Anda di halaman 1dari 21

BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
ERYSIPELAS

1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Ny.D
Umur : 29 tahun
Tanggal Lahir : 07-01-1995
Agama : Islam
Alamat : Kebon Turi, Arjawinangun
Nomor Medrek : 001471
Tanggal Masuk RS : Selasa, 20 Desember 2018
Tanggal Pengkajian : Selasa, 20 Desember 2018
Diagnosa Medis : Erysipelas
2. Identitas Orang tua / Keluarga
1) Ayah/Ibu
Nama : -
Umur : -
Agama : -
Suku Bangsa : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : -
2) Suami/Anak/Saudara terdekat
Nama : Tn. N
Status : Suami
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aborigin
Pendidikan : S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jalan Siliwangi, Kota Cirebon
2. Keluahan Utama
Pasien merasa nyeri pada bagian kaki dan tangan
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Pasien juga mengeluh nyeri tekan pada bagian kaki dan tangan seperti di tusuk-tusk
dengan skala nyeri 7, nyeri akan semakin bertambah saat sentuh ataupun saat
melakuakan aktivitas, nyeri menetap pada area kaki dan rasa nyeri akan hilang pada
saat diberikan analgetik.
 Pasien merasa lemas, tidak enak badan, merasa gatal dan terkadang disertai rasa
menggigil. Rasa lemas akan berkurang pada saat istirahat.

4. Riwayat Pengobatan (Medikasi/Farmakologi)


Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami proses pengobatan yang serius..
5. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan bahwa belum pernah menderita penyakit yang serius namun pasien
mengatakan bahwa dirinya mengalami gejala termasuk demam tinggi, gemetar, menggigil,
kelelahan, sakit kepala, muntah, dan penyakit umum dalam waktu 48 jam sebelum dibawa
ke Rumah Sakit.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa tidak ada dalam silsilah keluarga yang menderita
penyakit keturunan.
7. Riwayat Kesehatan Sosial
 Hubungan klien dengan suaminya terjalin baik, suami selalu menemani dan
memberikan dukungan selama istrinya di rumah sakit.
 Pasien dan keluraga menjalin hubungan baik dengan tetangga dan saudaranya,
terlihat banyak orang yang datamg menjenguknya di Rumah Sakit.

8. Riwayat Kesehatan Spiritual


Pasien mengatakan bahwa penyakit yang di derita nya merupakan suatu ujian yang
diberikan oleh Allah SWT. Pasien juga tetap melakukan ibadah seperti sholat dan
membaca Al-Qur’an selama dia dirawat.
9. Riwayat Kesehatan Transkultural
 Pasien tidak dapat berbicara bahasa Indonesia dengan fasikh, ia hanya dapat
berbicara bahasa jawa sehingga sulit untuk menjalin komukasi dengan orang lain.
 Pasien biasa mengatasi masalah kesehatan dengan obat-obatan herbal seperti jamu
dan lain-lain.

