Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia Kesehatan program Pasca Sarjana (S-2) Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Oleh :
1. Ayu Wulandari, S.KM (172520102046)
2. Aini Hidayati, S.ST (172520102060)
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kompensasi merupakan hal yang penting, yang merupakan dorongan atau
motivasi utama seseorang karyawan untuk berkerja. Hal ini berarti bahwa karyawan
menggunakan pengetahuan, keterampilan, tenaga dan waktu bukan semata-mata ingin
membaktikan atau mengabdikan diri pada perusahaan, tetapi ada tujuan lain yaitu
mengahrapkan imbalan, atau jasa, atas hasil yang telah diberikan. Selain itu juga
kompensasi yang diberikan kepada karyawan berpengaruh pada kondisi kerja
karyawan tersebut. Oleh karena itu, dalam menetapkan komensasi yang dikaitkan
dengan prestasi kerja atau produktivitas sangatlah penting. Sehingga selain akan
tewujudnya efesiensi dan efektifitas karyawan bisa juga ditujukan untuk
kelangsungan aktivitas organisasi dan rencana-rencana (program) perusahaan pada
waktu yang akan datang.
Kompensasi di tetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan
karyawan, dalam hal tertentu, pemerintah memfasilitasi sebagai pembuat kebijakan
atau regulasi di bidang ketenagakerjaan. Hal ini berarti bahwa dalam menerapkan
kompensasi terdapat dua kepentingan yang harus di perhatikan yaitu kepentingan
organisasi dan kepentingan karyawan.
Mengatur dan mengelola karyawan tidaklah mudah, oleh karena itu setiap
perusahaan memiliki manajemen kompensasi untuk meningkatkan motivasi kerja
setiap karyawanya.
Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan
memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan
karyawan. Sebagian besar masyarakat khususnya karyawan menganggap kompensasi
sangat penting, sebab besarnya kompensasi bagi mereka mencerminkan ukuran nilai
karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas tentang kompensasi akan diulas secara tuntas materi yang
berhubungan dengan kompensasi SDM yang kaittanya dengan bidang kesehatan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompensasi?
2. Apa asas –asas kompensasi?
3. Apa tujuan kompensasi?
4. Apa jenis – jenis kompensasi?
5. Bagaimana sistem kompensasi?
6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kompensasi
2. Untuk mengetahui asas –asas kompensasi
3. Untuk mengetahui tujuan kompensasi
4. Untuk mengetahui jenis kompensasi
5. Untuk mengetahui sistem kompensasi
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
karyawaan yang lain dengan bobot pekerjaan yang sama, maka karyawan akan
mengalami kecemburuan, sehingga berpotensi mengganggu iklim kerja dan
prodiktivitas kerja karyawan. Jadi, kompensasi dikatakan adil bukan berarti setiap
karyawan menerima kompensaasi yang sama besarnya. Tetapi berdasarkan asas adil,
baik itu dalam penilaian, perlakuan, pemberian hadiah, maupun hukuman bagi
setiap karyawan. Sehingga dengan asas keadilan akan tercipta suasana kerja yang
baik, motivasi kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilitas karyawan yang lebih baik.
4
Pengadaan karyawan akan efektif jika dibarengi dengan program kompensasi
yang menarik. Dengan program pemberian kompensasi yang menarik, maka calon
karyawan yang berkualifikasi baik dengan kemampuan dan keterampilan tinggi akan
muncul, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan.
4. Motivasi
Kompensasi yang layak akan memberikan rangsangan serta memotivasi
karyawan untuk memberikan kinerja terbaik dan menghasilkan produktivitas kerja
yang optimal, untuk meningkatkan motivasi bagi karyawan, perusahaan biasanya
memberikan insentif berupa uang dan hadiah lainya. Kompensasi yang layak akan
memudahkan manajer dalam mengarahkan karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi
5. Menjamin Keadilan
Kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya keadilan diantara karyawan
dalam organisasi. Pemberian kompensasi juga berkaitan dengan keadilan internal
maupun keadilan eksternal. Keadilan internal berkaitan dnegan pembayaran
kompensasi dihubungkan dengan nilai—nilai relatife dari suatu jabatan, tugas, dan
prestasi kerja karyawan. Sementara keadilan eksternal berkaitan dengan pembayaran
bagi karyawan pada suatu tingkat yang sama dengan pembayaran yang diterima oleh
karyawan lainnya yang berkerja di perusahaan lain. Dengan pemberian kompensasi
yang seperti itu juga akan lebih menjamin stabilitas karyawan
6. Disiplin
Pemberian kompensasi yang memadai akan mendorong tingkat kedisplinan
karyawan dalam berkerja. Karyawan juga akan menyadari serta menaati peraturan-
peraturan yang berlaku dalam perusahaan. Perilaku disiplin karyawan ditampilkan
sebagai wujud bentuk terimakasih karyawan terhadap perusahaan atas kompensasi
yang telah mereka terima.
