat membangun
demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Penulis
v
CBUCK BOOST CONVERTER TRAINER KIT
ABSTRAK
Jurusan Elektronika di Politeknik Negeri Batam setiap tahunnya selalu diminati oleh
siswa SMA yang akan menempuh jenjang kuliah. Namun dalam pengadaan trainer kit
sebagai sarana pembelajaran mengalami hambatan dikarenakan jumlah trainer kit yang
terbatas. Terutama dalam pelajaran Elektronika Daya yang masih kekurangan trainer kit
untuk praktikum. Buck Boost Converter adalah suatu rangkaian dengan input berupa
tegangan DC dan menghasilkan output berupa tegangan dengan polaritas yang berlawanan
dengan input (polaritas negatif). Keluaran tegangan negatif yang dihasilkan dapat diatur
lebih besar dan lebih kecil dari pada input. Dalam tugas akhir ini penulis merancang buck
boost converter trainer kit yang menggunakan input 12 VDC, frekuensi sebesar 10KHz, dan
menggunakan duty cycle dengan range 20% sampai dengan 80%. Tegangan yang dihasilkan
dengan menggunakan duty cycle 20% adalah -2.12 VDC dan arus 0.21 A dengan efisiensi
74.2% , disaat duty cycle 80% mengasilkan tegangan -8.46 VDC dan arus 0.08 A dengan
efisiensi 11.05%. Pada saat duty cycle 80% dan tegangan dihasilkan tidak lebih besar dari
inputI, ini disebabkan pemilihan nilai L dan C yang kurang efisien.
Kata Kunci : Buck Boost Converter, Trainer Kit, Duty Cycle , L, dan C
iii
BUCK BOOST CONVERTER TRAINER KIT
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................... iii
ABSTACK ............................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................................................29
5.2 Saran ..............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................30
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.12 Titik Pengukuran Buck Boost Converter .......................................................25
Gambar 4.13 (a) Gelombang ketika 20%, (b) Gelombang ketika 80%...............................26
Gambar 4.14 Gelombang (kiri) ketika 20%, (kanan) ketika 80% .......................................27
Gambar 4.15 Gelombabg (kiri) Output ketika 20%, (kanan) Output ketika80%..............28
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari
perancangan komponen dan rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan dan
pembuatan alat merupakan bagian yang penting dari seluruh pembuatan tugas akihir.
MIKRO
11
3.1.1 MOSFET Driver
MOSFET driver dalam sistem Buck Boost Converter Trainer Kit berfungsi sebagai
Switch ON dan OFF, MOSFET driver menerima input tegangan dari power supply 12VDC
pada input dan 10VDC sebagai tegangan Vcc, mikrokontroler berperan penting sebagai
input pada HIN berupa PWM.
3.1.2 Mikrokontroller[4][5]
Mikrokontroller dalam sistem ini berfungsi sebagai pengatur atau kontrol untuk
mengontrol tegangan dari buck boost converter agar tegangan output-nya stabil. Kontroler
yang digunakan adalah mikrokontroller ATmega 16. Didalam ATmega16 dan beberapa
mikrokontroller AVR lainnya sudah terdapat 3 buah timer, yaitu TIMER0 (8 bit), TIMER1
(16 bit)dan TIMER2 (8 bit).
Jenis timer yang digunakan adalah timer 1 : timer 16 bit dengan timer value 0000
s/d FFFF. Menggunakan timer 1 disebabkan timer yang 8 bit dan timer 16 bit terdapat pada
maksimal waktu yang dapat dijangkau, semakin besar bit suatu timer semakin besar waktu
yang dapat dicapai. Timer 1 ini menghitung maksimal 65536 hitungan. Timer dioperasikan
dengan mengubah nilai register yang berhubungan dengan peripheral timer, yaitu TCCRx,
TCNTx, dan TIMSK. Fungsi register TCCRx adalah sebagai clock selector dan prescaler,
output mode, waveform generation unit, dan Force Output Compare.
12
beberapa rangkaian. Dan rangaian dari DC-DC chopper dapat dilihat pada Gambar 2.4,
Gambar 2.7 dan Gambar 2.10.
