Anda di halaman 1dari 52

Beranda

CRostiyani Blog

My Widget

Kamis, 16 April 2015

ASKEP FRAKTUR FEMUR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi modern ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang banyak mengakibatkan

teruma atau cedera (Fraktur).


Fraktur adalah rusaknya kontinuitas jaringan tulang yang biasanya disertai dengan cedera

jaringan lunak, kerusakan otot repture tendon, kerusakan pembuluh darah dan luka organ-organ

tubuh. Biasanya terjadi karena disebabkan oleh pukulan langsung gaya majemuk, gerakan

memutar mendadak dan bahkan kontraksi eksterm meskipun tulang patah jaringan sekitarnya

juga akan terpengaruh mengakibatkan edema jaringan lunak perdarahan ke otot dan sendi,

dislokasi sendi, ruptur tendon kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Guna memperoleh pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan secara

langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosio dan kultural pada Tn. M melalui

pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn.M dengan Sistem Muskuloskeletal: Fraktur Femor

Sinistra

b. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan Pada Tn.M dengan Sistem

Muskuloskeletal: Fraktur femor Sinistra

c. Mampu melaksanakan tindakan pada Tn.M dengan Sistem Muskuloskeletal: Fraktur femor

Sinistra

d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

e. Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan pada Tn.M dengan Sistem

Muskuloskeletal: Fraktur femor Sinistra


f. Mampu mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Terhadap Tn.M dengan Sistem

Muskuloskeletal: Fraktur femor Sinistra

g. Mampu membahsa kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasusu beserta

pemecahannya.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan studi kasus ini adalah metode

deskriptif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Dilakukan dengan penulis mengajukan pertanyaan baik kepada pasien maupun keluarga dan

pihak-pihak terkait yang dinilai perlu untuk dimintakan kekurangan.

2. Observasi

Penulis mengadakan pemantauan langsung yaitu dengan mengkaji pasien tersebut meliputi

pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

3. Dokumentasi

Yaitu penelusuran data klien di Ruang E yang terdapat dalam status keperawatan klien.

D. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, berisi tentang, latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode

penulisan, sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis, berisi tentang konsep dasar yang terdiri dari pengertian,

anatomi, fisiologi, patofisiologi, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi klinis, proses
penyembuhan tulang, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, juga berisi tentang asuhan

keperawatan yang meliputi kajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi.

BABA III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, berisi tentang dokumentasi Asuhan

Keperawatan Pada Tn.M dengan Sistem Muskuloskeletal: Fraktur femor Sinistra mulai dari

pengkajian sampai dengan evaluasi

BAB IV : Penutup, yaitu berisi tentang kesimpulan dan saran, terhadap hasil penulisan

laporan studi kasus ini


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Fraktur adalah terputusanya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya

disebabkan oleh ruda paksa. (R. Sjamsuhidayat & Wim De Jong, 1997: 1138).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner

dan Suddart, 2001 : 2357).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang biasanya disertai dengan cedera

jaringan lunak, kerusakan otot rupture tendon, kerusakan pembuluh darah dan luka organ-organ

tubuh (Sari Fatimah, 2003:73).

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang fraktur diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih

besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Barbara Engram, Rencana Asuhan dan Dokumentasi

Diagnosa dan Masalah Kolaboratid 346).

2. Anatomi

Di bawah ini gambar anatomi system muskuloskeletal bagian cruis tibia dan fibura yang

berhubungan dengan fraktur


Gambar 1: Anatomi tulang cruis tibia dan fibur

Sumber: Drs. Syaifudin, 1997:29

Sistem muskuloskeletal secara umum berfungsi untuk menegakkan postur dan untuk pergerakan

yang terdiri dari komponen tulang, otot, cartilago, ligament, ktendon, fasia, burasa dan sendi.

Tulang adalah jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis sel yaitu Osteoblas, Osteosid dan

Osteoklas.

1. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen dan proteoglikan sebagai

matrikc tulang (Osteosid) melalui proses asifikasi.

2. Osteosid adalah sel tulang dewasa yang berperan sebagai lintasan pertukaran kimiawi

melalui tulang yang padat.

3. Osteoklas adalah sel-sel besar multinukleus yang memungkinkan mineral dan matrik tulang

dapat diabsorpsi.
Tulang juga merupakan jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat pada tubuh setiap

tulang memiliki karakteristik dan gambaran permukaan tertentu yang mengidentifikasi fungsinya

dalam hubungannya terhadap tulang lain otot dan fraktur tubuh lainnya secara keseluruhan

tulang dipersarafi oleh serabut saraf sympatik dan afferent.

