Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR RASA

AMAN

Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………….........................1
Daftar Isi……………………………………………………......................………2
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………...................................….....3
B. Tujuan Penulisan…………………………………………….........................…3
C. Ruang Lingkup……………………………………………............……….......3
D. Metode Penulisan……………………………………………...................…....4
E. Sistematika Penulisan…………………………………….................................4
Bab II
Teori
A. Pengertian Keamanan ……………………………………………………..….5
B. Keamanan Lingkungan……………………………..........................................5
C. Lingkungan yang Aman…………………………….....................................5
D. Asuhan Keperawatan Teori…………………………...................................7
E.
Kasus....................................................................................
........................12
F. Proses Keperawatan yang Dilakukan Terhadap
Kasus................................16
Bab III
Penutup
A.Kesimpulan……………………………………………...……………............22
B.Saran……………………………………………………………….....…........23
Daftar Pustaka……………………………………………………………..........23

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada banyak permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan pemenuhan


rasa aman, dimulai dari usia bayi, toddler, prasekolah, sekolah, remaja,
dewasa dan lansia.
Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan
psikologis merupakan salah satu KDM yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi
dengan factor lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis
kebetuhan dasar manusia terpenuhi.
Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau
lansia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai
perawat membri ASKEP (Asuhan Keperawatan) kmepada klien yang mengalami
gangguan kebutuhan rasa aman haruslah bener-bener diperhatikan agar
kebutuhan klien terpenuhi.

B. Tujuan Penulisan

. Tujuan Umum :
Agar setiap mahasiswa dapat memahami, menjelaskan pemenuhan
kebutuhan rasa aman.
. Tujuan Khusus :
1.Diharapkan mahasiswa/I dapat mengerti dan menambah pengetahuan tentang
“Askep pada Klien Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman”.
2.Sebagai pemenuhan tugas KDM II (Kebutuhan Dasar Manusia)

C. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi pada “Askep pada Klien
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman”.
D. Metode Penulisan
Metode ini menggunakan metode observasi, dimana penulis mendapatkan
data dan informasi melalui sumber buku.

E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan terdiri dari :
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang Lingkup Penulisan
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
Bab II Teori terdiri dari :
A. Pengertian Keamanan
B. Keamanan Lingkungan
C. Lingkungan yang Aman
D. Asuhan Keperawatan
E. Kasus
F. Proses Keperawatan yang Dilakukan Terhadap Kasus
Bab III Penutup terdiri dari :
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB II
TEORI

A. Pengertian Keamanan
Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cidera fisik dan
psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi.
Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting
untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang
mengancam keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi.
Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan dasar dan hierarkinya berada di
bawah kebutuhan untuk mengetahui dan memahami.
Pentingnya teori kebutuhan maslow dalam kesehatan terletak pada
hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh.Jelas bahwa manusia
yang kebutuhan dasarnya seperti rasa aman dan rasa dicintai tidak terpenuhi
akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan untuk
memelihara kesehatannya.
B. Keamanan Lingkungan
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup
klien. Lingkungan ini mengabungkan seluruh tempat terjadinya interaksi antara
perawat dan klien, misalnya:
1. Rumah
2. Pusat Komunitas
3. Klinik, Rumah sakit, dsb
Jika lingkungan aman, maka :
1. Mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cidera
2. Memperpendek lamanya perawatan di rumah sakit
3. Meningkatkan kesejahteraan klien

C. Lingkungan yang Aman


1. Kebutuhan dasar terpenuhi
Kebutuhan fisiologis yang mempengaruhi seseorang :
– Oksigen, waspada dengan Co yang akan mengurangi oksigen keseluruh tubuh
– Kelembaban, jika terjadi iritasi akan mempengaruhi
– Nutrisi, penyimpanan makanan yang tidak tepat yang akan meningkatkan resiko
terjadinya infeksi dan keracunan makanan
– Suhu, suhu exstrem akan mempangaruhi kenyaman dan keamanan
2. Pengurangan bahaya fisik
Bahaya fisik yang ada di komunitas dan tempat pelayanan kesehatan
akan menyebabkan klien beresiko mengalami cidera.
Beberapa penyebab kematian :
– Kecelakaan kendaraan bermltor
– Kecelakaan akibat jatuh, lebih dari 40% lansia mengalami jatuh
– Keracunan
– Tenggelam
– Kebakaran dan luka bakar
3. Pengurangan Transmisi Patogen
Membudayakan cuci tangan, melakukan imunisasi untuk menambah
resistensi terhadap penyakit infeksi, menggunakan standard kewaspadaan saat
memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien, khususnya kepada pasien yang
menderita penyakit menular.

