Anda di halaman 1dari 10

Volume 7 No.

1
Januari 2015
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@ftumj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

STUDI PENURUNAN KADAR BESI (FE) DAN MANGAN (MN) DALAM AIR
TANAH MENGGUNAKAN SARINGAN KERAMIK
Laila Febrina 1,*, Astrid Ayuna2
1,2
Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Sahid, Jakarta
Jl. Prof. Dr. Soepomo SH No.84 Tebet, Jakarta Selatan, 12870, Indonesia
*Email: Laila_Febrina@yahoo.com

Diterima: 20 Oktober 2014 Direvisi: 4 Nopember 2014 Disetujui: 25 Nopember 2014

ABSTRAK

Pertumbuhan penduduk yang meningkat akan memberikan tekanan besar terhadap jumlah ketersediaan
sumber-sumber air. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya
masyarakat menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, dan sumber air lainnya. Permasalahan yang
timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat
sebagai air bersih dan air minum yang sehat diminum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, di kelurahan Mekarsari
Kota Bekasi, beberapa air tanahnya ada yang berbau dan berwarna coklat atau kemerahanan, apabila digunakan
untuk mandi, kulit menjadi kering. Jika dilihat dari akibat yang ditimbulkan, ada dugaan bahwa air tanah
tersebut mengandung zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang cukup tinggi. Untuk mengurangi masalah- yang
ditimbulkan oleh adanya zat besi dan mangan dalam jumlah yang berlebih di dalam air tanah, maka dilakukan
studi penurunan kandungan zat besi dan mangan dengan menggunakan saringan keramik.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air yang dihasilkan dengan menggunakan saringan keramik mampu mereduksi kandungan
besi hingga 95,20% dan mangan sebesar 94,63%. Air tanah yang dilewati melalui saringan keramik telah
memenuhi parameter yang ditetapkan oleh Permenkes Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010. Namun saringan
keramik dianggap kurang efisien dalam segi penggunaannya karena membutuhkan waktu yang sangat lama
untuk menyaringnya, keadaan ini dinilai sebagai kekurangan dari saringan keramik.

Kata Kunci: Saringan Keramik, Air Tanah, Kandungan Besi, Kandungan Mangan

ABSTRACT

Growth of population increase would put pressure on the number of large sources of water availability .To the
region not get clean water service of pam generally of people use of water land wells ) , river water , rain water
, and other water sources .The problem arising is often found that the quality of groundwater used of society are
less qualified as clean water and healthy drinking water to drink based on the health minister republic of
Indonesia number 492/Menkes/Per/IV/2010.Based on research in Mekarsari, Bekasi, ground water that smells
and brown or red, if used to bathe , dry skin to be .If seen from the consequences that inflicted , there is
suspicion that the ground water containing iron and manganese high enough . To reduce the problems posed by
the presence of iron and manganese in the quantities than in groundwater then done the provision of a system of
processing equipment water the scale of households expected mamput allay or alleviate the womb iron (fe) and
manganese (mn) that was found in the water of a well or soil.One technology that can be done is by means of
filtration namely by using a sieve ceramics.The research results show that (1) of water produced by the use of a
filter ceramic able to reduce iron until 95,20% and manganese as much as 94,63 %. (2) groundwater that has
passed through a sieve ceramic have met the parameters set by permenkes no.416/menkes/per/ix/1960.But a
sieve ceramics are considered less efficient in the perspective of its use because it requires a very long time to
menyaringnya, the state of is valued as a shortage of out of the sieve ceramics.

Keywords: Filters, Ground Water, Iron, Manganese


Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang zat besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang cukup
pesat khususnya di kota-kota besar telah tinggi.
mendorong peningkatan kebutuhan akan
perumahan serta pemenuhan kebutuhan akan Guna mengatasi hal tersebut maka diperlukan
air bersih. Manusia dapat bertahan hidup upaya mereduksi kadar mangan dan besi yang
beberapa minggu tanpa makan, tetapi hanya terdapat dalam air tanah agar sesuai dengan
dapat bertahan beberapa hari jika tanpa air. Air peraturan yang telah ditetapkan oleh
merupakan suatu sarana utama untuk Permenkes tentang persyaratan air bersih.
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Untuk itu pada penelitian ini ditetapkan tujuan
karena air merupakan salah satu media dari penelitian antara lain :
berbagai macam penularan penyakit
(Kusnaedi, 2004). Air yang bersih adalah air 1. Mengetahui, tingkat penurunan kadar
yang jernih, tidak berwarna, tawar, dan tidak besi (Fe) dan mangan (Mn) dengan
berbau. menggunakan saringan keramik.

