Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siska Tri Agustin

NIM / Kelas : K7115161 / 7C

EKSISTENSI KEBUDAYAAN JAWA

Penduduk Jawa sudah dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang erat
memiliki tradisi sangat beragam. Budaya-budaya Jawa sangat erat dengan nilai-nilai
kehidupan dan telah diajarkan secara turun-temurun. Kebudayaan Jawa ini menjadi
sebuah tradisi yang tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat Jawa pada
umumnya. Khususnya di daerah Surakarta, Jawa Tengah. Kebudayaan Jawa
diperoleh dari akulturasi budaya sejak berabad-abad silam, bahkan sejak zaman
kerajaan Hindu, Budha dan Islam. Percampuran budaya ini menghasilkan suatu
tradisi turun-temurun yang penuh akan nilai moral dan memiliki nilai luhur yang
berguna bagi kehidupan manusia. Kebanyakan orang meyakini bahwa kebudayaan /
tradisi itu sebagai nilai luhur dan bersifat magis sehingga tidak boleh ditinggalkan.
Tetapi ada pula sebagian masyarakat khususnya masyarakat di zaman milenial ini
menganggap bahwa tradisi itu kuno dan sudah seharusnya ditinggalkan dan
dimuseumkan.
Sekarang kita hidup di era globalisasi yang kental dengan kemajuan
IPTEKnya. Informasi dan teknologi dapat dengan mudahnya memasuki tanah Jawa
yang kental akan budayanya ini. Terdaoat dampak positif dan negatif dari kemajuan
IPTEK ini, diantaranya dapat memberikan kita kemajuan dan modernisasi, namun
diantaranya dapat memberikan dampak negatif seperti merosotnya jiwa budaya
dalam masyarakat. Karena dengan mudahnya IPTEK masuk dan menjelajah,
semakin banyak pula orang yang melupakan tradisi dan merasa lebih bangga
dengan meniru budaya asing. Misalnya saja budaya Korean Pop atau lebih trend
kita sebut dengan K-Pop. K-Pop sekarang ini sudah menjamur di Indonesia dan
sudah digilai oleh banyak kaum remaja bahkan anak-anak dan dewasa pun ikut
mengikutinya.
Kepercayaan yang masih turun-temurun sampai saat ini adalah kejawen.
Kepercayaan ini meskipun sudah banyak ditinggalkan, namun nyatanya masih
memiliki keterkaitan dengan kebudayaan masyarakat yang melekat sampai saat ini.
Oleh karena itu kepercayaan kejawen ini bisa dikatakan menjadi tradisi yang mulai
berakulturasi dengan nilai-nilai di masyarakat. Meskipun masyarakat tidak menganut
kejawen namun nyatanya mereka masih melakukan tradisi nyadran, mitoni, nyewu
dan lain-lain.
Sama halnya di desa saya, sekarang ini sudah agak terkikis kebudayaan
jawanya. Tradisi masyarakat seperti mitoni, nyewu, tirakatan masih kadang
dilakukan di desa saya. Kondisi masyarakat di desa saya pun sudah terjajah oleh
kecanggihan teknologi. Anak muda lebih suka dengan musik barat dibanding musik
Jawa seperti klenengan atau campursari. Akan tetapi musik koes plus, tembang
kenangan, dangdut yang berasal dari Indonesia asli lah yang tetap eksis di daerah
saya. Tradisi wayangan pun sudah jarang digelar. Untuk acara hajatan atau nikahan
lebih banyak menggunakan jasa musik campursari dan tembang kenangan, bahkan
ke dangdut. Musik dangdut lah yang paling banyak digemari masyarakat saat ini
karena alunan musiknya yang enak untuk joget. Banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa musik gamelan dan campursari kurang asyik karena dapat
membuat kantuk yang mendengarkan. Namun bagi pribadi saya sendiri, musik
gamelan justru musik yang enak dan laras sehingga harus dilestarikan agar tidak
punah.
Bagi calon guru khususnya guru Sekolah Dasar (SD) upaya untuk melestarikan
budaya Jawa adalah dengan lebih memperkenalkan Budaya Jawa pada anak-anak
dan generasi muda, berikan penjelasan bahwa Budaya Jawa itu budaya yang
adiluhung, emmpunyai nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh budaya lain, serta
merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Menurut saya sekolah-
sekolah khususnya SD lebih baik dilengkapi dengan fasilitas yang merupakan wujud
Budaya Jawa seperti seperangkat gamelan dan wayang kulit. Kemudian ajarkan
kepada siswa sedini mungkin cara menabuh gamelan dan mempelajari wayang kulit.
Selain itu untuk kebudayaan Jawa lainnya dapat dikenalkan secara menarik kepada
siswa, yaitu bisa dengan powerpoint, video maupun gambar-gambar ilustrasi.
Dengan begitu diharapkan siswa akan tertarik untuk mempelajarinya dan ikut
melestarikan kebudayaan Jawa.

Anda mungkin juga menyukai