Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LEDCUBA : Inovasi Lampu Light Emitting Diode Bawah Air Sebagai Alat
Pemikat Ikan Ramah Lingkungan Pada Perikanan Bubu
FOKUS RISET:
TEKNOLOGI BIDANG
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Diusulkan oleh:
Fachruqi Waris L23114511 Angkatan 2014
Muh. Hanif Muzakir D41114504 Angkatan 2014
Muhammad Akbar Bahmi A31115324 Angkatan 2015
Pembimbing :
Muhammad Kurnia, S.Pi., M.Sc., PhD
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2
2017
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekosistem terumbu karang merupakan daerah perairan yang memiliki
potensi sumberdaya laut yang melimpah dengan produktivitas yang tinggi dan
merupakan habitat hidup berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi.
Potensi sumberdaya ikan karang perlu diketahui untuk dapat dikembangkan
sebagai salah satu komoditas perikanan yang memiliki peluang pengembangan
yang cukup menjanjikan. Jenis-jenis ikan karang yang ekonomis penting dan
memiliki harga jual tinggi antara lain ikan kakap (Lutjanus sp), kerapu
(Epinephelus sp), baronang (Siganus sp) dan lain-lain.
Usaha pemanfaatan sumberdaya ikan karang, umumnya menggunakan
alat tangkap bubu dasar dengan tetap memperhatikan faktor kelestarian
sumberdaya ikan dan nilai jual ikan hasil tangkapan. Penggunaan alat tangkap ini
cukup baik, karena ikan yang tertangkap umumnya masih hidup dan segar. Hal
ini penting, mengingat permintaan cukup tinggi untuk jenis ikan karang konsumsi
dalam keadaan hidup. Kualitas ikan merupakan syarat utama dalam bisnis ikan
karang, dimana memiliki peluang ekspor yang sangat baik di pasaran nasional
dan internasional (Rumajar, 2011). Namun saat ini kegiatan penangkapan yang
menggunakan bubu dasar di daerah terumbu karang banyak menyebabkan
kerusakan terumbu karang. Hal ini mengakibatkan kondisi karang yang masih
baik 6,48 %, kondisi baik 22,53 %, rusak 28,39 % dan rusak berat 42,59 %
(Supriharyono, 2000).
Metode eksploitasi cenderung dengan cara penangkapan yang sering
menimbulkan kerusakan karang. Diantaranya cara pengoperasian yang dilakukan
dengan menggunakan bongkahan karang untuk menimbun bubu sebagai upaya
kamuflase dan penyamaran. Padahal pemasangan bubu yang demikian dapat
menyebabkan terumbu karang terbongkar, patah dan mengalami kematian
(Sukmara et.al 2001). Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi alat bantu penangkapan ikan yang
ramah lingkungan.
Penggunaan lampu Light Emitting Diode (LED) pada lampu bawah air
(underwater lamp) merupakan salah satu inovasi alat bantu cahaya pada
perikanan bubu dasar atau bubu karang untuk mengatasi masalah tersebut.
Penggunaan cahaya sebagai atraktor atau pemikat ikan pengganti umpan yang
banyak digunakan pada perikanan bubu. Penggunaan cahaya pada perikanan
bubu juga merupakan suatu upaya inovatif teknologi alat bantu penangkapan ikan
pada perikanan demersal. Sebagaimana diketahui, pemanfaatan cahaya umumnya
digunakan pada perikanan pelagis. Telah diketahui bahwa beberapa jenis ikan
memiliki sifat fototaksis positif dimana ikan akan bereaksi terhadap cahaya
dengan mendatangi dan berkumpul di sekitar sumber cahaya pada jarak dan
rentang waktu tertentu. Berkumpulnya ikan di sekitar cahaya merupakan tingkah
laku ikan untuk mencari makan (Subani, 1972).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan lampu LED
dapat memikat ikan pada perikanan bagan (Sofijanto, 2015); pengembangan
lampu celup LED pada perikanan bagan apung (Taufiq, 2015); perikanan Purse
Seine (Sulaiman, 2015); dan perikanan bubu (Yudha, 2005). Perlu dilakukan
kajian lebih mendalam tentang penggunaan cahaya untuk penangkapan jenis-
jenis ikan karang yang memiliki harga jual tinggi, seperti kerapu lodi, kerapu
macan, kerapu lumpur,kerapu bebek, dan lain-lain, sehingga hasil tangkapan
bubu lebih menguntungkan dan pengoperasiannya (setting) tidak perlu merusak
terumbu karang (Yudha, 2005).