Untuk itu, ketersediaan air bersih sangat 2. Mengetahui kualitas air tanah yang
diperlukan dalam mendukung berbagai macam dilewatkan melalui saringan keramik,
kebutuhan dan aktivitas manusia sehari-hari. apakah telah memenuhi persyaratan
Semakin meningkatnya pertumbuhan Permenkes Nomor:
penduduk maka akan memberikan tekanan 492/Menkes/Per/IV/2010. Hasil
yang sangat besar terhadap jumlah penelitian diharapkan dapat
ketersediaan sumber daya air. Untuk daerah memberikan informasi kepada
yang belum mendapatkan pelayanan air bersih masyarakat tentang metode sederhana
dari PDAM umumnya masyarakat untuk mereduksi kadar besi dan
memanfaatkan air yang berasal dari air tanah mangan berlebih yang terdapat pada
(sumur), air sungai, air hujan, dan sumber air air tanah.
lainnya. Air dan Pencemaran Air
Permasalahan yang sering dijumpai adalah Air bersih adalah air yang memenuhi syarat
kualitas air tanah yang digunakan masyarakat kesehatan dan harus dimasak terlebih dahulu
kurang memenuhi syarat sebagai air bersih dan sebelum diminum. Sedangkan air minum
air minum yang sehat diminum berdasarkan adalah air yang memenuhi syarat kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik dan dapat langsung diminum atau layak
Indonesia Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 digunakan sebagai air bersih. Syarat-syarat
tentang Pengawasan dan Syarat-syarat yang ditentukan sesuai dengan persyaratan
Kualitas Air. kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi.
Standar kualitas air bersih menurut Peraturan
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang Menteri Kesehatan Keputusan Menteri
dilakukan, ditemukan bahwa air tanah di Kesehatan RI Nomor :
daerah Kelurahan Mekarsari, Kota Bekasi 492/Menkes/Per/IV/2010. Air bersih dalam hal
yang diteliti, berbau dan berwarna coklat ini air tanah terkadang mengalami
kemerahan, dan apabila air tersebut digunakan pencemaran. Pencemaran air tanah umumnya
untuk mandi, kulit menjadi kering. Air terjadi oleh tingkah-laku manusia seperti oleh
tersebut, apabila digunakan untuk mencuci zat-zat detergen, asam belerang dan zat-zat
pakaian dan peralatan yang berwarma putih, kimia sebagai sisa pembuangan pabrik-pabrik
maka benda yang dicuci akan mengalami kimia/industri. Pencemaran air juga
perubahan warna yaitu menjadi kuning disebabkan oleh pestisida, herbisida, pupuk
kecoklatan, selain itu air tersebut juga tanaman yang merupakan unsur-unsur polutan
menimbulkan endapan pada bak penampung sehingga mutu air berkurang (Supardi, 2003).
air. Berdasarkan fenomena tersebut, maka Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak
diduga bahwa air tanah tersebut mengandung hanya karena tercampur dengan bahan
pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak

36
Laila Febrina dan Astrid Ayuna: Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 35 - 44 © 2015

sesuai dengan kebutuhan tertentu. Sebagai Besi (Fe) dibutuhkan tubuh dalam
contoh suatu sumber air yang mengandung pembentukan hemoglobin. Banyaknya besi
logam berat atau mengandung bakteri penyakit dalam tubuh dikendalikan oleh fase adsorpsi.
masih dapat digunakan untuk kebutuhan Tubuh manusia tidak dapat mengekskresikan
industri atau sebagai pembangkit tenaga besi (Fe), karenanya mereka yang sering
listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk mendapat transfusi darah, warna kulitnya
kebutuhan rumah tangga (keperluan air menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air
minum, memasak, mandi dan mencuci) minum yang mengandung besi cenderung
(Supardi, 2003). menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi.
Sekalipun Fe diperlukan oleh tubuh, tetapi
Pencemaran pada air tanah juga dapat dalam dosis yang besar dapat merusak dinding
disebabkan oleh adanya kandungan logam- usus. Kematian sering disebabkan oleh
logam di dalam air tanah tersebut, baik yang rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang
bersifat toksik maupun esensial. lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya
iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan
Besi (Fe) besi dalam air melebihi 10 mg/l akan
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
dapat ditemui pada hampir setiap tempat- Debu Fe juga dapat diakumulasi dalam alveoli
tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-
dan semua badan air. Pada umumnya, besi paru (Slamet, 2004).
yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut
sebagai Fe2+(fero) atau Fe3+ (feri); tersuspensi Mangan (Mn)
sebagai butir koloidal (diameter <1 µm) atau Mangan merupakan unsur logam yang
lebih besar, seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)2, termasuk golongan VII, dengan berat atom
Fe(OH)3 dan sebagainya; tergabung dengan 54,93, titik lebur 12470C, dan titik didihnya
zat organis atau zat padat yang inorganis 20320C (BPPT, 2004). Menurut Slamet
(seperti tanah liat). Pada air permukaan jarang (2007), mangan (Mn) adalah metal berwarna
ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi kelabu-kemerahan, di alam mangan (Mn)
di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih umumnya ditemui dalam bentuk senyawa
tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dengan berbagai macam valensi. Air yang
dirasakan dan dapat menodai kain dan mengandung mangan (Mn) berlebih
perkakas dapur. menimbulkan rasa, warna (coklat/ungu/hitam),
Besi (Fe) berada dalam tanah dan batuan dan kekeruhan (Fauziah, 2010).
sebagai ferioksida (Fe2O3) dan ferihidroksida Toksisitas mangan relatif sudah tampak pada
(Fe(OH)3). Dalam air, besi berbentuk konsentrasi rendah. Kandungan mangan yang
ferobikarbonat (Fe(HCO3)2), ferohidroksida diizinkan dalam air yang digunakan untuk
(Fe(OH)2), ferosulfat (FeSO4) dan besi organik keperluan domestik yaitu dibawah 0,05 mg/l.
kompleks. Air tanah mengandung besi terlarut Air yang berasal dari sumber tambang asam
berbentuk ferro (Fe2+). Jika air tanah dapat mengandung mangan terlarut dengan
dipompakan keluar dan kontak dengan udara konsentrasi ±1 mg/l. Pada pH yang agak tinggi
(oksigen) maka besi (Fe2+) akan teroksidasi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang
menjadi ferihidroksida (Fe(OH)3). tidak larut seperti MnO2, Mn3O4 atau MnCO3
meskipun oksidasi dari Mn2+ itu berjalan
Ferihidroksida dapat mengendap dan berwarna relatif lambat (Achmad, 2004).
kuning kecoklatan. Hal ini dapat menodai
peralatan porselen dan cucian. Bakteri besi Dalam jumlah yang kecil (<0,5 mg/l) , mangan
(Crenothrix dan Gallionella) memanfaatkan (Mn) dalam air tidak menimbulkan gangguan
besi fero (Fe2+) sebagai sumber energi untuk kesehatan, melainkan bermanfaat dalam
pertumbuhannya dan mengendapkan menjaga kesehatan otak dan tulang, berperan
ferrihidroksida. Pertumbuhan bakteri besi yang dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta
terlalu cepat (karena adanya besi ferro) membantu menghasilkan enzim untuk
menyebabkan diameter pipa berkurang dan metabolisme tubuh untuk mengubah
lama kelamaan pipa akan tersumbat. karbohidrat dan protein membentuk energi
yang akan digunakan. (Anonymous, 2010).

37
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Tetapi dalam jumlah yang besar (>0,5 mg/l) , Lempung merupakan bahan utama dalam
mangan (Mn) dalam air minum bersifat saringan, lempung dapat diperoleh dengan
neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala mudah di banyak tempat di Indonesia.
susunan syaraf, insomnia, kemudian lemah Lempung dapat dibentuk dengan mudah dan
pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi apabila dibakar dalam tungku, susunan
muka menjadi beku dan muka tampak seperti kimianya berubah menjadi kuat, sedikit
topeng/mask (Slamet, 2007). berpori dan tidak larut dalam air.