7. Pengaruh Serikat Pekerja
Keberadaan suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari adanya pengaruh serikat
buruh atau serikat pekerja. Serikat ini akan mempengaruhi besar kecilnya kompensasi
yang dibrikan perusahaan kepada kayawanya. Apabila serikat buruhnya kuat, maka
bisa dipastikan tingkat kompensasi yang diberikan perusahaan bagi karyawan tinggi,
begitupun sebaliknya. Dengan program kompensasi yang baik dan memadai,
perusahaan akan terhindar dari pengaruh serikat buruh. Serikat buruh merupakan
organisasi tempat bernaungnya aspirassi dan kepentingan karyawan. Organisasi ini
akan memperjuangkan hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi para anggotanya.
8. Pengaruh Pemerintah
Pemerintah menjamin atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
masyarakat, untuk itu, melalui kebijakan perundangan dan regulasi, pemerintah
mnegeluarkan berbagai macam peraturan yang pada intinya untuk melindungi
pekerja, sekaligus mendorong investasi dari para pengusaha agar mau menambah
modalnya. Berkaitan dengan kompensasi, pemerintah menetapkan besarnya batasan
upah minimal (UMR) atau balas jasa minimum yang layak diberikan pengusaha
5
(perusahaan) bagi karyawanya. Keberadaan pemerintah sangat penting , agar
pengusaha tidak bertindak sewenang-wenang dalam menetapkan besarnya balas jasa
bagi karyawan. Jika program kompensasi suatu organisasi sesuai dengan undang-
undang perburuhan yang berlaku maka intervensi pemerintah dalam batas tertentu
dapat dihindarkan. Bahkan sebaliknya organisasi tersebut akan mempunyai nama
baik karena telah pemerintah dalam membuka kesempatan kerja dan menyejahterakan
masyarakat.
2.4 Jenis Kompensasi
1. Kompensasi Finansial
a. Kompensasi Langsung : (1) Bayaran Pokok (Base Pay) yaitu gaji dan upah
(2) Bayaran Prestasi (Merit Pay) (3) Bayaran Insentif (Insentive Pay) yaitu
bonus, komisi, pembagian laba, pembagian keuntungan, dan pembagian
saham (4) Bayaran Tertangguh (Deferred Pay) yaitu program tabungan, dan
anuitas pembelian saham.
b. Kompensasi Tidak Langsung: (1) Program perlindungan yaitu asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, dan asuransi tenaga kerja (2) Bayaran di
luar jam kerja yaitu liburan, hari besar, cuti tahunan, dan cuti hamil. (3)
Fasilitas yaitu kendaraan, ruang kantor, tempat parkir.
2. Kompensasi Non financial
Menurut Simamora (2001), kompensasi non finansial adalah segala bentuk
penghargaan yang diberikan oleh perusahaan dalam bentuk bukan finansial atau
bukan uang. Kompensasi non finansial mencakup lingkungan kerja dan pekerjaan.
a. Lingkungan kerja
Menurut Sunyoto (2012) adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
dibebankan, misalnya kebersihan, musik, penerangan, dan lain-lain.
