S1 2015 317252 Introduction
S1 2015 317252 Introduction
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur 40-44 tahun (Bland,
Vezeridis dan Copeland, 2005). Insidensi kanker payudara pada tahun 2008
mencapai 39.831 atau 25,5% dari seluruh jenis keganasan yang terjadi pada
tertinggi di Indonesia yaitu mencapai 4,1 per 1.000 orang (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) DIY tahun 2010
yang keluar rawat inap berjumlah 1.100 kasus dan 36 meninggal dunia (Dinkes,
2010).
akan tetapi insidensi kanker payudara cenderung meningkat dan angka kematian
akibat kanker payudara masih tinggi. Hal tersebut dikarenakan keberhasilan terapi
kanker sangat tergantung pada faktor prognosis. Sekitar sepertiga kasus kanker
payudara memiliki prognosis yang buruk (Miremadi dan Pinder, 2002 cit.
Aryandono, 2006).
1
Selain itu, sebagian besar penderita telah berada pada stadium lanjut pada
menunjukkan bahwa penderita yang datang berobat untuk pertama kali telah
berada pada stadium III yaitu sebesar 42,6 %. Harapan terhadap kesembuhan dan
harapan hidup akan semakin tinggi apabila kanker ditemukan dalam stadium dini
payudara sendiri (SADARI) masih sangat rendah. Sekitar 65% penderita datang
ke dokter saat kanker telah mencapai stadium lanjut (Widiyanto, 1999) karena
mereka tidak merasakan sakit (disease but not illness). Usaha untuk mengobati
penyakit baru akan dilakukan ketika timbul keluhan sakit yang dirasakan
(Notoatmodjo, 2007). Pada kanker payudara, keluhan rasa sakit jarang terjadi dan
penderita kanker payudara merasa tidak perlu berobat karena tidak ada keluhan
dibiarkan tumbuh. Penderita juga sering tidak menyadari adanya tanda dan gejala
awal kanker payudara (Tambunan., et al., 2007). Saldana dan Castaneda (2011)
pelayanan kesehatan setidaknya selama tiga bulan sejak pertama kali penemuan
gejala.
2
kanker payudara berada pada kategori kurang yaitu sebesar 32,9%. Penelitian lain
Perilaku maupun upaya yang ditempuh oleh pasien kanker payudara juga
tradisional seperti rebusan benalu, kopi dan daun sirsak, tindakan operasi dan
kemoterapi (Aruan, 2011). Selain itu, upaya tindakan pengobatan yang tidak
sesuai juga berdampak pada keterlambatan diagnosis dan terapi kanker payudara.
yang dirasakan.
harus berjuang melawan gejala yang juga semakin memburuk, kesehatan fisik
yang menurun, kondisi kejiwaan serta dampak sosial yang tidak menyenangkan.
Depresi banyak dialami oleh 50% wanita di tahun pertama setelah diagnosis
kanker ditegakkan, 25% di tahun kedua, ketiga, keempat dan sebanyak 15% di
3
Berdasarkan penelitian Noelia., et al., (2014), sebesar 39,6 % depresi
pada pasien kanker payudara dipengaruhi oleh kelelahan berkaitan dengan kanker,
tingkat aktivitas fisik, efek samping sistemik serta masalah gambaran diri.
