DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga makalah yang berjudul “Upaya Bela Negara
di Perbatasan Demi Keutuhan NKRI” ini kami dapat menyelesaikannya dan tersusun
dengan baik. Dan kami juga berterima kasih kepada Bapak Budi Prabowo, S.Sos., M.M.
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah memberikan tugas
ini kepada kami. Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa
membantu demi kelancaran makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan sehingga belum sepenuhnya
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pihak manapun senantiasa akan kami terima
untuk menjadikan makalah ini sesuai dengan harapan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dalam
makalah ini. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................
C. TUJUAN...........................................................................................................................
A. KESIMPULAN................................................................................................................
B. SARAN.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan wilayah di daerah perbatasan?
2. Apa saja permasalahan pada masyarakat di daerah perbatasan?
3. Bagaimana upaya – upaya Bela Negara dilakukan untuk mengatasi permasalahan
masyarakat di daerah perbatasan?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai Bela Negara di daerah perbatasan?
2. 3 Tujuan
1. Mengetahui keadaan wilayah di daerah perbatasan
2. Mengetahui permasalahan pada masyarakat di daerah perbatasan
3. Mengetahui upaya – upaya Bela Negara yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan masyarakat di daerah perbatasan
4. Mengetahui implementasi nilai-nilai Bela Negara di daerah perbatasan.
2. 4 Manfaat
Sebagai bagian dari bangsa penerus, kita diberikan informasi atau literatur
mengenai masyarakat perbatasan, entah itu keadaan mereka baik social, politik,
maupun ekonomi. Diharapkan kita sebagai calon pemimpin bangsa dapat suatu saat
menanggulangi tiap masalah yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Dan menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan, tenggang rasa dan semangat bela negara guna terwujud
masyarakat yang adil dan makmur dan nyaman bagi seluruh rakyat Indonesia
kedepannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Bela negara tidak sama dengan wajib militer, konsep ini harus digarisbawahi terlebih
dahulu agar tidak rancu dan membingungkan. Bela negara akan membuat warna negara
Indonesia sadar akan hak dan kewajibannya sebagai WNI. Mereka harus sadar bahwa negeri
ini tidak hanya akan dibela oleh militer saja saja, namun juga warga negara yang ada di
dalamnya. Program ini akan menumbuhkan semangat juang dan rasa cinta tanah air yang
tinggi hingga ke depannya Indonesia akan menjadi bangsa yang maju tidak hanya dari
pertahanan saja tapi juga di sisi keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Bela negara sendiri juga dibagi menjadi dua tipe yang berbeda. Pertama adalah bela
negara fisik dan yang kedua adalah bela negara non fisik. Bela negara fisik artinya peserta
akan dilatih menggunakan senjata secara aktif. Peserta non fisik akan diberi materi yang bisa
meningkatan rasa nasionalimse, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta terlibat aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.
Dasar Hukum Bela Negara
Program bela negara memiliki tujuh dasar hukum yang akhirnya dijadikan acuhan.
Dari tujuh itu ada dua dasar hukum yang kerap dijadikan petunjuk untuk implementasi bela
negara secara lebih mendalam. Dasar hukum yang pertama adalah Amandemen UUD 1945
pasal 27 ayat 1-3 yang berbunyi: (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya. (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara
Selain UUD 1945 pasal 27 ayat 1-3, program bela negara juga didasari oleh UU
Pertahanan No.3 Tahun 2002 yang berbunyi: (1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), diselenggarakan melalui: a.) pendidikan kewarganegaraan; b.) pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib; c.) pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib; dan d.) pengabdian sesuai dengan profesi. (3) Ketentuan mengenai pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan
profesi diatur dengan undang-undang.
6
Palau, (8) Australia, (9) Timor Leste dan (10) Papua Nugini. Perbatasan laut ditandai oleh
keberadaan 92 pulau-pulau terluar yang menjadi lokasi penempatan titik dasar yang
menentukan penentuan garis batas laut wilayah.
Di pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan Malaysia (Malaysia bagian timur) dan
berarti Malaysia ini berbatasan dengan batas wilayah darat Indonesia.
