Anda di halaman 1dari 32

PENGEMBANGAN SDM PARIWISATA

ANALISIS SWOT PANTAI SLILI

Oleh:
LELIE LIANA
(15/389659/PMU/08618)
Dosen:
Dr. JOHN SUPRIHANTO, M.I.M

MAGISTER KAJIAN PARIWISATA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pemerintah daerah (UU No 10/2009 tentang Kepariwisataan). Saat ini sektor
pariwisata memiliki peran penting yang sangat penting dalam meningkatkan
keberhasilan pembangunan nasional dan daerah serta meningkatkan kesejahteraan
bagi masyarakat, karena dampak pengembangan sektor pariwisata bersifat
multidimensional terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Majunya industri
pariwisata sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang berkunjung, oleh
karenanya harus di dukung dengan 3A; Aksesibilitas, Ameniti,Atraksi . Atraksi yang
di tawarkan kepada pengunjung harus menarik dan berbeda dengan yang lain.
Ameniti atau fasilitas yang menunjang kegiatan berwisata seperti; penginapan,
restoran, dll, di harapkan telah tersedia dengan baik. Akses menuju ke daerah wisata
tentunya harus sudah tersedia, jalan yang menghubungkan daerah asal wisatawan
dengan tujuan wisata harus tersedia dengan baik.
Perkembangan pariwisata akhir - akhir ini menjadi sebuah sektor yang
menjanjikan, terutama dari segi ekonomi. Berbagai macam destinasi yang ditawarkan
pun semakin memperketat persaingan bagi pelaku wisata. Pengaruh dari persaingan
adalah meningkatnya variasi paket wisata dengan dana terjangkau. Berdasarkan teori
Regulasi, perubahan permintaan konsumen memberikan pengaruh terhadap
penyediaan suatu barang sehingga menghasilkan banyak variasi dari mess tourism
dari product spesifik menjadi bermacam-macam.
Pengelolaan kawasan yang baik, terutama dari segi kenyamanan dan kebersihan
merupakan point penting yang perlu diperhatikan.Usaha mengembangkan suatu
daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor itu terkait lima unsur
pokok yang harus ada dalam suatu daerah tujuan wisata, yang meliputi obyek dan
daya tarik wisata, prasarana wisata, tata laksana, atau infrastruktur serta kondisi dari
masyarakat atau lingkungan, untuk itulah maka makalah ini mengambil kasus analisis
SWOT Pantai Slili, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

1
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah adalah :
1. Apa saja point identifikasi faktor - faktor kekuatan dan kelemahan Pantai Slili
2. Apa saja kesempatan yang kemungkinan didapat dengan menciptakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang Pantai Slili
3. Bagaimana strategi penguatan (threat) baik terhadap pengelolaan maupun
atraksi untuk menciptakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan
meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman peluang yang ada di
Pantai Slili

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wilayah studi hanya mencakup Pantai Slili
2. Metode penelitian yang digunakan adalah survey lapangan, wawancara
langsung dengan pengelola,pengambilan data langsung, kajian pustaka, dan
tekhnik analisis data.
3. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT
4. Hasil penelitian adalah berupa makalah

1.4 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan gambaran mengenai Pantai Slili terkait 3A (Aksesibilitas,
Aminitas, dan Atraksi).
2. Memberikan analisis kekuatan dan kelemahan Pantai Slili melalui analisis
SWOT
3. Memberikan strategi pengembangan dan pengelolaan melalui analisis SWOT
4. Memberikan saran pengembangan sesuai dengan kebutuhan wisatawan dan
memberikan manfaat bagi pelaku terkait.

2
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah suatu informasi
mengenai potensi Pantai Slili yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan,
pemerintah setempat maupun pengelola tempat wisata untuk berbagai
kepentingan. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat untuk mengetahui
seberapa besar tingkat potensi dan prospek pengembangannya ke depan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

PROFIL PANTAI SLILI


I. Lokasi

Pantai Slili terletak di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten


Gunungkidul. Merupakan pantai kecil pecahan kawasan wisata Pantai Krakal.Area
kawasan Pantai Slili dibatasi oleh dua buah bukit karang yang masing-masing berada
di kedua sisi. Sisi sebelah barat berbatasan dengan pantai Krakal dan sisi sebelah
timur berbatasan dengan pantai Sadranan.

Lokasi Pantai Slili mudah di temui karena tepat berada di sebelah timur pantai
Krakal. Namun area pantai yang bisa dibilang sempit membuat orang tidak mengira
bahwa kawasan itu merupakan Pantai Slili. Disamping itu tidak ada cirikhas yang
membedakan antara Pantai Slili dengan Pantai Krakal dimana menjadi daya tarik
tersendiri pada masing-masing pantai. Saat kami tiba disana, area warung-warung
santai dibangun memanjang dari pantai Krakal hingga pantai Slili sehingga tidak
terlihat batas antara dua pantai.Di pantai slili suasana lebih terasa syahdu karena tidak
terlalu ramai. Bahkan burung-burung seperti burung trinil masih bisa dijumpai di
Pantai Slili. Jika ingin bermain air laut, dasar laut pantai Slili pun bisa dikatakan
aman untuk bermain air laut.