10. Activity Daily Living (ADL)


1. Mekanisme Koping
a. Kesadaran diri dan Harga diri : Pasien memiliki kesadaran diri yg tinggi
terhadap penyakitnya.
b. Manajemen dan Kontrol Stress : Pasien biasanya melakukan aktivitas
hobbinya untuk menanggulangi stress
2. Pola Nutrisi
a. Pola Makan : Selama di rawat klien makan 3 kali sehari
dengan porsi yang sedikit
b. Minum : Selama di rawat klien minum + 6 gelas
perhari
c. Keluahan : Rasa nyeri membuat pasien merasa
kurang nafsu makan
d. Pantangan : Pasien memiliki alergi pada makanan
seafood
3. Pola Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : 5 kali sehari 2 kali sehari
Warna : Kuning, kadang bercampur Kuning dengan konsentrasi cair
darah
Bau : Bau amoniak masih -
tercium
Jumlah : 500 cc 100 cc
Keluhan : Tidak ada Nyeri saat BAB
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Siang : Tidak tidur siang
b. Malam : 6 jam/hari
c. Aktivitas : Ibu Rumah Tangga
5. Personal Hygiene
a. Kebersihan Gigi : 3 kali sehari
b. Mandi : 2 kali sehari
c. Genital Hygiene : Hampir setiap mandi dilakukan.
d. Ganti Pakaian Dalam : 2 kali sehari
13. Pemeriksaan Umum
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 156 cm (1,56 m)
Tingkat Kesadaran : Apatis
Eyes : 3 Verbal : 4 Motorik : 5
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pulse Rate : 68 kali/menit
Respiration Rate : 24 kali/menit
Suhu : 39˚C
SPO² : 93%
GDS : 90 mg/dL
14. Pendekatan Pengkajian Fisik Persistem
a. Sistem Integumen
Rambut : Rambut tampak bersih lurus, berwarna hitam
legam, sebaran rambut normal.
Kulit : Kulit berwarna sawo matang, tampak kasar
berwarna kemerahan dengan batas tepi tegas dan
menebal disertai luka vesikula dan bula serta
terdapat nyeri tekan pada bagain kulit yang
kemerahan, turgor kulit kurang elastic, bibir
simetris namun tampak pucat, tidak terdapat
adanya luka, akral teraba dingin, , kulit kepala
tampak bersih dan tidak menandakaan adanya
luka
Kuku : Bentuk Kuku tampak normal, tidak ada lesi atau
infeksi jamur, CRT > 2 detik, terlihat sianosis
b. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : - Kulit bagian dada teraba kasar, pucat
namun tidak terdapat adanya lesi atau
jaringan parut
- Oedema tungkai, dan bengkak di sekitar
wajah
- Bentuk kuku normal namun terlihat
sianosis
- Tampak denyut nadi di daerah apex cordis

Palpasi : - Pitting oedema pada bagian tungkai (-)


- Turgor kulit tidak elastic
- Nadi perifer teraba
- Denyut pulmonal teraba
- Denyut apez teraba di ICS V
- JVP +/- 8cm
- CRT > 2 detik

Perkusi : - Bunyi jantung normal


- ICS II Linea Para Sternalis Dextra
- ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
- ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
- ICS IV Linea Medioclavicularis Sinistra
Auskultasi : - Terdengar jelas suara S1 dan S2

c. Sistem Respirasi
Inspeksi : - Bentuk hidung normal, tidak ada lesi
- Lubang hidung tampak bersih
- Bentuk dada normal
- Gerakan pernapasan simetris
- Tidak ada pernapasan cuping hidung atau
pergerakan otot aksesorius
- Batuk tanpa sputum

Palpasi : - Tidak ada nyeri pada daerah sinus


- Ekspansi dada simetris
- Traktil fremitus normal

Perkusi : - Resonan

Auskultasi : - Vesikuler terdengar lembut di lapang paru


dengan kompleksitas 1:1 cepat dan
dangkal.

d. Sistem Endokrin
kadar kortisol dalam serum meningkat, laju pelepasan progesterone dan estrogen menurun
akibat penurunan rangsang GnRH dan FSH.
e. Sistem Neurologi dan Pesepsi Sensori
Kepala dan Leher : - Bentuk kepala normal, rambut berwarna
hitam, kulit kepala bersih, tidak
menunjukan adanya lesi.
- Bentuk leher normal, tidak ada lesi namun
terdapat pembengkakan limfa.
- Reflek menelan normal.

Raut Wajah : - Wajah tampak pucat, lesu, meringis

Mata : - Bentuk mata normal


- Konjungtiva normal
- Sclera mata normal
- Pupil mata normal

Mulut : - Bentuk bibir normal dan tampak sianosis.