Persendian merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu tulang dengan tulang lainnya

fungsi utamanya adalah suatu pergerakan dan fleksibilitas tubuh. Struktur tulang memberikan

perlindungan terhadap organ vital termasuk otak, jantung dan perut.

a. Fungsi Tulang

1) Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada kerangka tubuh.

2) Melindungi organ-organ tubuh

3) Untuk pergerakan

4) Merupakan gudang penyimpanan mineral

5) Hematopoesa (tempat pembentukan sel darah merah dalam sum-sum tulang).

b. Bagian-bagian yang terdapat pada tulang terdiri atas:

1) Foramen, yaitu suatu lubang tempat melaluinya pembuluh darah, saraf dan ligamentum,

misalnya pada tulang kepala belakang yang disebut foramen oksipital.

2) Fosa, yaitu suatu lekukan di dalam atau pada permukaan tulang, misalnya pada scapula

yang disebut prosesus spinousus.

3) Prosesus, yaitu suatu tonjolan misalnya terdapat pada ruas tulang belakang yang disebut

prosesus.

4) Kondilus, yaitu taju yang bentuknya bundar merupakan benjolan.

5) Tuberkulum, yaitu tonjolan kecil.

6) Tuberositas merupakan tonjolan besar.


7) Trokanter, yaitu tonjolan besar pada umumnya tonjolan ini pada tulang paha (Femur).

8) Krista pinggir atau tepi tulang misalnya terdapat tulang ilium yang disebut krista iliaka.

9) Spina, yaitu tonjolan yang bentuknya agak runcing misalnya terdapat pada tulang iliaka

yang disebut spina iliaka.

10) Kaput, yaitu (kepala tulang/bagian ujung yang bentuknya bundar misalnya terdapat pada

tulang paha yang disebut femoris.

1. Etiologi

Fraktur bisa disebabkan oleh pukulan langsung gaya majemuk, gerakan memutar mendadak dan

bahkan kontraksi otot eksterm, meskipun tulang patah. Jaringan sekitarnya juga akan

terpengaruh, mengakibatkan edema jaringan lunak perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi,

ruptur tendon kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah (Barbara Engram : 2357).
2. Patofisiologi

Adanya trauma/Ruda paksa

Meningkatnya tekanan pada ekstremitas

Tahanan tulang lebih dan beban tekanan

Terputusnya kontinuitas tulang (fraktur)

Merusak jaringan lunak Tidak terjadi

 kerusakan/luka pada

Luka pada kulit, mukosa kulit, mukosa

Patah tulang

Fraktur terbuka Fraktur tertutup

(Elizabeth, J. Corwin: 2000)

3. Tanda dan Gejala

a. Deformitas: Perubahan struktur dan bentuk.


b. Pembengkakan atau penumpukan cairan atau darah karena kerusakan pembuluh darah.

c. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat oleh penekanan

sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur.

d. Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur.

e. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal

f. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan saraf di mana saraf ini dapat

terjepit atau terputus oleh fragmen tulang.

g. Kretitasi yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur digerakkan.

h. Pergerakan abdnormal.

i. Hasil foto rontgen yang abdnormal.

(Burnner and Suddart 2001:2358)

4. Klasifikasi

a. Klasifikasi menurut bentuk patah tulang/fraktur

1. Fraktur komplet, pemisahan komplet dari tulang menjadi dua fragment.

2. Fraktur in komplet, patah sebagian dan tanpa pemisahan.

3. Simple atau closed fraktur patah tulang tetapi kulit utuh.

4. Fraktur complikata, tulang yang patah menusuk kulit tulang terlihat.

5. Fraktur tanpa perubahan posisi tulang patah, posisi pada tempatnya yang normal.

6. Fraktur dengan perubahan posisi tulang yang patah berjauhan dari tempat patah.

7. communited fraktur tulang patah menjadi beberapa fragmen.