4
II. Sejarah Terbentuknya Pantai Slili dan 3A (aksesibilitas, Aminitas,Atraksi)
Pantai Slili memisahkan diri dari kawasan Pantai Krakal yang dahulu
merupakan satu pantai dengan garis pantai yang cukup luas. Pada awal pembentukan
kawasan wisata Gunungkidul sekitar tahun 2001 pemerintah daerah menetapkan
pantai - pantai yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Setelah diberikan list,
Pantai Slili dinyatakan tidak termasuk dalam daftar pantai yang akan dikelola
dikarenakan pertimbangan tertentu. Atas inisiatif warga sekitar maka pada tahun
tersebut dilakukan pembersihan dari semak - semak. Awalnya Pantai Slili adalah
sebauh pantai gersang yang tergabung dengan Pantai Krakal. Sampai pada tahun
2003 sudah terlihat perubahan secara perlahan di Pantai Slili. Para masyarakat lokal
kemudian berinisiatif untuk menanam pohon agar suasana pantai teduh. Penanaman
pohon pertama mengalami kegagalan pada tahun kelima,semua pohon yang sudah
datanam hancur bersama abrasi.
Pada tahun 2003 - 2004 Pantai Slili mendapat bantuan berupa 10 ribu bibit
pandan dan 1000 bibit pohon cemara, serta pohon Waru yang kemudian rata - rata
tidak bertahan lama karena masih mengalami masalah yang sama,abrasi.
Kemudian pada tahun 2008 mapala dari Universitas Atmajaya memberikan bantuan
kepada warga sekitar dan melakukan pemberdayaan. Keberadaan para mahasiswa
dan dosen ini sangat memberikan kontribusi yang besar dalam sejaarah
pengembangan Pantai Slili. Para mahasiswa dan dosen ini memberikan solusi dan
arahan bagaimana meminta bantuan dan menjalin kerjasama dengan pemerintah
berdasarkan kasus abrasi yang dialami. Pada waktu itu ketua masyarakat mencoba
menghubungi pemerintah daerah dan meminta bantuan, namun karena bantuan yang
diharapkan tak kunjung datang maka atas inisiatif sendiri masyarakat sekita
mengatasi abrasi dengan menahannya menggunakan plastik dan pasir.
Berkembang pesatnya Pantai Slili menyebabkan banyaknya kunjungan, bahkan
pada tahun 2008 sehari ada sampai tiga bus pariwisata dari Australia datang
berkunjung.Dikarenakan kepentingan politik dan masa kampanye,pada tahun 2014
Pantai Slili mendapat bantuan melalui dinas Kelautan berupa bibit pohon.
Bentang pantai Slili yang didominasi oleh batuan karang yang telah menjadi ciri
khas deretan pantai di Gunungkidul, namun yang sedikit berbeda adalah keberadaan
sebuah lorong yang terbuat dari batu karang. Masyarakat sekitar sering menyebutnya

5
dengan nama "watu lawang" yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai "Pintu Batu". Apabila air laut sedang surut, maka
suasana pantai akan berwarna kehijauan, karena kawasan pantainya juga ditumbuhi
oleh rumput laut. Tidak jauh dari pantai anda dapat menemukan resort yang
menyediakan penginapan dan paket liburan menggunakan jeep offroad. Anda dapat
menyewa secara beramai ramai (carter) untuk melengkapi petualangan anda.
Satu lagi yang menarik, di Pantai Slili setahun sekali diadakan sebuah pesta laut
dalam rangka upacara Nyadran. Upacara biasa dilakukan menjelang musim tanam,
dan banyak warga yang akan datang menghadiri/menyemarakkan pesta laut tersebut.
Secara umum Pantai Slili tetap menjadi daya tarik wisatawan karena tidak hanya
mengusung tema wisata bahari, namun juga wisata budaya masyarakat setempat.
Pantai Slili berpotensi menjadi kawasan yang ramai pengunjung seperti pantai Krakal
yang dahulu merupakan satu wilayah. Lokasi pantai yang cukup teduh menjadi daya
tarik utama dan keunggulan dibandingkan dengan pantai Krakal. Upacara adat yang
menjadi tradisi tahunan menjadi daya tarik utama pantai ini yang seharusnya menjafi
perhatian pemerintah. selain itu, belum adanya papan petunjuk jalan dan papan nama
pantai yang resmi dari pemerintah patut menjadi catatan agar pemerintah segera
merespon dan memperhatikan kawasan pantai-pantai baru yang dibuka menjadi
kawasan wisata.Kami sedikit menangkap bawah kawasan pantai Slili ini lebih banyak
ditanami pohon cemara udang daripada pantai Krakal. Suasana terlihat lebih teduh
dan sejuk dari sengatan sinar matahari. Meski begitu pengunjung pantai Slili tidak
sebanyak pantai Krakal apalagi saat air laut pasang hingga tanggul yang dibangun di
tepi pantai.
Beberapa cerita masyarakat mengatakan bahwa di salah satu bukit Pantai Slili
terdapat lubang goa yang dapat dimasuki ketika air laut sedang surut. Bagi
masyarakat sekitar, goa tersebut keramat dan hanya orang-orang tertentu yang boleh
memasukinya. Pada bulan-bulan tertentu dilakukan ritual sedekat laut dan memohon
keselamatan warga yang ada disekitar Pantai Slili tersebut.
Pantai Slili merupakan salah satu pantai dari sekian banyak pantai yang tersedia
di Kabupaten Gunung Kidul. Atraksi wisata di pantai ini termasuk dalam kategori
atraksi wisata bahari, seperti snorkeling, berjemur di pantai, berburu sunset atau
sunrise, dll. Amenity dan akses menuju ke Pantai Slili juga tersedia dengan baik.
Penulis memilih studi kasus Pantai Slili sebagai obyek penelitian lapangan karena