- Gigi bersih,
- Tidak ada secret dalam rongga mulut

Neurosensori : - Nervus Olfaktori normal


- Nervus Optikus normal
- Nervus Okulomotorius normal
- Nervus Tochlear normal
- Nervus Trigeminal normal
- Nervus Abdusen normal
- Nervus Facialis nomal
- Nervus Vestibulocochlear normal
- Nervus Glossopharingeus normal
- Nervus Vagus normal
- Nervus Aksesorius normal
- Nevus Hypoglossal normal

f. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi : - Bentuk abdomen normal tidak ada lesi,

Perkusi : - Terdengar bunyi Tymphani di kuadran 2


sinistra
- Terdengar Dullness di kuadran 1 dextra

Auskultasi - Bising usus 6 kali/menit

Palpasi : - Tidak ada pergerakan cairan berlebih saat


undulasi
- Tidak terasa nyeri saat dilakukan
penekanan di 4 kuadran

g. Sistem Urinary
Output urine normal, berwarna bening dengan konsentrasi cair dan berbau amoniak, tidak
ada nyeri pada bagian pinggang, adanya bunyi pekak pada bagian kandung kemih klien.
h. Sistem Muskuloskeletal
Sulit tidur disebabkan karena rasa nyeri dan demam saat sore hari, tampak lemah, sianosis
bagian ekstremitas, hasil pengkajian ROM didapatkan nilai 3 (pasien mampu melakukan
pergerakan, mampu melawan gravitasi, namun tidak mampu melawan tahanan).
i. Sistem Reproduksi
Tidak terkaji.
11. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
a. Pemeriksaan Darah Rutin
Hematokrit : 47.3 %
Leukosit : 15000 mm³
Hemaglobin : 11.5
Trombosit : 122000 mm³
LED : 40 mm/jam
b. Titer Bakteri Streptococcus Type A (+)
c. Electrocardiogram (Hasil EKG menunjukan gelombang T mendatar/inverse)

2. Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Masalah
Keperawatan
1. Ds :klien mengatakan nyeri Pajanan bakteri Nyeri Akut b.d Agen
pada bagian kaki dan lengan. streptococcus beta Cedera Biologis.
Do : tipe A

- Wajah tampak meringis


- Kaki dan tangan tampak Menginfeksi lapisan
bengkak epidermis
- Respirasi : 24x/menit
(cepat dan dangkal)
- Tekanan Darah 110/70 Invasi ke bagian
mmHg dermis dan subkutis
- Nadi 68x/menit
- Suhu 39˚C
- Skala nyeri 7 Respon inflamasi
- SPO² 93% sistemik
- Terpasang O² Nasal
Canul delivery 2-3 L
- Leukositosis 15000 mm³ Merangsang
- Hb 11.5 pelepasan mediator
- Ht 47,3 % inflamasi oleh
- Titer Bakteri immunoglobulin
Streptococcus Type A spesifik
(+)
- Terdapat macula
eritematisus dengan Peningkatan kadar
batas tepi tegas dan prostagladin
menebal disertai
timbulnya vesikel dan
bula. Merangsang respon
- Akral teraba dingin nyeri di ujung saraf
- Turgor kulit (-)
- Sianosis bagian
ekstremitas bawah Impuls di bawa ke
- Klien hanya SSP
menghabiskan makan
1/3 porsi.
Persepsi nyeri

Nyeri akut

2. Ds : klien mengatakan : Pajanan bakteri Kerusakan


streptococcus beta intergritas kulit b.d
- Klien mengatakan tipe A adanya luka akibat
sering merasa gatal pada
agen cedera biologis.
bagian luka dan sering
menggaruknya. Menginfeksi lapisan
Do : epidermis

- Respirasi : 24x/menit
(cepat dan dangkal) Invasi ke bagian
- Tekanan Darah 110/70 dermis dan subkutis
mmHg
- Nadi 68x/menit
- Suhu 39˚C Respon inflamasi
- Leukositosis 15000 mm³ sistemik
- Hb 11.5
- Ht 47,3 %
- Titer Bakteri Merangsang
Streptococcus Type A pelepasan mediator
(+) inflamasi oleh
- Terdapat macula immunoglobulin
eritematisus dengan spesifik
batas tepi tegas dan
menebal disertai
timbulnya vesikel dan
bula.
- Akral teraba dingin Peningkatan kadar
- Turgor kulit (-) histamine dan
- CRT > 2 detik leucotrien
- Sianosis bagian
ekstremitas bawah
Dilatasi pembuluh
darah di bawah kulit
dan peningkatan
permeabilitas
vesikolor

