Anda di halaman 1dari 3

Risiko potensi yang keempat pada proses penerimaan bahan baku adalah cedera

akibat menangani objek yang terlalu berat dengan peringkat risiko berdasarkan Risk
Matrix termasuk dalam tingkatan Medium. Tingkatan ini didapat dari S atau
Keparahan yang mencapai nilai 2, yang berarti memerlukan perawatan cedera tidak
lebih dari 1x24 jam, yang menyita jam kerja nol hari kerja dan L atau seringnya
kejadian kecelakaan mendapat nilai 3 yang berarti kecelakaan terjadi dengan rentan
1-2 tahun sekali dan kecelakaan ini terjadi pada 24 April 2014, 09 Mei 2016 dan 20
Februari 2018. Tempat kedua proses penyimpanan bahan baku diketahui bahwa
potensi bahaya yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6
Analisis Risiko Pada Proses Penyimpanan Bahan Baku

Pada proses penyimpanan bahan baku, kecelakaan yang terjadi dan mempunyai
risiko paling besar berdasarkan Risk Matrix yang berisi risiko keparahan dan
kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah tabrakan dalam pengoperasian Forklift
karena mencapai tingkatan Extreme. Tingkatan ini didapat dari S atau Keparahan
yang mencapai nilai 4 yang berarti menyita waktu kerja sebesar dua hari kerja atau
lebih dan L atau seringnya kejadian kecelakaan mendapat nilai 3 yang berarti
kecelakaan terjadi dengan rentan 1-2 tahun sekali dan kecelakaan ini terjadi pada 13
Juni 2012, 10 Juli 2013, 10 Januari 2015 dan 21 September 2016.
Risiko potensi yang kedua pada proses penyimpanan terpeleset karena lantai licin
dengan peringkat risiko berdasarkan Risk Matrix termasuk dalam tingkatan High.
Tingkatan ini didapat dari S atau Keparahan yang mencapai nilai 3 yang berarti
memerlukan perawatan cedera lebih dari 1x24 jam sampai dengan 2x24 jam yang
menyita jam kerja selama satu hari kerja dan L atau seringnya kejadian kecelakaan
mendapat nilai 3 yang berarti kecelakaan terjadi dengan rentan 1-2 tahun sekali dan
kecelakaan ini terjadi pada 02 April 2012, 12 Maret 2013, 02 April 2015 dan 19 Juli
2017.
Risiko potensi yang ketiga pada proses penyimpanan bahan baku adalah tabrakan
ketika melakukan handling manual dengan peringkat risiko berdasarkan Risk Matrix
termasuk dalam tingkatan High. Tingkatan ini didapat dari S atau Keparahan yang
mencapai nilai 3 yang berarti memerlukan perawatan cedera lebih dari 1x24 jam
sampai dengan 2x24 jam yang menyita jam kerja selama satu hari kerja dan L atau
seringnya kejadian kecelakaan mendapat nilai 2 yang berarti kecelakaan terjadi
dengan rentan 2-5 tahun sekali dan kecelakaan ini terjadi pada 23 Februari 2012 dan
08 Desember 2014.
Risiko potensi yang keempat pada proses penyimpanan bahan baku adalah terjatuh
ketika membawa penumpang untuk kendaraan Forklift, dengan peringkat risiko
berdasarkan Risk Matrix termasuk dalam tingkatan High. Tingkatan ini didapat dari
S atau Keparahan yang mencapai nilai 5 yang berarti jika korban meninggal atau
mengalami kecacatan permanen akibat kecelakaan yang mengakibatkan tidak bisa
melanjutkan pekerjaan dan L atau seringnya kejadian kecelakaan mendapat nilai 1
yang berarti kecelakaan terjadi dalam rentan 5 tahun sekali dan kecelakaan ini terjadi
pada 25 November 2015.
Risiko potensi yang kelima pada proses penyimpanan bahan baku adalah
tersandung Palet yang berantakan, dengan peringkat risiko berdasarkan Risk Matrix
termasuk dalam tingkatan High. Tingkatan ini didapat dari S atau Keparahan yang
mencapai nilai 1 yang berarti kehilangan jam kerja dihitung per orang kecelakaan
dan L atau seringnya kejadian kecelakaan mendapat nilai 5 yang berarti kecelakaan
terjadi dengan rentan waktu sebulan sekali. Data kecelakaan tersandung palet yang
berantakan barang ini kita ambil dalam wawancara dengan pekerja gudang yang
berada di PT Tani Solusi.
Risiko potensi yang keenam pada proses penyimpanan bahan baku adalah cedera
akibat menangani objek yang terlalu berat dengan peringkat risiko berdasarkan Risk
Matrix termasuk dalam tingkatan Medium. Tingkatan ini didapat dari S atau
Keparahan yang mencapai nilai 3 yang berarti memerlukan perawatan cedera lebih
dari 1x24 jam sampai dengan 2x24 jam dan menyita jam kerja selama satu hari kerja
dan L atau seringnya kejadian kecelakaan mendapat nilai 1 yang berarti kecelakaan
terjadi dalam rentan 5 tahun sekali dan kecelakaan ini terjadi pada 08 Februari 2012.
Setelah melakukan analisis dan pembobotan terhadap potensi bahaya langkah
selanjutnya adalah dengan melakukan evaluasi terhadap risiko untuk menilai apakah
risiko tersebut dapat diterima atau tidak. Pada proses ini dibandingkan standar yang
berlaku dan kemampuan perusahaan dalam mengatasi suatu risiko, pada tahapan
evaluasi yang harus dilakukan tindakan adalah pada area merah dan oranye. Potensi
bahaya yang perlu dilakukan pengendalian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Evaluasi Risiko
Dari evaluasi risiko yang terjadi dapat dilihat bahwa ada satu jenis kecelakaan yang
memasuki tingkatan Extreme yaitu kecelakaan tabrakan dalam pengoperasian
Forklift. Dalam tahapan ini berarti kecelakaan tersebut yang harus diberikan
perhatian atau dibenahi terlebih dahulu tanpa mengesampingkan kecelakaan lain
yang juga berpotensi tinggi dalam menyumbang angka kecelakaan kerja pada bagian
gudang PT Tani Solusi.

4.2 Usulan Perbaikan


Dari pemecahan masalah yang telah dijelaskan tahap selanjutnya adalah perbaikan
usulan atau masuk ke dalam tahap risk control dalam metode HIRARC (Hazard
identification risk assessment and risk control). Dalam tahap ini diberikan usulan
atau penanganan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi berdasarkan dengan urutan
potensi bahayanya. Tiap potensi bahaya dan penanganannya akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut :
1. Tabrakan dalam pengoperasian forklift

Dalam pengoperasian forklift terjadi kecelakaan akibat tidak adanya batas antara
jalur forklift dengan manusia baik dalam akses masuk maupun keluar dari gudang.

Anda mungkin juga menyukai