8. Imfacted telescoped frakture, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada yang lain.

b. Klasifikasi menurut garis patah tulang

1. Green stick retak pada sebelah sisi dari tulang


(sering terjadi pada anak dengan tulang lembek)

2. Transverse patah menyilang

3. Obligue garis patah miring

4. spiral patah tulang melingkari tulang

5. comminuted patah tulang m,enjadi beberapa fragments

Green Stick Transverse Obligue Spiral Comminuted

5. Proses Penyembuhan Tulang

a. Hematomo Formation (pembukaan hematom) karena pebuluh darah cidera, maka terjadi

perdarahan pada daerah fraktur, darah menumpuk dan mengeratkan ujung-ujung tulang yang

patah.

b. Fibrin meskwork (pembentukan fibrin) hematoma, menjadi terorganisir karena fibrioblast

masuk lokasi cedera membentuk fibrin merkwork (gumpalan fibrin) berdinding sel darah putih

pada lokasi melokalisis radang

c. Inflamasi Osteoblast
Osteoblast masuk ke daerah fibrosis untuk mempertahankan penyambungan tulang pembuluh

darah berkembang mengalirkan nutrisi untuk membentuk kolagen (collagen) untalan kolagen

terus disatukan dengan kalsium.

d. Callus Formation

1) Osteoblast terus membuat jala untuk membangun tulang

2) Osteoblast merusakan tulang mati dan membantu mensintesa tulang baru.

3) Collagen menjadi kuat dan terus menyatu dengan deposit kalsium.

e. Remodeling

Pada langkah terakhir ini callus yang berlebihan diabsorpsi dan tulang trabecular terbentuk pada

garis cedera.

6. Komplikasi

a. Komplikasi dini

1) Syok

2) Symdrom kompartemen

3) Sindrom embuli lemak

4) Iskemik

b. Komplikasi lanjutan

1) Malunion

2) Deloyed linion

3) Non union

4) Kekakuan sendi
7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Rontgen

b. Scan tulang scan/MR I tomogram

c. Arteriogram

d. Hitung darah lengkap

e. Kreatinin

f. Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah transfusi atau cedera hati.

(Marilyn Doengoes, 1999).

8. Penatalaksanaan

a. Rekognisi riwayat kecelakaan atau riwayat terjadinya fraktur harus diketahui dengan pasti,

hal ini untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.

b. Reduksi merupakan upaya memanifulasi fragmen tulang agar dapat kembali seperti semula

seoptimal mungkin.

c. Retensi memelihara reduksi sampai penyembuhan

d. Rehabilitasi pencapaian kembali fungsi normalnya.

B. Proses Pengkajian

1. Pengkajian

Pengkajian pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut:

a. Pengumpulan data yang meluputi:


1) Biodata klien dan penanggung jawab klien

Terdiri dari nama, umum, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, tanggal masuk,

rumah sakit, No. Mederc dan diagnosa medis.

2) Keluhan Utama

Pada saat dikaji klien mengalami fraktur dan memobilisasikan alasannya yaitu mengeluh tidak

dapat melakukan pergerakan nyeri: lemah dan tidak dapat melakukan sebagian aktivitas sehari-

hari

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

Menceritakan kapan klien mengalami fraktur dimana dan bagaimana terjadinya sehingga

mengalami fraktur, klien yang mengalami fraktur akan mengeluh nyeri pada daerah tulang yang

luka sehingga dengan adanya nyeri klien tidak dapat menggerakan anggota badannya yang

terkena fraktur nyeri dirasakan bisa pada saat bergerak saja atau terus menerus akibat tidak bisa

bergerak yang disebabkan karena nyeri akan menyebabkan klien tidak dapat memenuhi ADL-

nya secara maksimal.


4) Riwayat Kesehatan Dahulu

Perlu dikaji untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami sesuatu penyakit yang berat atau

penyakit tertentu yang memungkinkan akan berpengaruh pada kesehatan sekarang.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Perlu diketahui untuki menentukan apakah dalam keluarga terdapat penyakit keturunan/penyakit

karena lingkungan yang kurangt sehat yang berdampak negatif pada seluruh anggota keluarga

termasuk pada klien sehingga memungkinkan untuk memperbesar penyakitnya.

6) Riwayat Psikososial

Pengkajian yang dilakukan pada klien imobilisasi pada dasarnya sama dengan pengkajian

psikososial pada gangguan sistem lain yaitu mengenal konsep diri (gambaran diri, ideal diri,

harga diri dan identitas diri) dan hubungan serta interaksi klien baik dengan anggota keluarga

maupun dengan lingkungan di mana ia berada.

7) Aktivitas Sehari – hari

Upaya mengetahui adanya perubahan pola yang berhubungan dengan

penyimpangan/terganggunya sistem tubuh tertentu serta dampaknya terhadap pemenuhan

kebutuhan dasar pasien.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

Pada klien imobilisasi biasanya mengalami, kelemahan kebersihan diri kurang bentuk tubuh

kurus akibat penurunan berat badan kesadarannya kompementis.

2) Sistem Pernapasan

Dikaji ada tidaknya sekret, gerak dada saat bernapas auskultasi bunyi napas, ada tidaknya nyeri

tekan pada daerah dada serta frekuensi napas.