Macula
eritematosus, protein
plasma keluar ke
epidermis

Vesikula

Kerusakan integritas
kulit

3 Ds : klien mengatakan : Pajanan bakteri Hipertermia b.d


streptococcus beta Peningkatan
- Klien mengatakan tipe A thermostat
sering merasa demam
hipotralamus, proses
dan menggigil setiap
penyakit akibat agen
sore hari. Menginfeksi lapisan cedera biologis.
Do : epidermis

- Klien tampak menggigil


- Respirasi : 24x/menit Invasi ke bagian
(cepat dan dangkal) dermis dan subkutis
- Tekanan Darah 110/70
mmHg
- Nadi 68x/menit Respon inflamasi
- Suhu 39˚C sistemik
- Leukositosis 15000 mm³
- Hb 11.5
- Ht 47,3 % Merangsang
- Titer Bakteri pelepasan mediator
Streptococcus Type A inflamasi oleh
(+) immunoglobulin
- Terdapat macula spesifik
eritematisus dengan
batas tepi tegas dan
menebal disertai Peningkatan sel
timbulnya vesikel dan point thermostat di
bula. hipotalamus
- Akral teraba dingin
- Turgor kulit (-)
- Sianosis bagian Suhu tubuh
ekstremitas bawah meningkat

Hipertermia

3. Diagnosa Keperawatan
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL PARAF
FOKUS
1 DX 1 Nyeri akut b.d agen cedera Kamis, 20 Des
biologis 2018
2 DX 2 Kerusakan intergritas kulit b.d Kamis, 20 Des
adanya luka akibat agen cedera 2018
biologis.
3 DX 3 Hipertermia b.d Peningkatan Kamis, 20 Des
thermostat hipotralamus, proses 2018
penyakit akibat agen cedera
biologis.

4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukukan NIC  Penempatan
cedera biologis asuhan keprawatan  Posisikan pasien posisi yang tepat
selama 3x/24jam senyaman dapat
kondisi klien mungkin, menigkatkan
diharapkan dapat elevasikan bagian kenyamana
membaik dengan yang bengkak klien.
kriteria hasil ; dengan  Mengidentifikasi
 TTV dalam rentang menggunakan tingkat
normal ; bantal selama 48 keparahan dari
TD : 110/70 mmHg jam. agen cedera
N : 68x/menit  Kaji tanda vital biologis melalui
R : 20x/menit setiap 8 jam perubahan tanda
S : 37˚C sekali, catat vital klien.
 Skala nyeri adanya perubahan  Mengidentifikasi
berkurang yang signifikan. tipikal nyeri
 Leukosit dalam  Lakukan secara
rentang normal pengkajian nyeri menyeluruh
4500 – 11000 mm³ secara mulai dari
 Hct < 40% komprehensif respon verbal
 Hb 11,5 gram/dL  Observasi reaksi dan non-verbal
 Mampu non verbal dari serta
mengontrol nyeri ketidaknyamanan menentukan titik
 Melaporkan nyeri  Ajarkan pasien pusat nyeri yang
berkurang dengan teknik asertif dialami oleh
menggunakan dengan menarik klien.
manajemen nyeri nafas dalam  Teknik asertif
 Mampu mengenali  Tingkatkan dapat membantu
nyeri skala, istirahat meredakan nyeri
intensitas,  Kolaborasi sementara waktu
frekuensi dan tanda dengan dokter  Analgetik
nyeri. untuk pemberian diberikan untuk
 Menyatakan rasa analgetik mengurangi
nyaman setelah nyeri.
nyeri berkurang.  Istirahat dapat
membantu
proses
penyembuhan