3.2 FlowChart
System Buck Boost Coveter Trainer Kit dapat dijabarkan dalam flowchart dibawah
ini:
Start
Power Supply
12VDC,
10VDC, mikrokontroller
5VDC
Menginput
dutycycle 20%-
80% dengan freq
tetap 10KHz
MOSFET Driver
menghasilkan
PWN berdasarkan
dutycycle yang
dinput
Buck-Boost
Converter
Lampu sebagai
beban dan
indikator
END
1. Supply dari PLN (220AC) masuk ke power supply. Power supply akan
menghasilkan tegangan 12VDC, 10VDC dan 5VDC. Tegangan 12VDC akan
digunakan sebagai input kekaki source pada MOSFET driver. Tegangan 10VDC
digunakan sebagai supply pada IC 2186S (sebagai MOSFET driver). Tegangan
5VDC digunkaan sebagai supply microcontroller.
13
2. Potensiometer digunakan untuk memberikan input berupa ACD yang kemudian
dikonversi persentase dari dutycycle (20%-80%).
3. Nilai duty cycle akan diolah oleh buck boost converter, yang mana output dari buck
boost converter bias lebih kecil dari pada input dan sebaliknya bisa lebih besar dari
pada input.
4. Lampu menjadi beban sekaligus indikator.
14
BUCK BOOST CONVERTER TRAINER KIT
+ Adjust
+
Output
+ LOAD
+
PW
M D
``
- +
INP C
UT
- Vcc +
15
Gambar 3.6 Percobaan Buck Boost Converter ketika D=20%
dalam percobaan Gambar 3.7 dapat kita lihat lampu menyala dengan terang ini
disebabkan tegang yang mengalir pada Hin lebih besar dibandingkan Gambar 3.6 yang
hanya menyala redup, dan gambar diatas menggunakan dutycycle 80%. Berikut gambar
pengujian alat secara keseluruhan.
16
Gambar 3.8 Peratikum diruang DTSL
17
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Pada tabel 4.1 adalah keluar dari mikrokontroller yang menggunakan osiloskop
dengan pengaturan ADC yang menggunakan potensiometer yang telah dimapping 20% s/d
80%. Data diatas diambil per-10% antara 20% sampai dengan 80% duty cycle disebabkan
mengambil dasar dari sistem function generator yang hanya mampu menghasilkan duty
cycle 20%-80%.
18
4
3.5
2 Vpp
1.53 1.58 1.52
1.39 1.42 1.42
1.5 1.2 Vrms
Vavg
1
0
20 30 40 50 60 70 80
19
-
LOAD V
+ Lampu
+
A
PWM
``
- +
INPUT
- Vcc +
Tanggal 23-4-2014
Tabel 4.2 Data pengujian DC-DC Chopper menggunakan Osciloscope
Input Output
Duty Multimeter Oscilloscope
No Cycle Tegangan Arus P
Tegangan Arus
(%) (V) (A) (Watt) (V) (A)
Vpp Vavg Vrms P(Watt)
20
14
12 12 12 12 12 12 12
12
10.3
9.6
10 8.9
8.1
Tegangan (V)
8 7.2 9.2
6.2 8.05 Vpp
6 5.1 6.9
Vavg
5.7
4 Vrms
4.5
2 3.3
2.2
0
2000% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Duty Cycle
a b
Gambar 4.5 (a) Gelombang pada saat duty cycle 20%, (b) Gelombang pada saat duty cycle 80%
Tabel 4.2 menunjukan data pengukuran dengan input duty cycle mulai dari 20%
hingga 80%. Data arus berubah tergantung dari nilai duty cycle. Output dari pengukuran
dapat dilihat pada Gambar 4.5, nilai Vpp (peak to peak voltage) dan nilai Vavg (average
Voltage) naik seiring dengan dengan naiknya nilai dari duty cycle. Bentuk gelombang pada
saat duty cycle 20% dan 80% dimunculkan melalui oscilloscope seperti Gambar 4.5.