b. Pekerjaan
Menurut Utami (2005) berkaitan dengan pencapaian, pengakuan, tanggung
jawab, tugas yang menarik, dan tantangan. Menurut Simamora (2004) secara
umum kompensasi dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu imbalan-
imbalan intrinsik (intrinsic reward) dan imbalan- imbalan ekstrinsik
(exstrinsic reward). Berikut ini akan dijelaskan satu persatu pengertian dua
golongan tersebut :
1) Kompensasi intrinsik
Imbalan – imbalan intrinsik (intrinsic reward) adalah imbalan – imbalan
yang dinilai di dalam dan dari mereka sendiri. Imbalan intrinsik meleka
/inheren pada aktivitas itu sendiri, dan pemberiannya tidak tergantung
pada kehadiran atau tindakan – tindakan dari orang lain atau hal – hal
lainnya. Tipe – tipe imbalan intrinsik paling lazim yang revelan terhadap
6
perilaku organisasi adalah jenis – jenis perasaan yang berbeda yang
dialami oleh orang – orang sebagai akibat mereka pada pekerjaan.
2) Kompensasi Ekstrinsik
Uang barangkali merupakan imbalan ekstrinsik yang paling sering
didalam organisasi, dan diberikan dalam berbagai bentuk dan pada
berbagai basis, gaji, bonus, kenaikan merit, dan rencana – rencana
pembagian keuntungan adalah indikasi dari beberapa cara dimana uang
digunakan sebagai imbalan-imbalan ekstrinsik didalam organisasi.
7
perusahaan. Perusahaan tidak mungkin membayar kompensasi karyawanya
melebihi kemampuan perusahaan tersebut dalam memberikan kompensasi.
Sebab jika peusahaan memberikan kompensasi diatas kemampuan
perusahaan, maka perusahaan itu akan terancam bangkrut.
2. Kesediaan Untuk Membayar
kesediaan untuk membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan pemberian
kompensasi kayawan . banyak perusahaan yang mampu memberikan
kompensasi yang tinggi, tetapi tidak semua peusahaan bersedia memberikan
kompensasi yang tinggi.
3. Kemampuan Untuk Membayar
Tanpa memperhatikan semua factor lainya, dalam jangka panjang, realisasi
pemberian kompensasi tergantung pada kemampuan membayar perusahaan.
Seperti telah disebutkan diatas, kemampuan membayar tergantung pada
pendapatan dan laba yang diraih, dimana hal ini dipengaruhi produktivitas
karyawaan yang tercermin dalam baiya karyawan.
4. Berbagai Kebijakan Pengupah Dan Penggajian
Hampir semua organisasi mempunyai kebijakan-kebijakan yang
mempengaruhi pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan yang
umum adalahh memberikan kenaikan upah yang sama besarnya kepada
karyawan anggota serikat buruh maupun karyawan yang bukan anggota
serikat. bnyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan pembayaran bonus
(premium) diatas upah dasar untuk menarik para karyawan terbaik.
Perusahaan-perusahaan lain jugamungkinmenetapkan kenaikan kompensasi
secara otomatis bila indeks biaya hidup naik.
5. Kendala-Kendala Pemerintah
Tekanan-tekanan ekstenal dari pemerintah dengan segala peaturanya
mempengaruhi penetapan kompensasi perusahaan. Peraturan upah minimum,
upah kerja lembur, dan pembatasan umur untuk tenaga kerja anak-anak
merupakan beberapa contoh kendalala kebijaksanaan kompensasi yang
berasal dari pemerintah.
2.7 Program Pemberian Kompensasi
Program pemberian kompensasi merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan mauun karyawan. Program ini akan memberikan gambaran sejauh mana
perusahaan berkepentingan terhadap karyawan dan sebarapa besar kontribusi yang
akan diberikan oleh karyawan terhadap perusahaan.
Terdapat delapan komponen penting dalam pemberian kompensasi antar lain:
1. Organisasi Adminitrasi Pemberian Kompensasi
Perusahaan yang besar membutuhkan pengorganisasian dan
pengadminitrasian pemberian kompensasi yang baik. Sebab pemberian
kompensasi bukan hanya sekedar memberikan dan membagikan upah atau
gaji kepada karyawan, melainkan harus memperhitungkan kemampuan
perusahaan serta produktivitas kerja karyawan, serta aspek-aspek lainya yang
berhubungan dengan itu.
