Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi
Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang
bertakwa. Atas berkat rahmat serta inayah Allah jugalah penulis telah dapat
Sokletasi”. Adapun penyusunan laporan akhir ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Fitokimia program D3 Farmasi, Akademi Farmasi Yarsi,
Pontianak.
Laporan akhir ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan
banyak pihak. Dan juga kami berterima kasih pada Ade Ibu Husnani, M.Sc, Apt
selaku Dosen pengampu mata kuliah Fitokimia yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
lapang dada penulis menerima saran dan kritiknya demi untuk menambah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 7
3.1 Alat.................................................................................................................... 19
BAB IV ............................................................................................................................. 23
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 23
ii
3.3 Prinsip Dasar Soklet ....................................................................................... 25
Menguap ...................................................................................................................... 33
BAB V .............................................................................................................................. 38
PENUTUP........................................................................................................................ 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan
(Rachman, 2009).
pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar
sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan
aktif di dalam dan di luar sel. Prinsip maserasi adalah penyarian zat aktif
1
2
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel
dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia
adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang
dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan
suatu pelarut.
Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan
kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa
lazim, penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang
kimia analisis. Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute
lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam campuran tidak merusak
Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan
bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar
a. Maserasi
membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel
terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena
4
dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan
b. Perkolasi
pelarutnya. Tetapi efektifitasnya dari proses ini hanya akan lebih besar
untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang
digunakan.
c. Sokletasi
Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
d. Destilasi Uap
tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut
atsiri.
e. Pengempaan
Metode ini lebih banyak digunakan dalam proses industri seperti pada
isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan isolasi dari daun gambir. Dimana
5
Namun kekurangan dari sistem ini adalah suhu campuran pada tabung
ekstraksi tidak sama dengan titik didih pelarutnya, sehingga proses ekstraksi
bahan alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada
nabati.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sokletasi
alat soklet. Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah.
Sokletasi digunakan untuk simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan
sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif sedikit.
Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang
tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontiniu akan membasahi sampel,
membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah
membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan sehingga pelarut
tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat
ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut
yang diinginkan.
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam
pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak
yang rendah yaitu sekitar 1 persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang
7
8
fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi.Pelarut minyak atau lemak yang biasa
perhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5
persen. Bila lebih, maka seluruh sistem solvent extraction perlu diteliti lagi.
Salah satu contoh solvent extraction ini adalah metode sokletasi. Ekstraksi
pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut
relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu
senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak
nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit.
Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya
adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan
dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak
dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang akan digunakan
atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang diinginkan
9
untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan
labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan rotary
evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran
organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat
Beberapa jenis pelarut organik akan disebutkan secara ringkas pada tabel
dibawah ini
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2- 0.655
Heksana 69 °C 2.0
CH3 g/ml
0.879
Benzena C6H6 80 °C 2.3
g/ml
0.867
Toluena C6H5-CH3 111 °C 2.4
g/ml
10
0.713
Dietil eter CH3CH2-O-CH2-CH3 35 °C 4.3
g/ml
1.498
Kloroform CHCl3 61 °C 4.8
g/ml
0.894
Etil asetat CH3-C(=O)-O-CH2-CH3 77 °C 6.0
g/ml
1.033
1,4-Dioksana /-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\ 101 °C 2.3
g/ml
Tetrahidrofuran 0.886
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\ 66 °C 7.5
(THF) g/ml
Diklorometana 1.326
CH2Cl2 40 °C 9.1
(DCM) g/ml
0.786
Asetona CH3-C(=O)-CH3 56 °C 21
g/ml
Asetonitril 0.786
CH3-C≡N 82 °C 37
(MeCN) g/ml
Dimetilformamida 0.944
H-C(=O)N(CH3)2 153 °C 38
(DMF) g/ml
1.049
Asam asetat CH3-C(=O)OH 118 °C 6.2
g/ml
0.810
n-Butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 °C 18
g/ml
0.785
Isopropanol (IPA) CH3-CH(-OH)-CH3 82 °C 18
g/ml
0.803
n-Propanol CH3-CH2-CH2-OH 97 °C 20
g/ml
0.789
Etanol CH3-CH2-OH 79 °C 30
g/ml
0.791
Metanol CH3-OH 65 °C 33
g/ml
1.000
Air H-O-H 100 °C 80
g/ml
Dari data data pelarut yang tersedia diatas, n-heksana merupakan pelarut
yang efektif karena selain titik didihnya relatif rendah, pelarut ini cenderung tidak
senyawa trepenoid dan lipid – lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol dan etil
demikian, cara ini seringkali tidak menghasilkan pemisahan yang sempurna dari
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar
atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa
artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Alat sokletasi tidak boleh lebih
rendah dari pipa kapiler, karena ada kemungkinan saluran pipa dasar akan
tersumbat. Juga tidak boleh terlalu tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak
perkolasi.
ulang.
berulang kali.
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena
mudah menguap .