6
Pantai Slili merupakan obyek wisata yang berkembang atas inisiasi masyarakat lokal
yang tinggal di daerah pesisir Kabupaten Gunung Kidul. Pariwisata di pandang oleh
local host sebagai instrument ekonomi yang telah terbukti sejak tahun 2001 hingga
2015 memberi dampak positif terhadap perkenomian masyarakat dan tanpa campur
tangan pemerintah daerah dalam mengembangkan destinasi dan promosi wisata
bahari Pantai Slili.
Terdapat 21 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim disekitar Pantai Slili dan
sekaligus menjadi “actor” yang mengembangkan destinasi wisata di Pantai Slili.
Dimulai dari kesadaran dari beberapa masyarakat yang jadi penggerak untuk
menjadikan Pantai Slili sebagai tempat rekreasi keluarga karena beberapa dari
masyarakat lokal tersebut juga suka berwisata dan merasakan manfaatnya. Dari
kesadaran wisata tersebut maka terbentuklah sebuah kelompok yang ingin menjadikan
Pantai Slili sebagai tempat rekrekasi, gerakan ini di inisiasi oleh pak Wasdi, Wanto,
dan Sukidi. Ketiganya adalah orang yang menggerakkan masyarakat lokal untuk
menjadikan Pantai Slili sebagai sebuah tujuan wisata rekreasi keluarga dan memberi
pengertian kepada masyarakat akan efek ekonomi yang bisa di timbulkan dari kegiatan
wisata tersebut. Sejak adanya Pantai Slili manfaat yang dirasakan warga adalah:
1. Interaksi sosial dengan banyak orang dan mendapat pengetahuan baru,
terutama belajar bahasa asing (Bahasa Inggris) secara langsung.
2. Peningkatan pendapatan terbukti dengan meningkatnya level pendidikan
terakhir.
3. Adanya kegiatan tambahan selain bertani dan menjadi nelayan
Hingga saat ini ada 6 Snorkeling yang di kelola oleh 6 Kepala Keluarga dengan
biaya Rp 50.000,- dengan fasilitas yang lengkap dan jika ingin ditemani instruktur
wisatawan cukup menambah Rp 35.000,-. Sejak adanya snorkeling maka banyak
warga dari desa lain yang datang untuk mencari rejeki. Bentuk knontribusi yang
mereka lakukan adalah dengan membagi tamu yang didapat untuk pemilik snorkeling
dengan warga lokal.
Di Pantai Slili juga terdapat 38 gazebo yang bisa digunakan oleh wisatawan
sebagai tempat berteduh, cukup dengan mengeluarkan Rp 20.000,- wisatawan bisa
menggunakan gazebo seharian. Penduduk setempat juga menyediakan warung sebagai
tempat bersantap, hingga saat ini terdapat 9 warung yang siap melayani kebutuhan para
wisatawan.

7
Kerjasama dan kerukunan yang kuat antarwarga terlihat dengan adanya kumpul
bersama dan memberikan kas kelompok / 3 bulan sejumlah Rp, 50.000 untuk
pembangunan dan pengelolaan Pantai Slili. Beberapa penginapan yang dimiliki oleh
warga diluar Pantai Slili juga selalu memberikan kontribusi dalam bentuk uang jika
tidak dapat menghadiri rapat bulanan atau kerja bakti Jumat Bersih yang dilakukan
setiap minggu.

Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenity :


Akses untuk menuju ke Pantai Slili, wisatawan dapat menggunakan kendaraan
pribadi ataupun menyewa kendaraan yang banyak disewakan di daerah kota
Yogyakarta. Dari kota Yogya, wisatawan menuju ke Wonosari dan teruskan jalan
menuju ke Pantai Baron hingga menemukan TPR pantai Baron. Dari TPR, belok kiri
menuju ke arah Pantai Kukup. Dari situ, wisatawan akan dengan mudah menemukan
Pantai Slili yang terletak di sebelah barat Pantai Sadranan. Dengan keindahan yang
ditawarkan, entah pagi atau sore hari, pantai ini akan selalu menawarkan
kecantikannya. Untuk itu, bagi wisatawan yang suka berburu sunrise ataupun sunset,
pantai ini merupakan tujuan destinasi yang tepat.
Dari Kota Yogykarta menuju Pantai Slili akan menempuh 2 jam perjalanan.
Wisawatan tidak perlu khawatir karena jalan menuju pantai ini sudah sangat baik dan
disertai penerangan jalan dan arah penunjuk jalan. Yang menjadi masalah adalah
kemacetan yang terjadi ketika musim libur. Hal ini disebabkan oleh hanya adanya satu
jalur menuju objek wisata.
Atraksi yang ada di Pantai Slili adalah snorkeling dengan membayar Rp 50.000
dan jika ingin menyewa instruktur wisatawan cukup mengeluarkan Rp 35.000,
wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut, melihat ikan-ikan kecil
berenang disela-sela batu dan terumbu karang. Selain itu wisatawan bisa berenang di
laut yang ombaknya tidak terlalu besar. Sunset di Pantai Slili merupakan sunstet
terbaik jika dibandingkan dengan pantai-pantai lain, karena kondisi geografisnya
yang memang baik. Wisatawan yang datang berkelompok bisa melakukan kegiatan-
kegiatannya di sepanjang pantai dengan pasir putih bersih dan atau berjemur di pantai
pada sore hari sambil ditemani oleh angin sepoi-sepoi dibawah hutan pinus yang
rindang.
Amenity yang tersedia di Pantai Slili bisa di bilang sudah mendukung, terdapat
38 gazebo dengan sewa Rp 20.000,- sebagai tempat beristirahat jika wisatawan

