Oleh :
K1A2 12 076
Pembimbing :
A. PENDAHULUAN
Manajemen jalan napas yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil yang
buruk. Jalan napas yang sulit dianggap sebagai situasi klinis di mana para
ventilasi facemask atas jalan napas bagian atas, kesulitan intubasi trakea,
dari data. 3
jalan nafas dengan triple airway maneuver dilakukan dengan baik. Saat
mengelola pasien yang tidak sehat dengan jalan nafas yang terkompromi ,
1. Head tilt dan Chin lift ( jika tidak ada kecurigaan trauma servikal )
2
atlanto-oksipital dan posisi telinga anterior sternum ( sniffing the
morning air)
seperti 3 :
b. Nasopharyngeal airway
Jalan napas yang sulit dianggap sebagai situasi klinis di mana para
ventilasi facemask, jalan napas bagian atas, kesulitan intubasi trakea, atau
dari data. 4
B. ANATOMI
Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada manusia yaitu
hidung yang menuju nasofaring (pars nasalis), dan mulut yang menuju
orofaring (pars oralis). Kedua bagian ini di pisahkan oleh palatum pada
3
faring (gambar 5-1). Faring berbentuk U dengan struktur fibromuskuler
yang memanjang dari dasar tengkorak menuju kartilago krikoid pada jalan
posterior.5
dengan menutup glotis- gerbang laring- pada saat menelan. Laring adalah
suatu rangka kartilago yang diikat oleh ligamen dan otot. Laring disusun
4
Gambar 2. Nervus Sensoris Jalan Napas.5
Saraf sensoris dari saluran nafas atas berasal dari saraf kranial
Saraf palatinus mendapat serabut saraf sensori dari saraf trigeminus (V)
dan palatum durum. Saraf lingual (cabang dari saraf divisi mandibula [V3]
sensasi umum pada dua pertiga bagian anterior dan sepertiga bagian
posterior lidah. Cabang dari saraf fasialis (VII) dan saraf glosofaringeal
mempersarafi atap dari faring, tonsil dan bagian dalam palatum molle.
Saraf vagus (saraf kranial ke 10) untuk sensasi jalan nafas dibawah
epiglotis. Saraf laringeal superior yang merupakan cabang dari saraf vagus
5
dibagi menjadi saraf laringeus eksternal yang bersifat motoris dan saraf
laringeus internal yang bersifat sensoris untuk laring antara epiglotis dan
pita suara. Cabang vagus yang lainnya yaitu saraf laringeal rekuren,
mempersarafi laring dibawah pita suara dan trachea. Otot laring dipersarafi
oleh saraf laringeal rekuren (cabang dari saraf laringeal superior) dengan
ada kesulitan jalan nafas . Semua pasien yang dikelola oleh ahli anestesi
harus melakukan evaluasi jalan napas karena pasien yang akan menjalani
semua pasien.7
6
Tujuan mengetahui riwayat jalan nafas adalah untuk mendeteksi
konsultasi.7
7
6. Peralatan monitor yang baik mengurangi frekuensi komplikasi serius.
10. Jika jalan nafas cenderung tidak terkendali dengan alat facemask,
perangkat supraglotis atau pengenalan laringoskopi tabung trakea setelah
induksi, maka jalan nafas trakea harus dibentuk sebelum menginduksi.
memiliki strategi yang ada sebelum induksi anestesi, dan ini harus
8
residual pada pasien dengan pengosongan lambung atau penyumbatan
napas rutin harus berada di troli masuk setiap daerah anestesi dan ahli
dahulu sebelum mulai memeriksa setiap pasien. Saran untuk isi standar
khusus untuk penanganan jalan nafas yang sulit harus dilakukan siap
tersedia. Jika jalan napas yang sulit diketahui atau dicurigai, berikut ini
yang sulit.
9
Berikan preoxygenation facemask sebelum memulai pengelolaan
10
morbiditas pasien, urgensi prosedur, keahlian ahli anestesi, dan sumber
Diakui bahwa ahli anestesi tidak bekerja secara terpisah dan bahwa
anestesi.8
mereka terbiasa dengan peralatan dan teknik yang dijelaskan. Ini mungkin
11
Gambar 3. Pedoman intubasi yang sulit oleh Difficult Airway Society:
ikhtisar. Difficult Airway Society, 2015, atas izin Difficult Airway Society.
Gambar ini tidak tercakup dalam persyaratan Creative Commons License
dari publikasi ini. Untuk izin penggunaannya kembali, silakan hubungi
Difficult Airway Society. CICO, can’t intubate can’t oxygenate; SAD,
supraglottic airway device.8
12
Suxamethonium meningkatkan konsumsi oksigen selama apnea, yang
mungkin menjadi relevan jika terjadi penyumbatan jalan nafas.6,8
13
bahwa hal itu sering diterapkan dengan buruk, dan ini bisa membuat
ventilasi masker, laringoskopi direk, atau penyisipan SAD lebih sulit8.