Hal ini yang menjadi dasar ketertarikan untuk melakukan penelitian
tentang inovasi teknologi lampu Light Emitting Diode bawah air pada perikanan
bubu dasar terhadap jumlah hasil tangkapan. Sehubungan dengan isu kerusakan
terumbu karang akibat penggunaan bubu, maka hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut dan
lebih lanjut dapat meningkatkan efektifitas alat tangkap bubu dasar sehingga hasil
tangkapan meningkat dan kesejahteraan nelayan menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan konstruksi lampu LED Bawah Air?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan lampu LED Bawah Air terhadap jumlah
hasil tangkapan nelayan bubu dasar ?
ALAT TANGKAP
BUBU
Metode Operasi
Alat Tangkap
Gambar 1. Alur pikir penelitian inovasi Lampu Light Emitting Diode Bawah Air
sebagai alat pemikat ikan ramah lingkungan pada perikanan bubu
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Faktor Koreksi
𝑌. .2
𝐹𝐾 =
𝑟𝑡
𝐽𝐾𝑇 = ∑ ∑ 𝑌𝑖𝑗2 − 𝐹𝐾
𝑖=1 𝑗=1
c. Jumlah kuadrat perlakuan
𝐽𝐾𝐺 = 𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝑃
Tabel 4. Uji Anova
sumber derajat jumlah kuadrat Fhitung
keragaman bebas (db) kuadrat tengah
(SK) (JK) (KT)
1. Hasil Tangkapan
8
7
6
5
4 Lampu dan Umpan
3
Umpan
2
1
0
1 2 3 4 5 6
TRIP
35.0
30.0
HASIL TANGKAPAN (%)
25.0
20.0
Tanpa Lampu
15.0 Lampu LEDCUBA
10.0
5.0
0.0
1 2 3
JUMLAH ULANGAN SELAMA PENGAMATAN
Tingkah laku ikan yang mendatangi sumber cahaya dapat disebabkan karena
tertarik secara langsung oleh cahaya atau untuk mencari makan. Faktor utama
yang mempengaruhi secara langsung tingkah laku ikan terhadap cahaya adalah
intensitas dari cahaya itu sendiri (Yami 1987 dalam Sulaiman et al. 2015).
Kemampuan ikan untuk tertarik pada suatu sumber cahaya sangat berbeda-beda.
Ada ikan yang tertarik oleh cahaya dengan intensitas rendah, ada pula yang
tertarik oleh cahaya dengan intensitas tinggi. Namun ada pula ikan yang tertarik
oleh cahaya mulai dari intensitas yang rendah sampai yang tinggi (Sudirman dan
Mallawa 2004).
Namun secara umum menurut Baskoro dan Effendy (2005) pola tingkah
laku ikan saat mendekati bubu terdiri atas beberapa tahapan yakni rangsangan
dimana ikan akan menggunakan organ penciuman terlebih dahulu untuk
mendeteksi umpan, tahap mencari umpan dimana ikan lebih banyak menggunakan
organ penglihatan, kemudian tahap mendekati umpan, masuk dan makan umpan
di dalam bubu.
2. Pengaruh penggunaan lampu LED Bawah Air terhadap jumlah hasil
tangkapan nelayan bubu dasar
Hasil analisis uji Anova memberikan p value = 0,221 ternyata lebih besar dari 5%
(nilai tingkat kesalahan), hal ini dapat kita simpulkan bahwa penggunaan
perlakuan 1 yaitu lampu LED bawah air dengan umpan dan hanya umpan (sebagai
kontrol) secara serentak berpengaruh terhadap hasil tangkapan bubu dasar.