3) Kajian Nyeri

- Klien mengeluh nyeri pada kaki kiri

- Mengeluh kaki kirinya tidak bisa digerakkan

- Saat dikaji skala nyeri 1 – 10 klien mengatakan nyerinya berada di no. 3

2. Analisa Data

No Data Kemungkinan Penyebab Masalah

1. DS: Trauma Gangguan rasa

- Klien mengeluh sakit  nyaman nyeri

pada bagian kaki kiri Terputusnya kontinuitas

DO: jaringan

- Eskpresi wajah klien 

meringis kesakitan Pengeluaran epineprin dan non

- Skala nyeri 8 epineprin

Dihantarkan ke Hipotalamus

Nyeri

2. DS: Adanya/timbul rasa nyeri yang Kurangnya

- Klien mengeluh kaki bertambah bila digerakkan aktivitas/mobilitas

kirinya tidak bisa  fisik

digerakkan Klien membatasi gerak

DO: tubuhnya

- Setiap tindakan 
dibantu oleh keluarga dan Aktivitas yang dilakukan

perawat terbatas/minimal

- Klien tampak lemah

- Kaki klien di pasang

gips dan traxi

3. DS: Kurangnya pengetahuan klien Gangguan rasa

- Klien selalu tentang keadaan dan prosedur aman cemas

menanyakan tentang yang dilakukan

keadaannya 

DO: Stresor psikologi bagi klien


- Klien kelihatan 

bingung dan cemas cemas

3. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan

b. Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

c. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

4. Intervensi

No DX. keperawatan Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa - Pertahankan imobilisasi - Menghilangkan nyeri

nyaman nyeri bagian yang sakit dengan dan mencegah kesalahan

tirah baring posisi tulang/tegangnya

jaringan yang cedera

- Meningkatkan aliran

- Tinggikan dan dukung balik vena menurunkan

ekstremitas yang terkena oedema dan menurunkan

rasa nyeri

- Meningkatkan relaksasi

- Beri obat sebelum otot dan meringankan

perawatan aktivitas partisipasi

- Mempertahankan
- Lakukan dan awasi kekuatan mobilitas otot yang

rentang gerak aktif/pasif sakit dan memudahkan

resolusi inflamasi pada

jaringan yang cedera.

- Menurunkan oedema/

- Lakukan kompres pembentukan hematoma

dingin/ es 24 – 48 jam menurunkan sensasi nyeri

pertama - Diberikan untuk

menurunkan atau meng-

- Berikan obat sesuai hilangkan rasa nyeri atau dan

indikasi spasme otot

2. Kurangnya - Kaji derajat immobilitas - Pasien mungkin dibatasi

aktivitas/mobilitas yang dihasilkan oleh oleh pandangan diri tentang

fisik cedera/pengobatan dan dan keterbukaan fisik aktual

perhatian persepsi pasien memerlukan infor-

terhadap immo-bilisasi masi/intervensi untuk

meningkatkan kemajuan

- Bantu/dorong kesehatan

perawatan diri atau - Meningkatkan kekuatan

kebersihan seperti mandi. otot dan sirkulasi,

meningkatkan kesehatan diri

- Awasi TD dengan langsung

memikirkan aktifitas atau - Hipotensi posteral atau


kebersihan seperti mandi masalah umum menyertai

tirah baring yang lemah dan

dapat memerlukan intervensi

- Ubah posisi secara khusus.

periode dan dorong untuk - Mencegah/menurunkan

latihan bentuk napas dalam insiden komplikasi kulit/

- Dorong peningkatan pernapasan (dekutibus)

masukan cairan sampai

2000-3000 ml/hari termasuk - Mempertahankan hidrasi

air asam tubuh menurunkan resiko

- Beri penjelasan pada infeksi urinarius, pem-

keluraga tentang kondisi bentukan batu dan

klien konstepasi.

3. Gangguan rasa - Kaji tingkat kecemasan - Menggali tingkat

aman cemas keluarga klien kecemasan keluarga klien

dapat diketahui apakah

keluarga berada dalam tahap

cemas, ringan, sedang, dan

berat.