4. Sanitasi
Yaitu pengelolaan lingkungan sekitar terhadap kebersihan .ada sanitasi
lingkungan dan sanitasi di lingkup rumah sakit seperti pengelolaan air
limbah,penyediaan air bersih pasiltas pembuangan sampah dan lain – lain.
5. Pengontrolan Polusi
Dilakukan untuk mengurangi polusi adapun macam-macam polusi antaralain
yaitu:
a. polusi udara ,berhubungan dengan meningkatnya resiko pada system
pernapasan
b. polusi tanah,pembuangan sampah yang tidak tepat
c. polusi air,dari industri
d. polusi suara kehilangan pendengaran suara akibat bunyi yang terlalu keras
akan menyebabkan suatu cidera yang irreversible (tidak dapat kembali lagi).

D. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajian
a. komunitas
Ancaman keamanan di pangaruhi oleh :
1. Tahap perkembangan
 Bayi ,toddler dan prasekolah
 Anak usia sekolah
 Remaja
 Orang dewasa
 Lansia
2. Gaya hidup
 Pengemudi/menjalankan mesin
 Minum-minuman berakohol dsb

3. Mobilisasi
 Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan atau koordinasi yang tidak
seimbang
 Menyebabkan perbatasan mobilisasi dan kemandirian lebih lanjut.
4. Perubahan Sensorik
Klien yang mengalami gangguan visual, pendengaran atau komunikasi
sehingga klien tidak mampu merasakan bahaya yang mungkin terjadi. Kesadaran
Terhadap Keamanan yaitu dengan :
- Penyimpanan obat-obatan yang tidak terjangkau anak-anak
- Membaca tanggal kadaluarsa

b. Lembaga Layanan kesehatan


Jenis resiko terhadap keamanan klien antara lain :
● Jatuh
o Merupakan jenis kecelakaan yang sering terjadi di rumah sakit
o Lebih sering terjadi pada lansia
● Kecelakaan yang disebabkan klien
- Luka atau luka bakar
- Cedera
- Jari terjepit pintu
- Melukai diri, dsb
● Kecelakaan yang disebabkan prosedur
-Keselahan pemberian obat atau cairan
- Saat melakukan ganti balutan
- Saat memindahkan pasien
● Kecelakaan yang disebabkan pengguna alat
- Alat yang digunakan rusak dan salah penggunaan alat
2. Diagnosa
a. Resiko cedera berhubungan dengan
- Perubahan mobilisasi
- Penataan lingkungan fisik
b. Resiko keracunan berhubungan dengan
- Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air
- Penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau anak
- Penurunan penglihatan
c. Resiko asfiksa berhubungan dengan
- Penurunan kemampuan motorik
- Bantal yang terletak diatas tempat tidur bayi
d. Perubahan menejemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan
- Keuangan yang tidak memadai
- Perubahan fase kognitif
e. Resiko perubahan suhu tubuh berhubungan dengan paparan terhadap suhu
lingkungan yang ekstrim.
f. Defisit pengetahuan

3. Perencanaan
a.Perawat merencanakan intervensi terapeutik untuk klien dengan resiko
tinggi atau akyual mengalami gangguan keamanan
b.Tujuan adalah klien terbatas dari cidera
c. Intervensi keperawatan untuk meningkatkan keamanan :
– Bayi , todler
1. Gunakan mainan besar dan lunak
2. Jangan meninggalkan tempat tidur bahaya dalam sisinya terbuka
3. Gendong bayi saat memberi makan, jangan menyangga bola susu dan apapun
4. Hindarkan rumah dari benda-benda kecil, tajam atau zat beracun
5. Tutup stop kontak listrik
6. Jauhkan kantong plastik dari jangkauan anak-anak, dsb
– Anak usia sekolah
1. Ajarkan anak mengendarai sepeda yang aman dan tanggung jawab
2. Jangan biarkan anak-anak menjalankan listrik sendirian
– Remaja
1. Beri info tentang penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang
2. Beri pendidikan tentang sex
– Dewasa
1. Latihan management stress
– Lansia
tu klien menilai
bahaya dalam rumah
2. Anjurkan klien untuk memeriksa penglihatan dan pendengaran secara teratur.
d. Tindakan Pencegahan Jatuh di layanan kesehatan
- Jelaskan penggunaan bel pemanggil
- Kaji resiko klien untuk jatuh dan observasi klien secara teratur
- Tempatkan klien yang beresiko jatuh pada ruangan yang dekat dengan perawat
- Instruksikan klien dan keluarga untuk bantuan bila klien dalam bahaya
- Jawablah panggilan bel dengan cepat
- Jaga agar tempat tidur klien tetep aman dengan sisi pembatas terpasang, dan
kunci seluruh tempat tidur, kursi roda, dan blankar
- Simpan barang-barang yang dibutuhkan pasien dalam jangkauan
- Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien

4. Implementasi
a. Mencakup intervensi yang sepesifik untuk mengurangi resiko pada setiap
kelompok perkembangan usia.
b. Intervensi lingkungan untuk memodifikasi lingkungan, sehingga dapat
meneliminasi atau meminimalkan bahaya yang ada.