21
Tanggal 5-6-2014
Tabel 4.3 Data input DC-DC Chopper
Duty Cycle(%) Vpp Vavg Vrms
20 2.75 0.699 1.196
30 2.62 1.1 1.423
40 2.56 1.29 1.616
50 2.31 1.498 1.767
60 2.59 1.693 1.943
70 3 1.889 2.089
80 3.062 2.055 2.226
3.5
3 3.062
3 2.75
2.62 2.56 2.59
2.5 2.31 2.226
2.089
Tegangan (V)
1.943
2 1.767
1.616 2.055
1.423 1.889 Vpp
1.5 1.196 1.693 Vavg
1.498
1 1.29 Vrms
1.1
0.5 0.699
0
20 30 40 50 60 70 80
a b
Gambar 4.7 Gelombang Input DC-DC Chopper (a) 20% duty cycle, (b) 80% duty cycle
22
Tabel 4.4 Data Output DC-DC Chopper
Duty Cycle(%) Vpp Vavg Vrms
20 15 2.213 5.158
30 12.19 3.369 6.298
40 14.38 4.597 7.271
50 14.53 5.722 8.156
60 13.91 6.924 8.894
70 13.44 8.098 9.87
80 14.38 9.276 10.34
16 15
14.38 14.53 14.38
13.91
13.44
14
12.19
12
10.34
9.87
Tegangan (V)
10 8.894
8.156
7.271 9.276
8 Vpp
6.298
8.098
6 5.158 Vavg
6.924
5.722 Vrms
4
4.597
2 3.369
2.213
0
20 30 40 50 60 70 80
a b
Gambar 4.9 Gelombang Output (a) duty cycly 20%, (b) duty cycle 80%
23
Tabel 4.3, Tabel 4.5, Gambar 4.8, Gambar 4.10, Gambar 4,9 dan Gambar 4.11
merupakan hasil pengukuran pada pengujian yang kedua. Dari hasil pengukuran diketahui
bahwa tidak berbeda jauh dari pengujian pertama.
Input Output
Duty Cycle Efisiensi
NO Tegangan Arus P Tegangan Arus P
(%) (%)
(V) (A) (Watt) (V) (A) (Watt)
1 20 12 0.05 0.6 -2.12 0.21 -0.44 74.2
2 30 12 0.9 10.8 -4.06 0.21 -0.85 7.89
3 40 12 0.17 2.04 -6.55 0.2 -1.31 64.2
4 50 12 0.28 3.36 -8.43 0.2 -1.68 50.1
5 60 12 0.35 4.2 -8.52 0.17 -1.44 34.4
6 70 12 0.41 4.92 -8.63 0.13 -1.12 22.8
7 80 12 0.51 6.12 -8.46 0.08 -0.67 11.05
15
12 12 12 12 12 12 12
Tegangan dan Arus (V/A)
10
5 Vin
0.9 0.28 0.35 0.41 0.51 Vo
0.05 0.17
0 0.21 0.21 0.2 0.2 0.17 0.13 0.08 Iin
20 30 40 50 60 70 80 Io
-2.12
-5
-4.06
-6.55
-10 -8.43
-8.52 -8.63 -8.46
Duty Cycle (%)
DC PWM Control
C RL
L
24
Pada Gambar 4.10.menunjukan tegangan output dan input yang berbanding terbalik
dan output lebih kecil daripada input. Pada Gambar 4.11, jika saklar MOSFET ditutup
maka arus di induktor akan naik, saat saklar on, arus di induktor turun dan mengalir
menuju beban. Dengan cara begini, nilai rata-rata tegangan beban sebanding dengan rasio
antar waktu pembukaan dan waktu penutupan. Akibatnya, nilai rata-rata tegangan beban
bias lebih tinggi maupun lebih rendah dari tegangan sumbernya.
Dalam rangkaian tersebut menggunkan C = 220uF dan L = 42.65mH. Masalah
utamanya dari buck boost converter ialah menghasilkan riak arus yang tinggi baik di sisi
masukan maupun sisi keluarannya. Akibatnya, diperlukan tapis kapasitor yang besar di
kedua sisinya.
-
+ LOAD
+
PW
M
- C
- L
Lamp
``
- +
INP D
UT
- Vcc +
Duty clycle
−
1−
−
=
1−
=− +
− =−
.
= = .
= 0.21............................................................................. (4.1)
Nilai inductor
(1 − )
=
2
( . )
= × 5.66 = 17.66 ................................................................ (4.2)
× ×
25
Arus induktansi
∆
= +
2
×
=
(1 − )
12 × 0.21
= = 0.71
5.66(1 − 0.21)
∆ = 25% ×
∆
= +
2
.
= 0.71 + = 0.79 .......................................................................... (4.3)
Dapat kita lihat pada persamaan (4.2) nilai inductor 17.66uH dan pada buck boost
converter trainer kit menggunakan induktor 42.65mH perbedaan antar perhitungan dengan
peratikum sangat berbeda jauh dan mengakibatkan output yang berbeda pula.