- Beri penjelasan pada - Penjelasan dapat

keluarga tentang kondisi menambah pengetahuan

klien keluarga tentang kondisi

klien.
- Ajarkan pada kleuarga - Dengan selalu berdoa

untuk selalu beradoa dan akan mengurangi kecemasan

mesnuport klien agar cepat bagi keluarga klien

sembuh

- Beri reinforcement - Reinforcement positif

positif bila kelaura dapat dapat memberikan motivasi

menjelaskan kembali dan meningkatkan semangat

tentang kondisi klien keluarga sehingga dapat

mengurangi cemas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Tn. M

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 43 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Supir (Driver)

Pendidikan : SMP

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Gol. Darah : A

Alamat : Jl. Jagapura (Gegesik)

Tgl. Masuk RS : 18 Juli 2006

Tgl. Pengkajian : 24 Juli 2006

Diagnosa Medis : Fraktur Fermor Sinistra

No. Medrek : 1336763

b. Identitas Penanggung jawab

Nama : Ny. N

Jenis kelamin : Perempuan


Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jagapura (Gegesik)

Hub. Dengan Klien : Istri


2. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri di bagian kaki kiri

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan sekarang

Klien datang ke IGD di RSUD Arjawinangun pada tanggal 18 Juli 2006, jam 09.00 dengan

kondisi yang parah akibat kecelakaan mobil. Saat dikaji klien mengeluh sakit di kaki kiri, klien

mengatakan nyerinya seperti diremas-remas, klien mengeluh sakitnya saat beraktifitas, klien

lebih banyak diam di tempat tidur, saat dikaju skala nyeri dari 1 – 10 klien mengatakan nyerinyta

berada di No. 8

b. Riwayat Kesehatan yang lalu

Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit seperti ini yaitu patah tulang karena

kecelakaan.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti klien dan

keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit menular

4. Keadaan Umum

a. Tingkat kesadaran :

1. Eye movement : 4

2. Motorik : 5

3. Verbval : 6

15  Composmentis
b. Tanda-tanda vital

- Suhu : 36,5oC

- Nadi : 84 x/menit

- Respirasi : 20 x/menit

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

c. Penampilan umum

Klien tampak lemah dan tidak bisa bergerak/tidak bisa beraktifitas

5. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut

Distribusi merata, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut pendek, tidak ada ketombe, tidak

rontok

b. Kepala

Bentuk simetris, ada lesi akibat jahitan di bagian frontalis akibat benturan keras, tidak ada

oedema.

c. Mata

Bentuk simetris, alis dapat digerakkan, konjungtiva, anemis, sclera ikterik, tidak ada lesi, tidak

ada nyeri tekan, fungsi penglihatan normal ditandai klien bisa mengenali perawat, orang-orang

disekitar.

d. Telinga

Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, fungsi pendengaran baik ditandai dengan

klien dapat menjawab pertanyaan perawat.

e. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, warna coklat.

f. Mulut

Bentuk bibir simetris, tidak ada lesi, tidak ada oedema, lidah bersih.

g. Leher

Tidak ada pembengkakan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi refleks, menelan,

simetris.

h. Dada

Tidak ada lesi, pola napas 20 x/menit, tidak oedema

i. Abdomen

Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan di perut, tidak ada lesi

j. Ekstremitas

- Ekstremitas atas

Tangan kiri terpasang infus RC 20 tts/menit, kedua tangan dapat digerakkan

- Ekstremitas bawah

Kaki kiri tidak bisa digerakkan, tapi kaki kanan dapat digerakkan.
6. Aspek Psiko, Sosio, dan Spiritual

a. Aspek Psikologis

1. Konsep diri

· Body image

Klien tampak cemas dengan adanya fraktur di kaki kananya.

· Ideal diri

Harapan klien segera sembuh dan bisa bekerja lagi.

· Harga diri

Klien sangat diperhatikan oleh anggota keluarganya.

· Identitas diri

Klien mampu mengenali dirinya, keluarga dan orang di sekitarnya.

· Peran diri

Peran klien tergangu sebagai kepala rumah tangga karena dengan adanya sakit itu klien tidak

bisa menafkahi keluarganya.

b. Aspek Sosial

1. Hubungan sosial

· Klien mengatakan bahwa orang yang terdekat dengan dirinya orang yang memperhatikan

dirinya, yaitu istrinya.

· Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengikuti organisasi apapun

2. Interaksi pada saat pengkajian

· Klien sangat kooperatif pada saat di ajak kerjasama pada saat pengkajian observasi.

c. Aspek Spiritual

1. Nilai dan keyakinan


Klien mengatakan bahwa sakit yang dideritanya adalah sebuah ujian dan ia sabar menghadapi

kondisinya.