Teknologi penurunan kandungan besi dan Pot saringan yang normal dapat menyaring air
mangan dapat dilakukan dengan beberapa dalam jangka waktu yang sangat lama melalui
cara, antara lain : pori-pori. Pori-pori ini dapat menyaring
hampir semua bakteri, protozoa dan telur
1. Oksidasi cacing, selain juga kotoran, endapan dan
2. Ion Exchange bahan organik. Bahan pengisi seperti sekam
3. Mangan Zeolit Filtration padi atau serbuk gergaji ditambahkan pada
4. Sequestering Process campuran lempung yang membentuk saringan.
5. Lime Softening Apabila dibakar pada suhu tinggi, bahan
6. Adsorpsi (Penjerapan) pengisi akan terbakar dan menyisakan alur-
7. Filtration (Penyaringan) alur halus dalam lempung yang terbakar. Air
akan mengalir dengan mudah melalui alur-alur
Pada penelitian ini metode penurunan tersebut dibandingkan dengan melalui pori-
kandungan besi dan mangan menggunakan pori (Yayasan Tirta Indonesia, 2010) .
metode filtrasi menggunakan saringan
keramik. Proses filtrasi merupakan proses Prinsip dasar filter atau saringan keramik sama
pengolahan dengan cara mengalirkan air dengan proses filtrasi di dalam pengolahan air
melewati suatu media filtrasi yang disusun konvensional menggunakan saringan pasir
dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan lambat pada saat proses filtrasi berlangsung,
tebal tertentu. Proses ini ditujukan untuk maka kotoran akan tersaring dari airnya.
menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tidak Bahan media filter biasanya bervariasi pada
terlarut dengan cara absorbsi. Adsorpsi adalah pengolahan air konvensional contohnya pasir,
proses penyerapan atau penggumpalan pada batu, antrasit, arang, plastik, gelas dll. Pada
benda yang berlangsung hanya pada filter keramik bahan campurannya untuk
permukaan benda tersebut (Mulyono, 2007). membentuk porositas dapat digunakan
Saringan keramik pada penelitian ini berbagai macam media seperti arang, sekam
mengikuti rancangan saringan keramik dari dan kayu. Pada proses filtrasi sendiri
Resource Development International - mekanisme yang terjadi adalah proses
Cambodia (RDIC), dimana elemen dari adsorpsi, saringan keramik sendiri juga terjadi
saringan terbuat dari lempung halus, bahan aktivitas kimiawi dan proses bilogis. Angka
pengisi dan air. Setelah dibakar saringan porositas untuk filter ini adalah sekitar 20 µm
dilapisi larutan perak nitrat. Cara kerja (Buku Petunjuk Instalasi Pengolahan Air
saringan keramik terdiri dari beberapa tahap Bersih, Kemen PU 1995).
sebagai berikut:
METODE
1. Penyaringan kotoran dan bakteri Jenis Penelitian ini merupakan penelitian
secara fisik, dimana ukuran kotoran eksperimental. Metode yang digunakan pada
dan bakteri tersebut masih lebih besar penelitian ini menganalisa kandungan Besi dan
dari pori-pori yang terbentuk dari mangan pada air tanah dengan menggunakan
bahan yang terbakar pada keramik. saringan keramik. Saringan keramik ini terbuat
dari tanah (clay)/lempung dengan campuran
2. Reaksi kimia dari larutan perak, yang sekam dan padi yang telah dilakukan proses
berfungsi sebagai biosida penghilang pembakaran. Oleh karena itu dilakukan
bakteri. penelitian atau uji coba menggunakan saringan
keramik, saringan keramik dapat menyaring
3. Pengendapan yang terjadi secara tidak atau menurunkan zat organik serta
langsung dalam pori-pori saringan.

38
Laila Febrina dan Astrid Ayuna: Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 35 - 44 © 2015

menghilangkan bakteri (coliform) dengan pori- (6) Bahan penunjang


pori yang terdapat pada saringan keramik.
Persiapan Filtrasi Dengan Saringan
Keramik

Berikut ini merupakan tahap-tahap persiapan


filtrasi :

(1) Tahap Persiapan


Menyiapkan Peralatan :Ember
Penampung, saringan Keramik, Sampel
Air tanah

Gambar 1. Kerangka Penelitian (2) Tahap Pelaksanaan


Pelaksanaan percobaan, dilakukan
Sampel percobaan 5 kali penyaringan dan 5 kali
Sampel air yang digunakan berasal dari air pengukuran dari 5 sumber air tanah yang
tanah yang padat pemukiman sehingga telah ditentukan pengambilan sampelnya
dimungkinkan terjadinya pencemaran sumber agar mewakili pengujian. Saringan dicuci
air tanah yang berasal dari saluran drainase, dahulu menggunakan air aquades. Setelah
sampel yang digunakan dari 5 sumber rumah kondisi siap tercapai, air tanah dialirkan
dengan pembagian kedalaman sumber air ke dalam masing masing saringan dengan
(sampel) yang berbeda. sampel ini diambil di kapasitas 5 liter. Air hasil olahan keluar
Jl. Mekar sari Barat Kabupaten Bekasi- melalui rembesan dari saringan,dan
Tambun Selatan yang dahulunya merupakan ditampung untuk dianalisis.
daerah rawa. Kondisi saat ini saluran drainase
yang ada tidak dapat menampung air limpasan
hujan sehingga menyebabkan genangan air di (3) Pengujian Sampel
sekitar pemukiman warga oleh sebab itu Pengujian Parameter Besi dan Mangan
dimungkinkan terjadinya pencemaran. (Fe dan Mn) dengan menggunakan
Sedangkan untuk perlakuannya didasarkan metode Spektrofotometri.
dengan skala pengujian laboratorium
menggunakan uji kuantitatif dengan
spektrofotometer yang menitik beratkan pada Proses Sampling
konsentarsi besi (Fe) dan mangan (Mn) pada Tahap pengambilan sampel diambil dari suatu
air sumur/air tanah dengan efektifitas perumahan dengan pembagian titik
penurunan kadar Fe dan Mn. Adapun data pengambilan sampel yang berbeda yaitu dari
dalam penelitian ini diperoleh dari data primer beberapa titik rumah dengan jarak dan
dan sekunder yaitu secara langsung dari hasil kedalaman yang berbeda. Sampel ini diambil
pengujian yang dilakukan terhadap saringan di Jl. Mekarsari Barat Kabupaten Bekasi.
keramik dan dari sumber lain seperti studi Tambun Selatan yang dahulunya daerah ini
literatur dan kepustakaan yang berkaitan merupakan daerah resapan air berupa rawa dan
dengan penelitian ini. persawahan.