Kalau batas lautnya mencakup lima negara yaitu : Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam
dan Filipina.
7
Batas wilayah Indonesia bagian timur di papua
Dari kesepakatan tersebut, maka disepakati kalau batas wilayah Indonesia di sebelah Timur yakni
Provinsi Papua yang berbatasan dengan wilayah Papua Nugini sebelah barat : Provinsi Barat (Fly),
Provinsi Sepik Barat (Sandaun).
Untuk batas darat Indonesia, Indonesia berbatasan langsung dengan Timor Leste. Untuk batas lautnya,
ada Perairan Australia dan Samudera Hinda.
8
4. Batas wilayah Negara Indonesia bagian barat
Indonesia berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Perairan Negara India.
Kondisi wilayah perbatasan darat Indonesia sampai saat ini masih identik dengan
daerah yang terisolir, terpencil dan terbelakang serta sering menimbulkan peluang kegiatan
illegal antara lain: pencurian kekayaan alam, perdagangan manusia, perdagangan narkoba,
penyelundupan yang kesemuanya dapat merugikan negara. Di sisi lain, kondisi tingkat
kesejahteraan masyarakat masih rendah karena dampak belum meratanya pembangunan di
daerah perbatasan dan hal ini mempengaruhi tingkat pemahaman bela negara untuk
menghadapi ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Perbatasan (wilayah) negara merupakan salah satu syarat suatu negara dikatakan berdaulat.
Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah
kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah.
Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan oleh proses historis, politik,
hukum nasional dan internasional. Dalam konstitusi suatu negara sering dicantumkan pula
penentuan batas wilayah. Dengan luas wilayah daratan yang begitu luas (nomor 15 terbesar di
dunia) dan luas laut yang sangat besar (dua pertiga luas total wilayah Indonesia) serta jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia (setelah RRC, India, dan Amerika Serikat), tidak bisa
dipungkiri jika masalah kependudukan di Indonesia begitu kompleks.
Kompleksitas ini semakin terasa bagi penduduk yang tinggal di perbatasan Indonesia
dengan negara lain ataupun mereka yang tinggal di pulau-pulau terdepan Indonesia. Negara
Indonesia berbatasan darat dengan tiga Negara di tiga pulau dan empat provinsi. Kalimantan
Barat dan Kalimantan Timur berbatasan darat dengan Malaysia di Negara bagian Serawak
dan Sabah (sepanjang 2004 km). Indonesia-pun memiliki perbatasan laut yang sangat luas
dan panjang apakah di sepanjang Selat Malaka, Laut China Selatan, Samudera Hindia, Laut
9
Sulawesi, Laut Timor, Laut Banda-Kepulauan Arafuru, perairan Maluku Utara dan perairan
utara Papua – Papua Barat, dan sebagainya.
a. Aspek Geografi
Kondisi geografis daerah perbatasan darat Indonesia saat ini memiliki wilayah yang
sangat luas dengan garis batas yang sangat panjang dan medannya sulit dijangkau karena
keterbatasan infrastruktur, sehingga daerah perbatasan menjadi terisolir dan tertinggal
dibandingkan wilayah lain. Dengan kondisi wilayahnya yang sangat terbuka dan
lemahnya pengawasan serta pengamanan oleh aparat akan semakin besar pula ancaman
yang mengintai terhadap kelestarian dan kelangsungan hidup negara. Berbagai bentuk
ancaman yang tidak disadari oleh masyarakat perbatasan kemungkinan terjadi, seperti
kegiatan ilegal, seperti kekayaan alam, perdagangan ilegal, penyelundupan, pelanggaran
wilayah dan sangat mungkin terjadinya tindak infiltrasi oleh militer asing kewilayah
Indonesia.
b. Aspek Demografi.
Kualitas sumber daya manusia dan kondisi kesehatan masyarakat perbatasan yang
rendah karena keterbatasan sarana prasarana pendidikan dan medis, mengakibatkan
produktifitas masyaraakat perbatasan masih rendah. Pembangunan di daerah perbatasan
untuk meningkatan kualitas SDM, kesehatan serta kesadaran bela negara, sehingga
mampu memberikan sumbangan bagi tersedianya tenaga pengamanan daerah perbatasan
bermanfaat untuk mendukung percepatan pembangunan nasional. Kualitas SDM dan
10
kesehatan masyarakat perbatasan akan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
sikap dan perilaku bela negara, yang pada gilirannya akan mampu memperkokoh
keutuhan NKRI.
e. Aspek Politik.