8
kelelahan, terdapat 9 warung yang menyediakan es kelapa muda dengan harga Rp
10.000,- serta menyediakan mie rebus/goring dengan harga Rp 7.000,- selain itu juga
terdapat menu seafood (musiman). Di pantai ini juga terdapat kamar mandi yang
bersih, dan airnya segar, serta lahan parkir yang cukup luas. Masyarakat lokal juga
menyediakan penginapan bagi wisatawan yang ingin menginap. Biaya semalam
untuk kamar AC + TV serta kamar mandi dalam, handuk, sabun, dll dengan biaya Rp
200.000,-. Kamar biasa dengan fasilitas kipas, kamar mandi dalam, air tawar, handuk,
sabun, single bed dengan biaya Rp 150.000,-/malam. Harga bisa berubah sewaktu-
waktu tergantung pada musim liburan.

Prospek Pengembangan Pantai Slili

Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Hambatan


Pantai Slili memiliki banyak keunggulan seperti, pantai dengan pasir putih dan
hutan pinus yang tumbuh di sekitar pantai. Selain itu terdapat gazebo dengan sewa
yang relative murah. Atraksi snorkeling juga menjadi andalan Pantai Slili selain
harganya murah dan aman, ombak di pantai ini relative kecil sehingga wisatawan
bisa dengan aman melakukan eksplorasi keindahan terumbu karang dan ikan-ikan
kecil. Pantai Slili relative masih sepi karena masih baru dan belum dikenal oleh
banyak orang sehingga sangat baik bagi wisatawan yang ingin mencari suasana
liburan yang tenang tapi tetap berkualitas. Sunset dan Sunrise di Pantai Slili juga
menjadi incaran bagi para pemburu fotographi. Masyarakat lokal yang ramah
menjadi daya tarik tersendiri, sehingga membangun kontak sosial yang baik dengan
wisatawan yang datang berlibur.
Pantai Slili merupakan pantai yang memiliki pesona alam pantai dan
pesona atraksi wisata. Adapun analisis SWOT antara lain :

Kekuatan ( Strenght )
a) Pantai sejuk
Pantai Slili memang berbeda dari pantai lainnya. Perbedaannya terletak dari
suasana yang dijual. Di pantai yang pada umumnya panas, namun di Pantai Slili
sejuk. Banyaknya pohon yang ditanam membuat sebuah perpaduan yang nyaman
dengan tiupan angin dan suara ombak yang bergemuruh.

9
b) Sarana ibadah yang ada di kawasan obyek Pantai Slili berupa sebuah
mushola yang cukup terawat.
c) Fasilitas MCK dan air tawar
Fasilitas ini standar dengan kondisi air tawar. Untuk mandi / bilas akan
dikenakan biaya Rp. 2.000 dan untuk penggunaan toilet akan dikenakan biaya Rp.
1.000.
d) Kebersihan
Pantai Slili masih tergolong bersih karena adanya petugas kebersihan khusus dari
Pemerintah Daerah yang membantu membersihkan objek wisata ini.
e) Keindahan alam
Pantai Slili merupakan pantai yang berpasir putih; memiliki ombak yang
besar,bersih, dan sangat diidamkan bagi peselancar profesional; terdapat adanya
gubug-gubug/tempat istirahat yang masih alami ( atapnya yang terbuat dari daun
pohon pandan pantai yang masih hidup ), adanya karang-karang yang sangat
mempesona dan masih sangat alami.
f) Keramahan penduduk lokal
Tak diragukan lagi interaksi dengan warga lokal merupakan nilai plus dari pantai
ini. Semua pelaku usaha yang ada di Pantai Slili adalah warga lokal yang
memanfaatkan pariwisata sebagai pendapatan tambahan.

Kelemahan ( Weaknesses )
Aksesibilitas
a) Akses menuju Pantai Slili hanya melalui 1 jalur utama sehingga akan terjadi
kemacetan yang sangat parah ketika musim libur, weekend, dan tanggal merah.
b) Jauhnya akses menuju objek wisata apalagi jika ditempuh dengan
c) Tidak adanya penunjuk yang menjelaskan pemisah antara Panta SLili dan Pantai
Krakal
d) Tidak adanya buku tamu
e) kendaraan roda dua dengan kondisi cuaca yang panas membuat wisatawan
berpikir berkali - kali untuk mengunjungi Pantai Slili.
f) Kondisi jalan yang kecil, berbelok - belok, banyak tikungan, dan ke atas
menjadikan pertimbangan bagi para wisatawan yang menyetir sendiri.