Alat dan Bahan Penelitian


Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan Pengolahan Data
dalam proses penelitian penurunan kadar Fe Pengukuran kadar Fe dan Mn dalam sampel
dan Mn dalam tanah antara lain : air tanah dilakukan dengan menggunakan
(1) Saringan Keramik dan perlengkapnya metode Spektrofotometer. Pengukuran
(2) Peralatan Pengujian Zat Organik dilakukan terhadap sampel sebelum dan
(Spektrofotometer) sesudah dilakukan filtrasi dengan
(3) Tangki air, jerigen, dll. menggunakan saringan keramik. Setelah.
(4) Sampel Air Tanah Kemudian dilakukan penghitungan persentase
(5) Bahan kimia removal terhadap kadar besi dan mangan.

39
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Persentase removal dapat dihitung dengan dalam air. Pada prosesnya, air merembes dan
menggunakan rumus sebagai berikut : melewati media filter sehingga akan
terakumulasi pada permukaan filter dan
terkumpul sepanjang kedalaman media yang
dilewatinya.

Berdasarkan proses secara umum itulah yang


dicoba dikerjakan pada penelitian ini, yaitu
PEMBAHASAN melewati air sampel melalui media saringan
Umumnya air di alam mengandung besi dan keramik. Sampel air tanah diambil dari lima
mangan disebabkan adanya kontak langsung titik sampling yang berbeda, dimana untuk
antara air tersebut dengan lapisan tanah yang tiap-tiap sampelnya dibedakan berdasarkan
mengandung besi (Fe) dan mangan (Mn). jarak antar titik dan kedalaman sumber air di
Adanya besi (Fe) dan mangan (Mn) dalam tiap-tiap rumah. Tahapan penelitian dapat
jumlah yang berlebih dalam air dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4 berikut ini.
menimbulkan berbagai masalah diantaranya
adalah tidak enaknya rasa air minum, dapat
menimbulkan endapan dan menambah
kekeruhan (Sawyer, 1967). Adanya
konsentrasi zat besi dan mangan pada air
tanah dapat menimbulkan rasa atau bau logam
pada air tersebut, oleh karena itu untuk air
minum kadar zat besi dan mangan yang
diperbolehkan yakni masing-masing 0,3 mg/I
dan 0,4 mg/I Permenkes Nomor :
492/Menkes/Per/IV/2010). Berikut pada
Gambar 2 merupakan contoh saringan keramik
yang digunakan pada penelitian.

Gambar 3. Pengukuran sampel Sebelum


perlakuan dengan Saringan Keramik

Gambar 2. Saringan Keramik

Dari berbagai studi penurunan kadar besi


dalam air tanah yang ada, maka pada Gambar 4. Pengukuran Sampel Setelah
penelitian ini dilakukan pengujian dengan perlakuan dengan Saringan Keramik
menggunakan filter keramik sebagai alternatif
dalam rangka menurunkan kandungan besi dan Sebagaimana diketahui bahwa kedalaman
mangan dalam air tanah. Secara umum filtrasi sumber air di tiap-tiap rumah berbeda-beda.
adalah proses yang sering digunakan pada Titik pengambilan sampel pada penelitian ini
pengolahan air bersih untuk memisahkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
bahan pengotor (partikulat) yang terdapat

40
Laila Febrina dan Astrid Ayuna: Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 35 - 44 © 2015

Tabel 1. Titik pengambilan sampel terhadap ion besi (Fe) dapat dilihat pada tabel
berdasarkan letak dan kedalaman sampel 2 berikut ini.
Sampel Jarak antara Kedalaman Tabel 2. Hasil Analisa Pengukuran Kadar Besi
titik sampling Sumber air tanah (Fe) sebelum dan sesudah diberi perlakuan
Rumah 1 - 25 m
Rumah 2 15 m 20 m Kadar Besi (mg/L)
Penurunan
Persen tase
Rumah 3 25 m 22 m Sampel Uji
Awal (Sebelum Akhir (sesudah penurunan
(mg/l)
Rumah 4 50 m 19 m Perlakuan) Perlakuan)
Rumah 5 75 m 25 m
Rumah 1 2,8 0,1 2,7 96,42%