2. Metode Pemberian Kompensasi
8
Dalam pemberian kompensasi digunakan beberapa metode
diantaranya :
a. Metode tunggal
Metode tunggal yaitu metode penetapan gaji pokokyang hanya di
dasarkan ijajah terakhir atau pendidikan formal yang ditempuh karyawan. Jadi
tingkat dan golongan gaji pokok seseorang hanya ditetapkan atas ijajah
terakhir yang dijadikan standarnya. Misalnya pegawai negri dengan ijajah S-1
maka goonganya ialah III-A, dan gaji pokoknya adalah gaji pokok III-A untuk
setiap departemen juga sama.
b. Metode jamak
Metode jamak yaitu suatu metode dalam pemberian gaji pokok
berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijajah, sifat pekerjaan,
pendidikan informal, serta pengalaman yang dimiliki. Jadi standar gaji pokok
yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada perusahaan-prusahaan swasta yang
didalam nya masih sering terdapat diskriminasi.
3. Struktur Pemberian Kompensasi
Struktur pemberian kompensasi yang baik adalah mengantut paham
keadilan. Dalam keadilan ini bukan berarti kompensasi sama rata bagi setiap
karyawan,tetapi setiap karyawan akan memperoleh kompensasi sesuai
dengan tanggung jawab pekerjaanya. Tanggu jawab pekerjaan bukan beraarti
besar kecil atau berat ringanya suatu pekerjaan dilihat dari segi fisik,
melainkan tanggung jawab pekerjaan yang diembanya bagi keberlangsungan
perusahaan.
4. Program pemberian kompensasi sebagai perangsang kerja
Suatu program pemberian kompensasi bukan semata-mata didasarkan
pemberian imbalan atas pengorbanan waktu, tenaga, dan pikirankaryawan
terhadap organisas, melainkan juga merupakan cara untuk merangsang dan
meningkatkan kinerja karyawan. Dengan kompensasi itu, setiap karyawan
akan sadar bahwa kegairahan akan mendatangkan keuntungan bukan saja
hanya untuk organisasi melainkan juga untuk dirinya sendiri dan
keluarganya.
5. Tambahan penghasilan
Program kompensasi yang baik biasanya memberikan peluang bagi
karyawan untuk memperoleh tambahan penghasilan, bukan hanya upah atau
gajiyang rutin. Penghasilan tambahan tersebut misalnya pembagian
keuntungan perusahaan bagi kayawan ( bukan hanya kepada pemilik modal),
melalui bonus, pemberian uang cuti,dan sebagainya.
9
pemberian kompensasi harus menjamin bahwa perusahaan merupakan
sumber utama pendapatan bagi karyaan, sehingga karyawan akan berkerja
dengan maksimal.
7. Kompensasi bagi kelompok manejerial
Pimpinan atau manejer setiap perusahaan merupakan Kelompok yang
bertanggung jawab terhadap hidup matinya perusahaan. Oleh sebab itu,
wajarlah apabila kompensasi yang mereka terima itu lebih besar dari
karyawan biasa.
8. Prospek dimasa depan
Dalam program pemberian kompensasi, prospek dimasa depan harus
diutamakan pula. Untuk memperhitungkan prospek dimasa mendatang, perlu
memperhitungkan tiga dimensi waktu.hal ini berarti dalam penyusunan
program pemberian kompensasi, harus memperhitungkan keadaan organisasi
pada waktu yang lalu, organisasi saat ini, dan prospek organisasi dimas
mendatang.
10
atau organisasi yang sejenis, yang sudah mempunyai skala pemberian
kompensasi minimal lebih tinggi dari upah minimum yang telah diberikan.
d. Kemampuan membayar
Semua organisasi selalu memperhitungkan besarnya biaya yang harus di
keluarkan untuk membayar upah atau kompensasi karyawanya
karyawanya, dikaitan dengan biaya keseluruhan organisasi.
e. Upah atau gaji sebagai alat untuk menarik,mempertahankan, dan memberi
motivasi kepada karyawan
Perusahaan yang baik akan selalu menarik calon karyawan untuk berkerja
didalamnya, serta mempertahankan karyawanya untuk tetap betah berkerja
didalamnya, disamping itu, organisasi yang baik akan memberikan
motivasi kerja bagi para karyawanya.
f. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Jika pencari kerja lebih banyak daripada lowongan pekerjaan yang tersedia,
maka kompensasi yang akan diberikan menjadi reltif lebih kecil, karena
banyaknya supplay tenaga kerja. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit
daripada lowongan pekerjaan yang tersedia, maka kompensasi yang akan
diberikan menjadi relative lebih besar karena jumlah tenaga kerja terbatas.