10
Aminitas
g) Penginapan yang tersedia hanya berada di level losmen dan melati
h) Makanan dan warung yang tersedia hanya menyediakan makanan laut, variasi
masakan yang kurang, dan citarasa yang tidak terlalu membuat terkesan.
i) Setiap warung memiliki menu yang sama, terutama mie instant dan telur ceplok.
j) Kurangnya pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama bimbingan dari
Pemerintah Daerah
k) Kurangnya bak sampah di tempat umum, tidak ada pemisahan baksampah
organik dan anorganik, serta ukuran bak sampah yang catching eyes.
l) Pemberlakuan tiket masuk yang dibedakan dengan pembayaran parkir membuat
pengunjung merasa membayar dengan mahal,pPenyewaan gazebo yang tidak
termasuk dalam tiket masuk membuat pengunjung merasa membayar mahal
untuk mengunjungi Pantai Slili.
m) Belum adanya Tourism Information Center sehingga jika ingin mengetahui lebih
informasi mengenai Pantai Slili atau ingin bertemu pengelolanya, dilakukan
secara manual melalui penduduk lokal yang mengarahkan ke pengelola.
n) Tidak ada loker penitipan barang
o) Aksesoris yang dijual sangat umum seperti kaos - kaos bertuliskan jogja, sendal
jepit, dan baju pantai lainnya yang tidak terlalu mencirikan khas daerah Pantai
Slili.
p) Tidak adanya telepon umum
q) Di kawasan obyek wisata Pantai Slili tidak tersedia adanya layanan keamanan,
seperti SAR RESCUE, ataupun klinik kesehatan. Hal ini berdampak dengan
kurang cepatnya penanganan wisatawan yang mengalami kecelakaan di lokasi
obyek wisata Pantai Slili.
r) Pembayaran penyewaan kamar mandi yang tidak termasuk dalam tiket masuk
s) Lahan parkir mobil yang tergabung dengan gazebo
t) Tidak adanya antisipasi terhadap pengamen, penjual bebas, dan pengemis
u) Banyaknya motor pedagang yang terparkir bebas sehingga mengganggu
pemandangan
v) Kondisi tanah yang berdebu membuat kurang nyaman pengunjung, apalagi
dengan kondisi angin yang kuat sehingga tidak jarang debu masuk ke mata.

11
Atraksi
Tidak adanya atraksi khusus selain snorkeling dan melihat biota laut. Meskipun
ada atraksi budaya yang dilakukan setahun sekali, namun belum ada pengembangan
dan promosi secara khusus.

1. Peluang ( Opportunities )
Banyaknya wisatawan yang menginginkan memiliki suatu kawasan dengan
keasliannya tanpa adanya perubahan, atau dengan sedikitnya perubahan merupakan
daya tarik tersendiri di Pantai Slili. Sepanjang pantai dengan batu karang yang masih
alami, pasir putih yang lembut, deburan ombak yang keras, serta angin sepoi yang
semakin sejuk jika dinikmat di gazebo. Peluang yang bisa diambil adalah nilai jual
potensi alam serta dagang dan jasa dari penduduk lokal, termasuk nilai budaya.
4. Ancaman ( Threats )
a) Persaingan dengan kawasan pantai lain
Pantai Slili merupakan salah satu deretan pantai yang berada di kawasan
Gunung Kidul. Setelah Pantai Slili ada lagi pantai - pantai lain yang juga memiliki
potensi dan jenis yang sama dengan Pantai Slili. Atraksi yang ditawarkan juga hampir
sama.
b) Kurangnya kesadaran wisatawan untuk menjaga objek
Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Slili belum sepenuhnya menyadari
pentingnya menjaga kebersihan objek. Hal ini terlihat dari beberapa sampah botol
plastik yang dibuang sembarangan di kawasan pantai.
c) Kurangnya komunikasi antara Pemerintah Daerah dan Pengelola
Pantai Slili terbentuk karena inisiatif warga sekitar yang mengelola. Pada tahun
2001 ketika dibentuknya dan ditentukannya pantai - pantai yang akan dikembangkan
di daerah Gunung Kidul, Pantai Slili tidak termasuk dalam wilayah yang akan
dikelola oleh pemerintah Daerah. Atas inisiatif sendiri maka masyarakat lokal
membangun dan mengelola pantai tersebut secara bersama - sama. Dari waktu ke
waktu pemerintah daerah datang dan meminta retribusi layaknya kawasan ini sudah
masuk ke dalam list pantai yang dikelola oleh Pemda. Masyarakat yang keberatan
kemudian menolak memberikan kontribusi. Sampai sekarang terjadi misskomunikasi
antara masyarakat dan Pemda.

12
B. Strategi Pengembangan
Dalam pengembangannya Pantai Slili seharusnya menyesuaikan dengan
memperhatikan visi dan misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Gunungkidul yaitu :

Sasaran:
1. Terwujudnya upaya pelestarian, pengembangan dan pemberdayaan seni budaya
2. Terwujudnya peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana budaya
3. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia pelaku
budaya
4. Terwujudnya destinasi pariwisata yang menarik sebagai upaya pengembangan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang didukung sarana prasarana yang handal
5. Peningkatan kualitas layanan pariwisata
6. Terwujudnya kerjasama antar sektor dan stakeholder kebudayaan dan pariwisata
7. Terwujudnya peningkatan wirausaha kepariwisataan
8. Terwujudnya sistem jejaring pemasaran yang efektif dan efisien berdasarkan
analisa pasar dan informasi yang akurat
9. Tersediannya bahan promosi dan dukungan penyelenggaraan pemasaran pariwisata
10. Peningkatan jumlah investor dibidang kebudayaan dan pariwisata
11. Pariwisata yang mendorong penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Dalam pengembangan sesuai sasaran yang diharapkan Pemerintah Kabupaten


Gunungkidul, hal pertama yang harus dilakukan adalah membangun komunikasi
yang baik dengan masyarakat dengan tujuan tidak adanya kesalahpamahan antar
stakeholders sehingga memudahkan pemerintah untuk melakukan kerjasama dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia terlebih dahulu sebelum melakukan
pengelolaan Sumber Daya Alam dan kawasan wisata. Strategi yang dapat dilakukan
kemudian adalah:

1. Mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui dengan melibatkan


tenaga ahli.
2. Meningkatkan jaringan yang luas dengan bantuan pemerintah daerah dalam
promosi yang meluas melalui media sosial,internet, maupun media lain.