Pengambilan sampel pada penelitian Rumah 2 3 0,2 2,8 93,33%


dibedakan berdasarkan kedalaman sampel air
Rumah 3 2,6 0,1 2,5 96,15%
yang diambil. Jarak Sampel 1 dengan Sampel
2 berkisar 15 m dengan kedalaman sumber air Rumah 4 3,1 0,2 2,9 93,54%
25 m dan 20 m, sampel 3 berjarak 25 m dari Rumah 5 2,9 0,1 2,8 96,55%
sampel 2 dengan kedalaman sumber air 22 m,
sampel 4 berjarak 50 m dari sampel 3 dengan Ket: Baku Mutu Fe yang diijinkan sesuai
kedalaman sumber air 19 m, dan sampel 5 Permenkes no: 492/Menkes/Per/IV/2010
berjarak 75 m dari sampel 4dengan kedalaman adalah : 0,3 mg/l
sumber air 23 m.
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data bahwa
Setelah pengambilan sampel air tersebut nilai kadar besi sebelum dilakukan
dilakukan, kemudian dilakukan pengujian penyaringan berada pada rentang 2,6 mg/liter
kadar besi dan mangan yang terkandung pada sampai 3,1 mg/liter. Nilai kadar besi ini
air sampel. Hasil analisa awal menunjukkan berada diatas baku mutu yang diijinkan yaitu
bahwa setiap sumber air tanah dari lima 0,3 mg/liter. Hasil penelitian kadar besi yang
sampel yang berbeda tersebut dapat ditemukan dilakukan setelah menggunakan saringan
unsur logam atau zat organik yaitu besi (Fe) keramik, ternyata memberikan pengaruh yang
dan mangan (Mn) yang melebihi baku mutu besar, dimana nilai removalnya berkisar
yang dipesyaratkan. Hal ini menunjukkan 93,33% hingga 96,42%. Nilai penurunan kadar
bahwa sumber air tersebut sudah tercemar dan besi ini ternyata masuk ke dalam baku mutu
tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih air bersih yang diijinkan. Grafik persentase
Permenkes Nomor : removal dari kandungan besi pada air tanah
492/Menkes/Per/IV/2010, sehingga penelitian dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.
selanjutnya adalah menguji kandungan besi
dan mangan dengan menggunakan saringan
keramik.

Seperti yang telah disebutkan pada


pendahuluan, bahwa daerah pengambilan
sampel air tanah pada perumahan Tambun
Selatan dahulunya merupakan daerah rawa.
Daerah rawa umumnya memiliki kandungan
besi yang tinggi. Hal ini telah dibuktikan
dengan penelitian pendahuluan, dimana kadar
logam besi (Fe) dan mangan (Mn) yang
melebihi batas baku mutu kualitas air bersih
yang telah ditetapkan.
Gambar 5.Grafik Persentase Penurunan
Tahap penelitian lanjutan dilakukan dengan Kandungan Logam Besi (Fe)
cara menganalisa sampel yang telah difiltrasi
menggunakan saringan keramik. Adapun hasil Sementara itu untuk pengukuran mangan (Mn)
analisa sampel sebelum dan sesudah perlakuan pada sampel air diperoleh hasil seperti yang
dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

41
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Tabel 3. Hasil Analisa Pengukuran Kadar Uji parameter kimia yang telah dilakukan
Mangan (Mn) sebelum dan sesudah diberi terhadap kandungan Fe dan Mn, dapat
perlakuan dinyatakan bahwa semakin jauh letak
kedalaman tanah dari sumber air, maka
Kadar Mangan (mg/L) semakin rendah kadar logam yang dihasilkan.
Sampel Uji Awal Akhir
Penurunan Persentase Hal tersebut dimungkinkan adanya lapisan-
penurunan lapisan bebatuan dan pasir (partikel-partikel
(Sebelum (sesudah
(mg/l)
Perlakuan) Perlakuan) halus) yang menghalangi teradsorpsinya kadar
logam ke dalam lapisan tanah yang paling
Rumah 1 2,5 0,1 2,4 96,00%
dalam. Keadaan tersebut menjadikan proses
Rumah 2 2,7 0,2 2,5 92,50% filtrasi terhadap besi (Fe) dan mangan (Mn)
berjalan secara alamiah, sehingga jumlah Fe
Rumah 3 2,6 0,2 2,4 92,50% dan Mn yang di temukan pada air tanah
permukaan lebih besar jika dibandingan
Rumah 4 2,7 0,1 2,6 96,15%
dengan air tanah dilapisan yang paling dalam.
Rumah 5 2,5 0,1 2,4 96,00%
Sementara itu untuk laju filtrasi yang telah
dilakukan terhadap sampel air dengan
menggunakan saringan keramik maka
Ket: Baku Mutu Mn yang diijinkan sesuai diperoleh waktu laju filtrasi seperti yang
Permenkes no 492/Menkes/Per/IV/2010 terdapat pada table 4 berikut ini.
adalah : 0,4 mg/l