5. Evaluasi
a. Hasil yang diharapkan meliputi lingkungan fisik yang aman
b.Pengetahuan klien bertambah tentang faktor-faktor yang menunjukan keamanan
dan tindakan pencegahan
c. Klien terbebas dari cidera.

E. Kasus

Lembar Pengkajian

Tgl Masuk : 12 April 2011


Jam Masuk : 09.00 WIB
Ruangan : C
Rumah Sakit : RS A

I. Identitas Biografi
N a m a : Tn. S
Nama Panggilan : S
Jenis Kelamin : 66 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jakarta
Diagnosa Medis : Retensi Urine

II. Alasan Masuk / Keluhan Utama


- Tidak bisa BAK

III. Riwayat Penyakit saat ini


- 1 hari SBMS BAK sedikit 3x

- Hari SMRS sudah tidak bisa BAK sama sekali

- Nyeri pada perut tengah bawah

IV. Riwayat Kesehatan yang lalu


- Penyakit Dahulu :

1) Riwayat Op hernia

2) Riwayat Prostat

- Dirawat di Rumah Sakit : Operasi

- Alergi : -

V. Riwayat Keluarga
a. Susunan Keluarga

Keterangan :
: Ayah
: Ibu
: Anak laki-laki
: Anak perempuan
b. Penyakit yang pernah diderita
1. Orang Tua : Tidak
Ada
2. Saudara Kandung : Tidak Ada
3. Istri / Suami : Tidak
Ada
4. Anak :
Tidak ada
c. Penyakit yang sedang diderita
1. Orang Tua : Tidak Ada
2. Saudara Kandung : Tidak Ada
3. Istri / Suami : Tidak
Ada
4. Anak :
Tidak ada

VI. Riwayat Kesehatan Lingkungan


a. Kebersihan : Bersih
b. Polusi : Ada,
dekat jalan raya
c. Kemungkuninan Bahaya : Ada

VII. Keadaan Psikososial


a. Suasana hati/mood : Biasa-biasa
saja
b. Karakter : Baik
c. Perkembangan mental : Sesuai usia
(66 th)
d. Daya konsentrasi : Baik,
tetapi kadang pelupa
e. Hubungan dengan anggota keluarga : Harmonis
f. Kepekaan terhadap lingkungan : Baik mudah
bergaul

VIII. Kebutuhan Dasar


a. Nutrisi :

1) Nafsu Makan : Baik

2) Pola makan : 3x sehari


3) Keluhan saat ini : Tidak ada

b. Tidur

1) Pola tidur : Malam

2) Keluhan saat ini : Tidak bisa tidur, gelisah

c. Pola kebersihan diri

1) Masalah Usus Besar (BAB) : Waktu pagi, 1x sehari rutin

2) Masalah Berkemih (BAK) : - Sulit berkemih, 3x sehari

- Retensi Urine
IX. Pemeriksaan Fisik
a. - Tinggi Badan/Panjang : 167 cm
- Berat badan : 65 kg
: Sh 36 C, N 88 x/mnt, TD 150/100 mmhg, R 20
: Composmentis
: Normal
: Normal, Hitam
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal, namun nyeri pada perut bagian tengah bawah
skala nyeri:6
: Normal
: Normal
: Tugor Baik
: Normal
: Normal
: Normal
: Normal

X. Pemeriksaan
: Hb : 10,9, Leu : 9.700, Tr : 369.000, Ht :
36%, Bleeding3’ Clotting5’.30”
b. Pemeriksaan Toraks gambaran : HHD
F. Proses Keperawatan yang Dilakukan Terhadap Kasus
Pengkajian

a. Data fokus
DS DO
 Klien mengeluh tidak bisa BAK  Klien tampak kesakitan
 Klien mengeluh nyeri pada perut  Tidak terkontol gerakannya
bagian tengah bawah  Terlihat cemas
 Tidak bisa tidur  Td : 150/100 mmHg, N : 88x/m
Rr : 20x/m, Su : 36ºC
 Skala nyeri :6

b. Analisa data
No. Symptom Problem Etiologi
1. Ds :
 Klien mengeluh tidak bisa
BAK
 Klien mengeluh nyeri pada
perut bagian tengah
bawah
Do : Gangguan rasa Post op hernia
 Klien tampak kesakitan nyaman (nyeri akut
 Td : 150/100 mmHg, N : )
88x/m, Rr : 20x/m, Su :
36ºC
 Skala nyeri :6
2. Ds :
 Klien merasa gelisah
 Klien tidak bisa tidur
Do :
 Klien tampak tidak
terkontrol gerakannya Resiko cedera Perubahan
 Klien terlihat cemas mobilisasi

Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan post op hernia,
ditandai dengan klien mengeluh tidak bisa BAK, nyeri pada bagian perut tengah
bawah, tampak kesakitan, tampak kesakitan, Td : 150/100 mmHg, N : 88x/m,
Rr : 20x/m, Su : 36ºC, skala nyeri :6 .
b. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan mobilisasi ditandai dengan klien
merasa gelisah, tidak bisa tidur, tampak tidak terkontrol gerakannya, dan
terlihat cemas.

3. Perencanaan
No Hari / No.DX Perencanaan
Tgl Kep. Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi
hasil
1. Senin, 1 Tujuan : Mandiri :
25 Setelah dilakukan - Kaji TTV – Untuk mengetahui
April tindakankeperawatan kondisi tubuh
2011 kepada pasien - Kaji skala nyeri– Membantu
selama 2x24 jam, menentukan pilihan
diharapkan intervensi dan terapi
gangguan rasa - Anjurkan posisi – Tirah baring dalam
nyaman nyeri dapat semi fowler posisi yang aman
diatasi. untuk menurunkan
Kriteria Hasil : spasme otot
 Klien bisa BAK - Batasi aktivitas– Menurunkan gaya
 Klien tidak nyeri gravitasi dan gerak
pada perut bagian yang menghilangkan
tengah bawah spasme otot
 Klien tampak - Teknik relaksasi– Memfokuskan
kesakitan perhatian dan
 Td : 150/100
mmHg, N : 88x/m, menurunkan tegang
Rr : 20x/m, Kolaborasi : otot
Su : 36ºC – Berikan obat
 Skala nyeri : 0 analgetik – Untuk menghilangkan
nyeri sedang
2 Senin, 2 Tujuan : Mandiri :
25 Setelah dilakukan - Kaji tingkat – Untuk bantu dalam
april tindakan ansietas pasien mengidentifikasi
2011 keperawatan kepada kekuatan dan
pasien selama 2x24 keterampilan
jam, - Jaga tempat – Agar tidak terjatuh
diharapkanresiko tidur dan terjadi cedera
cedera tidak - – Untuk identifikasi
Kaji resiko klien
terjadi. untuk jatuh klien pertahanan
Kriteria Hasil : - Observasi klien tubuh
 Klien tidak gelisah teratur – Untuk tahu kondisi
 Klien bisa tidur terjaga
 Klien terkontrol Kolaborasi :
gerakannya - Beri obat
 Klien tenang penenang,
– Untuk menenangkan
dan tidur