13
3. Meningkatan pelayanan, sarana dan prasarana, serta regulasi yang jelas.
4. Mengadakan kerjasama dengan pihak terkait terutama universitas - universitas di
sekitar Yogyakarta.
5. Pengembangan 3A (Aksesibility, Aminity,dan Atraksi).

C. Prospek Pengembangan Obyek Wisata Pantai Slili


Berdasarkan strategi pengembangan tersebut maka prospek pengembangan yang
dapat dilakukan di Pantai Slili adalah ditekankan pada pembangunan fisik obyek
serta penambahan dan peningkatan fasilitas-fasilitas, sarana prasarana, perawatan dan
pelestarian alam. Yaitu :

1. Peningkatan kualitas SDM dengan cara:

a) Melibatkan tenaga ahli dalam pelatihan mengenai keterampilan dalam


bidang terkait seperti hospitality, culinary,komunikasi,bahasa dan
peningkatan citarasa masakan.
b) Sosialisasi standar kebersihan penginapan dan kamar mandi
c) Peningkatan sense of belongings terhadap kawasan wisata yang ada
d) Pelatihan pengolahan sampah organik dan anorganik sehingga para
masyarakat lokal tidak bergantung kepada petugas kebersihan yang
diberikan pemerintah daerah
e) Sosialisasi mengenai pentingnya budaya setempat sebagai sesuatu yang
memiliki nilai jual tinggi terhadap wisatawan
f) Pelatihan akan kebutuhan wisatawan namun tetap berbasis local wisdom.
Contohnya wisatawan yang menghormati budaya setempat dengan
membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan.
g) Penananaman kesadaran akan potensi wisata yang dimiliki.

2. Meningkatkan jaringan yang semakin luas melalui


a) Kerjasama dengan universitas di seluruh Yogyakarta terutama dari Fakultas
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pariwisata, Budaya, dll yang terkait.
b) Permohonan proposal bantuan atau penelitian dari para peneliti di
universitas.
c) Kerjasama dengan pihak swasta terkait bidang kuliner, tour agen, dan tour
operator dalam bentuk promosi secara langsung maupun tidak langsung.

14
d) Melakukan kerjasama dengan home industry produk lokal dalam bentuk
pelatihan,pemasaran,dan penjualan.
e) Kerjasama dengan investor asing.
f) Peningkatan keamanan dengan merekrut warga lokal yang tau kondisi
PAntai Slili untuk kemudian diberi pelatihan standar mengenai job
decriptionnya.
3. Adanya regulasi yang mengatur kegiatan pariwisata di Pantai Slili kemudian
dilakukan sosialisasi oleh pemerintah daerah terhadap masyarakat dan
stakeholder secara berkelanjutan melalui:
a) Adanya Ijin Mendirikan Bangunan yang diberikan melalui proses yang tidak
rumit kepada masyarakat terkait.
b) Sosialisasi kepada masyarakat lokal mengenai regulasi yang sudah dan akan
diterapkan.
c) Edukasi dini kepada masyarakat lokal mengenai berbagai macam regulasi
yang akan dan sudah diterapkan.
4. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana melalui:
a) Dibuatnya media berupa kotak saran agar wisatawan yang datang bisa
memberikan saran.
b) Dibuatnya website Pantai Slili dengan option yang wisatawan ekspektasikan
dari Pantai Slili.
c) Dilakukannya evaluasi rutin
d) Pembangunan penginapan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan,
dalam hal ini diperlukan dukungan dari stakeholder dan pemerintah.
e) Pembangunan tempat ibadah yang sesuai standar
f) Pengurangan debu di jalan dengan kerjasama pemerintah daerah dan tim
ahli.
g) Pembangunan MCK yang sesuai standar
h) Pengadaan bak sampah yang lebih banyak dengan dipisahkannnya sampah
secara standar yaitu organik dan anorganik untuk memudahkan
pengolahannya.
i) Dibangunnya Information Tourist Center dan Pusat Pelayanan Kesehatan
j) Diadakannya loker penitipan barang