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh data bahwa


nilai kadar mangan sebelum dilakukan Tabel 4. Laju Filtrasi (Rata-rata) Terhadap
penyaringan berada pada rentang 2,5 mg/liter Sampel Uji.
sampai 2,7 mg/liter. Nilai kadar mangan ini
Volume (L)
berada diatas baku mutu yang diijinkan yaitu Sampel Uji Volume Volume
Waktu Alir Laju Filtrasi
0,4 mg/liter. Hasil penelitian kadar mangan (jam) (L/menit)
Awal Akhir
yang dilakukan setelah menggunakan saringan Rumah 1 5 3,18 3 jam 48 0,000254
keramik, ternyata memberikan pengaruh yang menit
besar, dimana nilai removalnya berkisar Rumah 2 5 3,18 3 jam 39 0,000261
menit
92,50% hingga 96,15%. Nilai penurunan kadar
Rumah 3 5 3,18 3 jam 47 0,000255
mangan ini ternyata masuk ke dalam baku menit
mutu air bersih yang diijinkan, dan secara Rumah 4 5 3,18 3 jam 31 0,000267
keseluruhan pesentase removal (penyisihan menit
kadar mangan) rata-rata 94,63%. Grafik
persentase removal dari kandungan mangan
Rumah 5 5 3,18 3 jam 52 0,000251
pada air tanah dapat dilihat pada Gambar 6 menit
berikut ini.
Berdasarkan hasil perhitungan mengenai laju
filtrasi terlihat bahwa untuk menfiltrasi air
sampel sejumlah 5 liter hampir sebagian besar
membutuhkan rata-rata 3 jam 43 menit untuk
menghasilkan air tersaring sejumlah 3 liter 18
menit.
Hasil pada tabel 3, menyatakan bahwa pada
tahap pertama terjadinya proses filtrasi , laju
alir air yang dihasilkan lebih besar daripada
hasil pada proses tahap kedua dan seterusnya.
Keadaan tersebut dikarenakan adanya
Gambar 6.Grafik Persentase Penurunan endapan-endapan berupa logam dan
Kandungan Logam Mangan (Mn) mikroorganisme yang menghambat laju filtrasi
air sehingga pada tahap tertentu, dalam hal ini

42
Laila Febrina dan Astrid Ayuna: Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik
Jurnal Teknologi 7 (1) pp 35 - 44 © 2015

tahap pengulangan ke-5, terjadi proses penurunan penurunan Mn-total


kejenuhan terhadap alat filtrasi yaitu Saringan sebesar 12,3 mg/L, dengan rata-rata
keramik, yang membuat laju filtrasi air 2,46 mg/L dan total efektifitas Fe
menjadi sangat kecil. sebesar 94,63 %.

Dapat diketahui bahwa dari hasil uji yang telah 2. Hasil pengolahan air tanah
dilakukan, letak ke dalam tanah berpengaruh menggunakan Saringan Keramik
terhadap kandungan Fe dan Mn. Begitu pula efektif untuk menurunkan ion besi
dengan kualitas sampel air yang telah (Fe) dan mangan (Mn) dan sudah
diberikan perlakuan jauh sangat baik sesuai dengan standar baku mutu air
dibandingkan dengan kondisi sampel air bersih untuk dikonsumsi.
sebelum diberi perlakuan, maka dapat
dikatakan bahwa saringan keramik mampu
meremoval kadar besi dan mangan dengan
sangat efektif dan sudah sesuai dengan standar Saran
baku mutu yang di tetapkan oleh Berdasarkan hasil penelitian
PERMENKES Nomor : disarankan untuk pengolahan limbah cair
492/Menkes/Per/IV/2010.. Akan tetapi rumah tangga khususnya air tanah di
meskipun hasil yang diperoleh sudah sesuai, perumahan Bekasi dapat menggunakan
namun untuk menghasilkan kualitas air yang saringan keramik. Namun, dalam pelaksanaan
sedemikian rupa dibutuhkan waktu yang pengolahan air tersebut, saringan yang
sangat lama, keadaan tersebut ditunjukkan digunakan harus diganti atau diaktivasi
pada Tabel 3, pada sampel rumah 1 diperoleh kembali secara periodik agar mendapatkan
3, 18 L air dalam waktu 3,48 jam atau hasil yang maksimal. Dan untuk alat saringan
0,000254 menit, dan waktu rata-rata yang keramik dapat dikembangkan lagi agar dapat
diperoleh dari lima sampel tersebut sebesar 3, dengan mudah dan cepat dalam
18 L air per 0,000258 menit, maka jika di ukur pemakaiannya, sehingga tidak perlu menunggu
dari segi waktu, saringan keramik masih waktu filtrasi yang lama untuk mendapatkan
belum sesuai untuk digunakan karena kurang hasil yang diinginkan
efisien dalam hal waktu.