2. Kegiatan ibadah

Klien selalu melaksanakan ibadah/solat 5 waktu setiap hari


7. Aktivitas sehari-hari

No Jenis Aktivitas Saat sehat/di rumah Saat sakit/di RS

1. Nutrisi

- Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari

- Jenis makanan Nasi + lauk pauk Nasi + lauk pauk

- Pola makan Tidak teratur Tidak teratur

- Porsi makan 1 porsi 1/2 porsi

- Nafus makan ada ada

- Pantangan Tidak ada Tidak ada

- Alergi Tidak ada Tidak ada

- Kesulitan/gangguan Tidak ada Tidak ada

2. Minuman

- Jenis air minum Air putih Air putih

- Frekuensi 2000 – 2500 cc 1500 – 2000 cc

- Jumlah - -

- Kesulitan/gangguan Tidak ada Tidak ada

3. Eliminasi

a. Eliminasi fasal

- Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari

- Warna Kuning Kuning

- Konsistensi Lembek Lembek

- Kesulitan/gangguan Tidak ada Tidak ada

b. Eliminasi urine
- Frekuensi 3 x sehari 1 x sehari

- Apakah lampias Lampias Lampias

- Warna, bau urine Transparan, khas Transparan, khas

- Apakah terpasang kateter Tidak Tidak

- Kesulitan gangguan Tidak Kesulitan

4. Personal hygiene

- Mandi 3 x sehari 1 x sehari

- Oral hygiene 3 x sehari 1 x sehari

- Cusi rambut 2 x seminggu -

- Potong kuku 1 x seminggu -

- Ganti baju 3 x sehari 2 x sehari

5. Penggunaan waktu senggang

- Olah raga Kadang-kadang -

- Rekreasi Tidak pernah Tidak pernah

6. Istirahat

- Waktu tidur 20.00 – 21.00 19.00 – 20.00

- Durasi tidur 6 – 8 jam 7 – 9 jam

- Bangun malam hari - -

- Kualitas tidur nyenyak Tidak nyenyak

- Gangguan dalam tidur - -

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Lab. Darah : Hari rabu 19 juli 2006


Hemotologi

Hemotologi umum Normal

1. IDE : 50 mm/jam -15/-10 mm/jam

2. Gol. Darah :A

Imunologi/Serologi

I HB5A9  negatife (-) Negatif (-)

b. Program therapi

Infus RL

Th/ Ambasil 2x1

Xevolac 2x1

Novalgin
B. Analisa Data

Kemungkinan Penyebab/
No Data Masalah
Patofisiologi

1. DS: Trauma Gangguan rasa

- Klien mengeluh sakit  nyaman nyeri b.d

pada bagian kaki kiri Terputusnya kontinuitas terputusanya

DO: jaringan kontinuitas

- Ekspresi wajah klien  jaringan

meringis kesakitan Pengeluaran epineprin dan non

- Skala nyeri 8 epineprin

Dihantarkan ke Hipotalamus

Nyeri

2. DS: Adanya Timbul rasa nyeri yang Kurangnya

- Klien mengeluh tidak bertambah bila bergerak aktivitas/mobilitas

bisa beraktivitas sendiri  fisik b.d nyeri

DO: Klien membatasi gerak

- Setiap gerakan selalu tubuhnya

dibantu 

- Adanya pemasangan Aktivitas yang dilakukan

traksi terbatas/minimal

Aktivitas terganggu

3. DS: Kurang pengetahuan klien Gangguan rasa

- Klien selalu tentang keadaan dan prosedur aman cemas b.d

menanyakan tentang yang dilakukan kurang

keadaannya  pengetahuan

DO: Stressor psikologi bagi klien

- Klien keihatan 

bingung dan cemas Cemas

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusanya kontinuitas jaringan

2. Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik b.d nyeri

3. Gangguan rasa aman cemas b.d kurang pengetahuan


D. Intervensi

No. DX. keperawatan Tujuan Intervensi Ras

Gangguan rasa nyaman b.d Tupan: - Pertahankan -

1. terputusnya kontinuitas Menyatakan nyeri hilang/ immobilisasi bagian yang men

jaringan berkurang sakit dengan tirah baring tula

DS: Tupen: cede

- Klien mengeluh sakit Setelah dilakukan intervensi - Tinggikan dan dukung -

bagian kaki kiri 2x24 nyeri berkurang dengan ekstremitas yang terkena vena

DO: kriteria hasil men

- Skala nyeri 8 - Ekspresi wajah pasien - Beri obat sebelum -

- Ekspresi wajah klien tidak meringis kesakitan perawatan aktivitas otot

meringis ke sakitan - Lakukan dan awasi part


- Skala nyeri
rentang gerak aktif/pasif -
berkurang menjadi 5
keku

saki

reso

- Lakukan kompres jarin

dingin/les 24-48 jam pertama -

pmb

- Berikan obat sesuai men

indikasi -

men

men
dan

Kurangnya aktivitas Tupan: - Kaji derajat immobilitas -

2. mobilitas fisik b.d nyeri Aktivitas/mobilitas fisik yang dihasilkan oleh cedera/ oleh