15
k) Pembuatan lahan parkir yang berjarak sedikit jauh dari tempat wisata,
kemudian disediakannya sepeda ramah lingkungan untuk mencapai tempat
wisata, atau wisatawan bisa berjalan kaki menuju Pantai Slili.
5. Pencegahan abrasi melalui upaya pemerintah dan dibantu oleh seluruh
masyarakat sekitar pantai, yaitu menanam hutan mangrove. Hal ini dapat
memberi banyak manfaat, antara lain:
a) Menjaga, melestarikan dan memelihara ekosistem sekitar pantai.
b) Mencegah abrasi.
c) Mengurangi dampak tsunami.
d) Menjaga kualitas air laut.
e) Sumber oksigen bagi para makhluk hidup
f) Membangun alat pemecah gelombang ombak, tembok laut dan revetment
secara bertahap untuk meminimalisir erosi pantai
6. Pengembangan Atraksi berupa :
a) Paket wisata budaya kegiatan sedekah Laut Sadranan atau upacara Nyadran,
yang diadakan setahun sekali pada Hari Minggu Pahing menjelang musim
tanam di Pantai Slili sebagai fenomena tahunan yang menarik dan unik.
Dalam hal ini untuk mencegah kepadatan dan kemacetan sehingga
mengurangi kenyamanan para pengunjung, diperlukannya tim ahli yang
menyusun strategi khusus.
b) Diberlakukannya paket pilihan sesuai kebutuhan wisatawan dengan harga
bervariasi dan dibayarkan pada gerbang masuk saja untuk mencegah
pungutan liat dari oknum tertentu, atau perasaan “mahal” dari wisatawan.
Contoh paket tersebut adalah:

NO FASILITAS HARGA
1 Tiket masuk, parkir *Rp. 10.000/
orang/kendaraan
2 Tiket masuk, parkir, gazebo *Rp. 30.000/orang/1 gazebo
3 Tiket masuk, parkir, *Rp.50.000 / orang
gazebo, makan siang

*harga hanya contoh

16
Dengan adanya pengembangan Obyek Wisata Pantai Slili diharapkan
menambah nilai positif yang antara lain :
1. Mampu menambah pendapatan asli daerah.
2. Mampu menambah lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat sekitar.
3. Mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar lokasi obyek.
4. Melestarikan alam dan budaya asli daerah.

D. Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Obyek Wisata


Pantai Slili Obyek Wisata Pantai Slili terdapat beberapa kendala atau hambatan
yang
dihadapi pengelola dalam proses pengembangan,kendala atau hambatan tersebut
antara lain :
1. Abrasi
Masalah utama yang belum terpecahkan adalah abrasi. Kondisi ombak yang
cukup kuat menjadi ancaman bagi pengelola. Pak Wasdi selaku wakil ketua
kelompok mengharapkan adanya bantuan dari pihak terkait, terutama pemerintah
daerah, dalam pencegahan abrasi.
2. Dana
Keterbatasan dana terutama karena kawasan ini tidak termasuk pengelolaan kawasan
Pantai Gunungkidul, maka semua dana berasal dari kontribusi penduduk asli
3. Keterbatasan SDM
Masyarakat lokal Pantai Slili memiliki banyak kreatifitas dan kemauan untuk
mengembangkan Pantai Slili. Kesadaran akan lingkungan juga tinggi, terbukti
dengan perubahan pantai yang awalnya gersang menjadi bagus dan rindang. Yang
dibutuhkan adalah pendampingan pengembangan kreatifitas dal sarana pendukung
seperti pengenalan tekhnologi informasi sebagai media promosi, internet sebagai
sumber informasi, dll.
4. Kurangnya komunikasi antara masyarakat lokal dengan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah sebenarnya sudah melakukan gerakan seperti penarikan kontribusi.
Namun hal tersebut tidak memberikan dampak signifikan membantu amsyarakat
sehingga masyarakat merasa bahwa pemerintah hanya mengambil jadi apa yang
sudah dikelola oleh masyarakat. Komunikasi yang kurang terjalin dengan baik
menjadi kendala paling utama dalam pengembangan potensi di Pantai Slili.

17
Masyarakat lokal bergerak sesuai batas kemampuan, merasa mampu menjalankan
pengelolaan, dan sudah kecewa dengan pemerintah daerah, namun di sisi pemerintah
merasa ditolak oleh masyarakat.
5. Lebih banyak bibit pohon
Dalam upaya pengembangan dan pengelolaan selanjutnya sangat dibutuhkan banyak
bibit pohon Mangrove, bukan hanya sebagai upaya pencegahan namun sebagai
bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Potensi yang ada di Obyek Wisata Pantai Slili berupa pesona wisata alam pantai
yang masih alami dengan bibir pantai yang sangat panjang dan berpasir
putihDitambah lagi dengan adanya acara budaya yang sampai saat ini masih
dipegang teguh masyarakat sekitar Obyek Wisata Pantai Slili, seperti Nyandran.
Sejauh ini pengembangan dan pengelolaan Pantai Slili merupakan sebuah
gerakan yang besar dan baik, mengingat semua proses atas inisiatif masyarakat lokal
dan sedikitnya campur tangan pemerintah daerah. Masyarakat lokal yang
berpartisipasi dalam pengembangan Pantai Slili sudah belajar melalui pengalaman
tanpa adanya teori - teori pengembangan suatu kawasan.
Dalam pengembangan Pantai Slili adalah ada dua kendala yang paling besar
dalam pengembangannya yaitu:
1. Sumber Daya Manusia yang membutuhkan lebih banyak pendampingan dan
pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas sebagai local host. Pengelola ini adalah
satu - satunya harapan peningkatan kualitas Pantai Slili, selain dibantu oleh
masyarakat lokal sekaligus pelaku usahanya. Pengelola ini sangat bersikap terbuka
dan menerima bantuan dari pihak manapun, sehingga mempermudah dilakukannya
program pelatihan dan peningkatan Sumber Daya Manusia.
2. Pebaikan omunikasi yang baik antara pengelola,masyarakat,dan pemerintah yang
menghasilkan kerjasama yang baik
Jika dua kendala paling berat ini dapat diatasi maka besar kemungkinan
pengembangan dalam faktor lainnya bisa dilaksakan.
B. Saran
Pada akhir penulisan ini penulis memberikan beberapa saran yang nantinya dapat
digunakan untuk membangun dan mengembangkan Obyek Wisata Pantai Sepanjang
dengan baik, efisien serta bertanggung jawab. Adapun saran-sarannya adalah sebagai
berikut :
1. Peningkatan kualiats SDM dengan pemberdayaan masyarakat lokal melibatkan
tenaga ahli terkait, terutama dalam pengembangan keterampilan menjadi guest
host yang sesuai standar.