pasien untuk menyesuaikan diri dengan keadaan penyakitnya. Respon stres atau
kecemasan akut merupakan suatu kontinum, yaitu respon stres akut pada awal
penyakit dan selanjutnya terjadi gangguan depresi. Selain itu, adanya stigma di
masyarakat yang juga diyakini oleh pasien bahwa kematian pasti akan dialami
oleh penderita kanker payudara dapat menjadi suatu stressor atau trauma psikis
Depresi dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu kecemasan terhadap hal
kecemasan yang berkaitan dengan kerusakan integritas tubuh, fungsi tubuh atau
perawatan yang lama, bed rest dan adanya keluhan fisik lain seperi nyeri, mual
dan muntah. Depresi juga dapat disebabkan oleh peningkatan aktivitas inflamatori
yang harus dijalani, serta efek samping dari terapi kuratif yang mungkin timbul
4
payudara, reaksi tersebut seringkali berupa shock mental, takut, tidak bisa
menerima kenyataan hingga depresi. Akan tetapi dari angka kejadian depresi yang
cukup tinggi itu hanya sedikit pasien yang mendapatkan terapi untuk depresi yang
karena pasien mungkin tidak menyadari gejala depresi yang dialami, pasien
menganalisis dan mengkaji apakah pasien mengalami depresi, pasien dan tenaga
medis seringkali menganggap bahwa depresi merupakan reaksi yang normal dan
bukan sebagai gangguan serius yang harus ditangani dan gejala yang muncul
seperti perubahan nafsu makan, kelelahan, gangguan tidur, perubahan berat badan,
kurang energi serta gangguan pada ingatan dan konsentrasi seringkali hanya
terdiagnosa sebagai manifestasi gejala dari penyakit kanker saja. Onset kejadian
depresi pada pasien kanker pada umumnya adalah saat pasien mengetahui
Berbagai gejala fisik serta stres psikologis yang dialami oleh pasien kanker
juga berpengaruh terhadap luaran penyakit. Depresi akan menurunkan aktifitas sel
Natural Killer (sel NK) dan gamma interferon, memicu disregulasi kortisol serta
Adanya dampak negatif depresi pada prognosis penyakit menjadikan deteksi dini
5
baik intervensi medis maupun keperawatan bagi pasien kanker payudara.
Penanganan depresi pada setiap pasien kanker tidak selalu sama, sehingga
diperlukan pemahaman yang benar dan diagnosis yang tepat agar pemilihan terapi
dapat secara adekuat memperbaiki kualitas hidup pasien. Kualitas hidup secara
umum terdiri atas beberapa domain yang meliputi fungsi fisik, kesejahteraan
psikologis dan dukungan sosial. Selain itu, kualitas hidup juga dipertimbangkan
2008).
kehidupan pasien termasuk aspek psikologis penting untuk dimiliki oleh tenaga
keterkaitannya dengan kualitas hidup yang dimiliki oleh pasien kanker payudara,
Unit Kemoterapi RSUD Panembahan Senopati Bantul pada bulan Desember 2014
atas dan banyaknya pasien kanker payudara yang menjalani terapi di RSUD
6
Diharapkan hasil dari penelitian ini mampu mendorong sekaligus meningkatkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah bagaimana hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas hidup pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kanker payudara.
2. Tujuan Khusus
b.) Mengetahui tingkat kualitas hidup pada pasien kanker payudara di RSUD
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dengan depresi dan kualitas hidup pasien kanker payudara yang penting bagi
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Perawat
Sebagai bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut terkait dengan kualitas
8
E. Keaslian Penelitian
kualitas hidup pasien kanker payudara belum pernah dilakukan. Penelitian yang
1.) Zou., et al., 2014): “Quality of Life among Women with Breast Cancer Living
terhadap penyakit, strategi koping dan kualitas hidup wanita Cina di Wuhan
Hubei, Cina dengan total responden sebanyak 156 orang. Hasil penelitian ini
penelitian yaitu pasien kanker payudara dan salah satu variabel penelitian
kuisioner.
tingkat depresi pada pasien kanker payudara yang sudah mendapatkan terapi
9
diagnosis dan stadium penyakit dengan tingkat depresi dan ada hubungan
yang bermakna antara terapi dengan tingkat depresi pada pasien kanker
lokasi penelitian.
3.) Meisel., et al., (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Quality of Life in
hidup wanita dengan kanker payudara yang telah metastasis selama lima
tahun atau lebih yang menjalani terapi di Massachusetts General Hospital dan
secara garis besar wanita yang hidup dengan kanker payudara yang
rancangan penelitian yaitu cross sectional dan salah satu variabel penelitian
10
4.) Penelitian oleh Simone., et al., (2013) yang membandingkan kesehatan mental
dan kualitas hidup pada wanita penderita kanker payudara yang sedang
menjalani terapi dengan wanita penderita kanker payudara yang telah selesai
menjalani terapi selama satu tahun. Penelitian ini merupakan penelitian cross
sectional yang melibatkan 269 wanita yang sedang menjalani terapi ajuvan
dan 148 wanita yang telah selesai menjalani terapi selama satu tahun. Hasil
terapi memiliki tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi serta kualitas hidup
depresi secara signifikan lebih banyak terjadi pada kelompok yang sedang
menjalani terapi. Persamaan dengan penelitian ini yaitu desain penelitian cross
11