Pada mulanya istilah “minyak atsiri” adalah istilah yang digunakan untuk
minyak yang bersifat mudah menguap, yang terdiri dari campuran zat yang mudah
menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Minyak atsiri yang
aroma dan rasa. Nilai jual dari minyak atsiri sangat ditentukan oleh
kualitas minyak dan kadar komponen utamanya. Minyak atsiri yang berasal dari
daun jeruk purut disebut combava petitgrain (dalam bahasa afrika) yang banyak
pemberi cita rasa dalam produk-produk olahan. Minyak daun jeruk purut dalam
perdagangan internasional disebut kaffir lime oil. Minyak atisiri ini banyak
15
kaffir lime oil asal Indonesia yaitu sebesar USD 65,00-75,00 per kilogram
(Feryanto,2007).
Komponen Prosentase
Sitronelal 81,49%
Sitronelol 8,22%
Linalol 3,69%
Geraniol 0,31%
Komponen lain 6,29%
(Sumber: Koswara, 2009)
Sitronellal (C10H18O)
aldehida, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan untuk mengalami
(Ketaren,1985):
1. N-heksana
kimia C6H14 . Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang
terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk
16
Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang
Karakteristik Syarat
Wujud Cair
Pemerian :cairan jernih, mudah menguap, bau seperti eter lemah atau
seperti petroleum.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol mutlak,
2. Etanol (Alkohol)
Ethyl alkohol atau etanol adalah salah satu turunan dari senyawa
hidroksil atau gugus OH, dengan rumus kimia C2H5OH. Istilah umum yang
sifat tidak berwarna, mudah menguap, mudah larut dalam air, berat molekul
46,1, titik didihnya 78,3°c, membeku pada suhu –117,3 °C, kerapatannya
0,789 pada suhu 20 °C, nilai kalor 7077 kal/gram, panas latent penguapan
karakteristik Syarat
terbakar.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat
Labu alas bulat, Klem dan statif, Pipa sifon, Pipa F, Timbal, Lubang
kondensor, Selang air masuk, Selang air keluar, Kertas saring, Ember, dan
Jergen
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah Etanol, N-heksan, dan daun jeruk purut.
19
20
Soklet
didih.
terlebih dahulu
dimulai
Hasil
21
dipotong kecil-kecil.
soklet
Hasil
BAB IV
PEMBAHASAN
Soxhlet merupakan alat yang terdiri dari pengaduk atau granul anti-
condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out. Soxhlet
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkanmelalui sifon tetap tinggal
lebih cepat. Kerugian metodeini ialah pelarut yang digunakan harus mudah
menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksisenyawa yang tahan panas (Harper
23
24
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang
untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak
dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan
diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas
filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet.
yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang
adalah bukti arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan
organik berasal dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis
tahun 1830-an.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang
untuk ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak
dan pengotor tidak larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan
diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas
filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet.
air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut
hexana(Darmasih 1997.
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan
suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik
yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan
maserasi dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi
uap ), tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yang
akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan
pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan
kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut.
Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang
lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada
27
suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang
diinginkan.
diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas.
pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
selama 6 jam.
28
Komponen soxhlet
Air Keluar
Kondensor
Air Keluar
Soklet
Thimble
Labu
Didih
Mantel
Pemanas
timbal.
kondensor.
5. Pipa F berfungsi sebagai tempat jalannya uap dari labu alas bulat
kekondensor.
kondensor.
masuk kekondensor.
proses pengembunan.
dianalisis
13. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah pelarut dan sebagai
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
dengan alkohol dan etil asetat untuk memisahkan senyawa – senyawa yang
baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami
lagi.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada
kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu
perkolasi.
lagi.
spesifik.
1. Cara Penyimpanan
itu, soxhlet lebih baik disimpan di tempat yang tidak terlalu panas atau
2. Cara Perawatan
alat gelas sama seperti peralatan gelas yang lain, yaitu disimpan dalam
seminggu. Selain itu, ada baiknya setiap alat yang memiliki saklar
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
mudah menguap.
33
larut dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan
Menguap
yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk
mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Pelarut yang biasanya digunakan dalam
1. Harus dapat melarutkan semua zat wangi bunga dengan cepat dan
5. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, dan jika diuapkan
berikut:
1. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai
(Ketaren,1985).
bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair dan uap) kadang- kadang
mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari
diinginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan
kadar air yang terkandung dalam bahan, akan tetapi selama pengeringan
komponen minyak bertitik didih rendah. Viskositas pada 200C 1,17Cp oleh
karena itu, jika diinginkan rendemen kalor spesifik pada 200C 0,579
36
kal/g0C dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajaangan harus segera
dalam minyak daun jeruk purut dengan pelarut etanol adalah sitronellal
Z dan E.
minyak daun jeruk purut dengan pelarut n-heksana adalah sitronellal sebesar
Sabinene dan Decane. Dari tabel 5 diketahui bahwa kadar sitronellal lebih
tinggi daripada kadar komponen yang lain, dan kadar sitronellal yang
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
bulat, Kondensor spiral, Pipa F, Pipa sifon, Timbal, Selang air masuk,
adalah sitronellal.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Djamal, R., Prinsip-Prinsip bekerja Dalam Bidang Kimia Bahan Alam, Fakultas
Voigt, R., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press,
Yogyakarta, 1995.
Minyak Atsiri Dari Daun Jeruk Purut Terhadap Geraniol Dan Sitronelal.
http://ferryatsiri.blogspot.com/ 2007/07/minyak-daun-jeruk-purut.html
Hernani dan Marwati, T. 2006. Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
com/ARTIKEL/MENYULING%20DAN%20MENEPUNGKAN%20MINY
Malang.
Februari 2010].