Sistem perpolitikan di Indonesia, khususnya penyelenggaraan Pilkada lebih banyak
bermuatan politik praktis demi kepentingan pribadi atau golongan dari pada berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Kualitas SDM masyarakat perbatasan saat ini
masih rendah, sehingga mengpengaruhi kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
kehidupan berpolitik. Implementasi otonomi daerah seringkali memicu terjadinya
perebutan pengelolaan SKA antara pusat dengan daerah maupun antara daerah dengan
daerah, sehingga hal ini dapat menimbulkan ketegangan politik di daerah perbatasan.
Lemahnya kesadaran masyarakat perbatasan terhadap bela negara, akan dimanfaatkan oleh
pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindak kejahatan dan kegiatan ilegal. Kondisi sikap
dan perilaku masyarakat perbatasan dalam pembelaan negara menjadi sangat diperlukan
untuk mencegah terjadinya kegiatan ilegal, tindak kejahatan dan pelanggaran wilayah
yang merugikan negara.
f. Aspek Ekonomi.
Kondisi perekonomian masyarakat perbatasan masih jauh tertinggal bila dibandingkan
dengan wilayah lain, sebagian besar sumber penghidupan masyarakat perbatasan adalah
sebagai petani tradisionil dan pedagang serta sebagian kecil sebagai buruh perkebunan.
Terbatasnya infrastruktur telah mempengaruhi lajunya pembangunan perekonomian di
daerah perbatasan. Pembangunan daerah perbatasan yang telah dilaksanakan pemerintah,
belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan. Meningkatnya
11
kesejahteraan masyarakat perbatasan akan mengpengaruhi sikap dan perilaku masyarakat
yang dilandasi rasa kepedulian terhadap daerahnya, sehingga masyarakat memiliki
kesadaran bela negara dari kemungkinan ancaman yang dapat merugikan negara.
Berkembangnya ekonomi rakyat di daerah perbatasan akan memberi sumbangan bagi
penguatan fundamental ekonomi nasional dan membuka keterisoliran daerah melalui
pembangunan ekonomi di daerah perbatasan, sehingga akan mampu menumbuhkan
keseimbangan ekonomi antar wilayah yang pada gilirannya mampu memperkokoh
kesatuan ekonomi nasional, yang pada akhirnya akan mendorong pemerataan
pembangunan nasional dan memberi konstribusi terhadap ketahanan nasional.
12
Operasi Bhakti untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat guna
menumbuhkan kesadaran bela negara serta rasa kebangsaan.
2. Menuntaskan penyelesaian masalah penetapan garis perbatasan dan masalah-
masalah krusial lainnya yang sering terjadi di kawasan perbatasan darat seperti para
pelintas batas tradisional dari kedua negara, kolaborasi antara penduduk perbatasan
dengan cukong-cukong dari negara tetangga untuk perbuatan jahat seperti illegal
logging, illegal mining, human trafficking, smugling, dan lain-lain. Untuk perbatasan
laut, melanjutkan kembali pertemuan bilateral guna menyelesaikan atau mencapai
kesepakatan perbatasan laut kedua negara dan meningkatkan kegiatan patroli
terkoordinasi dengan negara-negara tetangga.
3. Menambah jumlah penduduk perbatasan terutama pada lokasi strategis, wilayah rawan
kejahatan dan pulau-pulau terpencil. Penambahan ini dapat dilakukan melalui
program transmigrasi atau relokasi penduduk dari wilayah perbatasan yang padat ke
wilayah yang kosong namun cukup potensial untuk berkembang. Program
transmigrasi yang disarankan adalah program transmigrasi pola PIR (Perkebunan Inti
Rakyat) dan atau pola NIR (Nelayan Inti Rakyat) untuk daerah perbatasan pantai dan
pulau-pulau terpencil. Dengan demikian, bersama-an dengan itu harus dibangun
perusahaan inti perkebunan dan nelayan yang melibatkan perusahaan BUMN, BUMD
dan Swasta nasional.