Selanjutnya, jika dilihat secara parsial atau satu per satu perlakuan yang
digunakan, perlakuan 1 lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan 2. Dengan
nilai rata-rata perlakuan 1,85 ternyata lebih besar dari nilai rata-rata perlakuan 2
sebanyak 1,25. Dengan demikian menolak hipotesis H0 (hasil tidak berbeda
nayata) dan menerima hipotesis H1 (hasil berbeda nyata dibandingkan dengan
bubu yang hanya menggunakan umpan). Analisis One-way ANOVA dilakukan
menggunakan aplikasi statistika berupa mintab. Hasil secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran.
Respons ikan pada cahaya tergantung pada intensitas cahaya, untuk
pengamatan proses penangkapan ikan dengan cahaya lampu LED dalam air
ternyata ikan target lebih banyak merespons pada intensitas sedang (No-tanubun
dan Patty 2010; Alwi et al. 2014). Hasil tangkapan yang banyak diduga juga
disebab-kan oleh penggunaan lampu LED (Light Emitting Diode) berwarna putih
dalam operasi penangkapan ikan. Hasil penelitian dari Gustaman et al. (2012)
bahwa hasil tangkapan dengan lampu LED warna putih lebih efektif dibandingkan
dengan warna kuning dan biru.
Hasil penelitian ini sesuai juga dengan hasil penelitian dari Yudha (2005),
yang menemukan jumlah hasil tangkapan ikan dengan bubu yang dipasang
pemikat cahaya ternyata lebih banyak dari pada bubu tanpa pemikat cahaya
terutama dengan warna lampu putih, merah dan kuning. Demikian juga dengan
hasil penelitian dari Ammari (2013) yang menggunakan intensitas lampu LED
yang lebih besar akan memberikan hasil tangkapan yang relatif lebih banyak
dibandingkan dengan bubu tanpa pemikat cahaya.
Hasil tangkapan lebih banyak pada bubu yang menggunakan cahaya dan
lampu disebabkan karena memanfaatkan dua indera sekaligus pada ikan, yaitu
indera penciuman dan penglihatan. Sebagaimana pola tingkah laku ikan saat
mendekati bubu dimulai dari ikan mencium bau dari umpan lalu kemudian ketika
mencari umpan yang akan dimakan, beberapa ikan karang yang bersifat
phototaksis akan terperangkap oleh sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED
sehingga ikan akan menuju sumber cahaya melalui mulut bubu dengan kombinasi
indera penciuman dan penglihatan. Kemudian bebebrapa Iikan lainnya yang tidak
bersifat fototaksis akan tetap memasuki mulut bubu menggunakan indera
penciuman. Oleh karena itu hasil tangkapan bubu yang menggunakan lampu dan
umpan lebih efektif karena menambah nilai ketertarikan ikan untuk memasuki
bubu tanpa mempengaruhi tingkah laku ikan pada umumnya yaitu mengandalkan
indera penciuman pada saat mendekati umpan pada bubu.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian adalah :
1. Rancangan konstruksi lampu LED Bawah Air sebagai inovasi alat bantu
penangkapan ikan pada perikanan bubu bisa digunakan pada kedalaman –
kurang lebih 10 meter dengan daya baterai sekitar 2x24 jam.
2. Jumlah hasil tangkapan bubu yang menggunakan cahaya dan umpan
berwarna putih sangat berbeda nyata yakni lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah hasil tangkapan pada bubu yang hanya menggunakan
umpan.
B. Saran
Burke L., S. Elizabeth, & S.Mark. 2002. Terumbu Karang yang terancam di Asia
Tenggara. World Resource Institute. USA
Baskoro MS., Effendy A.2005. Tingkah laku ikan (Hubungannya dengan metode
pengoperasian alat tangkap ikan. Dept. Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan. Bandung. CV Lubuk Agung.
Hua, LT. dan Xing, J. 2012. Research on LED Fishing Light. Research Journal of
Applied Sciences, Engineering and Technology. 5 (16) : 4138-4141
Risamasu FJL. 2008. Inovasi Teknologi Penangkapan Ikan Karang dengan Bubu
Dasar Berumpon. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Rosyidah, IN., Farid, A. dan Nugrah, WA. 2011. Efektivitas Alat Tangkap Mini
Purse Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil
Tangkap Ikan Kembung (Rastralinger sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 3 (1) : 41-45
Subani, W. Dan H.R Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta : BPPL-
BPPP. Departemen Pertanian.
