Resus General Anestesi
Resus General Anestesi
Disusun oleh :
20174011074
Pembimbing :
C. ANALISIS
1. Apa yang dimaksud dengan anestesi umum?
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya nyeri di seluruh tubuh dan
hilangnya kesadaran yang bersifat sementara yang dihasilkan melalui penekanan
sistem syaraf pusat karena adanya induksi secara farmakologi atau penekanan
sensori pada syaraf. Agen anestesi umum bekerja dengan cara menekan sistem
syaraf pusat (SSP) secara reversible. Anestesi umum merupakan kondisi yang
dikendalikan dengan ketidaksadaran reversibel dan diperoleh melalui penggunaan
obat-obatan secara injeksi dan atau inhalasi yang ditandai dengan hilangnya respon
rasa nyeri (analgesia), hilangnya ingatan (amnesia), hilangnya respon terhadap
rangsangan atau refleks dan hilangnya gerak spontan (immobility), serta hilangnya
kesadaran (unconsciousness).
Sifat anestesi umum yang ideal adalah: (1) bekerja cepat, induksi dan
pemilihan baik, (2) cepat mencapai anestesi yang dalam, (3) batas keamanan lebar;
(4) tidak bersifat toksis. Untuk anestesi yang dalam diperlukan obat yang secara
langsung mencapai kadar yang tinggi di SSP (obat intravena) atau tekanan parsial
yang tinggi di SSP (obat ihalasi). Kecepatan induksi dan pemulihan bergantung
pada kadar dan cepatnya perubahan kadar obat anastesi dalam SSP.
Komponen anestesi yang ideal terdiri dari : (1) hipnotik (2) analgesia (3)
relaksasi otot. Obat anestesi yang masuk ke pembuluh darah atau sirkulasi
kemudian menyebar ke jaringan. Yang pertama terpengaruh oleh obat anestesi ialah
jaringan kaya akan pembuluh darah seperti otak, sehingga kesadaran menurun atau
hilang, hilangnya rasa sakit, dan sebagainya. Seseorang yang memberikan anestesi
perlu mengetahui stadium anestesi untuk menentukan stadium terbaik pembedahan
itu dan mencegah terjadinya kelebihan dosis. Tanda-tanda klinis anestesia umum
(menggunakan zat anestesi yang mudah menguap, terutama diethyleter):
Stadium I : analgesia dari mulainya induksi anestesi hingga hilangnya
kesadaran.
Stadium II : excitement, dari hilangnya kesadaran hingga mulainya
respirasi teratur, mungkin terdapat batuk, kegelisahan atau muntah.
Stadium III : dari mulai respirasi teratur hingga berhentinya respirasi.
Dibagi 4 plane:
- Plane 1 : dari timbulnya pernafasan teratur hingga berhentinya
pergerakan bola mata.
- Plane 2 : dari tidak adanya pergerakan bola mata hingga mulainya
paralisis interkostal.
- Plane 3 : dari mulainya paralisis interkostal hingga total paralisis
interkostal.
- Plane 4 : dari kelumpuhan interkostal hingga paralisis diafragma.
Stadium IV : overdosis, dari timbulnya paralysis diafragma hingga cardiac
arrest.
1. Menentukan Premedikasi
Obat yg diberikan sebelum dilakukan tindakan anestesi . Tujuannya :
Membuat penderita lebih tenang.
Mengurangi rasa nyeri
Menambah efek obat anestesi (menurunkan dosis)
Mencegah efek samping obat anestesi
2. Induksi
Induksi anestesi adalah pemberian obat atau kombinasi obat pada
saat dimulainya anestesi yang menyebabkan suatu stadium anestesi umum
atau suatu fase dimana pasien melewati dari sadar menjadi tidak sadar.
Tahap awal dari anestesi umum adalah induksi anestesi yang dapat
dilakukan dengan penyuntikan agen induksi secara intramuskular, intra
nasal, intravena ataupun dengan agen inhalasi. Idealnya induksi harus
berjalan dengan lembut dan cepat, ditandai dengan hilangnya kesadaran.
Keadaan ini dinilai dengan tidak adanya respon suara dan hilangnya reflek
bulu mata dan hemodinamik tetap stabil.