2. Kerusakan intergritas Setelah dilakukukan NIC  Penempatan


kulit b.d adanya luka asuhan keprawatan  Posisikan pasien posisi yang tepat
akibat agen cedera selama 3x/24jam senyaman dapat
biologis. kondisi klien mungkin, hindari menigkatkan
diharapkan dapat kerutan dan kenyamana klien
membaik dengan penekanan dan mencegah
kriteria hasil ; berlebih. terjadinya
 TTV dalam rentang  Elevasikan penekanan
normal ; bagian yang berlebih akibat
TD : 110/70 mmHg bengkak dengan tirah baring.
N : 68x/menit menggunakan  Mengidentifikasi
R : 20x/menit bantal selama 48 tingkat
S : 37˚C jam. keparahan dari
 CRT < 2 detik  Kaji tanda vital agen cedera
 Leukosit dalam setiap 8 jam biologis melalui
rentang normal sekali, catat perubahan tanda
4500 – 11000 mm³ adanya vital klien.
 Hct < 40% perubahan yang  Pakaian yang
 Hb 11,5 gram/dL signifikan. longgar dapat
 Perfusi jaringan  Anjurkan pasien mencegah
kulit membaik. memakai pakaian terjadinya luka
 Mampu yang longgar. akibat gesekan
mempertahankan  Oleskan atau kerutan dari
integritas kulit lotion/baby oil pakaian.
yang baik (sensasi, pada daerah yang  Lotion diberikan
elastisitas, tertekan. untuk
pigmentasi,  Ajarkan pasien mempertahankan
temperature) untuk menjaga kelembaban
 Mampu melindungi kebersihan kulit. kulit.
kulit dan  Anjurkan pasien  Perawatan diri
mempertahankan mobilisasi setiap dilakukan untuk
kelembaban kulit 2 jam sekali. mencegah
dan perawatan  Mandikan pasien terjadinya invasi
alami dengan sabun mikroorganisme.
dan air hangat  Asupan nutrisi
 Monitor status yang baik dapat
nutrisi klien membantu
proses perbaikan
perfusi jaringan
kulit.

3. Hipertermia b.d Setelah dilakukukan NIC  Penempatan


Peningkatan asuhan keprawatan  Posisikan pasien posisi yang tepat
thermostat selama 3x/24jam senyaman dapat
hipotralamus, proses kondisi klien mungkin, hindari menigkatkan
penyakit akibat agen diharapkan dapat kerutan dan kenyamana klien
cedera biologis. membaik dengan penekanan dan mencegah
kriteria hasil ; berlebih. terjadinya
 TTV dalam rentang  Atur suhu penekanan
normal ; ruangan. berlebih akibat
TD : 110/70 mmHg  Kaji tanda vital tirah baring.
N : 68x/menit setiap 8 jam  Mengidentifikasi
R : 20x/menit sekali, catat tingkat
S : 37˚C adanya keparahan dari
 CRT < 2 detik perubahan yang agen cedera
 Leukosit dalam signifikan. biologis melalui
rentang normal  Lakukan tapid perubahan tanda
4500 – 11000 mm³ sponges vital klien.
 Hct < 40%  Selimuti pasien  Pakaian tipis dan
 Hb 11,5 gram/dL  Anjurkan pasien tindakan Tapid
 Tidak ada pusing, memakai pakaian sponges
menggigil da yang tipis dilakukan untuk
perubahan warna  Anjurkan pasien menstimulasi
kulit yang khas. perbanyak vasodilatasi
minum air putih pembuluh darah
 Berikan cairan dan membantu
intravena RL pelepasan panas
500 mL, 20 tubuh melalui
tt/menit pada pori-pori kulit.
klien jika  Anjuran
diperlukan. perbanyak
 Monitor Hb, minum
WBC dan Hct dilakukan untuk
 Kolaborasi mengganti cairan
dengan dokter yang hilang
pemberian obat akibat
antipiretik. peningkatan
panas tubuh.
 Status Hb, WBC
dan Hct yang
tidak normal
menunjukkan
masih adanya
prosesn infeksi
dalam tubuh.
 Antipiretik
diberikan untuk
membantu
menurunkan
panas.