4. Mengubah paradigma dan pandangan yang selama ini memandang dan
memperlakukan wilayah perbatasan sebagai daerah belakang (periphery areas)
menjadi daerah depan (frontier areas). Dengan paradigma baru tersebut diharap-kan
daerah perbatasan mendapat kesempatan/prioritas dalam pembangunan dan
pembinaan khusus di segala bidang. Dampak dari pembangunan dan pembinaan wiltas
ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan rasa kebangsaan, cinta tanah air dan kesiapan bela negara serta
kepercayaan diri dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
5. Menambah porsi pelajaran geografi nasional, termasuk grografi maritim Indonesia
pada kurikulum pendidikan mulai tingkat dasar (SD) dan lanjutan (SMP dan SMU).
Tujuannya agar semua WNI sejak dini sudah mengenal wilayah tanah airnya yang
luas dengan lokasinya strategis dalam konstelasi/interelasi hubungan Barat dan Timur,
sehingga karenanya memiliki nilai geopolitik yang tinggi.
6. Mengembangkan produk hukum, peraturan dan perundang-undangan yang mengenai
problematika daerah perbatasan, baik darat maupun laut serta perjanjian perbatasan
antara RI dengan negara tetangga dalam menangani kejahatan lintas negara
(transborder crimes) seperti smugling (penyelundupan), human trafficking dan
terrorism. Untuk perbatasan wilayah perairan banyak produk hukum yang dapat
dibuat dengan cara mengelaborasi dan menjabarkan pasal-pasal dan kaidah hukum
yang bersumber dari Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982).
7. Pelibatan berbagai pihak (stokeholders) dari kalangan pemerintah dan masyarakat
guna membangun kebersamaan dan kesatuan dalam menghadapi segala bentuk
ancaman dan gangguan keamanan dan kejahatan bersenjata maupun non bersenjata.
Kegiatannya dapat dilakukan dalam bentuk penyuluhan- penyuluhan di bidang
hukum, keamanan, ketertiban dan ketahanan masyarakat.
13
2. 5 Implementasi Bela Negara di Daerah Perbatasan
a. Peningkatan kesadaran bela negara masyarakat melalui sektor pendidikan, antara lain
:
1) Mengaktifkan kembali kegiatan kepramukaan atau kepanduan
sebagai extra kurikuler disekolahsekolah mulai SD, SMP dan SMU.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondisi wilayah perbatasan darat Indonesia sampai saat ini masih identik
dengan daerah yang terisolir, terpencil dan terbelakang serta sering menimbulkan
peluang kegiatan illegal antara lain: pencurian kekayaan alam, perdagangan manusia,
perdagangan narkoba, penyelundupan yang kesemuanya dapat merugikan negara. Di
sisi lain, kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah karena dampak
belum meratanya pembangunan di daerah perbatasan dan hal ini mempengaruhi
tingkat pemahaman bela negara untuk menghadapi ancaman yang dapat
membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
3.2 Saran
Pemerintah perlu merevisi kewenangan Badan Nasional Pembangunan
Perbatasan (BNPP) yang selama ini hanya bersifat koordinasi menjadi kewenangan
yang memiliki otoritas operasional di lapangan, sehingga penyelenggaraan
pembangunan di daerah perbatasan dapat berjalan lebih efektif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Lemhanas Edisi 15 Materi 10, "Meningkatkan Bela Negara Masyarakat Perbatasan
guna Mendukung Pembangunan Nasional dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI".
https://eranews.id/bela-negara-pengertian-unsur-fungsi-tujuan-dan-manfaat-bela-negara/
https://belanegarari.com/2017/10/01/konsep-bela-negara-di-indonesia/
https://www.scribd.com/doc/243345355/Kehidupan-Masyarakat-di-Daerah-Perbatasan
https://belanegarari.com/2012/04/24/wawasan-kebangsaan-dan-sistim-keamanan-perbatasan-
demi-keutuhan-bangsa-dan-negara/
16