Akan tetapi dari segi kualitas air hasil DAFTAR PUSTAKA


penyaringan menggunakan keramik Anonymous, 2010, Total Dissolved Solids,
menghasilkan air yang dapat digunakan http://en.wikipedia.org/wiki/
sebagai sumber air untuk Total_dissolved_solids.
dikonsumsi/dimanfaatkan. Saringan keramik
ini dapat menjadi salah satu alternatif Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1.
pengolahan sederhana bagi masyarakat untuk Yogyakarta. Andi Offset. hlm. 15-16.
memenuhi persyaratan air bersih.
Alaerts, G. dan Santika, S. S. 1984.
Metodologi Penelitian Air. Usaha
Nasional, Surabaya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Balai Teknis Air Minum. 1995. Buku Petunjuk
Kesimpulan Instalasi Pengolahan Air Bersih Skala
Berdasarkan hasil dan pembahasan Kecil. Ditjen cipta Karya, Kementerian
yang diperoleh maka dapat disimpulkan PU.
sebagai berikut : Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi
1. Saringan Keramik mampu Makhluk Hidup. UI-Press. Jakarta. 140
menurunkan kadar besi (Fe) dan hal.
mangan (Mn) pada air tanah dengan Departemen Kesehatan RI. (1997). Buku
penurunan Fe-total sebesar 13,7 mg/L, Panduan Manajemen Penyuluhan
dengan rata-rata 2,74 mg/L dan total
efektifitas Fe sebesar 95,20%. Nilai

43
Jurnal Teknologi Volume 7 No. 1 Januari 2015 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

Kesehatan Masyarakat Tingkat Said, Nusa Idaman. 2003. Metoda Praktis


Propinsi. Jakarta: Depkes RI. penghilangan Zat besi dan Mangan Di
Dalam Air Minum. Jakarta :
Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air,
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sawyer, Clair N and Mc. Carty, Peryl; 1967.
Chemistry Sanitary Engineering. Tokyo:
Fauziah, Adelina. 2010. Efektivitas Saringan McGraw-Hill Book Company,
Pasir Cepat Dalam Menurunkan Kadar Kogakusha Company Ltd.
Mangan (Mn) Pada Air Sumur Dengan
Penambahan Kalium Permanganat Sudradjat dan Salim. 1994. Petunjuk Teknis
(KMnO4) 1%. Skripsi FKM USU : Pembuatan Arang Aktif. Badan
Medan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal 29 Soemarwoto, O, Ekologi, Lingkungan Hidup
Juli 2002. dan Pembangunan, Djambatan, 2001,
Jakarta.
Kusnaedi, 2004, “Mengolah Air Gambut dan
Air Kotor Untuk Air Minum”,Penerbit Supardi, I.2003. Lingkungan Hidup dan
Swadaya, Jakarta. Kelestariannya. Bandung : Penerbit PT.
Alumni.
McCabe, Warren L.,1985, “Unit Operation of
Chemical Engineering”, McGrawHill Sutrisno, C,T. 2006. Teknologi Penyediaan Air
Book IncIR 64. Skripsi. Jurusan Bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta
Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha.
Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air.
Pandia, Setyati et all, 1995. Kimia Fakultas Geografi Universitas Gadjah
Lingkungan. Direktorat Jendral Mada. Yogyakarta.
Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Jakarta.
Wardhana, 2000. Dampak Pencemaran
Pari G, Lestari SB. 1995. Analisis Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta.
Beberapa Jenis Kayu Indonesia. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan 7 (3): 96-100. Warlina, Lina (2004), Pencemaran air:
sumber, dampak dan
Perpamsi, Forkami. 2002. Peraturan Teknis penanggulangannya, Makalah pribadi
Instalasi Pengolahan Air Minum. pengantar ke falsafah sains, Sekolah
Jakarta: Tirta Darma. pasca sarjana S3,IPB. Bogor.

Rumapea, Nurmida. 2009. Penggunaan Widowati,W.2008. Efek Toksik Logam


Kitosan dan Polyaluminium Chlorida Pencegahan Dan Penanggulangan
(PAC) Untuk Menurunkan Kadar Pencemaran,Andi Yogyakarta.
Logam Besi (Fe) dan Seng (Zn) Dalam
Air Gambut. Medan : Pascasarjana –
USU.

44

Anda mungkin juga menyukai