INPUT
Outpu t INPUT
Outpu t
a b
Gambar 4.13 (a) Gelombang ketika 20%, (b) Gelombang ketika 80%
26
4.1.4 Pengujian Buck Converter
Tabel 4.6 Hasil Percobaan Buck Converter
Efisiensi(%)
Input Output
No
Freq Volt Arus P Volt Arus P
Duty Cycle(%)
(KHz) (V) (A) (watt) (V) (A) (Watt)
1 10 20 12 0 0 1.51 0.06 0.0906 0
2 10 30 12 0.02 0.24 2.64 0.09 0.2376 99
3 10 40 12 0.03 0.36 3.78 0.12 0.4536 126
4 10 50 12 0.07 0.84 4.92 0.14 0.6888 82
5 10 60 12 0.1 1.2 6.07 0.16 1.0926 91.05
6 10 70 12 0.13 1.56 7.21 0.18 1.2978 83.19
7 10 80 12 0.17 2.04 8.35 0.2 1.67 81.86
Output
Output
INPUT INPUT
Pada Tabel 4.6 percobaan buck converter menggunakan 20%-80% duty cycle
disebabkan mengikuti dasar dari function generator. Dasar sistem buck converter
mengasilkan tegangan output yang lebih kecil dari tegangan input dan mempunyai
polaritas yang sama dengna input. Pada rangkaian buck converter input yang masuk akan
melewati MOSFET dan langsung menuju lilitan dan pada waktu yang sama lilitan akan
menyimpan energy. Pada saat switch off diode akan menjadi reverse dan lilitan akan
memberikan tegangan kekapasitor dan beban.
27
4.1.5 Pengujian Boost Converter
Tabel 4.7 Hasil Percobaan Boost Converter
Efisiensi(%)
Input Output
No
Volt Arus P Volt Arus P
Freq (KHz) Duty Cycle(%)
(V) (A) (watt) (V) (A) (Watt)
1 10 20 12 0.2 2.4 12.39 0.25 3.0975 129.06
2 10 30 12 0.26 3.12 14.02 0.27 3.7854 121.3
3 10 40 12 0.33 3.96 16.04 0.3 4.812 121.5
4 10 50 12 0.44 5.28 18.59 0.32 5.9488 112.6
5 10 60 12 0.6 7.2 21.6 0.35 8.208 114
6 10 70 12 0.85 10.2 25.1 0.38 9.538 83.19
7 10 80 12 1.22 14.64 21.2 0.36 7.632 81.86
Output
Output
INPUT
INPUT
Gambar 4.15 (kiri) Gelombang output ketika 20%, (kanan) Gelombang output ketika 80%
Pada Tabel 4.7 percobaan boost converter menggunakan 20%-80% duty cycle
disebabkan mengikuti dasar dari function generator, dalam pengambilan data tegangan
yang lebih besar dari input ini disebabkan input yang melewati lilitan dan pada waktu yang
sama lilitan akan menyimpan tegangan dan melewati diode ketika forward. Saat reverse
lilitan sebagai supply yang melewati MOSFET dan pada saat tegangan melewati MOSFET
tegangan akan dikuatkan dan tegangan yang dikuatkan tadi akan dialirkan menuju
kapasitor dan beban. Disebabkan itu output yang dihasilkan akan lebih besar dari input
yang diterima oleh buck converter.
Pada data NO.7 dapat kita lihat tegangan output turun menjadi 21.2V, ini
disebabkan batasan maksimal buck boost converter kit hanya mampu meningkatkan
tegangan dengan menggunakan dutycycle 70%.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan selama penelitian berlangsung antara lain:
1. Tingkat efisiensi dari penggunaan komponen merupakan faktor utama dalam
menganalisa kinerja buck boost converter.
2. Nilai efisiensi pada buck boost converter adalah rendah.
5.2 Saran
Pada pengerjaan Tugas Akhir ini tentu tidak lepas dari berbagai macam kekurangan
baik itu pada sistem yang dibuat maupun pada peralatan yang dibuat. Untuk memperbaiki
kekurangan dari peralatan yang dibuat, maka perlu diadakan pemberahuan sistem antara
lain:
1. Penggulungan dari induktor dilakukan dengan sebaik mungkin sehingga induktor
memiliki nilai induktansi sesuai desain dan nilai Q yang tinggi.
29
DAFTAR PUSTAKA
[2] Nick Gammon. 2012. “Example of modulating a 38 KHz frequency duty cycle by
reading a potensiometer”. (Online).
(http://forum.arduino.cc/index.php?topic=102430.40;wap2). Diakses Tanggal 23 Mei
2014
[3] Muhammad H. Rashid, “Power Elektronics : Circuit, Divies, and Applications, 2ND
ED”, Edisi kedua, PT Perhallindo, Jakarta, 1993.
[5] I Putu Giovani Eliezer. 2013. “ Timer dan Conter Mikrokontroller”. (Online).