5. Impelentasi
No Hari/Tanggal Jam Tindakan Diagnosa Nama &
Keperawatan Tanda Tangan
Perawat
1. Kamis, 20-12- 11.00  Memposisikan pasien Nyeri akut b.d agen
2018 senyaman mungkin, cedera biologis
elevasikan bagian yang
bengkak dengan
menggunakan bantal
selama 48 jam.
 Mengkaji tanda vital setiap
8 jam sekali, catat adanya
perubahan yang signifikan.
 Melakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif
 Megobservasi reaksi non
verbal dari
ketidaknyamanan
 Mengajarkan teknik asertif
dengan menarik nafas
dalam
 Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
analgetik
 Menganjurkan untuk
meningkatkan istirahat

2. Kamis, 20-12- 11.00  Memposisikan pasien Kerusakan


2018 senyaman mungkin, intergritas kulit b.d
hindari kerutan dan adanya luka akibat
penekanan berlebih. agen cedera
 Mengelevasikan bagian biologis.
yang bengkak dengan
menggunakan bantal
selama 48 jam.
 Mengkaji tanda vital
setiap 8 jam sekali, catat
adanya perubahan yang
signifikan.
 Menganjurkan pasien
memakai pakaian yang
longgar.
 Memberikan lotion/baby
oil pada daerah yang
tertekan.
 Mengajarkan pasien untuk
menjaga kebersihan kulit.
 Menganjurkan pasien
mobilisasi setiap 2 jam
sekali.
 Memandikan pasien
dengan sabun dan air
hangat
 Memonitor status nutrisi
klien

3. Kamis, 20-02-  Memposisikan pasien Hipertermia b.d


2018 senyaman mungkin, Peningkatan
hindari kerutan dan thermostat
penekanan berlebih. hipotralamus,
 Mengatur suhu ruangan. proses penyakit
 Mengkaji tanda vital akibat agen cedera
setiap 8 jam sekali, catat biologis.
adanya perubahan yang
signifikan.
 Melakukan tapid sponges
 Selimuti pasien
 Menganjurkan pasien
memakai pakaian yang
tipis
 Menganjurkan pasien
perbanyak minum air
putih
 Memberikan cairan
intravena RL 500 mL, 20
tt/menit pada klien jika
diperlukan.
 Memonitor Hb, WBC dan
Hct
 Berkolaborasi dengan
dokter pemberian obat
antipiretik.

6. Evaluasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Nama dan Ket


perawat
1 Jum’at, Nyeri akut b.d agen S : klien mengatakan :
21/12/2018 cedera biologis
- Nyeri pada kaki dangan
lengan

O:

- Tampak lemas
- Wajah klien masih
tampak menyeringis
apabila dilakukan
penekanan sedalam 0,5
inchi di area nyeri
- TD : 110/70 mmHg
- N : 68x/menit
- R : 20x/menit
- S : 38˚C
- Leukosit dalam rentang
normal 12000 mm³
- Hct 40%
- Hb 12 gram/dL
- Skala nyeri 6

A : Masalah belum sepenuhnya


teratasi
P : tetap monitor status klien

 Posisikan pasien senyaman


mungkin, elevasikan bagian
yang bengkak dengan
menggunakan bantal selama
48 jam.
 Kaji tanda vital setiap 8 jam
sekali, catat adanya
perubahan yang signifikan.
 Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif
 Observasi reaksi non verbal
dari ketidaknyamanan
 Ajarkan pasien teknik asertif
dengan menarik nafas dalam
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik

2 Jum’at, Kerusakan intergritas S : klien mengatakan :


21/12/2018 kulit b.d adanya luka
- Masih merasa gatal pada
akibat agen cedera
area luka.
biologis.
O:

- Adanya macula
eritematosus pada bagian
kaki dan lengan dengan
batas tepi tegas dan
menebal disertai dengan
vesikula dan bula namun
tampak membaik dari
kondisi sebelumnya.
- Turgor kulit (-)
- CRT > 2detik
- TD : 110/70 mmHg
- N : 68x/menit
- R : 20x/menit
- S : 38˚C
- Leukosit dalam rentang
normal 12000 mm³
- Hct 40%
- Hb 12 gram/dL

A : Masalah belum sepenuhnya


teratasi
P : tetap monitor status klien

 Posisikan pasien senyaman


mungkin, hindari kerutan
dan penekanan berlebih.
 Elevasikan bagian yang
bengkak dengan
menggunakan bantal selama
48 jam.
 Kaji tanda vital setiap 8 jam
sekali, catat adanya
perubahan yang signifikan.
 Anjurkan pasien memakai
pakaian yang longgar.
 Oleskan lotion/baby oil pada
daerah yang tertekan.
 Ajarkan pasien untuk
menjaga kebersihan kulit.
 Anjurkan pasien mobilisasi
setiap 2 jam sekali.
 Mandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
 Monitor status nutrisi klien

3. Jum’at, Hipertermia b.d S : klien mengatakan :


21/12/2018 Peningkatan thermostat
- Rasa menggigil dan
hipotralamus, proses
demam sudah berkurang.
penyakit akibat agen
- Kondisi badannya sudah
cedera biologis.
membaik
- Sudah bisa melakukan
aktivitas.

O:

- Klien tampak melakukan


aktivitas.
- Adanya macula
eritematosus pada bagian
kaki dan lengan dengan
batas tepi tegas dan
menebal disertai dengan
vesikula dan bula namun
tampak membaik dari
kondisi sebelumnya
- Turgor kulit (-)
- CRT > 2detik
- TD : 110/70 mmHg
- N : 68x/menit
- R : 20x/menit
- S : 38˚C
- Leukosit dalam rentang
normal 12000 mm³
- Hct 40%
- Hb 12 gram/dL
A : Masalah belum sepenuhnya
teratasi
P : tetap monitor status klien

 Posisikan pasien senyaman


mungkin, hindari kerutan
dan penekanan berlebih.
 Atur suhu ruangan.
 Kaji tanda vital setiap 8 jam
sekali, catat adanya
perubahan yang signifikan.
 Lakukan tapid sponges
 Selimuti pasien
 Anjurkan pasien memakai
pakaian yang tipis
 Anjurkan pasien perbanyak
minum air putih
 Berikan cairan intravena RL
500 mL, 20 tt/menit pada
klien jika diperlukan.
 Monitor Hb, WBC dan Hct
 Monitor kemungkinan tanda
infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Fitzpatrick. (2005). Clinical Dermatology pg 603-612. 5th Ed.

Fitzpatrick. (2007). Dermatology in general medicine pg 1893. 6th ed.

Falco OB, Plewig G, Wolff HH, Winkelman RK. Disease caused by Streptococci.
Dermatology. Berlin Heidelberg, New York: Spnnger-Verlag, 1991 : 17375.

Rook A. et. Al. Texbook of Dermatology 4th ed., Oxford: Blackwell Scientific
Publication, 1986 : 750 – 1

Baker AB. Clinical Dermatology revised ed. Philadelphia: Harper Row PubI. 1981: 9-18.

Nurarif, Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
Mediaction.

Djuanda A. Pioderma. Dalam : Djuada A, Hamzah M, Aisah S. 2011. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta : Badan penerbit FKUI

Gan VHS, SetiabudyR. Antimikroba. Pengantar. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi
ke 3, Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI. 1987 : 51426.

Muttaqin, Arif (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.


Jakarta:Salemba Medika

Smith, et al. (2016). Oxford Handbook of Surgical Nursing. University of Oxford: UK

Anda mungkin juga menyukai