DS: terpenuhi pengobatan dan perhatian kete

- Klien mengeluh tidak Tupen: persespi pasien terhadap mem

bisa beraktifitas Setelah dilakukan tindakan immobilisasi mem

DO: selama 2x24 jam klien bisa info

- Klien tampak selalu gerak/kakinya dapat bergeser. men

dibantu jika beraktifitas kese

- Bantu/dorong perawatan -

diri atau kebersihan seperti keku

mandi. men

lang

- Awasi TD dengan -

memikirkan aktivitas mas

perhatian keluhan pusing] tiran

dapa

khu

- Ubah posisi secara -

periode dan dorong untuk insid

latihan bentuk napas dalam kuli

- Dorong peningkatan -

masukan cairan sampai 2000- tubu


3000 ml/hari termasuk air infe

asam/jus bent

Gangguan rasa cemas b.d Tupan: - Kaji tingkat kecemasan -

3. kurang pengetahuan Gangguan rasa aman cemas keluarga klien kece

DS: teratasi dapa

- Klien selalu Tupen: kelu

menanyakan tentang Kondisi klien berangsur baik cem

keduanya setelah dilakukan tindakan - Beri penjelasan pada bera

DO: keperawatan selama 2x24 jam keluarga tentang kondisi klien -

- Klien kelihatan bingung dengan kriteria: - Ajarkan pada kleuarga men

dan cemas - Ekspresi wajah klien untuk selalu beradoa dan kelu

tampak tenang mesnuport klien agar cepat -

- Keluarga mengerti sembuh akan

menegani kondisi klien - Beri reinforcement bagi

positif bila kelaura dapat

menjelaskan kembali tentang -

kondisi klien dapa

dan

kelu

men
E. Pelaksanaan

No Tindakan keperawatan Ttd & Nama


Hari/Tgl Jam
DX Respon/Hasil perawat

1 Senin 09.00 T: Kaji skala nyeri

24 juli 2006 R: Klien kooperatif pada saat

pengkajian dan mengemukakan

skala nyerinya berada di no.8

11.30 T: Pemberian injeksi

Ambasil 10 cc

Xevolae 5 cc

Nualgin

R: Obat dapat masuk

Selasa 08.00 T: Observasi TTV

25 juli 2006 R: T : 120/80 mmHg

P : 80 x/mnt

R : 20 x/mnt

S : 36,3o C

T: Mengganti balutan di kepala

R: Klien mau diajak kerjasama

2. Senin 08.20 T: T: Observasi TTV

R: T : 120/80 mmHg
P : 80 x/mnt

R : 20 x/mnt

S : 36,5o C

T: Berikan dorongan pada klien

untuk melakukan aktivitas sesuai

kemampuan

R: Klien dapat mendengarkan

perawat, dan ingin mencoba

anjurkan perawat.

T: Mengajarkan lab, aktif dan

pasif

R: Klien tampak berusaha

Selasa 10.00

T: Menganjurkan kepada klien/

keluarga untuk melakukan

perawatan diri

R: Klien mengatakan akan

mencoba anjurkan perawat.

T: Menganjurkan kembali cat.

Aktif dan pasif

R: Kaki klien tampoak bergeser,

klien tampak kesulitan

3. Senin 08.00 T: T: T: Observasi TTV


R: T : 120/80 mmHg

P : 80 x/mnt

R : 20 x/mnt

S : 36,5o C

08.30 T: Kaji kecemasan klien

R: Klien kooperativ dan bercerita

kenapa klien cemas.

Selasa 11.00 T: Memberikan support mental

R: Klien mau mendengarkan

perawat

T: Tanyakan kembali tentang

kecemasan klien

R: Klien tampak lebih tenang

F. Evaluasi

No Ttd & nama


Hari/tgl Jam Evaluasi
DP perawat

1. Rabu 09.00 S: Klien mengatakan nyerinya

22 Juli 2006 berkurang

O: Klien tampak tenang

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
No Ttd & nama
Hari/tgl Jam Evaluasi
DP perawat

2. Rabu 09.00 S: Klien mengatakan bisa

26 Juli 2006 menggerakkan sedikit kakinya

O: Klien tampak tenang

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

3. Rabu 09.00 S: Klien mengatakan tidak cemas

26 Juli 2006 O: Klien tampak lebih tenang

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan
BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dari hasil laporan studi kasus, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Yang melatarbelakangi penulisan dalam mengambil judul study kasus,

karena fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang fraktur diakibatkan oleh tekanan

ekstrernal yang lebih besar dari yang dapat diserap tulang yang jika tidak segera

ditangani oleh tenaga medis akan berakibat fatal.