Tiyoso SJ. 1979. Alat-alat penangkapan ikan tidak memungkinkan ikan kembali
(non return traps). Karya Ilmiah. Bogor : Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Hal : 6-9.
Wijoyo, N.S. 2002. Tingkat Perubahan Temporal Tipe Substrat Dasar dan Ikan
Karang, Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida, Bali Tahun
1998-1999. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Yudha, I.G. 2005. Pengaruh Warna Pemikat Cahaya (Light Atractor) Berkedip
terhadap Jenis dan Jumlah Ikan Hasil Tangkapan Bubu Karang (Coral
Trap) Di Perairan Pulau Puhawang, Lampung Selatan. Tesis.Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung, Lampung.
Lampiran 1. Laporan penggunaan anggaran
2. 18/10/2017 Catatan:
Diskusi dan mendesain rencana kerja alat lampu
LEDCUBA.
3. 20/10/2017 Catatan:
Pembelian alat-alat dan bahan yang diperlukan
dalam pembuatan lampu LEDCUBA. Setelah itu merakit
satu per satu komponen listrik. Tahap pertama, disiapkan
pipa PVC Ø 2 inch, panjang 7 cm. Pipa dibelah menjadi
2 bagian untuk mempermudah pemasangan lampu,
kedua permukaan paralon dilubangi menggunakan bor
listrik dengan mata bor 4.5 mm, jarak antar lubang 1.5
x 1.5 cm. Selanjutnya pipa dicat menggunakan cat
pilox berwarna perak sehingga dapat memantulkan
cahaya.
Tahap kedua adalah melakukan pemasangan lampu
LED pada pipa paralon. Rangkaian listrik yang
digunakan pada perancangan lampu yaitu rangkaian seri.
Lampu LED yang dipasang pada pipa dengan 1
resistor. Semua rangkaian lampu disolder supaya lebih
aman dan arus yang mengalir tetap stabil. Selanjutnya
diberikan anti korosi pada seluruh rangkaian lampu,
sehingga rangkaian lampu tahan terhadap korosi.
Lampu yang sudah selesai dirangkai dilakukan uji
coba hidup atau tidak. Kalau lampu tidak menyala,
maka perlu dicek kembali rangkaian LED. Apabila
lampu menyala, maka dianggap selesai dan berhasil
pada tahap pembuatan rangkaian lampu
4. 22/10/2017 Catatan:
Hunting alat-alat dan bahan pembuatan tabung pelindung
lampu.
5. 23/10/2017 Catatan:
Membuat tabung pelindung lampu. Pembuatan tabung
pelindung lampu dengan mengunakan pipa pvc dan
bahan akrilik. Tabung yang digunakan dengan ukuran
(panjang 25 cm, Ø 2 inchi, dan ketebalan 5 mm).
Setelah ditentukan bagian bawah dilakukan penutupan
secara pemanen pada bagian bawah dengan
menggunakan akrilik, selanjutnya dirancang penutup
bagian atas dibuat bisa buka-tutup.
5. 25/10/2017 Catatan:
Proses pembuatan lampu LEDCUBA
6. 26/10/2017 Pemasangan komponen listrik kedalam tabung kedap air
7. 27/10/2017 Catatan:
Tabung pelindung diujicobakan atau dimasukkan
kedalam air 1-2 meter dalam water tank untuk diuji
ada kebocoran atau tidak. Lama perendaman sekitar 1-
2 jam, kemudian tabung di angkat ke atas dan
dipastikan tidak ada air yang masuk kedalam tabung.
Apabila tidak ada air yang masuk maka uji kedap air
selasai. Tabung diujicobakan dalam keadaan kosong
atau tanpa rangkaian lampu. Lampu yang sudah
selesai dirangkai pada paralon, lalu dimasukkan ke
dalam tabung pelingdungnya yang sudah teruji kedap
air.