2
2. Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengembangan dan pengelolaannya
3. Pemanfaatan tekhnologi informasi dalam pengembangan dan pengelolaannya.
Sejak tahun 2010 sudah tidak ada buku daftar tamu masuk di Pantai Slili, tidak
berlakunya program penanaman 1 pohon/pengunjung. Diharapkan adanya
keterlibatan tenaga ahli dalam pembuatan buku tamu berbasis tekhnologi
informasi dan berlakunya kembali program penanaman 1 bibit
pohon/pengunjung/grup dengan mencantumkan nama di pohon sehingga
membantu peningkatan repeat visit dan sense of belongings dari pengunjung.
4. Pengadaan dan penerapan regulasi mengenai ketertiban pedagang dari daerah
lain yang berjualan secara bebas
5. Kerjasama dengan stakeholders dalam pemeliharaan objek wisata
6. Peningkatan kelola tata ruang, terutama lahan parkir.
7. Pemasukan event tahunan dalam kalender Pemerintah Daerah Gunungkidul
sehingga bisa menjadi acuan travel agen dan pelaku bisnis wisata
8. Pembuatan sebuah website khusus yang mengelola jumlah kunjungan, tiket
masuk,paket wisata,dll sehingga mengontrol jumlah wisatawan yang datang dan
memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
9. Semakin hari maka semakin meningkatnya pengunjug, pasti akan terjadi
lonjakan pengamen dan pengemis. Harus ada antisipasi akan hal ini dengan
memberlakukan undang - undang terkait. Atau dengan dilakukannya pelatihan
dan pendampingan pengamen yang di manage untuk perform khusus.
10. Antisipasi terhadap pedagang bebas yang membuat suasana kurang nyaman
dengan menawarkan dagangan secara paksa ke pengunjung seperti yang sedang
terjadi di Borobudur dan Prambanan
11. Antisipasi terhadap keberadaan pengemis dan pengamen

3
DAFTAR PUSTAKA
Arjana, I Gusti Bagus. 2015. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada
Baiquni,M. 2004. Managemen Strategies.Yoyakarta : Program Studi Kajian
Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM
Damanik, Janianton & Weber, Helmut E. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori
ke Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
Damanik, Janianto, dkk. 2015. Membangun Pariwisata dari Bawah. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press
Disparta Gunungkidul. 2007. Welcome To Gunungkidul. Yogyakarta : Gong
Grafis
Fandeli, chafid. 1995. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.
Yogyakarta : Liberti
http://www.google//kepariwisataankabupatengunungkidul
John Suprihanto, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE,
Yogyakarta.
Kontjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT.
Gramedia
Nuryanti, Wiendu dan Hwang, Won-Gyu. 2002. Private adn Public Sector
Partnership in Tourism Development. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Nyoman S. Pendit. 1986. Ilmu Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita
R.S Damardjati. 1995. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta : Pradnya Paramita
Saleh Wahab. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : Pradnya Paramita
Unga, Kartini La Ode. 2011. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan
Banda. Makassar : Univesitas Hasannudin
Yoelianto, Imam. 2008. Pengembangan Objek Wisata Sepanjang Gunung Kidul. :
Surakarta: Universitas Sebelas Maret

4
DAFTAR INFORMAN
1. Bp. Wasdi : Wakil Ketua Kelompok Pantai Slili
2. Bp. Wanto : Pelaku usaha di Pantai Slili
3. Bp. Sukidi : Wisatawan asal Klaten.
4. Bp. Andi : Wisatawan asal Jogja.

5
LAMPIRAN 1
Penunjuk Pantai Slili kontribusi mahasiswa KKN Universitas Atmajaya, tahun
2008
Jalan menuju Pantai Slili

6
LAMPIRAN 2
Himbauan menjaga kebersihan Pantai Slili

7
LAMPIRAN 3
Suasana Sejuk di Pantai Slili

8
LAMPIRAN 4
Lahan parkir yang bercampur dengan gazebo
Kendaraan pedagang tidak memiliki lahan parkir khusus

9
LAMPIRAN 5
Lahan parkir mobil menutupi gazebo
Dereta gazebo yang langsung menghadap laut

10
LAMPIRAN 6
Warung dengan seafood sebagai menu utama
Penjual makanan dengan variasi berbeda yang datang dari daerah lain

11
LAMPIRAN 7
Keberadaan sampah yang dibuang sembarangan
Pengunjung yang datang kebanyakan berkelompok atau dengan keluarga

12
LAMPIRAN 8
Atraksi utama, snorkeling
Jenis barang yang dijual bersifat umum

13
14

Anda mungkin juga menyukai