(http://www.geyosoft.com/2013/timer-dan-counter-mikrokontroler). Diakses
Tanggal 2 Januari 2015.
30
UNIT I
DC CHOPPER
I. Tujuan
Setelah melaksanakan peratikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui cara
kerja dasar dari dc chopper pada buck boost converter trainer kit
II. Komponen dan peralatan
• Buck Boost Converter Trainer Kit
• Oscilloscope
• Lampu
• Jumper
III. Dasar teori
Pengubahan daya DC-DC (DC-DC Converter) tipe peralihan atau dikenal
juga dengan sebutan DC chopper dimanfaatkan terutama untuk penyediaan
tegangan output DC yang bervariasi besarannya sesuai dengan permintaan pada
beban. Daya masukan dari proses DC-DC tersebut adalah berasal dari sumber
daya DC yang biasanya memiliki tegangan masukan yang tetap. Pada dasarnya
penghasilan tegangan output DC yang ingin dicapai adalah dengan cara
pengaturan lamanya waktu penghubungan antara sisi output dan input pada
rangkaian yang sama. Komponen yang digunakan untuk menjalankan fungsi
penghubung tersebut adalah switch seperti Thyristor, MOSFET, IGBT, GTO.
Secara umum ada dua fungsi pengoperasian dari DC Chopper yaitu penaikan
tegangan dimana tegangan output yang dihasilkan lebih besar dari input, dan
penurunan tegangan dimana tegangan output lebih kecil dari pada input.
Vce
iL
DC RL Vo DC RL
Vo IL = .
R…………………………………………………………………(1.1)
1
Dengan demikian pada tiper linier, fungsi transistor menyerupai tahanan
yang dapat diubah ubah besarannya seperti yang terlihat pada Gambar 1.1
Vce
DC RL Vo DC RL Vo
Pada tipe peralihan, fungsi transistor sebagai electronic switch yang dapat
dibuka (off) dan ditutup (on). Dengan asumsi bahawa switch tersebut ideal, jika
switch ditutup maka tegangan output akan sama dengan tegangan masukan,
sedangkan jika switch bibuka tegangan output yang dihasilkan berbentuk pulsa
Vo
Vs
Closed Open
0 DT T t
(1-D)T
Besaran rata rata atau komponen DC dari tegangan output dapat diturunkan
dari persamaan berikut:
1 𝑇𝑇 1 𝐷𝐷𝐷𝐷
𝑉𝑉𝑜𝑜 = 𝑇𝑇 ∫0 𝑉𝑉𝑜𝑜 (𝑡𝑡) 𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝑇𝑇 ∫0 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑉𝑉𝑖𝑖𝑖𝑖 𝐷𝐷 ……………………………………..(1.2) R
𝑡𝑡 𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑡𝑡 𝑜𝑜𝑜𝑜
𝐷𝐷 = 𝑡𝑡 = = 𝑡𝑡𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑓𝑓…………………………………………………..(1.3)
𝑜𝑜𝑜𝑜 +𝑡𝑡 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 𝑇𝑇
2
IV. Gambar Percobaan
V. Langkah Kerja
1. Perhatikan dan rangkailah Gambar 1.4
2. Hubungkan modul dengan oscilloscope
3. Periksa rangkaian anda, cross cek dengan dosen/instruktur
4. Aktifkan modul Buck-Boost Converter Trainer Kit
5. Amati load (lampu) dengan menggunkan Oscilloscope! Apakah yang terjadi
pada gelombang output?
6. Tuliskan output dari MOSFET driver pada tabel berikut
3
4 50 6
5 60 6
6 70 6
7 80 6
4
UNIT II
BUCK CONVERTER
I. Tujuan
Setelah melaksanakan peratikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui,
cara kerja dasar dari buck converter
II. Komponen dan peralatan
• Buck Boost Converter Trainer Kit
• Oscilloscope
• Lampu
• Jumper
III. Dasar teori
L
Q
DC
C RL
D
PWM Control
iL
L
S
D
DC
C
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿
𝑣𝑣𝐿𝐿 = 𝑉𝑉𝑑𝑑 − 𝑉𝑉𝑜𝑜 = 𝐿𝐿
𝑑𝑑𝑑𝑑
5
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 𝑉𝑉𝑑𝑑 − 𝑉𝑉𝑜𝑜
⟶ =
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐿𝐿
𝑉𝑉𝑑𝑑 −𝑉𝑉𝑜𝑜
∆𝑖𝑖𝐿𝐿 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 = � � . (1 − 𝐷𝐷)………………………………………………(2.1)
𝐿𝐿
Sedangkan saat kondisi saklar terbuka dioda menjadi forward bias sehingga
ada aliran tegangan yang melalui kapasitor.