2. Fraktur adalah trauma karena deformitas, pembengkakan/penumpukan

cairan atau darah karena kerusakan pembuluh darah, nyeri karena kerusakan

jaringan dan perubahan struktur yang meningkat oleh penekanan sisi-sisi fraktur

dan pergerakan bagian fraktur, spasme otot karena kontraksi involunter

disekitarnya fraktur, hilangnya atau berkurangnya fungsi normal, kurangnya

sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan syarat dimana syarat ini dapat

terjadi atau terputus oleh fragmen tulang, kreatifusi yang dapat dirasakan/didengar

bila fraktur digerakkan, pergerakan abnormal hasil foto rontgen yang abnormal.

3. Diagnosa keperawatanyang menurut di kasus adalah gangguan rasa nyaman

nyeri (tertasi sebagian) , kurangnya aktivitas fisik/gangguan mobilisasi fisik

(teratasi sebagian), gangguan rasa aman cemas (teratasi).

B. Rekomendasi
Untuk instansi RS

· Medrek

Dalam menggali data yang akurat diharapkan medrek dapat menyediakan data-

data yang lebih rinci sehingga dapat mempermudah pengambilan data untuk

pembuatan laporan study kasus yang dibutuhkan oleh penulis khususnya dan

mahasiswa pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

· Doenges, Marilynn., et.all. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, EGC

Jakarta

· Engram Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,

volume 2, EGC Jakarta

· Suddarth Brunner, 2001, Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah,

volume 3, EGC Jakarta

· Wim de Jong, Sjamsuhidayat R 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Revisi, EGC,

Jakarta

Diposkan oleh cucu rostiyani di 20.59

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

1 komentar:

asep carsa mengatakan...


bermanfaat sekali kunjungi juga

http://ilmukeperawatanasepcarsa007.blogspot.co.id/ kumpulan materi perkuliahan

mahasiswa keperawatan

8 November 2015 07.52

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

divine-music.info

My Profil

Popular Posts

ASKEP DIARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh sangat di perlukan untuk memelihara kesehata...

ASKEP FRAKTUR FEMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi modern ini

banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang banyak mengakibatk...

ASKEP HYDROCEPHALUS
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) HYDROCEPHALUL BAB 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrosefalus adalah penumpukan

CSS...

ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN

A. Pengkajian 1. Identi...

LATIHAN SOAL-SOAL UJI KOMPETENSI KEPERAWATAN

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat ! 1. Seorang laki-laki, usia 30 tahun,

datang ke IGD 1 jam yang lalu karena kecelakaan. P...

Dental Ultrasonic Scaler

Apa karang gigi itu? Karang gigi merupakan plak gigi yang mengalami

mineralisasi pada permukaan gigi maupun gigi palsu. Karang gigi ...

ASKEP DIABETES MELITUS

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya, se...

ASKEP GERONTIKA ''GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

RHEMATOID ARTRITIS"
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B DENGAN GANGGUAN SISTEM

MUSKULOSKELETAL RHEMATOID ARTRITIS DI RT. 01. RW. 07

KAYUWALANG A. Peng...

ASKEP TEORI APENDISITIS

PENGERTIAN Suatu peradangan apendiks yang mengenai semua lapisan dinding

organ tersebut ( Price Sylvia,1994 ) Merupakan inflamasi ap...

kalender

Jam

Blog Archive

▼ 2015 (9)

▼ April (8)

ASKEP DIABETES MELITUS

ASKEP TEORI APENDISITIS

ASKEP GERONTIKA ''GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL...

ASKEP HALUSINASI PENDENGARAN

ASKEP FRAKTUR FEMUR

ASKEP DIARE

ASKEP HYDROCEPHALUS

LATIHAN SOAL-SOAL UJI KOMPETENSI KEPERAWATAN

► Februari (1)

Jadwal tayang biaoskop 21

Get this widget


Berita Terkini

« »

« »

« »

Get this widget

Copyright 20162016 CRostiyani Blog. Design by Premium Blogger Templates

R
2

10

11

12

.
.

2
0

10

11

12

.
.

Anda mungkin juga menyukai