4. Pelaksanaan dan Evaluasi


Hari Pertama
No Hari/ Pukul No. Impelementasi Evaluasi Paraf
Tgl DX
Kep.
1. Senin, Mandiri :
25-04- 11.00 1 - Mengkaji TTV, hasil : Td S: : - Klien sudah
2011 140/90, N: 84 x/m, R : mulai bisa BAK
20x/m, S: 360C lebih sering
11.30 - Mengkaji skala nyeri : hasil - Nyeri masih
: Skala 3 terasa pada
13.30 - Menganjurkan posisi semi bagian perut
fowler, hasil : penurunan O : - Sakit Berkurang
otot diagframa sehingga - TTV normal
nyeri berkurang dan A : Teratasi
nyaman. sebagian
15.00 - Membatasi aktivitas, hasilP : Lanjutkan
: spasme otot menurun - Kaji TTV
- Melatih teknik relaksasi, - Kaji skala nyeri
hasil: tegang otot menurun, - Anjurkan posisi
dan tenang semi fowler
- Teknik relaksasi
Kolaborasi : - Beri obat
16.30 - Memberikan obat analgetik, analgetik
hasil : nyeri berkurang,
dan nyaman
2. Senin, Mandiri :
25-04- 14.00 2 - Mengkaji tingkat ansietas S : - Klien masih
2011 pasien, hasil : masih gelisah
cemas, gelisah - Sudah mulai
19.00 - Menjaga tempat tidur, bisa tidur
hasil : pasien terkontrol O : - Mulai terkontrol
19.00 aman. gerakannya
- Mengkaji resiko klien untuk - Masih cemas
jatuh, hasil : pertahanan A : Teratasi
tubuh dari cedera, aman sebagian
namun beresiko karena P : Lanjutkan
19.00 gelisah - Kaji tingkat
- Mengobservasi klien ansietas
teratur, hasil : klien - Jaga tempat
terpantau dengan keadaan tidur
yang gelisah - Kaji resiko klien
untuk jatuh
20.00 Kolaborasi : - Observasi klien
- Memberi obat penenang, teratur
hasil : pasien tenang, tidur - Beri obat
penenang
Hari Kedua
No Hari/ Pukul No. Impelementasi Evaluasi Paraf
Tgl Dx
Kep
1. Selasa, Mandiri :
26- 05.00 1 - Mengkaji TTV, hasil : Td : S : - Klien bisa BAK
04- 120/80, N: 80 x/m, R : 20x/m, normal
2011 S: 360C - Tidak nyeri
- Mengkaji skala nyeri : hasil : dan nyaman
Skala 0 O : - Tidak sakit
- Menganjurkan posisi semifowler, - TTV normal
07.00 hasil : penurunan otot, diagframaA : Masalah
sehingga nyeri berkurang dan Teratasi
nyaman. P : - (hentikan)
05.30 - Melatih teknik relaksasi, hasil :
tenang dan rileks
Kolaborasi :
- Memberikan obat analgetik, hasil :
nyeri berkurang, nyaman

2. Selasa, Mandiri :
26- 06.00 2 - Mengkaji tingkat ansietas, hasil :S : - Klien tidak
04- cemas, tidak gelisah gelisah / tenang
2011 08.00 - Menjaga tempat tidur, hasil : -Sudah bisa
pasien aman. tidur
09.00 - Mengkaji resiko klien untuk jatuh,O : - Gerakan
hasil : klien tenang dan terkontrol
pertahanan tubuh baik - Tidak cemas
09.30 - Mengobservasi klien teratur, hasilA : Masalah
: pasien terpantau dengan keadaan teratasi
yang sudah normal P : - (hentikan)
Kolaborasi :
10.00 - Memberi obat penenang, hasil :
tenang, tidur

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, kami
menyimpulkan bahwa dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman yaitu terbebas dari
cidera fisik dan mental. Selain itu, harus memperhatikan keadaan lingkungan
yang aman seperti baiknya udara atau oksigenisasi,sanitasi,terbebasnya dari
polusi dan lain-lain.
Dalam teori dengan kasus terkadang banyak kesamaan itu wajar dan
terkadang pula ada ketidaksamaan, sehingga dapat dibandingkan yaitu pada
teori terdapat diagnosa resiko cedera ternyata di kasus ada itu sinkron. Tetapi
pada diagnosa lainnya terdapat pada teori, yaitu diagnosa resiko keracunan
sedangkan dalam kasus tidak ada karena tidak berhubungan atau kontak
langsung dengan zat-zat kmia, namun kasus ini berhubungan dengan pergerakan
/ mobilitas. Kemudian ada pula diagnosa dalam teori yaitu resiko asfiksia, tentu
saja dalam kasus tidak ada karena tidak berhubungan dengan kemampuan
motorik dan usia bayi namun kasus ini terjadi pada lansia begitu pula dengan
diagnosa lain tidak berhubungan, karena pada kasus ini terjadi perubahan atau
berhubungan dengan mobilitas.
Serta dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan terhadap pasien yang
mengalami gangguan rasa aman perlu hati-hati, karena sebagian besar akibat
keamanan yaitu dari terjadinya gangguan rasa aman itu sendiri. Baik dari
individunya sendiri, lingkungan sekitar. Sebagai perawat perlu semaksimal
mungkin melakukan tindakan keperawatan tersebut untuk mencapai tujuan yaitu
membuat pasien terbebas dan sembuh serta terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia.

B. Saran
Dengan telah membacanya makalah ini, mahasiswa/I diharapkan dapat mengerti,
mengetahui tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) dengan pemenuhan kebutuhan
rasa aman, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam membuat ASKEP
yang bermutu dan bermanfaat bagi pasien. Serta dituntut untuk bisa
membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi di lapangan / lahan praktek
yang terkadang ketidaksinkronan dan kesinkronan yang wajar. Semoga
bermanfaat bagi semua mahasiswa dan membantu dalam pembuatan ASKEP
kelak.

Anda mungkin juga menyukai