iL
L
S
D
DC
C
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿
𝑣𝑣𝐿𝐿 = −𝑉𝑉𝑜𝑜 = 𝐿𝐿
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 −𝑉𝑉𝑜𝑜
⟶ =
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐿𝐿
−𝑉𝑉𝑜𝑜
∆𝑖𝑖𝐿𝐿 𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = � � . (1 − 𝐷𝐷)𝑇𝑇…………………………………………….(2.2)
𝐿𝐿
vl
Vd-Vo
-Vo
il
iLmax
IL
iLmax
(1-D)t
DT T
6
Besar dutycycle akan mempengaruhi nilai tegangan output perbandingan
duty cycle antara closed dan open dapat kita lihat pada Gambar 2.4. tegangan
yang dihasilkan berupa nilai rata-rata dari keadaan saklar yang open dan closed.
7
Duty Input Output
Efisiensi
NO Cycle Tegangan Arus P Tegangan Arus P
(%)
(%) (V) (A) (Watt) (V) (A) (Watt)
1 20 6
2 30 6
3 40 6
4 50 6
5 60 6
6 70 6
7 80 6
8
UNIT III
BOOST CONVERTER
I. Tujuan
Setelah melaksanakan peratikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui,
cara kerja dasar dari boost converter
II. Komponen dan peralatan
• Buck Boost Converter Trainer Kit
• Oscilloscope
• Lampu
• Jumper
III. Dasar teori
RL
DC
C RL
Q
PWM Control
Pada dasar saklar elektronik yang bekerja secara antara on dan off sehingga
meghasilkan dutycycle secara otomatis mengikuti besar tegangan input.
Besarnya dutycycle berubah-ubah sesuai besar input yang diberikan untuk
menjaga agar output tetap konstan.
Ketika saklar dalam posisi tertutup, maka diode dalam keadaan reverse,
sehingga terjadi penyimpanan muatan dalam induktor.
9
L
D
DC S
C
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿
𝑣𝑣𝐿𝐿 = 𝑉𝑉𝑑𝑑 = 𝐿𝐿
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 𝑉𝑉𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 ∆𝑖𝑖𝐿𝐿 ∆𝑖𝑖𝐿𝐿
= ⟶ = =
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐿𝐿 𝑑𝑑𝑑𝑑 ∆𝑡𝑡 𝐷𝐷𝐷𝐷
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑉𝑉𝑑𝑑
⟶ 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 = 𝐿𝐿
𝑉𝑉𝑑𝑑 𝐷𝐷𝐷𝐷
∆𝑖𝑖𝐿𝐿 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 = 𝐿𝐿
…………………………………………………………….(3.1)
Sedangkan ketika saklar dalam kondisi terbuka, maka diode menjadi kondisi
tertutup dan induktor akan membuang energinya menuju kapasitor.
DC S
C RL
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿
𝑣𝑣𝐿𝐿 = 𝑉𝑉𝑑𝑑 − 𝑉𝑉𝑜𝑜 = 𝐿𝐿
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 𝑉𝑉𝑑𝑑 − 𝑉𝑉𝑜𝑜 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑡𝑡 ∆𝑖𝑖𝐿𝐿 ∆𝑖𝑖𝐿𝐿
= ⟶ = =
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐿𝐿 𝑑𝑑𝑑𝑑 ∆𝑡𝑡 (1 − 𝐷𝐷)𝑇𝑇
10
vl
OPENED
t
Vd-Vo
∆IL
il
(1-D)t
V. Langkah Kerja
1. Perhatikan dan rangkailah Gambar 3.4
11
2. Hubungkan modul dengan oscilloscope
3. Periksa rangkaian anda, cross cek dengan dosen/instruktur
4. Aktifkan modul Buck-Boost Converter Trainer Kit
5. Amati load (lampu) dengan menggunkan Oscilloscope! Apakah yang terjadi
pada gelombang output?
6. Tuliskan output dari boost converter pada tabel berikut
12
UNIT IV
BUCK BOOST CONVERTER
I. Tujuan
Setelah melaksanakan peratikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui,
cara kerja dasar dari buck boost converter
II. Komponen dan peralatan
• Buck Boost Converter Trainer Kit
• Oscilloscope
• Lampu
• Jumper
III. Dasar teori
Buck Boost Conveter adalah suatu rangkaian dengan input berupa tegangan
DC dan menghasilkan output berupa tegangan dengan polaritas yang
berlawanan dengan input (polaritas negatif). keluaran tegangan negatif yang
dhasilkan dapat diatur lebih besar dan lebih kecil dari pada input.