g. Serikat buruh atau organisasi karyawan
Apabila serikat buruh nya kuat dan berpengaruh maaka tingkat kompensasi
semakin besar, sebaliknya apabila serikat buruh tidak kuat dan kurang
berpengaruh maka tingkat kompensasi relative kecil.
h. Posisi jabatan karyawan
Karyawan yang memiliki jabatan yang lebih tinggi akan menerima
kompensasi yag lebih besar. Sebaliknya, karyawan dengan jabatan yang
lebih rendah akan memperoleh kompensasi yang lebih kecil.
i. Pendidikan dan pengalaman kerja
Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja karyawan akan mempengaruhi
besar kompensasi yang diberikan kepada karyawan . semakin tinggi tingkat
pekerjaan dan semakin lama pengalaman karyawan dalam berkerja, maka
kompensasi yang di berikan akan semakin meningkat.
11
waktu yang paling tepat misalnya pada saat tahun ajaran baru, supaya pemberian
tersebut memiliki dampak positif.
2.9 Review Jurnal
Judul
Compensation Of Chief Executive Officers At Non-
Profit Us Hospitals (Kompensasi Pejabat Tinggi
Eksklusif Pada Rumah Sakit Nirlaba Di Amerika)
12
Teknologi sebagai faktor yang signifikan
berhubungan dengan kompensasi CEO
Kesimpulan Metrik kompensasi eksekutif mencerminkan refleksi
kuat dari prioritas institusi dan kemungkinan memiliki
kemampuan untuk membentuk fokus CEO. Kami
menemukan bahwa kompensasi CEO di rumah sakit
AS yang tidak menguntungkan sangat bervariasi dan
tidak berhubungan dengan penggunaan teknologi yang
lebih besar dan kepuasan pasien yang lebih tinggi
tetapi tidak dengan kualitas perawatan yang diberikan,
hasil pasien, atau manfaat masyarakat
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa definisi dan konsep mengenai kompensasi di atas maka dapat
dimengerti bahwa pembicaraan mengenai kompensasi tidak terbatas pada jenis
kompensasi, baik dalam bentuk uang atau non uang. Namun aspek lain yang lebih
jauh yaitu bahwa kompensasi berkaitan langsung dengan hal-hal yang bersifat
psikologis.
Dengan adanya program kompensasi yang jelas, akan menjadi pendorong
secara psikologis bagi seseorang pegawai untuk bekerja dengan baik. Dengan kata
lain, kompensasi bisa digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi,
disiplin, dan produktivitas kerja.
Di dalam makalah ini, yang dimaksud dengan kompensasi mengacu pada
kompensasi langsung (gaji, tunjangan, uang cuti, dan lain-lain), kompensasi tidak
langsung (jaminan hari tua atau pensiun, jaminan tanggungan cacat, uang duka,
jaminan perawatan, dan pengobatan) yang disebut juga sebagai kompensasi natura,
serta kompensasi nonfinansial (kenaikan pangkat, senioritas, cuti, keadaan kantor,
kewenangan untuk membuat keputusan, pujian maupun penghargaan dari pimpinan)
yang kemudian disebut dengan kompensasi innatura, serta kompensasi yang berupa
sanksi-sanksi yang diberikan oleh Kepala Sekolah kepada guru yang tidak disiplin
atau yang melanggar aturan.
Kompensasi merupakan seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil
kerja karyawan tersebut pada organisasi. Kompensasi bisa berupa fisik maupun non
fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan
yang telah diberikannya kepada organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap perusahan dapat memberikan kompensasi kepada para
karyawannya dengan sebaik-baiknya. Karena dengan adanya kompensasi yang baik
itu dapat diharapkan para karyawan tersebut bisa memberikan kinerja dan
produktivitas yang baik pula.
14
DAFTAR PUSTAKA
Andriani tuti, 2013, manajemen SDM dalam pendidikan, Jakarta: Bumi aksara
Dr, sondang 2011, manajemen sumber daya manusia, Jakarta: bumi aksara
Handoko hani, 1989 , manajemen sumber daya manusia, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
Handoko, 2002. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
15