14
Keuntungan dari head up positioning telah dipertegas
Posisi
15
trakea, dan penyelamatan jalan napas jika intubasi gagal. Preoksigenasi
menggunakan posisi head up 20-25° dan tekanan jalan nafas positif
kontinyu telah ditunjukkan untuk menunda timbulnya hipoksia pada
pasien .6,8
Blok neuromuskular
16
Ventilasi masker
Pilihan laringoskop
Gambar 4. Laryngoskopi. 5
17
Pemilihan tabung trakea
Laringoskopi
18
Intubasi dan konfirmasi trakea
19
Gambar 6. Pengelolaan intubasi trakea yang tidak terduga pada orang
dewasa. Difficult Airway Society, 2015, atas izin Difficult Airway Society.
Gambar ini tidak tercakup dalam persyaratan Creative Commons License
dari publikasi ini. Untuk izin penggunaannya kembali, silakan hubungi the
Difficult Airway Society. SAD, supraglottic airway device.8
20
Teknik buta untuk intubasi melalui SAD tidak disarankan
Bangunkan pasien
Jika operasi tidak mendesak maka pilihan yang paling aman adalah
untuk membangunkan pasien, dan ini harus dipertimbangkan terlebih
dahulu. Ini akan membutuhkan antagonisme penuh dari blok
neuromuskular. Jika rocuronium atau vecuronium telah digunakan,
sugammadex adalah pilihan tepat untuk agen antagonis. Jika agen
penghambat neuromuskular non-depolarisasi lainnya telah digunakan
maka anestesi harus dipertahankan sampai kelumpuhan dapat
dimusnahkan dengan cukup baik. Pembedahan kemudian dapat ditunda
atau mungkin berlanjut setelah intubasi terjaga atau di bawah anestesi
regional.8
21
Jika tidak memungkinkan untuk menjaga oksigenasi dengan
menggunakan masker wajah, pastikan kelumpuhan penuh sebelum terjadi
hipoksia kritis , lanjutkan Rencana D.8
22
situasi yang dihadapi oleh ahli anestesi yang memberikan anestesi umum
di lingkungan rumah sakit.8
23
Teknik pisau bedah dapat dilakukan oleh ahli anastesi yang terlatih
24
Gambar 7. Teknik krikotiroidotomi. Selaput kriotiroid teraba: teknik pisau
bedah; 'scalpel, twist, bougie, tube'. (A) Identifikasi membran krikotiroid.
(B) Buat sayatan tusukan melintang melalui membran krikotiroid. (C) Putar
pisau bedah sehingga tepi tajam mengarah secar kaudal. (D) Tarik pisau ke
arah Anda untuk membuka sayatan, geser ujung bougie ke pisau bedah ke
trakea. (E) Tabung raildroad ke trakea.8
Gambar 8. Gagal intubasi, gagal oksigenasi pada pasien yang lumpuh dan
dianestesi. Teknik untuk bedah kriotiroidotomi. Difficult Airway Society,
2015, atas izin Difficult Airway Society.8
25
d. Follow- Up
dalam rekam medis. Banyak pedoman jalan napas dan kelompok nafas
kendala jalan napas pada rekam medis. Maksud dari dokumentasi ini
26
Penjelasan tentang berbagai teknik yang digunakan dalam
masa depan.
di masa depan.
dipertimbangkan.
27
Komplikasi ini termasuk (namun tidak terbatas untuk) edema,
aspirasi.
Pasien harus diberi tahu tentang potensi klinis tanda dan gejala
Tanda dan gejala ini termasuk (tapi tidak terbatas pada) sakit
tenggorokan, sakit atau bengkak pada wajah dan leher, nyeri dada,
28
KESIMPULAN
Manajemen jalan napas yang tidak tepat dapat mengakibatkan hasil yang
merugikan. Jalan napas yang sulit dianggap sebagai situasi klinis di mana
ventilasi facemask atas jalan napas bagian atas, kesulitan intubasi trakea,
dari data.
jalan napas. (2) persiapan untuk kesulitan jalan napas. (3) strategi jalan
29
Pedoman intubasi sulit berdasarkan Difficult Airway Society 2015
terdiri dari : (1) Rencana A yaitu Ventilasi Masker dan Intubasi Trachea.
jalan napas supraglottik. (3) Rencana C yaitu Upaya akhir pada ventilasi
DAFTAR PUSTKA
30
9. Nwsor, Ogboli Elizabeth, dkk. 2013. Open Journal of Anasthesiology
use of laryngeal mask airway in the management of a difficult airway :
A case report 2013: Ahmado Bello University. Nigeria 3,97-101
10. Mythen, M Michael, dkk. 2010. Anasthesiology Churcill”s Ready
Reference. Elseiver : London
31