Q D
DC PWM Control
C RL
L
D D
Vin Vin
L C RL L C RL
Ketika Switch ON, Tegangan masuk akan dipaksa untuk melewati induktor,
sehingga menyebabkan meningkatnya aliran arus yang melaluinya. Pada saat
bersamaan, satu-satunya sumber arus beban adalah dari kapasitor.
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿
𝑣𝑣𝐿𝐿 = 𝑉𝑉𝑠𝑠= 𝐿𝐿
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿 𝑉𝑉𝑠𝑠
=
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐿𝐿
13
∆𝑖𝑖𝐿𝐿 ∆𝑖𝑖𝐿𝐿 𝑉𝑉𝑠𝑠
= =
∆𝑡𝑡 𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐿𝐿
𝑉𝑉𝑠𝑠 𝐷𝐷𝐷𝐷
(∆𝑖𝑖𝐿𝐿 )𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 = ………………………………………………………………………………………………(4.1)
𝐿𝐿
14
IV. Gambar Percobaan
V. Langkah Kerja
1. Perhatikan dan rangkailah Gambar 1.4
2. Hubungkan modul dengan oscilloscope
3. Periksa rangkaian anda, cross cek dengan dosen/instruktur
4. Aktifkan modul Buck-Boost Converter Trainer Kit
5. Amati load (lampu) dengan menggunkan Oscilloscope! Apakah yang terjadi
pada gelombang output?
6. Tuliskan output dari buck boost converter pada tabel berikut
15
4 50 6
5 60 6
6 70 6
7 80 6
16
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa isi sebagian maupun
keseluruhan Tugas Akhir saya yang berjudul : “Buck Boost Converter Trainer Kit” adalah
hasil karya sendiri, diselesaikan tanpa menggunakan bahan-bahan yang tidak diijinkan dan
bukan merupakan karya pihak lain yang saya akui sebagai karya sendiri.
Semua referensi yang dikutip atau dirujuk telah ditulis secara lengkap pada daftar
pustaka.
Apabila ternyata pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia menerima sangsi
sesuai peraturan yang berlaku.
Materai 6000
Riski Handoko
3211001058
i
PROGRAM[2]
1
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari proyek akhir ini adalah membuat Buck Boost Converter Trainer Kit
dengan menggunakan sistem buck boost converter.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari Buck Boost Converter Trainer Kit adalah
sebagai sarana mahasiswa untuk melakukan peratikum dan mempelajari DC-DC Chopper
sebagai pembahasan matakuliah elektronika daya di Politeknik Negeri Batam.
2
BAB II
DASAR TEORI
iL
DC RL Vo DC RL
Pada tipe linier, pengaturan tegangan output dicapai dengan menyesuaikan arus
pada beban yang besarannya tergantung dari besaran arus pada base-nya transistor.
Vo = IL . R...............................................................................................(2.1)
Dengan demikian pada tiper linier, fungsi transistor menyerupai tahanan yang dapat
diubah ubah besarannya seperti yang terlihat pada Gambar 2.1
3
Vce
DC RL Vo DC RL Vo
Pada tipe peralihan, fungsi transistor sebagai electronic switch yang dapat dibuka
(off) dan ditutup (on). Dengan asumsi bahawa switch tersebut ideal, jika switch ditutup
maka tegangan output akan sama dengan tegangan masukan, sedangkan jika switch bibuka
tegangan output yang dihasilkan berbentuk pulsa
Vo
Vs
Closed Open
0 DT T t
(1-D)T
Besaran rata rata atau komponen DC dari tegangan output dapat diturunkan dari
persamaan berikut:
= ∫ ( ) = ∫ = ................................................................(2.2)
Dari persamaan 1.2 bahwa tegangan output DC dapat diatur besarannya dengan
menyesuaikan D. Parameter D dikenal sebagai Dutyratio yaitu antara lamanya waktu
switch ditutup (ton) dengan periode T dari pulsa tegangan output.
= = = ...................................................................................(2.3)
4
2.1.1 Buck Converter[1]
Buck converter adalah converter yang menghasilkan tegangan output yang lebih
kecil dari tegangan inputnya. Tegangan output yang dihasilkan mempunyai polaritas yang
sama dengan tegangan inputnya. buck converter biasa disebut juga step-down converter.
Berikut merupakan rangkaian dari buck converter.
L
Q
DC
C RL
D
PWM Control
Ketika saklar tertutup, diode dalam keadaan reverse sehingga sinyal input menuju
induktor dan terjadi penyimpanan energi.
iL
L
S
D
DC
C
= − =
−
⟶ =
∆ ∆ −
= = =
∆
∆ = . (1 − ) ..............................................................................(2.4)
Sedangkan saat kondisi saklar terbuka dioda menjadi forward bias sehingga ada
aliran tegangan yang melalui kapasitor.
5
iL
L
S
D
DC
C
=− =
−
⟶ =
∆ ∆ −
= = =
∆ (1 − )
∆ = . (1 − ) ..............................................................................(2.5)
RL
DC
C RL
Q
PWM Control
Pada dasar saklar elektronik yang bekerja secara antara on dan off sehingga
meghasilkan duty cycle secara otomatis mengikuti besar tegangan input. Besarnya duty
cycle berubah-ubah sesuai besar input yang diberikan untuk menjaga agar output tetap
konstan.
6
Ketika saklar dalam posisi tertutup, maka diode dalam keadaan reverse, sehingga
terjadi penyimpanan muatan dalam induktor.
L
D
DC S
C
= =
∆ ∆
= ⟶ = =
∆
⟶ =
∆ = ...................................................................................................(2.6)
Sedangkan ketika saklar dalam kondisi terbuka, maka dioda menjadi kondisi
tertutup dan induktor akan membuang energinya menuju kapasitor.
DC S
C RL
= − =
− ∆ ∆
= ⟶ = =
∆ (1 − )
−
⟶ =
( )
∆ = ......................................................................................(2.7)
7
2.1.3 Buck Boost Converter
Buck boost converter adalah suatu rangkaian dengan input berupa tegangan DC dan
menghasilkan output berupa tegangan dengan polaritas yang berlawanan dengan
input(polaritas negatif). keluaran tegangan negatif yang dihasilkan dapat diatur lebih besar
dan lebih kecil dari pada input.
Q D
DC PWM Control
C RL
L
D D
Vin Vin
L C RL L C RL
Ketika Switch ON, Tegangan masuk akan dipaksa untuk melewati induktor,
sehingga menyebabkan meningkatnya aliran arus yang melaluinya. Pada saat bersamaan,
satu-satunya sumber arus beban adalah dari kapasitor.
∆ ∆
= =
∆
(∆ ) = ........................................................................................................... (2.8)
8
Dapat kita lihat pada gambar 2.16 ketika switch Off, terjadi penurunan aliran arus
pada induktor yang menyebabkan tegangan diode berubah menjadi negative. Proses ini
menyebabkan diode aktif dan memperbolehkan arus pada induktor untuk mengalirin dan
mengisi kapasitor dan juga beban. Arus beban disupply dari induktor ketika switch OFF
dari kapasitor ketika switch ON
∆ ∆
= =
∆ (1 − )
( )
(∆ ) = ...................................................................................................... (2.9)
Tegangan output dari rangkaian buck boost converter merupakan fungsi dari
tegangan input dan duty cycle. Rumus perhitungannya adalah:
(∆ ) + (∆ ) =0
(1 − )
+ =
=− .............................................................................................................. (2.10)
2.1.4 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik
dalam bentuk muatan. Pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling
sejajar satu sm lain dan diantaran logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering
disebut dielektrik.
Fungsi kapasitor adalah sebagai berikut:
1. Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapsitor yaitu dapat dilalui arus ac
dan tidak dapat dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dmanfaatkan
untuk memisahkan2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara DC tapi
masih berhubungan secara AC (signal), artinya sebuah kapsitor berfungsi sebagai
kopling atau penghubung antar 2 rangkaian yang berbeda.
9
2. Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuat rangkaian, yang dimaksud disini
adalah kapasitor sebagai ripple filter, sifat dasar dari kapasitor yaitu dapat
menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
3. Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4. Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaina oscillator.
5. Kapasitor digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada sebuh saklar.
2.1.5 Induktor
Induktor adalah komponen yang tersusun dari lilitan. Indiktor termasuk juga
komponen yang dapat menyimpan muatan listrik.
Fungsi Induktor adlah sebagai berikut:
1. Penyimpanan arus listrik dalam bentuk medan magnet.
2. Menahan arus bolak-balik (AC).
3. Meneruskan arus searah (DC).
10
BIOGRAFI PENULIS
Agama : Islam
Email : 3211001058RH@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
3. SD : SD 002 (1997-2002)